Anda di halaman 1dari 43

PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN

ATURAN BOOLEAN)

(Laporan Praktikum Elektronika Digital)

Oleh

Noeris Yuniar
1917041004

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR DAN INSTRUMENTASI

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
Judul Percobaan : Penyederhanaan Rangkaian Logika (Menggunakan

Aturan Boolean)

Tanggal Percobaan : 2 Oktober 2021

Tempat Percobaan : Laboratorium Elektronika Dasar dan Instrumentasi

Nama : Noeris Yuniar

Npm : 1917041004

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : VII (tujuh)

Bandar Lampung, 2 Oktober 2021

Mengetahui,

Asisten

Intan Pubiyanti
NPM. 1817041001

i
PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA (MENGGUNAKAN
ATURAN BOOLEAN)

Oleh
Noeris Yuniar

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan Penyederhanaan Rangkaian Logika (Menggunakan


Aturan Boolean). Praktikum ini bertujuan untuk membuat sebuah rangkaian
logika sederhana melalui persamaan Boolean dan Tabel Kebenaran yang diketahui
dan mendesain rangkaian logika sederhana. Prosedur pada percobaan ini adalah
dengan membuat 3 rangkaian utama yang kemudian disederhanakan
menggunakan aturan Boolean lalu didapatkanlah persamaan yang lebih sederhana.
Kemudian baik rangkaian yang belum disederhanakan maupun sudah
disederhanakan diuji melalui logisim untuk mendapatkan tabel kebenaran.
Adapun hasil dari persamaan setelah melakukan pengujian
melalui logisim didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 000 outputnya
1, input 001 menghasilkan 1, input 010 menghasilkan 1, input 011 menghasilkan
1, input 100 menghasilkan 1, input 101 menghasilkan 1, input 110 menghasilkan
0, dan input 111 menghasilkan 0. Pada rangkaian setelah
pengujian melalui logisim didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 0000
outputnya 1, input 0001 menghasilkan 1, input 0010 menghasilkan 1, input 0011
menghasilkan 1, input 0100 menghasilkan 1, input 0101 menghasilkan 1, input
0110 menghasilkan 1, input 0111 menghasilkan 1, input 1000 menghasilkan 1,
input 1001 menghasilkan 1, input 1010 menghasilkan 0, input 1011 menghasilkan
1, input 1100 menghasilkan 1, input 1101 menghasilkan 1, input 1110
menghasilkan 0, dan input 1111 menghasilkan 1. Pada rangkaian
setelah melakukan pengujian melalui logisim didapatkan tabel
kebenaran yaitu ketika inputnya 000 outputnya1, input 001 menghasilkan 1, input
010 menghasilkan 1, input 011 menghasilkan 0, input 100 menghasilkan 1, input
101 menghasilkan 1, input 110 menghasilkan 1 dan input 111 menghasilkan 1.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan Percobaan ........................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Sejarah Gerbang Logika ................................................................................. 3
B. Gerbang Logika AND .................................................................................... 4
C. Gerbang Logika NOR .................................................................................... 5
D. Gerbang Aljabar Boolean ................................................................................ 6

III. PROSEDUR PERCOBAAN


A. Alat dan Bahan ............................................................................................... 8
B. Prosedur Percobaan ........................................................................................ 8

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Data Hasil Pengamatan ................................................................................... 10

B. Pembahasan .................................................................................................... 12

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gerbang Logika AND ........................................................................... 4

Gambar 2. Simbol Gerbang Logika AND dan Persamaan Boolean ........................ 4

Gambar 3. Simbol Gerbang Logika AND dengan tiga saluran masukan ................. 5

Gambar 4. Simbol Gerbang Logika NOR ............................................................... 5

Gambar 5. Gerbang Logika NOT dan OR membentuk NOR ................................. 6

Gambar 6. Rangkaian 1 .......................................................................................... 9

Gambar 7. Rangkaian ................................................................... 12

Gambar 8. Rangkaian .......................................................................... 13

Gambar 9. Rangkaian ............................................................. 13

Gambar 10. Rangkaian ................................................................................... 14

Gambar 11. Rangkaian ............................................................. 14

Gambar 12. Rangkaian ..................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Kebenaran dari Gerbang NOR 2 Masukan ...................................... 6

Tabel 2. Tabel Kebenaran dari Gerbang NOR 3 Masukan ....................................... 6

Tabel 3. Tabel Kebenaran Rangkaian ............................................ 10

Tabel 4. Tabel Kebenaran Rangkaian ................................................... 10

Tabel 5. Tabel Kebenaran Rangkaian ..................................... 11

Tabel 6. Tabel Kebenaran Rangkaian ............................................................ 11

Tabel 7. Tabel Kebenaran Rangkaian ...................................... 11

Tabel 8. Tabel Kebenaran Rangkaian .............................................. 12

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dewasa ini telah mendorong pengembangan


programmable logic controller (PLC) dan, sebagai konsekuensinya, sebuah
revolusi di bidang rekayasa teknik control. Peralatan listrik saat ini
cenderung menggunakan rangkaian listrik digital. Bahkan saat ini rangkaian
elektronika digital sudah bukan barang asing lagi. Sebenarnya, sebuah
rangkaian digital tidak harus selalu berupa rangkaian rumit dengan banyak
komponen kecil seperti yang ada pada komputer, handphone atau
kalkulator. Sebuah rangkaian dengan kerja sederhana yang menerapkan
prinsip-prinsip digital, juga merupakan sebuah rangkaian digital.

Kegiatan perancangan rangkaian digital/logika pada dasarnya merupakan


kegiatan mengimplementasikan atau merealisasikan rangkaian digital/logika
atas dasar adanya karakteristik atau watak yang diinginkan. Sedangkan
analisis rangkaian digital/logika merupakan kegiatan melakukan identifikasi
watak dari suatu rangkaian digital/logika yang telah ada. Karena titik berat
pembahasan buku ini adalah pada kegiatan perancangan dan analisis
rangkaian digital/logika, maka pengertian rangkaian digital/logika itu
sendiri perlu dipahami sejak al. Perancangan dan analisis rangkaian
digital/logika tidak akan memberikan manfaat yang signifikan dalam
kehidupan sehari-hari jika tidak dikaitkan dengan aplikasi rangkaian
digital/logika. Pembahasan aplikasi rangkaian digital/logika akan terkait erat
dengan sistem digital yang dalam kehidupan sehari-hari berwujud berbagai
peralatan sistem elektronika seperti personal computer (PC).
2

Gerbang sendiri yang diterjemahkan dari istilah asing gate, adalah elemen
dasar dari rangkaian yang menggunakan sistem digital. Gerbang logika
dasar meliputi or, and dan not. Adapun gerbang logika kombinasi
merupakan perpaduan-perpaduan antara gerbang logika dasar. Untuk
mempelajari lebih lanjut mengenai penyederhanaan persamaan gerbang
logika menggunakan aturan Boolean maka dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut.


1. Membuat sebuah rangkaian logika sederhana melalui persamaan
Boolean dan Tabel Kebenaran yang diketahui.
2. Mendesain rangkaian logika sederhana.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Gerbang Logika

Pada tahun 1854 George Boole menciptakan logika simbolik yang


sekarang dikenal dengan aljabar Boole. Setiap peubah (variabel) dalam
aljabar Boole hanya memiliki dua keadaan atau dua harga, yaitu keadaan
benar yang dinyatakan dengan 1 atau keadaan salah yang dinyatakan
dengan 0. Aljabar Boole yang memiliki dua keadaan ini semula
dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan logika.

Aljabar Boole yang ditemukan pada waktu itu belum dapat diterapkan atau
memiliki penerapan-penerapan praktis, hingga tahun 1938, ketika Claude
Shannon menggunakannya dalam analisis rangkaian pensaklaran
(Switching) telepon. Shannon menggunakannya untuk menyatakan
terbuka dan tertutupnya saklar relay (saklar elektromagnetik). Dengan
kasus yang dipecahkan Shannon tersebutlah, orang kemudian menyadari
bahwa aljabar Boole dapat diterapkan pada ilmu dan teknologi elektronika
khususnya elektronika komputer. Selain itu dalam beberapa kasus, aljabar
boole dapat juga diterapkan pada kehidupan sehari-hari, seperti aliran air
minum, saklar saklar pada instalasi listrik di rumah, lalu lintas jalan raya,
dan lain-lain.

Gerbang logika adalah blok bangunan dasar untuk membentuk rangkaian


elektronika digital. yang digambarkan dengan simbol-simbol tertentu yang
telah ditetapkan. Sebuah gerbang logika memiliki beberapa masukan tetapi
hanya memiliki satu keluaran. Keluarannya akan HIGH (1) atau LOW (0)
tergantung pada level digital pada terminal masukan. Dengan
4

menggunakan gerbang gerbang logika, kita dapat merancang dan


mendesain suatu sistem digital yang akan dikendalikan level masukan
digital dan menghasilkan sebuah tanggapan keluaran tertentu berdasarkan
rancangan rangkaian logika itu sendiri (N. Widjanarka, 2006).

B. Gerbang Logika AND

Gerbang AND merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki
dua buah saluran masukan (input) atau lebih dan sebuah saluran keluaran
(output). Suatu gerbang AND akan menghasilkan sebuah keluaran biner
tergantung dari kondisi masukan dan fungsinya. Rangkaian yang
ditunjukkan oleh gambar 1.1 akan membantu dalam memahami konsep
gerbang logika AND.

Gambar 1. Gerbang Logika AND

Saklar A dan B harus berada pada kondisi tertutup guna menyalakan


lampu LI. Dalam rangkaian logika, kita gunakan notasi-notasi yang telah
umum guna menunjukkan kondisi-kondisi yang ada seperti berikut: Saklar
tertutup (=1); Saklar terbuka (= 0) Lampu menyala (=1); Lampu padam (=
0). Sebuah tabel kebenaran dari gerbang AND dapat digambarkan
berdasarkan kombinasi dari saklar A dan B.

Gambar 2. Simbol Gerbang Logika AND dan Persamaan Boolean


5

Persamaan Boolean untuk fungsi AND adalah C = A.B (dibaca: C = A


AND B). Pada gambar 2, fungsi AND ditunjukkan dengan beberapa
notasi, namun dalam penjelasan modul ini kita akan gunakan fungsi
perkalian dengan simbol dot (.). Sebuah gerbang AND dapat terdiri lebih
dari dua saluran masukan. Sebagai contoh, sebuah gerbang AND terdiri
dari tiga saluran masukan seperti simbol logika yang ditunjukkan oleh
gambar 3.

Gambar 3. Simbol Gerbang AND dengan tiga saluran masukan


(Damila dan Safwandi, 2020).

C. Gerbang Logika NOR

Gerbang NOR dapat memiliki minimal dua namun bisa lebih untuk
masukan. Keluaran pada gerbang NOR ini hanya satu. Untuk memperoleh
keluaran yang bernilai 1 (satu) dari keluaran ini semua masukan harus
memiliki nilai 0 (nol). Dengan kata lain, Gerbang NOR hanya akan
bekerja jika semua masukan bernilai 0. Simbol dari gerbang NOR ini
dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 4. Simbol Gerbang Logika NOR

Gerbang logika NOR dibentuk oleh gerbang NOT dan OR seperti pada
Gambar 1.7.. Sehingga memiliki logika seperti gerbang OR yang
angkanya dibalik oleh gerbang NOT.
6

Gambar 5. Gerbang Logika NOT dan OR membentuk NOR

Sehingga logikanya adalah jika kedua masukannya bernilai 0 maka


keluarannya akan bernilai 1. Namun jika salah satu atau kedua masukan
salah satu ada yang bernilai 1 maka keluarannya akan bernilai 0.

Tabel 1. Tabel Kebenaran Gerbang NOR 2 Masukan

INPUT OUTPUT
A B Y=A+
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Tabel 2. Tabel Kebenaran Gerbang NOR 3 Masukan

INPUT OUTPUT
A B C Y=A+
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0
(Ichsan dan Kurniawan, 2020).

D. Aljabar Boolean

Rangkaian digital merupakan salah satu representasi dari Aljabar Boolean.


Fungsi Boolean adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean,
yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan
terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B [1]. Aljabar
Boolean merupakan aljabar yang dapat digunakan untuk melakukan
penyederhanaan atau menguraikan rangkaian logika yang rumit dan
7

kompleks menjadi rangkaian logika yang lebih sederhana [5]. Rangkaian


logika merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah
penyeleseian perhitungan secara aljabar dan pengisian tabel kebenaran
digunakan sifat-sifat Aljabar Boolean [6]. Aljabar Boolean menyediakan
aturan dan operasi untuk bekerja dengan himpunan {0,1}, sehingga
digunakan dua konstanta, yaitu logika 0 dan logika 1 [6]. Operasi dalam
Aljabar Boolean yang sebagian besar digunakan, yaitu komplemen,
penjumlahan, dan perkalian

= 0. Penjumlahan Boolean,
dilambangkan dengan tanda tambah (+) atau OR [7], mempunyai nilai-
nilai yaitu 1 + 1 = 1, 1 + 0 = 1, 0 + 1 = 1, 0 + 0 = 0. Perkalian Boolean,
∙ ND 7 y
nilai- y ∙ ∙ ∙ ∙ 0. Aljabar Boolean
mempunyai hukum-hukum persamaan [7], hukum dalam Aljabar Boolean
sangat berguna untuk menyederhanakan rangkaian digital [8]. Hukum
Idempoten dalam Aljabar Boolean yaitu + = dan ∙ = (Nugroho
2021).
III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Logic
Simulation (software, logisim).

B. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan pada percobaan ini sebagai berikut:

1. Membuat rangkaian logika pada Trainer sesuai dengan persamaan berikut


ini:
A.
B.
Membuat Tabel kebenaran untuk masing-masing persamaan.
2. Mensederhanakan persamaan-persamaan di atas (tulis pada kertas buram)
hingga didapatkan hasil yang paling sederhana. Periksakan hasil yang anda
dapatkan pada instruktur.
3. Jika hasil anda dinyatakan benar, rangkailah kembali pada Trainer
menggunakan persamaan hasil penyederhanaan. Buat Tabel
Kebenarannya.
4. Membandingkan output dari Tabel Kebenaran pada masing-masing
persamaan (Output pada rangkaian sebelum disederhanakan dan sesudah
disederhanakan).
5. Memberikan komentar dari perbandingan di atas.
6. Membuat persamaan logika dari rangkaian 1 pada gambar 3-2. Rangkai di
trainer, dan membuat Tabel Kebenarannya.
9

7. Menyederhanakan persamaan di bawah ini, merangkai hasil


penyederhanaan di trainer. Membuat tabel kebenaran, dan membandingkan
hasil pada langkah 6 dan 7.

Gambar 6. Rangkaian 1
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh dari hasil praktikum sebagai

berikut.

Tabel 3. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
A B C F
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 0

Tabel 4. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
A B W
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0
11

Tabel 5. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
A B C D Y
0 0 0 0 1
0 0 0 1 1
0 0 1 0 1
0 0 1 1 1
0 1 0 0 1
0 1 0 1 1
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 1
1 0 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
1 1 0 0 1
1 1 0 1 1
1 1 1 0 0
1 1 1 1 1

Tabel 6. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
C Y
0 1
1 0

Tabel 7. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 1
12

0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1

Tabel 8. Tabel Kebenaran Rangkaian

INPUT OUTPUT
A B C Y
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1

B. pembahasan

adapun

Gambar 7. Rangkaian
Berdasarkan rangkaian pada gambar 7, terdapat gerbang logika NAND, NOR,
dan OR yang terdiri dari 3 input. Setelah melakukan pengujian melalui logisim
13

didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 000 outputnya 1, input 001
menghasilkan 1, input 010 menghasilkan 1, input 011 menghasilkan 1, input
100 menghasilkan 1, input 101 menghasilkan 1, input 110 menghasilkan 0, dan
input 111 menghasilkan 0.

Gambar 8. Rangkaian
Pada gambar 8 merupakan penyederhanaan gerbang logika NAND, NOR, dan
OR yang terdiri dari 3 input yang ada pada gambar 7 menggunakan aturan
Boolean. Berdasarkan pengujian melalui logisim didapatkan tabel kebenaran
yaitu ketika inputnya 00 outputnya 1, input 01 menghasilkan 0, input 10
menghasilkan 0, dan input 11 menghasilkan 0. Adapun penyederhanaan
persamaannya yaitu:

Gambar 9. Rangkaian
Berdasarkan rangkaian pada gambar 9, terdapat gerbang logika NAND, NOR,
AND dan OR yang terdiri dari 4 input. Berdasarkan pengujian melalui logisim
didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 0000 outputnya 1, input 0001
menghasilkan 1, input 0010 menghasilkan 1, input 0011 menghasilkan 1, input
14

0100 menghasilkan 1, input 0101 menghasilkan 1, input 0110 menghasilkan 1,


input 0111 menghasilkan 1, input 1000 menghasilkan 1, input 1001
menghasilkan 1, input 1010 menghasilkan 0, input 1011 menghasilkan 1, input
1100 menghasilkan 1, input 1101 menghasilkan 1, input 1110 menghasilkan 0,
dan input 1111 menghasilkan 1.

Gambar 10. Rangkaian


Berdasarkan rangkaian pada gambar 10, merupakan penyederhanaan gerbang
logika NAND, NOR, AND dan OR yang terdiri dari 4 input yang ada pada
gambar 9 dengan menggunakan aturan Boolean. Berdasarkan pengujian
melalui logisim didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 1 maka
outputnya 0 dan sebaliknya. Adapun penyederhanaan menggunakan persamaan
Bolean seperti di bawah ini.

Gambar 11. Rangkaian


Berdasarkan rangkaian pada gambar 11, terdapat gerbang logika NAND, AND,
dan OR yang terdiri dari 3 input. Setelah melakukan pengujian melalui logisim
15

didapatkan tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 000 outputnya1, input 001
menghasilkan 1, input 010 menghasilkan 1, input 011 menghasilkan 0, input
100 menghasilkan 1, input 101 menghasilkan 1, input 110 menghasilkan 1 dan
input 111 menghasilkan 1.

Gambar 12. Rangkaian


Berdasarkan rangkaian pada gambar 12, merupakan penyederhanaan gerbang
logika NAND, AND dan OR yang terdiri dari 3 input yang ada pada gambar 11
dengan menggunakan aturan Boolean. Adapun penyederhanaan menggunakan
persamaan Bolean seperti di bawah ini.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini sebagai berikut.

1. Rangkaian terdiri dari gerbang logika NAND, NOR, dan


OR dengan 3 input. Setelah melakukan pengujian melalui logisim didapatkan
tabel kebenaran yaitu ketika inputnya 000 outputnya 1, input 001
menghasilkan 1, input 010 menghasilkan 1, input 011 menghasilkan 1, input
100 menghasilkan 1, input 101 menghasilkan 1, input 110 menghasilkan 0,
dan input 111 menghasilkan 0.
2. Rangkaian ketika sudah disederhanakan menggunakan
aturan Boolean menjadi dengan 2 input.
3. Rangkaian terdiri dari gerbang logika NAND, NOR,
AND dan OR dengan 4 input.
4. Rangkaian setelah disederhanakan menggunakan
aturan Boolean menjadi Rangkaian .
5. Rangkaian terdiri dari gerbang logika NAND, AND,
dan OR yang dengan 3 input. Setelah disederhanakan menggunakan aturan
Boolean menjadi .
DAFTAR PUSTAKA

Damila, Eva. Dan Safwandi. 2020. Dasar Digital. Yayasan Kita Menulis. Medan.

Ichsan, Mochammad H.H. dan Wijaya Kurniawan. 2020. Membuat Sendiri CPU
8-bit Menggunakan Simulator Logisim. UB Press. Malang.

N, Widjanarka Wijaya. 2006. Teknik Digital. Erlangga. Jakarta.

Nugroho, Eko Dwi. 2021. Development of Applications for Simplification of


Boolean Functions Using Quine-McCluskey Method. Jurnal Informatika
dan Teknologi Informasi. Vol. 18, No. 1.
LAMPIRAN
HASIL PRETEST
DATA PRETEST
POST TEST

NAMA : NOERIS YUNIAR

NPM : 1917041004

1. Buatlah tabel kebenaran, penyederhanaan menggunakan aturan Boolean


dan gambar rangkaian!
Jawab:

 Gambar rangkaian
Sebelum disederhanakan

Sesudah disederhanakan
 Tebel kebenaran
Sebelum disederhanakan
A B C Y
0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 0 0
0 1 0 1 0 1 1
0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 0 1
1 1 0 0 0 1 1
1 1 1 0 0 0 1

Sesudah disederhanakan
A B C Y
0 0 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1
1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 0 0 1
1 1 1 0 0 1

2. Buatlah tabel kebenaran, penyederhanaan menggunakan aturan Boolean


dan gambar rangkaian!
Jawab:
 Gambar rangkaian
Sebelum disederhanakan

Sesudah disederhanakan

 Tebel kebenaran
Sesudah disedrhanakan
A C Y
0 0 1 0
0 1 1 1
1 0 0 1
1 1 0 1

Sebelum disederhanakan
A B C Y
0 0 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1
0 1 0 0 1 1
0 1 1 0 0 1
1 0 0 1 1 1
1 0 1 1 0 1
1 1 0 0 1 1
1 1 1 0 0 1
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

Development of Applications for Simplification of Boolean Functions


using Quine-McCluskey Method
Pengembangan Aplikasi untuk Penyederhanaan Fungsi Boolean menggunakan Metode Quine- McCluskey

Eko Dwi Nugroho

Teknik Informatika, Institut Teknologi Sumatera, Indonesia eko.nugroho@if.itera.ac.id

Informasi Artikel Abstract


Received: 21 January 2020 Purpose: This research makes an application to simplify the
Revised: 31 March 2020 Boolean function using Quine-McCluskey, because length of
Accepted: 27 January 2021
Published: 28 February 2021 the Boolean function complicates the digital circuit, so that
it can be simplified by finding other functions that are
equivalent and more efficient, making digital circuits easier,
and less cost.
Design/methodology/approach: The canonical form is
Sum-of-Product/Product-of-Sum and is in the form of a file,
while the output is in the form of a raw and in the form of a
file. Applications can receive the same minterm/maksterm
input and do not have to be sequential. The method has been
applied by Idempoten, Petrick, Selection Sort, and
classification, so that simplification is maximized.
Findings/result: As a result, the application can simplify
more optimally than previous studies, can receive the same
minterm/maksterm input, Product-of-Sum canonical form,
and has been verified by simplifying and calculating
manually.
Originality/value/state of the art: Research that applies the
petrick method to applications combined with being able to
receive the same minterm/maksterm input has never been
done before. The calculation is only up to the intermediate
stage of the Quine-McCluskey method or has not been able
to receive the same minterm/maksterm input.

Abstrak
Keywords: boolean algebra; petrick; Tujuan: Penelitian ini membuat aplikasi penyederhanaan
pos; quine-mccluskey method; sop fungsi Boolean menggunakan metode Quine-McCluskey
Kata kunci: aljabar boolean; metode
quine-mccluskey; metode petrick; pos;
untuk menyederhanakan fungsi Boolean, dikarenakan
sop fungsi Boolean terlalu panjang, sehingga rumit untuk
membuat rangkaian digital. Fungsi tersebut dapat
disederhanakan dengan mencari fungsi lain yang ekuivalen

▪ 27
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

dan lebih efisien, sehingga lebih mudah untuk membuat rangkaian


digital dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
Perancangan/metode/pendekatan: Masukan
fungsi Boolean berbentuk kanonik berupa Sum-of-
Product atau Product-of-Sum, sedangkan
keluarannya berbuntuk bakunya. Selain itu,
masukan berupa file dan keluaran berupa file.
Aplikasi dapat menerima masukan
minterm/maksterm yang sama. Pengguna hanya memasukan banyak
peubah dan minterm/maksterm ke file. Pada metode tersebut sudah
diterapkan hukum Idempoten, metode Petrick, metode Selection
Sort, dan klasifikasi, sehingga penyederhanaan fungsi Boolean
lebih maksimal.
Hasil: Hasil penelitian ini, aplikasi dapat menyederhanakan fungsi
Boolean lebih maksimal dari penelitian terdahulu. Hal tersebut
dilihat dari bentuk baku, banyak minterm dan peubah lebih sedikit
dibandingkan banyak minterm dan peubah penelitian terdahulu.
Selain itu, aplikasi tersebut dapat menerima masukan
minterm/maksterm yang sama, serta dapat menerima masukan
fungsi Boolean bentuk kanonik Product-of-Sum. Hasil tersebut
sudah diverifikasi dengan menyederhanakannya secara manual,
serta sudah dilakukan perhitungan manual.
Keaslian/ state of the art: Penelitian yang menerapkan metode
petrick pada aplikasi yang dikombinasikan dengan dapat menerima
masukan minterm/maksterm yang sama belum pernah dilakukan
sebelumnya. Perhitungan hanya sampai tahap menengah dari
metode Quine-McCluskey atau belum dapat menerima masukan
minterm/maksterm yang sama.

1. Pendahuluan
Rangkaian digital merupakan salah satu representasi dari Aljabar Boolean. Fungsi Boolean adalah pemetaan dari
Bn ke B melalui ekspresi Boolean, yang dalam hal ini Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B [1]. Terkadang fungsi Boolean terlalu panjang yang
mengandung operasi-operasi yang tidak perlu, literatur atau suku-suku yang berlebihan [2], sehingga rumit
untuk membuat rangkaian digital. Fungsi tersebut dapat disederhanakan dengan cara mencari fungsi lain yang
ekuivalen, tetapi dengan literal atau suku-suku yang lebih sedikit [2], sehingga lebih mudah untuk membuat
rangkaian digital dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan
dengan tiga metode, yaitu Aljabar, Peta Karnaugh, dan Metode Quine- McCluskey. Aplikasi penyederhanaan
fungsi Boolean sudah ada pada penelitian terdahulu [3] dengan menggunakan metode Quine-McCluskey.
Metode Quine-McCluskey merupakan metode dengan cara mengubah peubah fungsi Boolean menjadi bentuk
biner, kemudian

▪ 28
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

sebanyak mungkin peubah dihilangkan secara maksimal, sehingga didapat fungsi Boolean yang paling sederhana
[4].
Namun, ada kekurangan pada penelitian tersebut, yaitu aplikasi penyederhanaan fungsi Boolean tidak dapat
menerima masukan minterm yang sama, fungsi Boolean dalam bentuk kanonik Product-of-Sum, dan hasil
penyederhanaannya kurang maksimal. Misalkan, jika masukan berupa bentuk kanonik Product-of-Sum, maka
proses akan terjadi error atau fungsi Boolean yang seharusnya biasa dijadikan lima minterm, namun itu masih
tujuh minterm. Oleh sebab itu, penelitian ini membuat aplikasi penyederhanaan fungsi Boolean dengan
menggunakan metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean dengan perbedaan dan
peningkatan, yaitu dapat menerima masukan fungsi Boolean dalam bentuk kanonik Product-of-Sum. Selain itu,
aplikasi juga dapat menerima masukan minterm/maksterm yang sama. Pada aplikasi tersebut juga sudah
diterapkan hukum Idempoten, metode Quine-McCluskey bagian (tahap 2), metode Petrick, metode Selection
Sort, dan klasifikasi yang ke semuanya tidak diterapkan pada penelitian terdahulu, sehingga penyederhanaan
fungsi Boolean lebih maksimal.
Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu tidak praktisnya menyederhanakan fungsi Boolean atau dalam artian
masih manual dengan menulis, sehingga lama dalam mencari fungsi Boolean yang sederhana, tetapi ekuivalen
dan lebih efisien. Selain itu, fungsi Boolean yang dipakai hanya dalam bentuk kanonik Sum-of-Product, tidak
dapat untuk dalam bentuk kanonik yang Product-of-Sum. Serta, adanya minterm/maksterm yang sama akibat
data tertalu banyak yang mengakibatkan termasukan dua kali. Oleh sebab itu, tujuan pada penelitian ini, yaitu
membuat aplikasi penyederhanaan fungsi Boolean yang dapat menerima masukan fungsi Boolean dalam bentuk
kanonik Product-of-Sum, serta dapat menerima masukan minterm/maksterm yang sama, dan hasilnya lebih
maksimal.

2. Metode/Perancangan
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Aljabar Boolean
Aljabar Boolean merupakan aljabar yang dapat digunakan untuk melakukan penyederhanaan atau menguraikan
rangkaian logika yang rumit dan kompleks menjadi rangkaian logika yang lebih sederhana [5]. Rangkaian logika
merupakan gabungan beberapa gerbang, untuk mempermudah penyeleseian perhitungan secara aljabar dan
pengisian tabel kebenaran digunakan sifat-sifat Aljabar Boolean [6]. Aljabar Boolean menyediakan aturan dan
operasi untuk bekerja dengan himpunan {0,1}, sehingga digunakan dua konstanta, yaitu logika 0 dan logika 1
[6]. Operasi dalam Aljabar Boolean yang sebagian besar digunakan, yaitu komplemen, penjumlahan, dan
perkalian Boolean, sehingga Aljabar Boolean juga dapat diekspresikan dalam bentuk maksterm ataupun minterm
[3]. Komplemen dari elemen, dilambangkan dengan tanda bar ( ) atau petik satu ( ), didefinisikan dengan = 1
dan = 0. Penjumlahan Boolean, dilambangkan dengan tanda tambah (+) atau OR [7], mempunyai nilai-nilai
yaitu 1 + 1 = 1, 1 + 0 = 1, 0 + 1 = 1, 0 + 0 = 0. Perkalian Boolean, dilambangkan dengan tanda titik di
tengah (∙) atau AND [7], mempunyai nilai-nilai yaitu 1 ∙ 1 = 1, 1 ∙ 0 = 0, 0 ∙ 1 = 0, 0 ∙ 0 =
0. Aljabar Boolean mempunyai hukum-hukum persamaan [7], hukum dalam Aljabar Boolean sangat berguna
untuk menyederhanakan rangkaian digital [8]. Hukum Idempoten dalam Aljabar Boolean yaitu + = dan ∙
= .

▪ 29
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

2.1.2. Minterm dan Maksterm


Minterm dari peubah Boolean 1, 2 … adalah hasil perkalian Boolean 1 2 … , di mana
= atau = , [8], sehingga minterm dapat diselesaikan dengan mengoperasikan fungsi Boolean dengan
operasi AND, kemudian hasilnya dioperasikan dengan operasi OR [3]. Minterm harus berisi peubah yang
lengkap [9]. Minterm 1 2 … bernilai 1, jika dan hanya jika setiap bernilai 1. Sedangkan maksterm dari
peubah Boolean 1, 2, … adalah hasil penjumlahan Boolean 1 + 2 + ⋯ + , di mana = atau = , [8],
sehingga maksterm dapat diselesaikan dengan mengoperasikan fungsi Boolean dengan operasi OR, kemudian
hasilnya dioperasikan dengan operasi AND [3]. Maksterm harus berisi peubah yang lengkap [9]. Maksterm 1 +
2+⋯+ bernilai 0, jika dan hanya jika setiap bernilai 0.

2.1.3. Sum-of-Product dan Product-of-Sum


Sum-of-Product adalah penjumlahan dari minterms atau bentuk normal disjungtif dari fungsi Boolean [8] atau
penjumlahan dari kali hasil yang dinotasikan: ∑, [10]. Sum-of-Product merupakan bentuk kanonik dari fungsi
Boolean [9]. Contoh Sum-of-Product, yaitu ( , , ) =
+ + . Sedangkan Product-of-Sum adalah perkalian dari maksterms atau bentuk normal konjungtif dari
fungsi Boolean [8] atau perkalian dari hasil jumlah yang dinotasikan: ∏ [10]. Sum-of-Product merupakan
bentuk kanonik dari fungsi Boolean [9]. Contoh Product-of-
Sum, yaitu ( , , ) = ( + + ( + )( + + + ).

2.1.4. Metode Quine-McCluskey dan Metode Petrick


Metode Quine-McCluskey adalah prosedur untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk Sum-of-
Product yang dapat menjadi mekanisme untuk digunakan ketika ada lebih dari empat peubah dan tidak
bergantung pada inspeksi visual untuk mengidentifikasi istilah-istilah untuk kelompok [8]. Fungsi Boolean
dalam bentuk Product-of-Sum harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk Sum-of-Product [3].
Penyederhanaan dengan metode Quine- McCluskey sangat sistematis dan sangat cocok diterapkan dengan
komputer [3]. Metode Quine- McCluskey menggunakan urutan langkah-langkah untuk menyederhanakan fungsi
Boolean dalam bentuk Sum-of-Product [8]. Ada dua tahap (bagian) di metode Quine-McCluskey, yaitu:

1. Menemukan kandidat-kandidat dari fungsi Boolean untuk penyederhanaannya atau


disebut juga prime implicant
2. Memilih diantara prime implicant tersebut yang paling minimal dalam mengcover
fungsi Boolean
Metode Petrik adalah metode minimisasi dua tingkat yang menyediakan cara sistematis dalam pemilihan prime
implicant yang dapat memberikan semua alternatif solusi minimum [11]. Metode Petrik dapat mengatasi
kekurangan dari metode Quine-McCluskey, yaitu apabila pada tahap pilihan prime implicant essential tidak
dapat mengcover semua minterm. Metode Petrik menggunakan urutan langkah-langkah untuk memilih prime
implicant selain prime implicant essential yang dapat mengcover semua minterm. Pada bagian pertama metode
Petrick, semua prime implicant dari suatu fungsi Boolean secara sistematis dibentuk dengan menggabungkan
minterm-minterm [11].

2.1.5. Metode Selection Sort


Metode selection sort adalah metode pengurutan yang membandingkan elemen yang sekarang dengan elemen
berikutnya sampai ke elemen yang terakhir. Jika ditemukan elemen lain yang lebih kecil atau lebih besar dari
elemen sekarang, maka dicatat posisinya dan langsung ditukar

▪ 30
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

[12]. Defenisi lainnya, metode selection sort adalah melakukan pemilihan dari suatu nilai yang terkecil dan
kemudian menukarnya dengan elemen paling awal, lalu membandingkan dengan elemen yang sekarang dengan
elemen berikutnya sampai dengan elemen terakhir, perbandingan dilakukan terus sampai tidak ada lagi
pertukaran data [13].

2.1.6. Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang
ditetapkan [14]. Klasifikasi merupakan metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa
aturan atau kaidah yang telah ditetapkan atau pembagian sesuatu menurut kelas-kelasnya [15].

2.2. Tahapan Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Studi Literatur. Pada penelitian ini, terdapat lema belas
referensi yang terdiri dari sembilan jurnal, empat buku, satu makalah ilmiah, dan satu artikel di internet. Selain itu,
pada penelitian ini, terdapat delapan belas data penelitian yang dikumpulkan dari berbagai sumber, data yang
dikumpulkan adalah data-data rangakaian digital. Metode pengembangan sistem pada penelitian ini adalah
Iteratif atau Inkrement dengan tahapan per perulangan yaitu analisis sistem, desain sistem, kode program,
penerapan, dan pengujian sistem. Pada pengujian, penelitian ini menggunakan metode Black Box.

2.3. Rancangan Sistem


Rancangan sistem pada penelitian ini sebagai berikut. Tahap 1, sistem menerima semua masukan bentuk
kanonik fungsi Boolean. Masukan berupa nilai desimal dari minterm/maksterm. Media masukan berupa file
(.txt), bukan ketikan langsung. Tahap 2, sistem melakukan pengecekan terhadap semua minterm/maksterm. Jika
terdapat minterm/maksterm yang sama, maka sistem melakukan proses hukum Idempoten terhadap
minterm/maksterm tersebut. Tahap 3, untuk fungsi Boolean berbentuk kanonik Product-of-Sum, sistem
melakukan konversi fungsi Boolean dari bentuk kanonik Product-of-Sum ke bentuk kanonik Sum-of- Product.
Tahap 4, sistem dapat menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine- McCluskey.
Tahap 5, jika terdapat minterm yang belum tercover semua oleh prime implicant essential, maka sistem
melakukan proses metode Petrik untuk mendapatkan prime implicant yang mengcover minterm yang belum
tercover oleh prime implicant essential. Tahap 6, sistem menampilkan hasil penyederhanaan fungsi Boolean.
Media keluaran berupa file bukan tampilan langsung. Bentuk baku dari Sum-of-Product, komplemen ditandai
dengan huruf non capital, sedangkan non komplemen ditandai dengan huruf kapital. Bentuk baku dari Product-
of-Sum komplemen ditandai dengan huruf kapital, sedangkan non komplemen ditandai dengan huruf non
kapital. Selain sistem menampilkan hasil penyederhanaan fungsi Boolean, sistem juga menampilkan fungsi
Boolean awal. Media keluaran berupa file bukan tampilan langsung. Rancangan sistem pada penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 1.

▪ 31
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

Gambar 1 Rancangan
Sistem

Pada Gambar 1 memperlihatkan alur dari sistem, yaitu mulai dari masukan fungsi Boolen (tahap 1, sistem
menerima semua masukan bentuk kanonik fungsi Boolean) sampai keluar dari fungsi Boolean (tahap 6,
menampilkan hasil penyederhanaan fungsi Boolean).

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil
Pengujian dari penelitian ini dilakukan sesudah selesai pembuatan kode-kode program. Pada pengujian,
dilakukan tiga kali percobaan, masing-masing dalam bentuk kanonik Sum-of- Product dan Product-of-Sum.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut. Variabel non
komplemen direpresentasikan dengan huruf kapital, sedangankan untuk variabel komplemen direpresentasikan
dengan huruf non kapital. Hal tersebut untuk memudahkan pada komputerisasi.

1. Percobaan ke satu menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Sum-of-


Product, yaitu ( , , , ) = ∑ (8, 2, 10, 1, 0, 11, 15, 0, 14). Hasil dari percobaan
ke satu, yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , , , ) = + +
+ +
+ + + dan bentuk baku: ( , , , ) = + + .
2. Percobaan ke dua menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Sum-of-
Product, yaitu ( , , , ) ∑ (6, 4, 7, 1, 15, 11, 8, 10, 9). Hasil dari percobaan
ke dua, yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , , , ) = + +
+ +
+ + + + dan bentuk baku ( , , , )= +
+ + + .
3. Percobaan ke tiga menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Sum-of-
Product, yaitu ( , , , , ) ∑ (2, 6, 8, 11, 13, 16, 19, 30, 0, 4, 7, 10, 12, 14,
18, 29). Hasil dari percobaan ke tiga, yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , , ,
, )= +
+ + + + + + + +
+ + + + + + dan bentuk baku
( , , , , )= + + + + + + .
4. Percobaan ke empat menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Product-of-
Sum, yaitu ( , , , ) ∏ (12, 7, 4, 13, 3, 9, 12, 6, 5). Hasil dari percobaan ke
empat, yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , , , ) = ( + + + )( +
+ +
)( + + + )( + + + )( + + + )( + + + )( + + +
)( + + + ) dan bentuk baku ( , , , ) = ( + + )( + )( + ).
5. Percobaan ke lima menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Product-of-
Sum, yaitu ( , , , ) ∏ (14, 5, 2, 0, 12, 3, 13). Hasil dari percobaan ke lima,
yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , , , ) = ( + + + )( + + +
)( +
+ + )( + + + )( + + + )( + + + )( + + + )

dan bentuk baku ( , , , ) = ( + + )( + + )( + + )( + + )( + ).


▪ 32
6. Percobaan ke enam menggunakan data fungsi Boolean bentuk kanonik Product-of-
Sum, yaitu ( , , , , ) ∏ (5, 1, 31, 26, 27, 20, 9, 5, 24, 28, 23, 3, 15, 25, 22,
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195
21, 17). Hasil dari percobaan ke enam, yaitu fungsi Boolean bentuk kanonik ( , ,
, , )=

▪ 33
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

( + + + + )( + + + + )( + + + + )( + + + +
)( + + + + )( + + + + )( + + + + )( + + + +
)( + + + + )( + + + + )( + + + + )( + + + +
)( + + + + )( + + + + )( + + + + )( + + + + )
dan bentuk baku ( , , , , )=( + + + )( + + + )( + + +
)( + + + )( + + + )( + + )( + ).

Aplikasi yang dibuat pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

a b

c d
Gambar 2 Fungsi Boolean Bentuk Kanonik dan Baku Sum-of-Product Percobaan ke Satu dan Empat

Pada Gambar 2a memperlihatkan hasil dari masukan fungsi Boolean dalam bentuk kanonik pada percobaan ke
satu. Masukan fungsi Boolean dari nilai desimal diubah ke dalam bentuk fungsi (variabel) dan hasil tersebut
dimasukan ke dalam file. Dari hasil tersebut, adalah minterm dari nilai desimal delapan, = 2, =
10, = 1, = 0, = 1, = 15, dan = 14. Terdapat dua minterm yang sama pada
percobaan ke satu, yaitu 0, maka hasilnya hanya diambil satu. Sedangkan pada Gambar 2b memperlihatkan hasil
dari keluaran fungsi Boolean dalam bentuk baku pada percobaan ke satu. Dari hasil tersebut, banyak minterm
menjadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan bentuk kanoniknya setelah disederhanakan dengan
menggunakan metode Quine-McCluskey dan Petrick. Pada Gambar 2c dan Gambar 2d memperlihatkan hasil
dari masukan fungsi Boolean dalam bentuk kanonik pada percobaan ke empat yang mana banyak maksterm
menjadi lebih sedikit.

▪ 34
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

a b
Gambar 3 Masukan di dalam File Bentuk Kanonik Sum-of-Product, Kompile, dan
Menjalankan Aplikasi

Pada Gambar 3a, media masukan fungsi Boolean berupa file dan dituliskan di dalam file tersebut dalam bentuk
nilai desimal dari minterm/maksterm, serta susunannya ke bawah. Nilai pertama menyatakan banyaknya
minterm/maksterm pada fungsi Boolean, dan nilai-nilai selanjutnya menyatakan minterm/maksterm perbarisnya.
Lokasi file statis yaitu file diletakan di folder yang sama dengan aplikasi. Sedangkan pada Gambar 3b, aplikasi
dijalankan via terminal/CMD (tidak ada perintah/sintak khusus) dan tidak dibuat GUInya. Penelitian ini hanya
berfokus pada metode yang digunakannya. Pada saat menjalankan aplikasi, tidak terjadi tampilan proses apapun,
hasil penyederhanaan fungsi Boolean dimasukan ke dalam file (file yang berbeda dari file masukan) di folder
yang sama dengan aplikasi.

3.2. Pembahasan
Hasil dari penelitian ini dibahas sebagai penjelasan. Pembahasan juga menjelaskan tentang hal- hal yang
berkaitan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini, aplikasi dapat menyederhanakan fungsi Boolean lebih
maksimal dari penelitian terdahulu. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bakunya, yaitu banyak minterm dan
peubah lebih sedikit dibandingkan dengan banyak minterm dan peubah pada penelitian terdahulu. Misalkan pada
percobaan ke tiga di sub bab Hasil, pada penelitian terdahulu menghasilkan fungsi Boolean bentuk
baku
( , , , , ) = + + + + + + + + , sedangkan pada
penelitian ini menghasilkan fungsi Boolean bentuk baku ( , , , , = )
+ + + + + + dan jika dihitung efisiensinya menggunakan Persamaan
(1) [3]:

(∑ −∑ ) + (∑ −∑ ) (1)
= 100
(∑ +∑ )

maka pada penelitian terdahulu menghasilkan efisiensi sebesar 62,5%, sedangkan pada penelitian ini
mengasilkan efisiensi sebesar 66,667%. Nilai efisiensi didapat dari banyak minterm yang dimasukkan dikurangi
banyak minterm yang dihasilkan, kemudian ditambah hasil pengurangan banyak variabel yang dimasukkan
dengan banyak variabel yang dihasilkan, setelah itu dibagi dengan penjumlahan antara banyak suku yang
dimasukkan dengan banyak variabel yang dimasukkan dan hasil kesemuanya dikalikan seratus persen [3].
Hal tersebut dikarenakan pada penelitian terdahulu, penggunaan metode Quine-McCluskey hanya sampai pada
tahap (bagian) ke satu, yaitu pencarian prime implicant. Penyederhaaan

▪ 35
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

fungsi Boolean menggunakan metode Quine-McCluskey sampai pada tahap tersebut sudah menghasilkan fungsi
Boolean yang sederhana. Namun, fungsi Boolean akan lebih sederhana jika dilakukan sampai tahap (bagian) ke
dua, yaitu pencarian prime implicant essential di mana dipilih prime implicant yang paling minimal dalam
mengcover fungsi Boolean.
Pada penelitian ini, penggunaan metode Quine-McCluskey pada sistem yang dibuat sampai pada tahap (bagian)
ke dua, bahkan dilanjutkan lagi sampai tahap menggunakan metode Petrick, sehingga hasilnya lebih sederhana
lagi. Hasil penyederhanan fungsi Boolean sebenernya ditentukan oleh fungsi Boolean bentuk kanonik itu sendiri.
Ada kondisi di mana memang fungsi Boolean bentuk kanonik tidak ada bentuk yang lebih sederhananya,
sehingga ketika menggunakan metode Quine-McCluskey hasilnya pun sama seperti fungsi Boolean bentuk
kanonik.
Penggunaan hukum Idempoten pada penelitian ini berfungsi untuk menangani minterm/maksterm yang sama
dalam artian fungsi Boolean sudah lebih sederhana sebelum masuk ke metode Quine-McCluskey. Tidak hanya
itu, pada penelitian ini, jika fungsi Boolean berbentuk kanonik Product-of-Sum, maka sistem secara otomastis
mengkonversikan dahulu ke bentuk kanonik Sum-of-Product, dikarenakan metode Quine-McCluskey hanya
digunakan untuk fungsi Boolean bentuk kanonik Sum-of-Product. Setelah itu, hasilnya dikonversikan kembali
ke bentuk kanonik Product-of-Sum. Sedangkan penggunaan metode Selection Sort dan klasifikasi pada penelitian
ini berfungsi untuk mempermudah dalam menggunakan metode Quine-McCluskey. Namun, aplikasi
penyederhanaan fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey pada penelitian ini hanya
dapat menampung maksimal dua puluh tujuh peubah, dikarenakan menggunakan peubah alfabet. Jadi, perbedaan
yang penting dari penelitian sebelumnya, yaitu:

1. Di metode Quine-McCluskey ditambahkan tahap (bagian) ke dua


2. Ditambahkan metode Petrick setelah tahap (bagian) kedua metode Quine-McCluskey
3. Dapat menerima masukan fungsi Boolean dalam bentuk Product-of-Sum dan
masukan minterm/maksterm yang sama

4. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, yaitu aplikasi penyederhanaan
fungsi Boolean dengan menggunakan metode Quine-McCluskey berhasil dibuat untuk menyederhanakan fungsi
Boolean. Aplikasi berfungsi dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan (di dalamnya sudah termasuk
penggunaan metode Quine-McCluskey tahap (bagian) ke dua dan metode Petrick). Aplikasi tersebut dapat
menyederhanakan fungsi Boolean lebih maksimal dari penelitian terdahulu, serta dapat menerima masukan
fungsi Boolean dalam bentuk kanonik Product-of-Sum dan dapat menerima masukan minterm/maksterm yang
sama. Namun, pengembangan aplikasi ini masih hanya sebatas kalkulator untuk menghitung fungsi Boolean,
sebagai saran untuk penelitian selanjutnya, sistem ini dapat ditanam atau disertakan di peralatan digital,
mikrokontroler, dsb.

▪ 36
Telematika: Jurnal Informatika dan Teknologi Informasi ISSN: 1829-667X / E-ISSN: 2460-9021
Vol. 18, No. 1, Februari 2021, pp.27-36
DOI: 10.31515/telematika.v18i1.3195

Daftar Pustaka
[1] M. R. Harahap, "Aplikasi Pembelajaran Matematika Diskrit (Karnaugh Map) sebagai
Alat Bantu Pengajaran," Manajemen Informatika, Bandung, 2012.
[2] H. Saputra, "Penerapan Metode Quine-McCluskey untuk Menyederhanakan Fungsi
Boolean," Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, vol. II, no. 1, pp. 31-41, 2015.
[3] W. O. D. Endah and S. S. Zahroh, "Pengembangan Aplikasi Penyederhanaan Aljabar
Boolean dalam Bentuk Sum-Of-Product dengan Menggunakan Metode Quine
Mccluskey," Jurnal Komputasi, vol. I, no. 2, pp. 50-58, 2013.
[4] A. Nasution, "Implementasi Fungsi Boolean Dengan Metode Quine-Mccluskey,"
Kultura, vol. XVII, no. 1, pp. 5786-5792, 2016.
[5] W. Widjanarka, Teknik Digital, Jakarta: Erlangga, 2006.
[6] Y. Indrawaty, L. Kristiana and S. Nugraha, "Aplikasi Pembelajaran Rangkaian
Kombinasional dengan Menggunakan Skenario Multimedia Interaktif Model Timeline
Tree," Jurnal Informatika, vol. III, no. 2, pp. 1-11, 2012.
[7] A. F. Mustika, M. H. Hasyim and S. E. Unas, "Analisa Keterlambatan Proyek
menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan
Gedung Program Studi Teknik Industri Tahap II Universitas Brawijaya Malang),"
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknil Sipil, vol. I, no. 2, pp. 1-9, 2014.
[8] K. H. Rosen, Discrete Mathematics and Its Applications, NewTork: McGraw-Hill,
2012.
[9] R. Munir, Matematika Diskrit, 6th ed., Bandung: Informatika, 2016.
[10] A. Septinez, "Aplikasi Aljabar Boolean dalam Sistem Digital," Teknik Informatika,
Bandung, 2015.
[11] N. Arslan and A. Sertbas, "An Educational Computer Tool for Simplification of
Boolean F c ’ via P c ’ Method," Journal of Electrical & Electronics, vol. II,
no. 2, pp. 555-561, 2002.
[12] S. Y. Yahya, "Analisa Perbandingan Algoritma Bubble Sort dan Selection Sort Dengan
Metode Perbandingan Eksponensial," Jurnal Pelita Informatika, vol. VI, no. 3, pp. 136-
142, 2014.
[13] P. A. Rahayuningsih, "Analisis Perbandingan Kompleksitas Algoritma Pengurutan
Nilai (Sorting)," Jurnal Evolusi, vol. IV, no. 2, pp. 64-75, 2016.
[14] B. P. d. P. B. K. P. d. K. Republik Indonesia, "Klasifikasi," 2016. [Online]. Available:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/klasifikasi. [Accessed 19 Mei 2019].
[15] I. D. Lestari, "Klasifikasi Online dan Google," Jurnal Iqra’, vol. X, no. 2, pp. 83-94,
2016.

▪ 37

Anda mungkin juga menyukai