Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PROJEK

RANGKAIAN AMPLIFIER & TONE CONTROL

KELAS XI TEK 1

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

ARTIKA ZAHRA NUR WAHYUNI NIS. 222518406 (01)

NABILA TALITA ZAHRA NIS. 222518425 (05)

SHINTA JULIANTI NIS. 222518506. (21)

HANY ALMAR'ATUS SALECHAH NIS. 222518559 (32)

TEKNIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI

SMKN 7 SEMARANG

Jl. Simpang Lima No. 1, RT.02/RW.01, Mugassari, Kec. Semarang SelatanKota


Semarang, Jawa Tengah Kode Pos 50249

TEKNIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 SEMARANG
admin@smkn7semarang.sch.id Website www.smkn7semarang.sch.id
Jalan Simpang Lima, Kota Semarang, Kode Pos 50243 Telp. (024) 8311532
TAHUN AJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………...………………...…………… i
I. Pendahuluan.………………………………….………….…………1
A. Later Belakang …………………………………………………..…...2
B. Tujuan .……………………………………………………………..…2
C. Manfaat……. ………………………………..…………….……..…...2
II. ALAT DAN BAHAN……….. ………………………………..……..3
III. GAMBAR RANGKAIAN ...… …………….…………...…...…….. 4
IV. LANGKAH KERJA ...… …………………..…………...…...…….. 6
V. CARA KERJA ...… …………………..…………...…...…………... 7
VI. HASIL………. ...… …………………..…………...…...…………... 9
VII. KESIMPULAN……………………………………………………...10
I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Amplifier dan tone control berasal dari kebutuhan untuk mengatur dan memperkuat sinyal
audio. Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo sinyal audio sehingga dapat
didengar dengan jelas oleh pengguna. Sementara tone control digunakan untuk mengatur
frekuensi audio yang dihasilkan, seperti meningkatkan atau menurunkan tingkat bass, treble,
atau midrange.Kedua komponen ini sangat penting dalam dunia audio, terutama dalam
sistem audio rumahan atau profesional.Amplifier dan tone control biasanya digunakan
bersamaan untuk menciptakan suara yang lebih baik dan disesuaikan dengan preferensi
pendengar. Dengan adanya amplifier dan tone control, pengguna dapat mengatur suara
sesuai dengan keinginan mereka dan mendapatkan kualitas audio yang lebih baik.

B. TUJUAN

Tujuan dari amplifier dan tone control dalam sistem audio adalah untuk meningkatkan
kualitas suara yang dihasilkan dan memberikan kontrol yang lebih baik terhadap
karakteristik audio. Berikut adalah tujuan utama dari kedua komponen tersebut:
1. Amplifier:
- Memperkuat sinyal audio dari sumbernya agar dapat menggerakkan speaker atau
headphone dengan baik.
- Meningkatkan amplitudo sinyal audio tanpa distorsi sehingga suara yang dihasilkan lebih
jelas dan kuat.
- Memberikan daya yang cukup untuk menghasilkan suara dengan kualitas yang optimal.
- Memastikan bahwa sinyal audio dapat disampaikan dengan kejernihan dan keakuratan
yang tinggi.

2. Tone Control:
- Memungkinkan pengguna untuk mengatur tingkat bass, treble, dan midrange agar sesuai
dengan preferensi pendengar.
- Menyediakan fleksibilitas dalam menyesuaikan karakteristik suara sesuai dengan jenis
musik atau preferensi pendengar.
- Memperbaiki kekurangan audio pada sistem tertentu, seperti meningkatkan bass pada
sistem yang kurang bass atau menurunkan treble yang terlalu tinggi.
- Menciptakan suara yang lebih seimbang dan menyenangkan untuk didengar.

1
Dengan adanya amplifier dan tone control dalam sistem audio, pengguna dapat
mengoptimalkan pengalaman mendengarkan musik atau suara dengan cara yang lebih
personal dan sesuai dengan preferensi mereka. Amplifier memperkuat sinyal audio secara
keseluruhan, sedangkan tone control memberikan kontrol terhadap karakteristik frekuensi
audio untuk menciptakan suara yang lebih baik.

C. Manfaat
1. Peningkatan kualitas suara: Amplifier dapat memperkuat sinyal audio sehingga suara
menjadi lebih jelas dan kuat. Tone control dapat digunakan untuk mengatur frekuensi suara
sehingga dapat disesuaikan dengan preferensi pendengar.

2. Pengaturan suara yang lebih presisi: Dengan adanya tone control, pengguna dapat
mengatur tingkat bass, treble, dan midrange secara individual untuk mencapai suara yang
diinginkan.

3. Mendukung kegiatan audio profesional: Pembuatan amplifier dan tone control dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan audio profesional seperti rekaman musik, pertunjukan
live, atau presentasi.

4. Memperbaiki atau memodifikasi perangkat audio: Amplifier dan tone control dapat
digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi perangkat audio yang sudah ada agar
sesuai dengan kebutuhan pengguna.

5. Meningkatkan pengalaman mendengarkan musik: Dengan menggunakan amplifier dan


tone control yang berkualitas, pengalaman mendengarkan musik dapat menjadi lebih
menyenangkan dan memuaskan.

2
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut ini alat dalam pembuatan rangkaian amplifier dan tone control:
• Solder • Penghisap timah/atraktor solder
• Timah • Bor
• Tang potong • Setrika
• Obeng • Kertas CTS
• Multimeter • Larutan kimia HCI, H202, H20 perbandingan 1:2:3.
B. Bahan
Berikut ini bahan dalam pembuatan rangkaian amplifier dan tone control:
Bahan tone control (pasif):
a. Resistor 10k (5)
b. Potensio 50k (4)
c. T-block (2) input dan output
d. Capasitor 1nf = 102 (1)
e. Capasitor 100nf = 104 (1)
f. Capasitor 47nf = 473 (1)
g. Capasitor 10nf = 103 (3)
h. Kabel = - hitam (2) ground
i. merah (1) output
ii. kuning (1) input
Bahan amplifier:
1. T-block (3) -input, output, dan catu daya
2. IC TDA 2003 (1)
3. Capasitor 100nf (2)
4. Capasitor 1000uf (1)
5. Capasitor 100uf (1)
6. Capasitor 10uf (1)
7. Capasitor 470uf (1)
8. Capasitor 39nf (1)
9. Resistor 1 Ohm (1)
10. Resistor 2.2 Ohm (1)
11. Resistor 220 Ohm (1)
12. Resistor 39 Ohm (1)
13. Kabel = -Biru (1) input -Hitam (2) ground
-Merah (1) catu daya - Kuning (1) Output

3
III. GAMBAR RANGKAIAN

A. Gambar Skematik Amplifier

B. Gambar Layout Amplifier

4
C. Gambar Skematik Tone Control

D. Gambar Layout Tone Control

5
IV. LANGKAH KERJA
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat rangkaian amplifier dan
tone control :

1. Siapkan semua komponen yang diperlukan untuk rangkaian amplifier dan tone
control, seperti resistor, kapasitor, transistor, potensio, PCB, dan lain-lain.
2. Rancang skema rangkaian amplifier dan tone control yang ingin dibuat. Pastikan
skema tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi yang diinginkan.
3. Desain layout PCB sesuai dengan skema yang telah dibuat menggunakan software
desain PCB seperti aplikasi Eagle untuk membuat layout PCB yang akurat dan
efisien.
4. Print layout PCB ke kertas minyak dengan menggunakan printer laser.
5. Cetak layout PCB ke PCB kosong yang sudah diamplas menggunakan metode
sablon menggunakan setrika.
6. Larutkan PCB dengan menggunakan larutan kimia seperti HCL, H2O2, dan H2O
dengan perbandingan 1:2:3 untuk menghilangkan lapisan tembaga yang tidak
diinginkan.
7. Setelah larut bersihkan PCB menggunakan amplas di air yang mengalir, setelah itu
keringkan.

6
8. Bor lubang-lubang komponen pada PCB sesuai dengan ukuran komponen yang
akan dipasang.
9. Pasang komponen ke PCB sesuai dengan layout yang telah di desain. Pastikan
sebelumnya komponen dan jalur yang akan dipasangi komponen sudah diamplas
terlebih dahulu.
10. Solder kaki komponen ke PCB dengan baik dan rapi. Pastikan tidak ada kaki
komponen yang terhubung secara tidak sengaja.
11. Uji rangkaian amplifier dan tone control yang telah Anda buat dengan
menggunakan multimeter memastikan semua komponen berfungsi dengan baik.
12. Pasang rangkaian amplifier dan tone control pada speaker atau penerima audio.
13. Terakhir, uji kembali rangkaian amplifier dan tone control setelah dipasang ke
dalam speaker dengan pengaturan suara sesuai keinginan pendengar untuk
memastikan semua fungsi berjalan dengan baik.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat rangkaian amplifier


dan tone control yang menggunakan PCB dengan mudah dan efisien.

VIII. CARA KERJA


1. Cara Kerja Amplifier

Amplifier bekerja dengan cara mengambil sinyal audio yang lemah dari
perangkat input, lalu meningkatkan amplitudo atau kekuatan sinyal tersebut
sehingga dapat menggerakkan speaker atau perangkat output lainnya dengan
lebih kuat. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja amplifier:

1. Input Signal: Sinyal audio dari perangkat input seperti pemutar musik atau
instrumen musik masuk ke amplifier melalui kabel atau konektor yang
sesuai.

2. Pre-Amplification: Pada tahap awal, sinyal audio tersebut akan melewati


tahap pre-amplifikasi di mana sinyal yang masih lemah dikuatkan sedikit
demi sedikit menggunakan komponen elektronik seperti transistor atau tube.
Pre-amplifikasi ini membantu untuk mempersiapkan sinyal agar siap untuk
penguatan lebih lanjut.

3. Power Amplification: Setelah melalui tahap pre-amplifikasi, sinyal audio


yang sudah dikuatkan akan masuk ke tahap power amplifikasi. Di tahap ini,

7
sinyal audio akan dikuatkan secara signifikan menggunakan komponen-
komponen daya seperti transistor daya atau MOSFET. Penguatan ini akan
membuat sinyal audio menjadi lebih kuat dan dapat menggerakkan speaker
dengan amplitudo yang cukup besar.

4. Output Signal: Sinyal audio yang sudah dikuatkan akan dikeluarkan


melalui speaker atau perangkat output lainnya. Dengan adanya penguatan
ini, output signal akan memiliki amplitudo yang lebih besar dan dapat
menghasilkan suara yang lebih keras dan jelas.

Dengan cara kerja ini, amplifier dapat memainkan peran penting dalam
sistem audio untuk memastikan bahwa sinyal audio dari perangkat input
dapat didengar dengan kualitas suara yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna. Amplifier juga memiliki berbagai jenis dan konfigurasi yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi tertentu, mulai dari amplifier
rumahan hingga amplifier panggung yang digunakan dalam konser musik.

2. Cara Kerja Tone Control


Tone control adalah sebuah rangkaian elektronik yang dirancang untuk
mengatur karakteristik frekuensi suara tertentu dalam sinyal audio yang
dihasilkan oleh sistem audio. Tone control biasanya terdiri dari beberapa
komponen seperti potensiometer (potensio), kapasitor, dan resistor yang
disusun sedemikian rupa untuk memungkinkan pengguna mengatur nada
tingsi (treble), nada bass, dan juga nada tengah (middle) sesuai dengan
preferensi mereka.

Berikut adalah cara kerja umum dari tone control:

1. Treble Control: Bagian treble control pada tone control biasanya


dirancang untuk mengatur frekuensi tinggi atau nada tingsi dalam sinyal
audio. Pada bagian ini, potensiometer yang terhubung dengan kapasitor akan
memfilter frekuensi tinggi dari sinyal audio. Dengan memutar potensiometer
treble, pengguna dapat meningkatkan atau mengurangi amplitudo frekuensi
tinggi tersebut.

2. Bass Control: Bagian bass control pada tone control dirancang untuk
mengatur frekuensi rendah atau nada bass dalam sinyal audio. Potensiometer

8
yang terhubung dengan kapasitor dan resistor akan memfilter frekuensi
rendah dari sinyal audio. Dengan memutar potensiometer bass, pengguna
dapat meningkatkan atau mengurangi amplitudo frekuensi rendah tersebut.

3. Middle Control: Beberapa tone control juga dilengkapi dengan kontrol


middle yang dirancang untuk mengatur frekuensi tengah dalam sinyal audio.
Potensiometer yang terhubung dengan kapasitor dan resistor pada bagian
middle akan memfilter frekuensi tengah dari sinyal audio. Dengan memutar
potensiometer middle, pengguna dapat meningkatkan atau mengurangi
amplitudo frekuensi tengah tersebut.

Dengan cara kerja ini, tone control memungkinkan pengguna untuk


menyesuaikan karakteristik frekuensi suara tertentu dalam sinyal audio
sesuai dengan preferensi mereka. Tone control sering digunakan dalam
sistem audio seperti amplifier, pemutar musik, atau speaker aktif untuk
memberikan kontrol yang lebih baik atas kualitas suara yang dihasilkan.

VI. HASIL

Berikut ini adalah gambar hasil rangkaian amplifier dan tone control
yang telah kami buat. Hasil yang kami dapatkan setelah membuat
rangkaian ini yaitu rangkaian ini berfungsi dengan sebagaimananya
serta dapat mengeluarkan suara yang jelas dan jernih.

Gambar Amplifier Gambar Tone Control

9
VII.KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan proses pembuatan rangkaian amplifier Lakukan,


dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Kesimpulan dari pembuatan amplifier dan tone control adalah bahwa dengan
menggunakan komponen yang tepat dan mengikuti desain yang baik, kita
dapat membuat sistem audio yang berkualitas tinggi dengan kontrol suara
yang baik. Amplifier akan memperkuat sinyal audio dan memberikan daya

10
yang cukup untuk menggerakkan speaker, sedangkan tone control akan
memungkinkan kita untuk menyesuaikan karakteristik suara sesuai dengan
preferensi pribadi. Dengan demikian, pembuatan amplifier dan tone control
dapat meningkatkan pengalaman mendengarkan musik dan audio secara
keseluruhan.

Berikut fungsi dari pembuatan amplifier:


- amplifier berfungsi untuk memperkuat sinyal audio yang lemah menjadi
lebih kuat sehingga dapat menggerakkan speaker atau perangkat audio
lainnya dengan baik.
- Amplifier juga dapat meningkatkan kualitas suara, mengurangi distorsi, dan
memberikan daya yang cukup untuk menghasilkan suara yang jernih dan
berkualitas tinggi. Dengan demikian, amplifier berperan penting dalam sistem
audio untuk meningkatkan pengalaman mendengarkan musik dan audio
secara keseluruhan.

berikut fungsi dari pembuatan tone control:


- tone control berfungsi untuk mengontrol atau menyesuaikan karakteristik
suara yang dihasilkan oleh sistem audio.
- Tone control memungkinkan pengguna untuk mengatur tingkat frekuensi
tertentu dalam rentang suara (bass, mid, treble) sehingga dapat menciptakan
suara yang lebih disesuaikan dengan preferensi pendengar. Dengan
menggunakan tone control, pengguna dapat meningkatkan atau mengurangi
intensitas bass, midrange, dan treble sesuai dengan keinginan mereka,
sehingga menghasilkan suara yang lebih seimbang dan sesuai dengan selera
pendengar.
- ⁠Tone control juga dapat digunakan untuk mengoreksi ketidakseimbangan
frekuensi dalam sinyal audio yang masuk sehingga menghasilkan suara yang
lebih jernih dan optimal.

Kesimpulannya, pembuatan rangkaian amplifier dan tone control merupakan


proses yang memerlukan pemahaman yang baik tentang sinyal audio,
elektronika dasar, dan desain rangkaianya sendiri. Dengan pemilihan
komponen yang tepat dan perhitungan yang akurat, dapat dibuat rangkaian
yang memberikan hasil suara yang optimal sesuai dengan kebutuhan
penggunanya.

11

Anda mungkin juga menyukai