SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia,
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Dekan
Nur Agus M Zamroni. 2005. Penguat Daya Audio Sistem OCL (Output
Capasitor Less) Dengan Menerapkan IC Op Amp 741 Sebagai Penguat Depan.
Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
MOTTO
1. Kekuatan untuk menghadapi masalah bermula dari kemauan yang kuat dan langkah
pertama untuk memulainya, maka masalah itu akan bisa terselsesaikan walaupun
sedikit demi sedikit namun pasti.
2. Berdoa akan membuat kita menjadi seorang yang berhasil tanpa kesombongan dan
keangkuhan.
3. Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (Kepada Allah) dengan sabar
dan sholat (Q.S. Al Baqarah 153)
4. Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam hal yaitu kecerdasan, minat,
kesungguhan, biaya, berteman dengan guru dan waktu yang lama.
PERSEMBAHAN
Allah SWT, atas limpahan taufik, hidayah, berkah dan rahmat-Nya sehingga
Audio Sistem OCL (Output Capasitor Less) Dengan Menerapkan IC Op Amp 741
Sebagai Penguat Depan” ini dengan baik. Pada kesempatan ini disampaikan
1. Bapak Drs. Djoko Adi. Widodo, M.T, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro.
skripsi ini.
arahan, bimbingan dan motivasi pada peneliti dalam menyusun skripsi ini.
4. Ibu Ir. Ulfah Mediaty Arief, M. T yang telah mengkoreksi sehingga skripsi ini
6. Keluarga besar Juventus Comp, Dodi, Umam, Dik Eva, Ori serta teman-
temanku semua.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun spiritual.
Semoga Allah SWT membalas budi baik tersebut dengan imbalan yang
berlipat ganda. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tentu masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati kritik dan saran senantiasa peneliti
harapkan. Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca yang
budiman.
Semarang,
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
ABSTRAK............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. v
DAFTAR TABEL.................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Permasalahan........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian..................................................................... 7
B. IC Op Amp .............................................................................. 22
Halaman
C. Langkah-Langkah Penelitian.................................................... 32
A. Hasil Penelitian........................................................................ 46
B. Pembahasan............................................................................. 50
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 54
B. Saran ....................................................................................... 54
LAMPIRAN ............................................................................................ 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 14. Diagram blok rangkaian penguat audio sistem OCL dengan
menerapkan IC Op Amp 741 sebagai peguat depan ............. 30
Lampiran 11. Lay out PCB penguat daya audio sistem OCL
(output capasitor less) dengan menerapkan IC Op Amp 741
sebagai penguat depan......................................................... 99
Lampiran 12. Lay out PCB power supply penguat daya audio sistem OCL
(output capasitor less) dengan menerapkan IC Op Amp 741
sebagai penguat depan......................................................... 100
BAB I
PENDAHULUAN
yang lebih luas, baik dalam bidang audio, video, maupun perangkat
komunikasi.
peralatan yang dipakai. Seperti halnya dalam bidang audio sound system, di
era tahun 1950-an suatu penguat daya (power amplifier) masih menggunakan
enam bulan. Selain itu tabung memerlukan tegangan yang cukup tinggi sekitar
800 V untuk menghasilkan daya 250-300 watt. Karena bentuk tabung yang
cukup besar, maka penguat daya audio menjadi kurang praktis dan banyak
bastar tube-transistor amplifier. Jenis penguat daya audio ini tidak bertahan
lama. Hal tesebut dipicu oleh perkembangan transistor yang maju pesat.
mulai dari penguat depan, buffer, maupun finalnya. Tegangan yang diperlukan
agar transistor bekerja tidak setinggi pada tabung, sebab pada transistor tidak
jauh lebih kecil dibandingkan dengan tabung sehingga dengan bentuk fisik
yang kecil tersebut kemasan penguat audio menjadi lebih kecil ukurannya
elektronika yang berfungsi menguatkan sinyal suara yang berasal dari radio,
tape recorder, cd player, preamp mic atau yang lainnya. Jika dilihat dari
jenis OCL beban dengan penguat daya dihubung langsung (direct copel)
daya keluaran yang besar adalah rangkaian sistem OCL, karena sistem OCL
(+), ground (0) dan negatif (–) dengan menggunakan penguat kelas B untuk
penguat kemudi dan penguat akhirnya. Penguat akhir dalam OCL ini
banyak digunakan adalah jenis IC Op Amp, karena jenis ini dapat difungsikan
sebagai penguat (amplifier) dengan dua buah masukan diferensial dan sebuah
penguat operasional menjadi cukup mudah juga bekerja pada tingkat yang
Dengan berdasarkan pada alasan tersebut maka dari itu penelitian ini
PENGUAT DEPAN”
B. Permasalahan
Sesuai dengan alasan dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas
C. Pembatasan Masalah
D. Penegasan Istilah
2. Audio
3. Sistem
5. IC Op Amp 741
depan adalah alat yang dipakai untuk memperkuat sinyal yang berada
E. Tujuan Penelitian
penguat depan.
F. Manfaat Penelitian
B. Bagian isi: terdiri dari lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap
babnya.
Bab III metode penelitian, bab ini berisi tentang metode penelitian
pengukuran dan pengujian penguat daya audio sistem OCL yang meliputi
pengukuran rangkaian catu daya, pengukuran penguatan tegangan pada
rangkaian penguat daya sistem OCL serta kalibrasi alat yang digunakan.
LANDASAN TEORI
daya audio sistem OCL (Output Capasitor Less) dengan menerapkan IC Op Amp
741 sebagai penguat depan, yaitu: (a) Penguat dengan transistor, (b) IC Op Amp
741, (c) Respon frekuensi pada penguat audio, (d) Kerangka berfikir.
(20 Hz sampai dengan 20 KHz), video atau pulsa (setinggi beberapa Mega
Hertz), frekuensi radio (beberapa Kilo Hertz sampai dengan ratusan Kilo
Apakah transistor itu dioperasikan sebagai penguat kelas A, kelas AB, kelas B
Penguat kelas A adalah penguat yang bekerja dengan titik operasi dan
sinyal masuk yang sedemikian rupa hingga arus dalam rangkaian keluaran
(dalam kolektor atau elektroda kuras) mengalir terus menerus. Penguat kelas
(quescent power)-nya sangat kecil. Jadi, dalam keadaan tersebut, arus atau
tegangan operasi tenang hampir sama dengan nol. Apabila tegangan sinyal
kedua keadaan operasi pada daerah A dan B. Jadi sinyal keluarannya sama
dengan nol selama waktu yang tidak sampai setengah siklus dari sinyal masuk
sinusida.
waktu yang lebih panjang dari setengah siklus sinyal sinusida yang masuk.
tersumbat (cut off). Arus kolektor mengalir untuk 1800 dalam tiap transistor
dari rangkaian kelas B. Dengan operasi ini, titik Q terletak di titik putus pada
garis beban ac. Keuntungan dari operasi B adalah lebih kecilnya kehilangan
daya transistor, daya beban dan efisiensi tahapan yang lebih besar.
Gambar 1. Bentuk gelombang output penguat daya. (a) Kelas A
(b) Kelas B. (c) Kelas AB. (d) Kelas C (Malvino, 1986: 280).
siklus isyarat akan terpotong olehnya. Bentuk gelombang output dari penguat
jenis ini seperti pada gambar 1. Untuk menghindari cacat yang timbul harus
siklus yang positif dan yang lain selama siklus yang negatif. Dengan
transistor yang rendah. Untuk lebih jelas cara kerja dari penguat tarik-dorong
NPN 1 2
1 2
PNP
lintas RL sama dengan bagian yang positif dari tegangan masukan. Pada
bagian negatif dari siklus tegangan masukan, transistor yang di bawah (Q2)
yang bekerja sebagai pengikut emitor dan menghasilkan bagian negatif dari
keluaran. Maka transistor yang atas (Q1) menangani ½ siklus yang positif dan
siklus positif dari tegangan masukan, transistor yang di atas akan menghantar
sedangkan yang di bawah berada dalam keadaan putus atau tidak menghantar.
bekerja dan menghasilkan bagian negatif dari keluaran. Maka dapat dilihat
a b
tersebut akan mempunyai distorsi yang terlalu besar apabila tidak menerapkan
kombinasi dari pengikut emitor seperti dalam gambar 3 (a) dan ciri dari sistem
tersebut mempunyai distorsi yang rendah. Pada gambar 3 (b) (rangkaian
seri, maka tegangan lintas masing–masing dioda emitor sama. Akibatnya pada
transistor adalah
VCC
VCEQ = ................................................................................ (1)
2
Seperti terlihat pada gambar 3 (c), dapat dilihat grafik isyarat pada
penguat dorong tarik kelas B. Dalam keadaan tanpa isyarat besarnya VCE =
VCC dan IC = 0. Jadi jika tidak ada arus masukan, tidak ada arus yang mengalir
Dalam gambar 4 di bawah ini dapat dilihat garis beban dari pengikut emitor
dorong-tarik pada penguat kelas B, yang terdiri dari garis beban dc dan garis
beban ac.
a. Garis beban dc
VCC
karena itu, dalam gambar 4 ujung bawah dari garis beban terletak di .
2
dc-nya akan menjadi tak hingga, karena tidak ada tahanan dc dan garis
= 0 dan rL = RL. Oleh karena itu, arus jenuh ac dan tegangan putus
disederhanakan menjadi
VCEQ
ic ( sat ) = .............................................................................. (2)
RL
IC Garis beban ac
VCC Garis beban dc
2 RL
0 VCE
VCC
2
b. Garis beban ac
atas sepanjang garis beban ac; titik operasi dari transistor yang lain tetap
setengah siklus yang bergantian, transistor yang lain melakukan hal yang
VCC
PP = 2VCEQ = 2 .................................................................. (4)
2
PP = VCC.......................................................................................... (5)
2 VBE 2 VBE
a b
menghasilkan suatu titik Q yang stabil, yaitu titik yang tetap dalam garis
beban dc. Akan tetapi dalam penguat kelas B, prategangan dari pembagi
dc. Oleh karena itu prategangan dari pembagi tegangan tidak lagi
oleh karena dua hal. Pertama, VBE yang diperlukan untuk menempatkan titik Q
sedikit di atas titik putus adalah khasnya berada diantara 0,6 dan 0,7 V. Harga
tepatnya berada dari satu transistor ke transistor yang lain. Oleh karena itu
naik, VBE: turun kira-kira 2 mV untuk kenaikan temperatur per derajat, yang
berarti ICQ akan naik bila temperatur naik. Ini berarti efisiensi dari penguat
pada sebuah dioda emitor turun 2 mV per kenaikan derajat, maka tegangan
melalui kapasitor dan dioda ke basis. Oleh karena dioda diberikan pra
tegangan maju, tahanan ac-nya kecil, yang memungkinkan sebagian besar dari
emitor dari transistor yang atas sekarang mengikuti tegangan basis, dan
Kerjanya pada setengah siklus yang negatif komplementer. Sinyal akhir pada
masukan dari pengikut emitor dorong tarik kelas B. Oleh karena beta
a b
sehingga arus yang mengalir Q1 sama dengan arus yang melalui Rc dan RE.
positif, tegangan basis dari Q1 tidak dapat mengayun lebih besar dari VCC.
Adanya penurunan VBE dalam Q2 maka tegangan beban tidak lebih dari VCC –
VBE. Ini berarti, kepatuhan ac-nya berkurang kira-kira sebesar 0.7 V. Setengah
siklus yang positif, tegangan kolektor Q1 tak dapat mengayun kurang dari
tegangan pada RE. Dengan nilai RE kecil, sehingga tegangan mendakati nol.
penguatan transistor yang kedua dan transistor yang kedua tersebut mengisi
setengah siklus yang hilang. Dengan kata lain dua transistor yang bekerja
dalam bentuk segitiga yang mempunyai dua terminal, yaitu input membalik (–
) atau inverting dan input tak membalik atau non inverting (+), satu terminal
output dan dua pencatu daya, satu dihubungkan dengan polaritas positif dan
lebih negatif terhadap ground. Karena isyarat keluaran bisa berharga positif
dan negatif maka Op Amp memerlukan catu daya dengan dua polaritas yang
Null 1 8 NC
2
– in – in
2 7 V+
6 output
3 + in Output
+ in 3 6
5 V–
4 5 Null
1
4
V– Offset null
a b
diberikan ke salah satu masukan. Adapun masukan yang lain digunakan untuk
antara keluaran dan masukan non inverting adalah positif (tak membalik
polaritas).
diterapkan dalam modus penguat tak membalik atau non inverting, yaitu
Rin VO
VO
sehingga arus masukan Op Amp mendekati nol. Jadi arus pada R1 sama
Vi Vo − Vi
= .......................................................................... (7)
Rin RF
Tegangan umpan balik (VA) dibentuk pada R1. Karena tegangan pada
Vout
AV = ............................................................................. (9)
VA
maka
R1
VA = Vout ................................................................. (10)
R1 + R2
VA Rin
= ................................................................... (11)
Vout Rin + RF
Vout Rin
= ................................................................... (12)
VA RF + Rin
Vout RF
= + 1 ....................................................................... (13)
VA Rin
Vout
AV = ............................................................................. (14)
VA
maka,
RF
AV = + 1 ......................................................................... (15)
Rin
R
Vout = F + 1Vin ................................................................. (16)
Rin
b. Penguat membalik (inverting)
Vo
Vi
ditentukan menurut
Vout
AV = ............................................................................ (17)
Vin
dengan persamaan
RF
AV = − .......................................................................... (18)
Rin
c. IC Op Amp 741
halaman lampiran.
transistor PNP (Q1 dan Q2) adalah sebagai masukan yang merupakan
dengan VCC. Demikian halnya dengan tanda minus (–) terhubung dengan VEE.
Tahapan yang terakhir adalah pengikut emitor dorong tarik (Q9 dan Q10) kelas
AV
20
(dB
)
10
- 10
- 20
- 30
5 50 100 500 1K 5K 10K 50K 100K
10
Frekuensi (Hz)
Gambar 13. Kurva tanggapan frekuensi penguat daya
(Paul B, 1986: 210)
Walaupun demikian rata–rata manusia hanya mampu mendengarkan
Sebuah penguat audio yang baik mampu menghasilkan penguatan yang baik
karakter yang baik dari penguat audio adalah tanggapan frekuensi (frequency
diberi masukan (input) isyarat dari audio generator dengan nilai frekuensi
yang dihasilkan adalah penguat yang merata sepanjang lebar pita (band width)
D. Kerangka Berfikir
sudah terpaket dalam IC Op Amp 741. Output dari penguat depan ini langsung
imbang (balance), dimana catu daya ini terdiri dari positif (+), negatif (–) dan
ground (0). Sistem ini merupakan sistem pencatu daya untuk sistem OCL.
Penguat Penguat
Kemudi Akhir 1
1
Input Penguat Output
OP AMP
741
Penguat Penguat
Kemudi Akhir 2
2
Feedback
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
yang sengaja dilakukan untuk melihat efek yang terjadi dari tindakan tersebut
(Sudjana, 1989:29)
penelitian the one shoot case study dimana perlakuan atau treatment hanya
satu kali kemudian dilakukan pengukuran terhadap alat. Eksperimen one shoot
X O
penguat audio
B. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tegangan pada catu daya dan
C. Langkah-langkah Penelitian
sehingga menjadi rangkaian penguat daya audio yang jadi dan siap
dioperasikan.
berikut ini.
dalam fasa yang berlawanan, bagian positif dari isyarat masukan akan
sebagai berikut:
di atas nilai RF adalah 56 KΩ, dan nilai RIN adalah 2.2 KΩ maka:
56.000
A= +1
2.200
A = 25.45 + 1
A = 26.45 kali
c. Catu Daya
ini adalah catu daya seimbang yaitu dengan tiga tegangan: positif,
depan diperoleh dari dua IC regulator 7812 dan 7912 yang akan
penguat tersebut. Arus dari catu daya ditentukan oleh besarnya arus
22 0 V 18 V + 25 V DC
IC 7812 +1 2 V D C
CT 1 3
2
68 00 uF 10 00 uF
0
18 V
68 00 uF 10 00 uF
1
2 IC 7912 3
-12 V D C
- 25 V D C
d. Perakitan komponen
berikut:
a). Pembuatan lay out PCB, jalur PCB dan pengeboran PCB
berikut:
sedemikian rupa sehingga rapi sehingga PCB yang sudah jadi juga
gelombang cacat dapat diamati pada osciloscope, dan dapat dilihat pada
halaman lampiran.
a. Multimeter digital
Impedansi masukan : 1 MΩ
b. Osciloscope
keluaran serta output dari kedua IC regulator 7812 dan 7912. Hasil
bawah ini.
langkah berikut:
a). Output AFG pada posisi gelombang sinus diatur pada posisi
dalam tabel yang terdiri dari data isyarat input dan output dari
Vout
AV = 20 log (dB ) ....................................................... (20)
Vin
monitor osciloscope.
sebagai berikut:
terkalibrasi.
internal osciloscope 50 Hz
TH
FX = Hz ....................................................................... (22)
TV
dengan grafik ideal (seperti dalam landasan teori), untuk mengetahui apakah
penguat daya audio sistem OCL dengan menerapkan IC Op Amp 741 sebagai
A. Hasil Penelitian
Penurunan tegangan ini disebabkan oleh jaringan dan juga kualitas dari
regulator 7812 dan 7912 digunakan untuk menyuplai penguat depan (IC
yang masuk ke penguat depan (IC OP Amp 741) benar-benar stabil. Dari
24.44 kali dan mulai menurun pada frekuensi di bawah 20 Hz dan diatas
20 KHz.
tegangan dapat dinyatakan dengan satuan deci Bell (dB). Sebagai contoh
pada frekuensi 20 Hz. Besarnya gain (penguatan tegangan) dapat dihitung
sebagai berikut:
VO
AV ( dB ) = 20 log
Vi
= 27.76 dB
Dengan cara yang sama dapat diperoleh nilai gain dalam satuan dB
pada tiap frekuensi, seperti terlihat pada tabel di atas. Karena nilai
VO
pada frekuensi 20 Hz – 20 KHz sama maka besarnya gain pada tiap
Vi
frekuensi juga sama yaitu 27.76 dB. Terjadi penurunan gain pada
25.52 dB, dan pada frekuensi 10 Hz dan 5 Hz besarnya gain adalah 22.49
dB. Pada frekuensi 25 KHz , 30 KHz dan 35 KHz gain menjadi 27.56 dB.
Pada frekuensi 800 KHz gain turun menjadi 0.9 dB. Dengan nilai-nilai
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada frekuensi audio (20 Hz – 20.000 Hz),
n−N
%= x100
N
dengan:
% = Persen kesalahan pengukuran
n = Nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran
N = Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan
Dengan persamaan tersebut besarnya persen kesalahan pengukuran
adalah
26.45 − 24.44
%= x100
24.44
= 8.22 %
kenyataannya jalur rangkaian pada PCB juga memiliki nilai hambatan selain
itu hambatan yang terdapat pada alat ukur juga akan mempengaruhi hasil dari
pengukuran. Kualitas dari komponen serta kualitas dari alat ukur yang
inilah yang menyebabkan nilai pengukuran lebih kecil dari nilai perhitungan,
Besarnya nilai PP adalah 2 VCC . Dalam hal ini nilai VCC adalah sama dengan
nilai yang terukur pada catu daya ke penguat akhir yaitu sebesar 25.8 V. Jadi
51,6 2
PL ( maks ) =
8.8
2662.56
PL ( maks ) =
64
= 41.60 watt
Berdasar pada data penelitian ditunjukkan sebuah penguat daya audio dengan
karakteristik yang baik, yaitu pada frekuensi audio (20 Hz – 20.000 Hz)
20 KHz juga terjadi penurunan penguatan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
pada bentuk grafik tanggapan frekuensi merupakan garis lurus sejajar dengan
depan sesuai dengan grafik tanggapan frekuensi pada landasan teori (gambar
12).
penguatan tegangan yang sama pada spektrum audio. Spektrum audio tersebut
merupakan frekuensi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia yaitu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
frekuensi audio yaitu sampai pada frekuensi 200 KHz, sehingga memiliki
B. Saran
1. Penguat daya audio sistem OCL dengan menerapkan IC Op Amp 741
sebagai penguat depan ini dengan penelitian lebih lanjut dapat digunakan
2. Disarankan memasang heatsink yang cukup pada transistor TIP 3055 dan
2955 agar transistor tidak cepat rusak, karena panas yang dihasilkan cukup
besar.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 2. Bandung: ITB