Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KERJA BENGKEL 1
UNIT 4
AMPLIFIER

Oleh:

Nama : Erwin Uday Rianto


NIM : 22/503149/SV/21480
Kelas : RE2AA
Dosen Pengampu : Jimmy Trio Putra, S.T., M.Eng.
Asisten : 1. Risma Diyah Pramesti, A.Md.
2. Bima Wahyu Kuncoro, A.Md.
Hari, Tangal : Selasa, 23 Mei 2023

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRO

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
4.1 Tujuan.................................................................................................................1
4.2 Dasar Teori.........................................................................................................1
4.2.1 Rangkaian Elektronika Amplifier................................................................1
4.2.2 Jenis-jenis Amplifier...................................................................................2
4.2.3 IC LM-386...................................................................................................2
4.2.4 Komponen Penyusun Rangkaian.................................................................3
4.3 Alat Dan Bahan...................................................................................................4
4.4 Langkah Kerja.....................................................................................................8
4.4.1 Merancang PCB...........................................................................................8
4.4.2 Membuat PCB secara manual.....................................................................8
4.4.3 Memasang Komponen pada PCB................................................................9
4.4.3 Menguji Rangkaian.....................................................................................9
4.5 Hasil Project........................................................................................................9
4.5.1 Rancangan Jalur atau Sirkuit pada software Eagle......................................9
4.5.2 Pencetakan, Pelarutan, Pengeboran, dan Pemasangan Komponen................10
4.5.3 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian...........................................................12
4.6 Pembahasan dan Analisa..................................................................................14
4.6.1 Rancangan Jalur atau Sirkuit pada software Eagle........................................14
4.6.2 Pencetakan, Pelarutan, Pengeboran, dan Pemasangan Komponen................15
4.6.3 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian...........................................................16
4.6.4 Pembahasan Khusus terkait IC LM-386........................................................17
4.7 Kesimpulan.......................................................................................................18
Daftar Pustaka..............................................................................................................19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Alat dan Bahan

ii
DAFTAR TABEL

GAMBAR 4.1 : Schematic Rangkaian pada software Eagle

GAMBAR 4.2 : Board Rangkaian pada software Eagle0

GAMBAR 4.3 : Bagian Atas Rangkaian ( Tampak Komponen )1

GAMBAR 4.4 : Bagian Bawah Rangkaian ( Tampak Jalur/Sirkuit )1

GAMBAR 4.5 : Input Rangkaian sebesar 9,1 V2

GAMBAR 4.6 : Pengukuran Output Rangkaian2

GAMBAR 4.7 : Koneksi dengan kabel jack3

GAMBAR 4.8 : Pola Hubung Speaker 3

GAMBAR 4.9 : IC LM-386 dan Skemanya7

iii
UNIT 4

AMPLIFIER

4.1 Tujuan

Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Merancang PCB
2. Memasang komponen elektronika
3. Menguji rangkaian elektronika

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Rangkaian Elektronika Amplifier

Rangkaian elektronika amplifier dapat didefinisikan secara


mudah sebagai rangkaian amplifier terdapat penguat daya atau power.
Jika kita berbicara tentang penggunaannya dalam hal audio, maka
amplifier ini digunakan sebagai penguat sinyal audio (suara), dimana
sinyal arus dan sinyal tegangan diperkuat dari masukan menjadi arus
listrik dan tegangan yang memiliki daya lebih besar pada bagian
keluarannya [1]

Dalam dunia elektronika, sebagaian besar alat yang dipergunakan


dalam konteks audio dan audio visual pasti menggunakan amplifier.
Sepenting itulah amplifier ini dalam dunia elektronika hingga menjadi
salah satu rangkaian yang paling sering digunakan dalam dunia
elektronika.

Rangkaian power amplifier dapat dibangun menggunakan


komponen transistor atau integrated circuit (IC). Transistor biasanya
digunakan untuk power amplifier dengan daya sedang hingga besar,
sedangkan IC digunakan untuk power amplifier dengan daya kecil
hingga sedang. Salah satu jenis amplifier yang umum ditemui adalah
amplifier mini. Amplifier mini disebut "mini" karena memiliki bentuk
yang kompak dan sederhana, serta membutuhkan pasokan daya yang
relatif kecil, bahkan hanya 5V. Sumber tegangan untuk amplifier mini

v
dapat diperoleh dari adaptor 5V, charger HP, atau sambungan USB pada
laptop atau PC. [2]

4.2.2 Jenis-jenis Amplifier

Adapun beberapa jenis dari amplifier adalah sebagi berikut :


a. Power Amplifier OT (Output Transformer): Amplifier ini
menggunakan transformator sebagai kopling antara penguat
akhir dan pengeras suara. Memiliki respons frekuensi yang baik
untuk audio menengah, namun reproduksi nada bass kurang
optimal. Biasanya digunakan pada pengeras suara saat pidato
atau ceramah.
b. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less): Amplifier ini
tidak menggunakan transformator sebagai kopling.
Menggunakan tegangan non simetris dan kapasitor besar untuk
menstabilkan tegangan. Sering digunakan pada perangkat
elektronik seperti TV, radio, handphone, dan laptop.
c. Power Amplifier OCL (Output Capacitor Less): Amplifier ini
menggunakan catu daya simetris dan memiliki output yang aman
dan berkualitas. Salah satu ujung keluaran terhubung dengan CT
transformator untuk meningkatkan kualitas suara.
d. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less): Amplifier ini
menggunakan sistem Bridge dan dua amplifier yang
menghasilkan sinyal dengan amplitudo dua kali lipat.
Membutuhkan pendingin (heatsink) yang cukup besar karena
cenderung menghasilkan panas saat beroperasi. [3]

4.2.3 IC LM-386

Salah satu IC yang sering digunakan dalam rangkaian amplifier


mini adalah IC LM386. IC ini adalah penguat audio mono dengan
output daya rendah, dan dapat menggunakan catu daya rendah seperti
baterai, adaptor, atau sambungan USB.

Adapun beberapa fungsi dari IC LM-386 adalah sebagai berikut :

a. Sebagai pengatur gain yang dengan mudah dapat dikendalikan,

vi
b. Sebagai bagian grounding yang terhubung dengan catudaya,
c. Sebagai operasi sinyal keluaran
d. Sebagai catu daya tegangan positif
e. Sebagai stabilisasi atau ByPass [4]

4.2.4 Komponen Penyusun Rangkaian

Adapun jika kita berbicara komponen penyusun Rangkaian


Amplifier dengan IC LM-386, maka terdapat variasi dalam pemilihan
omponennya tergantung kebutuhan, namun dalam hal ini kami akan
menyebutkan komponen yang paling umum digunakan, yakni sebagai
berikut :

a. Resistor 0,25W, toleransi: 5%


R1: 10Ω
R2: 1.2K
VR1: Potensiometer 10K
b. Kapasitor
C1, C2: 0.1μF 50V (Kapasitor Keramik)
C3,C4: 10μF 25V (Elco)
C5: 220μF 16V (Elco)
c. IC dan Komponen lainnya
IC1: LM386, penguat audio tegangan rendah
SP1: speaker 8Ω 0,25W
B1: Baterai, rangkaian power supply 9V. [5]

vii
4.3 Alat Dan Bahan

Tabel 4.1 : Alat dan Bahan

No Nama Jumlah Gambar Fungsi Spesifikasi


.
1. Solder 1 buah Alat pemanas Tegangan
PCB dan kerja 220 V,
komponen serta 150 Watt,
pencair timah

2. Pasta Secukupnya Pembersih


Solder ujung solder

3. Amplas secukupnya Pembersih Ukuran


halus papan PCB dan partikel
kaki komponen abrasir di
antara 40-59
mikrometer
4. Cutter 1 buah Pembersih
kawat dan kabel
serta adanya
short pada
sirkuit
5. Papan 1 buah Media tempat Ukuran
Polos penyolderan 5x5Cm
atau
penempelan
komponen
6. Pin PCB buah Sebagai Pin
Konektor Input dan

viii
Output

7. Tang 1 buah Pemotong


Potong bagian tidak
penting

8. Kertas secukupnya Pembersih


HVS ujung solder

9. Spidol 1 buah Perbaikan pada


Permane jalur hasil strika
n yang kurang pas

10. Clorit secuku Pelarut Merupakan


pnya jalur/sirkuit hasil reaksi
pada PCB HCI dengan
Fe(OH)3

11. Strika 1 buah Menempelkan 350 Watt,


hasil print Voltase 220-
pembuatan jalur 240
PCB dengan
Papan PCB
12. PSDC 1 buah Input DC yang AC ke DC
bisa dipilih
besar
tegangannya

ix
13. Sakelar 1 buah Sebagai
Geser pengaturan aktif
tidaknya
rangkaian

14. Kapasito 1 Buah Penghalus 2200uF/35V


r elco gelombang hasil
2200uF penyearahan
dalam
kelompok
dioda,
menghapus
noise
gelombang
15. Kapasito 1 Buah Penghalus 220uF/35V
r elco gelombang hasil
220uF penyearahan
dalam
kelompok
dioda,
menghapus
noise
gelombang
16. Kapasito 1 Buah Penghalus 100nF /50V
r gelombang hasil
keramik penyearahan
10uF dalam
kelompok
dioda,
menghapus
noise
gelombang

x
17. Speaker 1 buah Sumber suara
yang menjadi
presentasi
output

18. IC LM 1 buah Penguat audio


386 mono dengan
output rendah

19. Potensio 1 buah Pengaturan Maksimal


resistor besarnya 10k Ohm
hambatan pada
rangkaian

20. Bor 1 Melubangi Ukuran mata


tempat akan bor
diletakkannya menyesuaika
komponen n diameter
kaki
komponen
21. Multimet 1 buah Mengukur
er tegangan input
dan output pada
rangkaian

22. Kertas Sesuai Kertas paling Glowsy


Foto kebutu baik untuk print
han hasil rancangan
jalur dengan
print laser

xi
23. Laptop/ 1 Untuk Tidak
PC merancang jalur memiliki
rangkaian persyaratan
dengan spesifikasi
Software Eagle yang tinggi,
sekadar dapt
install eagle
24. Software 1 Software untuk Versi terbaru
Eagle perancangan lebih baik
jalur rangkaian

25. Audio 1 buah Sebagai


Jack konektor dari
Rangkaian ke
telepon
genggam dalam
hal uji coba

4.4 Langkah Kerja

4.4.1 Merancang PCB

a. Buatlah desain PCB menggunakan perangkat lunak Eagle.


b. Sesuaikan desain PCB sesuai dengan kebutuhan untuk membuat
rangkaian rectifier dengan menggunakan IC LM-386.
c. Berikan identitas pada desain PCB.

4.4.2 Membuat PCB secara manual

a. Cetak desain PCB yang telah dibuat ke kertas foto.


b. Sebelum mentransfer desain ke PCB, amplas PCB terlebih dahulu
untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
c. Pindahkan hasil desain dari kertas foto ke PCB.

xii
d. Setelah semua tembaga terlarut, bersihkan PCB dengan menggunakan
amplas halus.
e. Jika sudah larut semuanya, bersihkan dengan amplas halus
f. Kemudian, lubangi PCB sesuai dengan desain agar dapat memasang
komponen
g. Pastikan menggunakan mata bor yang sesuai sebelum melubangi PCB

4.4.3 Memasang Komponen pada PCB

a. Siapkan komponen yang diperlukan untuk rangkaian amplifier.


b. Pastikan kondisi komponen dalam keadaan baik dengan menguji
menggunakan multimeter.
c. Pasang komponen sesuai dengan gambar rangkaian dan desain PCB.
d. Setelah dipasang, solder kaki-kaki komponen dengan baik dan
perhatikan apakah komponen telah terpasang dengan benar.

4.4.3 Menguji Rangkaian

Lakukan pengujian dengan mengukur tegangan keluaran dan


melakukan percobaan dengan menghubungkan rangkaian ke telepon
genggam. Kemudian, coba putar audio untuk mengevaluasi kualitas
suara yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut.

4.5 Hasil Project

4.5.1 Rancangan Jalur atau Sirkuit pada software Eagle

Pada penyususnan rangkaian melalui software Eagle, terdapat


dua tahapan utama penyususnan suatu rangkaian, yakni :

a. Schematic
Susunan Komponen pada bagian Schematic telah sesuai
dengan modul, sehingga tidak terdapat kekeliruan dan kesalahan
rangkaian. Walaupun pada waktu sebelumnya terjadi kesalahan
pemilihan komponen, namun telah di evaluasi. Hasil tersebut dapat
kita lihat pada Gambar 1 berikut ini;

xiii
Gambar 4.1 : Schematic Rangkaian pada software Eagle

b. Board
Susunan Komponen pada bagian Board telah sesuai
dengan kaidah penyusunan suatu jalur rangkaian dan penempatan
komponen dalam rangkaian elektronika. Walaupun pada sebelumnya
terdapat kekeliruan perhitungan jarak komponen yang terlalu rapat,
namun telah kami lakukan evaluasi. Hasil tersebut dapat kita lihat
pada Gambar 2 berikut ini;

Gambar 4.2 : Board Rangkaian pada software Eagle

4.5.2 Pencetakan, Pelarutan, Pengeboran, dan Pemasangan Komponen

Pada tahapan ini kami akan menampilkan hasil pengerjaan secara


keseluruhan yang terbagi menjadi dua bagian dokumentasi, yakni:

a. Bagian Atas Rangkaian ( Tampak Komponen )


Pada bagian atas Nampak susunana komponen secara
umum baik-baik saja. Namun, pada bagian yang dilingkari garis
merah, Nampak komponen terlalu berdekatan, sehingga saat
rangkaian aktif, bisa saja kalor atau panas dari satu komponen

xiv
mempengaruhi komponen lain dan rawan terjadi konslet, selain itu,
keadaan ini membuat sulit pemasangan komponen. Sementara pada
daerah yang dilingkari garis biru, jarak antar komponen sudah baik,
sehingga tidak saling mempengaruhi dan pemasangannya lebih
mudah. Hal tersebut dapat kita lihat pada Gambar 3 berikut ini;

Gambar 4.3 : Bagian Atas Rangkaian ( Tampak Komponen )

b. Bagian Bawah Rangkaian ( Tampak Jalur/Sirkuit )

Pada bagian bawah ini, terdapat begitu banyak kesalahan,


hal tersebut dapat terjadi karena cenderung tergesa-gesanya proses
pengerjaan project ini pada kelompok kami. Terlihat pada daerah
yang dilingkari garis merah, dimana Teknik penyolderan masih
terdapat kekeliruan, menggumpalnya timah pada suatu titik menjadi
bahan evaluasi yang harus dilaksanakan untuk project kedepannya.
Selain itu, pada daerah yang dilingkari garis merah lainnya, terdapat
short antar jalur, sehingga perlu dilakukan pemutusan jalur dengan
bantuan cutter. Namun, pada bagian daerah yang dilingkari garis
biru, terlihat hasil solderan baik, dimana tidak terjadi penumpukan
timah dan komponen terpasang dengan baik serta benar, selain itu,
jalur pada daerah tersebut cenderung baik dan tidak terlihat adanya
jalur yang short. Hal tersebut dapat kita lihat pada Gambar 4 berikut
ini;

xv
Gambar 4.4 : Bagian Bawah Rangkaian ( Tampak Jalur/Sirkuit )

4.5.3 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian

a. Tegangan Masukan

Pengujian dilakukan dengan memberikan masukan VDC dengan


nilai tegangan sebesar 9,1 VDC pada dua buah titik input dalam
Rangkaian amplifier, dimana dapat kita lihat pada Gambar 5;

Gambar 4.5 : Input Rangkaian sebesar 9,1 V


b. Tegangan Keluaran

Pengukuran pada titik keluaran rangkaian yang menghasilkan


nilai yang hanya tersisa 1 VDC dengan masukan sebesar 9,1 VDC, hal ini
dapat kita lihat pada Gambar 6;

xvi
Gambar 4.6 : Pengukuran Output Rangkaian
c. Koneksi Telepon Genggam menuju Rangkaian Amplifier

Setelah dilakukan pengukuran tegangan pada bagian keluaran


Rangkaian, kemudian dilakukan percobaan dengan menggunakan telepon
gengganm untuk menguji suara yang menjadi keluaran dari proses
pengolahan sinyal suara dalam Rangkaian Amplifier. Percobaan ini
menggunakan kabel jack untuk menghubungkan antara Rangkaian
menuju telepon genggam dapat kita lihat pada Gambar 7;

Gambar 4.7 : Koneksi dengan kabel jack


d. Audio yang dihasilkan

Audio yang dihasilkan dapat didengarkan melalui bantuan


speaker yang disambungkan dengan Rangkaian melalui bantuan kabel
probe. Hasil suara menunjukkan kebersihan suara yang relative standar
untuk sebuah Rangkaian sederhana yang telah kami buat, suara dapat
terjelas dengan jelas walaupun masih terdapat noise pada beberapa sinyal.
Dapat kita lihat pola hubungnya dalam Gambar 8;

xvii
Gambar 4.8 : Pola Hubung Speaker

4.6 Pembahasan dan Analisa

Dalam praktikum pembuatan Rangkaian Rectifier sederhana ini, banyak


hal yang hasru diperhatikan dan dipelajari lagi, dimana hasil project kami
memang telah sesuai dari segi pengukuran tegangan keluarnya, namun dalam hal
bentuk dari hasil project masih harus ada evaluasi lagi. Hal-hal yang menjadi
poin penting untuk dibahas adalah sebagai berikut:

4.6.1 Rancangan Jalur atau Sirkuit pada software Eagle

Berdasarkan hasil pengerjaan yang telah disetujui oleh asdos,


kami dapat menyimpulkan bahwa susunan komponen pada bagian
Schematic telah sesuai dengan modul, sehingga tidak ada kesalahan
dalam rangkaian. Meskipun sebelumnya terjadi kesalahan dalam
pemilihan komponen, kami telah melakukan evaluasi.

Selain itu, susunan komponen pada bagian Board juga telah


sesuai dengan aturan penempatan jalur rangkaian dan komponen dalam
rangkaian elektronika. Meskipun sebelumnya terdapat kesalahan dalam
perhitungan jarak komponen yang terlalu rapat, kami juga telah
melakukan evaluasi.

Kemudahan yang kami temui disebabkan oleh adanya modul


yang menampilkan bentuk rangkaian schematic dan nama-nama
komponen yang akan digunakan, serta akses internet yang memungkinkan
kami melihat contoh pembuatan bagian board rangkaian catu daya
simetris, meskipun terdapat beberapa komponen yang berbeda atau
bahkan tidak ada pada rangkaian tersebut.

Namun, kami mengalami kesulitan dalam menentukan ukuran


komponen yang tepat dalam software Eagle yang kami gunakan dengan

xviii
ukuran asli komponen yang akan digunakan. Selain itu, penentuan ukuran
hole untuk kaki komponen juga menjadi sedikit rumit. Proses pembuatan
jalur pada board juga dianggap sebagai tahap paling sulit dalam
pembuatan jalur rangkaian, dan membutuhkan waktu, tenaga, dan usaha
ekstra untuk menyelesaikan puzzle dalam pembuatan jalur board ini.

Diperlukan ketelitian dan kesabaran dalam membuat sirkuit


rangkaian elektronika ini.

4.6.2 Pencetakan, Pelarutan, Pengeboran, dan Pemasangan Komponen

Tahapan awal adalah mencetak gambar board rangkaian dan


menempelkannya di papan PCB polos setelah proses print. Setelah gambar
board menempel, jalur konduktor terbentuk melalui pelarutan dengan clorit.
Dilakukan juga pengeboran pada titik-titik yang akan menjadi lubang untuk
meletakkan komponen, kemudian dilakukan penyolderan agar komponen
dapat terpasang pada papan PCB.

Proses pencetakan lebih baik menggunakan teknologi print laser


agar tinta lebih mudah menempel pada papan PCB saat diseterika. Jika jalur
yang menempel kurang tepat atau kurang padat, kesalahan tersebut dapat
ditutupi dengan pelukisan menggunakan spidol permanen.

Pelarutan dilakukan dengan mencelupkan papan PCB yang telah


ditinta jalurnya ke dalam cairan clorit (campuran air dengan bubuk HCI
Fe(OH)3) dan menggoyang-goyangkannya. Penggunaan masker dianjurkan
karena udara yang dihasilkan dari campuran air dan bubuk clorit dapat
membahayakan pernapasan dan penglihatan. Untuk mempercepat pelarutan,
disarankan menggunakan air hangat, meskipun campuran air dan clorit tetap
harus hangat.

Pengeboran dilakukan dengan mengebor lubang di bagian yang


akan menjadi tempat duduk kaki komponen. Ukuran mata bor disesuaikan
dengan diameter kaki komponen yang akan digunakan.

Pemasangan komponen cenderung mudah karena sudah ada


pengalaman sebelumnya dalam unit soldering dan desoldering. Hal ini
memungkinkan pemahaman dan penerapan teknik yang baik dan bena

xix
Kesulitan dalam tahapan ini terutama terkait pemasangan
komponen utama yang membutuhkan lubang yang lebih besar, dengan mata
bor yang tersedia pada laboratorium relatif kecil memaksa kami untuk
melakukan perluasan bidang berlubang dengan cara menggoyangkan papan
sirkuit pada mata bor, pengeboran membutuhkan ketelitian dalam memilih
ukuran mata bor yang tepat. Tahap penyolderan, meskipun sudah
berpengalaman, masih menimbulkan kesulitan. Beberapa titik mungkin
mengalami gumpalan timah yang perlu dievaluasi untuk proyek mendatang.
Selain itu, adanya short antar jalur juga perlu diatasi dengan memutus jalur
menggunakan cutter.

Hasil dari tahapan ini cukup baik, meskipun proses penyolderan


yang kurang sempurna membuat penampilan sirkuit kurang menarik. Hal
ini menjadi pertimbangan untuk evaluasi ke depannya.

4.6.3 Pengujian dan Pengukuran Rangkaian

Dengan tegangan masukan 9 VDC menggunakan PSUDC


mendapatkan keluaran sebesar 1 VDC yang seharusnya sudah sesuai
dengan standar dari sebuah Rangkaian amplifier.

Percobaan penerapan hasil Rangkaian dengan cara memutar


audio dengan bantuan telepon genggap lalu disalurkan menuju Rangkaian
dengan keluaran utama suara yakni speaker menunjukkan hasil yang
memuaskan. Audio yang diputar dapat terdengar dengan jelas, walaupun
pada beberapa titik masih terus terdengar noise yang membutuhkan
penanganan lebih.

Apabila kita mengoreksi kembali hasil solder dan hal lain yang
menjadi tahapan sebelum percobaan, kiranya evaluasi masih perlu
dilakukan agar tidak lagi terdengar noise dan suara keluaran-pun dapat lebih
baik lagi.

Selain itu, penambahan bagian penghalus sinyal, seperti bagian


komponen rectier yakni kapasitor kiranya dapat membantu tidak terjadinya
noise berlebih dari audio keluaran rangkain.

xx
Untuk bagian potensio sendiri merupakan bagian yang bias akita
gunakan untuk mengatur tinggi rendahnya audio keluaran. Semakin besar
resistansi yang digunakan (memutar potensio ke arah maksimal) akan
membuat tingginya audio semakin mengecil dan dengan noise yang lebih
rendah atau bisa dikatakan halus, pun dengan suara yang lebih terdengar
jelas. Sebaliknya, Ketika dilakukan penurunan nilai resistansi, maka audio
keluaran akan lebih kecil dengan noise yang lebih tinggi.

4.6.4 Pembahasan Khusus terkait IC LM-386

Gambar 4.9 : IC LM-386 dan Skemanya

Rangkaian amplifier dengan IC LM-386 dirancang untuk bekerja pada


rentang tegangan 5V hingga 15VDC dan akan menghasilkan daya antara
3W hingga 5W.

Jika menggunakan adaptor, dapat menggunakan adaptor dengan arus


sebesar 1A atau 2A. Untuk mengatur volume, Anda dapat melakukannya
melalui pengaturan potensiometer.

Rangkaian amplifier sederhana LM386 cocok digunakan untuk


peralatan audio yang ditempatkan di dalam kamar karena tidak memerlukan
daya yang besar.

Adapun keterangan dari bagian-bagian atau kaki-kaki dari IC


LM-386 adalah sebagai berikut :

a. Kaki 1 : Gain
b. Kaki 2 : Input Negatif

xxi
c. Kaki 3 : Input Positif
d. Kaki 4 : Ground
e. Kaki 5 : Sinyal Keluaran
f. Kaki 6 : Catu Daya Positif
g. Kaki 7 : ByPass
h. Kaki 8 : Gain

4.7 Kesimpulan

Setelah melaksanakan praktikum pada Unit Rangkaian Amplifier ini, dapat kami
simpulkan bahwasannya :

1. roses merancang PCB secara manual merupakan suatu kegiatan yang


memerlukan kecermatan dan kesabaran. Namun, berkat pembelajaran pada
mata kuliah dan praktikum di semester sebelumnya, terutama pada Praktikum
Gambar Teknik 1 yang mempelajari perangkat lunak Eagle, kami memiliki
dasar untuk merancang dan membuat PCB secara manual.
2. Pemasangan komponen elektronika dengan teknik soldering dan desoldering
dapat dilakukan dengan lancar berkat pengalaman dari Praktikum Kerja
Bengkel sebelumnya yang membahas hal tersebut. Proses soldering dan
desoldering menuntut kecermatan dalam menempatkan timah dengan presisi
dan menghindari kontak solder yang terlalu lama dengan papan PCB untuk
mencegah kerusakan pada papan atau sirkuit. Meskipun terdapat beberapa
kesalahan yang menjadi bahan evaluasi untuk masa depan.
3. Dalam proses pengujian, kami juga didukung oleh pengetahuan yang diperoleh
dari semester sebelumnya, terutama dari Praktikum Teknik Elektronika dan
penggunaan alat ukur yang membuat kami terbiasa dalam melakukan
pengukuran pada rangkaian elektronika. Hal ini membuat kami tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran tersebut.
4. Dalam hal Rangkaian Amplifier dapat kita simpulkan bahwasannya hasil
Rangkaian tergolong masih perlu evaluasi, musabab masih terdapatnya noise
pada suara yang dihasilkan. Namun, noise tersebut masih bisa ditoleransi
apabila kita melakukan peningkatan nilai resistansi pada potensio, hal ini
menyebabkan besarnya resistansi membuat semakin halus suara.

xxii
Daftar Pustaka

[1] Admin Rangkaian Elektronika, “RANGKAIAN ELEKTRONIKA AMPLIFIER,” Rangkaian Elektronika,


23 Agustus 2022. https://rangkaianelektronika.info/rangkaian-elektronika-amplifier/ (diakses
28 Mei 2023).

[2] Admin AndalanElektronika.ID, “Skema Rangkaian Amplifier Mini LM 386 Watt


Sederhana,” Skema Rangkaian Amplifier Mini LM 386 Watt Sederhana, 4 November
2020. https://www.andalanelektro.id/2020/11/skema-rangkaian-amplifier-mini-lm386-
watt-sederhana.html (diakses 27 Mei 2023).
[3] Agmad Zipur, “Pengertian Amplifier, Fungsi, Jenis, Kelas Serta Komponennya,”
Ahmad Zipur, 30 Agustus 2022. https://ahmadzipur.com/pengertian-amplifier-fungsi-
jenis-kelas-serta-komponennya/ (diakses 30 Mei 2023).
[4] Admin Kece, “Rangkaian mini amplifier dengan IC LM386,” NyebarIlmu.com, 31 Juli
2017. https://www.nyebarilmu.com/rangkaian-mini-amplifier-dengan-ic-lm386/
(diakses 28 Mei 2023).
[5] Pipin Prihatin, “KUMPULAN SKEMA RANGKAIAN AUDIO AMPLIFIER LM386,”
Elektronika Pedia, 7 Desember 2022. https://www.elektronikapedia.com/rangkaian-
audio-amplifier-lm386 (diakses 29 Mei 2023).

Tanda Tangan Yogyakarta, 23 Mei 2023


Disahkan oleh Asisten:
1. Risma Diyah Pramesti,

xxiii
Erwin Uday Rianto A.Md.
22/503149/SV/21480

2. Bima Wahyu Kuncoro A.Md.

xxiv

Anda mungkin juga menyukai