Anda di halaman 1dari 16

MODUL I

Erlangga Marktin Prawira [13116087]


Asisten: Wildan Abdullah [13115048]
Tanggal Percobaan: 03/04/2019 EL-3206- Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Teknik Elektro - Institut Teknologi Sumatera

1. DASAR TEORI

1.1 AN INTRODUCTION TO THE NI ELVIS II TEST EQUIPMENT

1.25 MS / s NI ELVIS — Suite Instrumentasi Virtual Laboratorium NI (NI ELVIS) II adalah perangkat
laboratorium pendidikan teknik modular yang dikembangkan khusus untuk akademisi. Dengan pendekatan
langsungnya, para pendidik dapat membantu siswa belajar keterampilan praktis dan eksperimental. NI
ELVIS II memiliki satu faktor bentuk ringkas yang terintegrasi dengan 12 instrumen yang paling umum
digunakan di laboratorium, termasuk osiloskop, multimeter digital, generator fungsi, catu daya variabel, dan
Bode analyzer. Anda dapat menghubungkan PC ke berbagai pengukuran ini melalui kapabilitas plug-and-
play USB dan membangun sirkuit di atas papan yang dapat dilepas.

Gambar 1 Ni Elvis II

Fitur-Fitur pada Ni Elvis II sebagai berikut:

1. Workstation Power Switch

- Terletak di bagian belakang workstation


- Powersseri NI ELVIS II

Gambar 1.1

2. Prototyping Board Power Switch

-Mengontrol daya ke papan prototyping NI ELVIS Seri II.


- LED daya menyala saat sakelar AKTIF.
- Switch Ready harus berwarna hijau atau kuning saat terhubung ke host
Gambar 1.2

3. Digital Multimeter (DMM) Connectors

- Voltage, Resistance, dan Diode Banana Jack (merah): Input positif untuk multimeter digital dalam voltase
pengukuran resistensi dan dioda.
- Common Banana Jack (hitam): Referensi umum koneksi untuk tegangan multimeter digital, arus, resistensi,
dan pengukuran dioda.
- Current Banana Jack (merah): Input positif untuk pengukuran arus multimeter digital

Gambar 1.3

4. Oscilloscope Connectors and Function Generator Outputs/Digital Trigger Input

-Konektor Oscilloscope (Lingkup) (Input)


- CH 0 BNC Connector: Input untuk saluran 0 osiloskop.
- CH 1 Konektor BNC: Input untuk saluran 1 dari osiloskop.
Konektor FGEN / Pemicu Output opsional dari generator fungsi atau input pemicu digital.

Gambar 1.4

5. Variable Power Supply Manual Controls

Ini memungkinkan Anda untuk mengatur tegangan untuk dua variabel pasokan listrik.

- Pasokan + yang dapat memasok antara 0 dan + 12V


- Pasokan - yang memasok antara 0 dan -12V
- Kenop aktif hanya ketika catu daya terkait dalam mode manual.
- Lampu LED di sebelah setiap tombol menyala saat catu daya yang terkait dalam mode manual.
Gambar 1.5

6. Function Generator Manual Control

Tombol-tombol ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan secara manual frekuensi dan amplitudo
untuk output fungsi generator bentuk gelombang. LED Mode Manual menyala ketika generator fungsi
dalam mode manual. Petunjuk tentang cara menggunakan generator fungsi untuk input a bentuk gelombang
dan untuk mengatur frekuensi dan amplitudonya dijelaskan nanti.

Gambar 1.6

7. NI ELVIS II Series Prototyping Board

Menyediakan area untuk membangun sirkuit dan diperlukan koneksi untuk mengakses sinyal untuk aplikasi
umum

Gambar 1.7

1.2 AN INTRODUCTION TO THE DATEX EXPERIMENTAL ADD-IN MODUL

Manual lab 3-volume lengkap ini menawarkan praktikum untuk mengajarkan topik komunikasi analog dan
digital dasar seperti Konsep AM, FM, SNR, pengambilan sampel, TDM, dan modulasi delta-sigma. Papan
Tambahan Emona DATEx bergabung dengan platform NI ELVIS, memberikan landasan untuk membantu
siswa dalam memvisualisasikan dan lebih memahami konsep. DATEx memungkinkan siswa untuk melihat
langkah-langkah menengah dan sinyal terkait dalam implementasi skema modulasi yang berbeda. Akses ke
volume lengkap manual laboratorium tambahan Emona DATEx disediakan pada saat pembelian produk.
Gambar 1.8 DATEx

1.3 AM MODULATION

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal
mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah)
bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.
Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi.
Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk
membentuk sinyal yang termodulasi.

Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi isyarat frekuensi rendah pada gelombang frekuensi tinggi
dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Frekuensi
rendah ini disebut isyarat pemodulasi dan frekuensi tinggi adalah pembawa. Metode ini dipakai dalam
transmisi radio AM untuk memungkinkan frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara
superimposisi frekuensi audio pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan melalui antena.
Frekuensi radio adalah frekuensi yang dipakai untuk radiasi energi elektromagnetik koheren yang berguna
untuk maksud-maksud komunikasi. Frekuensi radio terendah adalah sekitar 10 kHz dan jajarannya
merentang hingga ratusan GHz. Pembawa yang termodulasi terdiri dari tiga frekuensi yang semuanya RF,
yaitu fc Pembawa. fc + fm Frekuensi samping atas. fc − fm Frekuensi samping bawah. Jika pembawa
digambarkan oleh ec = Asinωct disini dan isyarat pemodulasi oleh em = Asinωmt disini
maka amplitudo pembawa termodulasi dapat dinyatakan sebagai .

Rumus dengan warna biru adalah pembawa, hujan adalah frekuensi samping bawah, merah adalah frekuensi
samping atas. Jika pembawa dimodulasi oleh bentuk gelombang kompleks, maka akan timbul bermacam-
macam frekuensi yang membentuk jalur-jalur samping atas dan bawah. Dalam radio AM, karena oleh
persetujuan internasional saling dipisahkan 9 kHz, frekuensi modulasi maksimum adalah 4,5 kHz. Kedua
jalur samping dipancarkan meskipmun hanya salah satu yang didemodulasi dalam pesawat penerima. AM
juga dipakai dalam transmisi isyarat video dalam televisi.

1.4 AM DEMODULASI

Sebuah proses demodulasi merupakan kebalikan dari proses modulasi. Sebuah sinyal termodulasi AM adalah
sinyal dimana amplitudo gelombang carrier bervariasi dengan amplitudo gelombang modulasi, maka
demodulator digunakan untuk memperoleh sinyal audio mula - mula dari sinyal AM.

2. HASIL DAN ANALISIS

2.1 AM MODULATION

A. Generating an AM signal using a simple message

Pada langkah awal adalah mengatur tegangan dc minimum sebesar -6 Volt pada VPS kemudian mengatur
nilai keluaran pada DMM sehingga bernilai 1 Volt, kemudian nilai ini akan menjadi parameter untuk
mendapatkan bentuk sinyal dan nilai tegangan untuk percobaan selanjutnya. Rangkaian yang digunakan kali
ini adalah seperti berikut :

Gambar 2.1 Rangkaian untuk mencari nilai parameter

Gambar 2.2 Tegangan yang di dapatkan

Setelah didapat nilai 1 Volt selanjutnya adalah menbentuk sinyal dengan nilai 1 Vp-p dengan rangkaian yang
digunakan seperti berikut :

Gambar 2.3 Rangkaian untuk mendapatkan nilai 1 Vp-p

Bentuk sinyal yang didapat adalah :

Gambar 2.4 Bentuk sinyal saat 1 Vp-p


Gambar 2.5 Modulasi Adder

Pertanyaan 1. Dalam hal apa output modul adder sekarang berbeda dengan sinyal dari output 2kHz SINE
sinyal master ? Karena dalam terdapat fungsi adder sebagai penambah sinyal, Maka yang terjadi pada sinyal
adalah CH0 = 6A + B, dimana nilai dari A = 2kHz sine dan B adalah variabel DC, 100 kHz carrier. Maka
hal ini yang membuat output modul adder berbeda dengan sinyal master.

Selanjutnya adalah membuat bentuk dari sinyal AM modulator dengan menggunakan rangkaian seperti
berikut:

Gambar 2.6 Rangkaian untuk sinyal AM modulation

Dari rangkaian diatas didapatkan bentuk sinyal AM modulation seperti gambar berikut :

Gambar 2.7 Sinyal AM modulation

Pertanyaan 2 : Fitur apa dari output modul multipler yang menunjukkan bahwa ini adalah sinyal AM?
Dalam sinyal AM terdapat sinyal informasi dan sinyal carrier (Pembawa). Untuk mengalikan nilai dari 2
sinyal maka digunakan
X = 2kHz(informasi) * Variabel DC
AM = x (adder) * y (carrier)
Pertanyaan 3 : Sinyal AM adalah bentuk gelombang kompleks yang terdiri dari lebih satu sinyal. Apakah
Salah satuya adalah sinyal gelombang 2kHz SINE?
Iya benar, sinyal AM adalah bentuk sinyal kompleks yang terdiri dari lebih satu sinyal. Dalam rumus sinyal
AM adalah AM = adder x carrier, dan adder = 2 kHz x DC, maka benar jika sinyal gelombang 2kHz sine
adalah bagian dari sinyal AM

Pertanyaan 4 : Untuk input yang diberikan ke modul pengali, berapa banyak gelombang sinus yang terdiri
dari sinyal AM, dan berapakah frekuensinya?
Sinyal terdiri dari dari 2 yaitu sinyal 2kHz sine yang merupakan sinyal informasi dan sinyal 100 kHz yang
merupakan sinyal carrier, frekuensi yang didapat adalah 2 kHz dan 97,9 kHz

B. Generating an AM signal using speech

Pada percobaan kali ini adalah menggunakan sinyal suara sebagai input untuk menghasilkan sinyal AM,
rangkaian yang digunakan seperti gambar berikut :

Gambar 2.8 Rangkaian untuk sinyal menggunakan suara

Dari rangkaian diatas didapatkan dua sinyal yang berbeda, hasil yang didapat adalah sebagai berikut :

Gambar 2.9 Using ketika terdapat suara

Gambar 2.10 Using ketika tidak terdapat suara


Pertanyaan 5 : mengapa masih ada sinyal yang keluar dari modul pengali bahkan ketika tidak terdapat suara ?
Dikarenakan di osiloskop masih terdapat sinyal carrier yaitu sebesar 100 kHz, maka masih terdapat sinyal
dari modul pengali.

C. Investigating depth of mudulation

Pada percobaan kali ini adalah berhubungan dengan sinyal carrier yang dimana akan memodulasikan sinyal
carrier kedalam jumlah yang berbeda. Rangkaian yang digunakan masih sama seperti sebelumnya. Maka hasil
yang didapat seperti berikut :

Gambar 2.11 Ketika Gain diputar full

Gambar 2.12 Ketika Gain diputar setengah

Gambar 2.13 Sinyal AM akhir

Pertanyaan 6 : Apa hubungan antara massage modulation dan jumlah carrier modulation ?
Hubungan anatara kedua sinyal tersebut adalah Sinyal informasi dapat memperkecil sinyal carrier
Dari gambar 2.13 didapatkan nilai dimension seperti berikut :
Tabel 2.1 Nilai dimension dari sinyal AM
P Dimension Q dimension m
500 mV × 6 150 mV 0.9047

Perhitungan nilai M:
𝑃 −𝑄 3000−150
M= = = 0.904
𝑃+𝑄 3000+150

Petanyaan 7 : Apa yang terjadi dengan sinyal AM ketika modulasi berlebihan?


Modulasi berlebih tidak akan berpengaruh dikarenakan sinyal carrier akan selalu menyesuaikan dengan sinyal
informasi.

Pertanyaan 8 : menurut anda apa indeks modulasi maksimum carrier tanpa modulasi berlebih?
Indeks modulasi lebih stabil karena tidak ada madulasi yang berlebih.

2.2 AM DEMODULATION

A. Seting Up the AM modulator

Pada percobaan kali ini adalah menseting kembali nilai AM modulator untuk dapat melihat perbedaan ketika
menggunakan demodulator. Rangkaian yang digunakan adalah seperti berikut :

Gambar 2.14 rangkaian AM modulator

Hasil yang didapat adalah bentuk AM modulator, seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.15 Hasil AM modulator

B. Recovering the message using an envelope detector


Pada percobaan kali ini adalah bertujuan untuk memulihkan sinyal pesan dengan menggunakan envelope
detector. Rangkaian yang digunakan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.16 Rangkaian Recoveri Sinyal informasi

Dari rangkaian diatas didapatkan hasi seperti berikut :

Gambar 2.17 Scope base

Pada kondisi ini sinyal pembawa menjadi kondisi setengah

Gambar 2.18 RCLPF

Sedangkan pada kondisi ini sinyal pembawa diperkecil lagi dari sebelumnya.

Pertanyaan 1 : Apa hubungan dari sinyal pesan asli dan pesan yang dipulihkan?
Sinyal pesan Asli masih terdapat banyak sinyal pembawa, ketika sinyal pesan sudah dipulihkan sinyal
pembawa di perkecil bahkan ada yang menghilang.

C. Investigating the message’s amplitude on the recovered message

Pada percobaan kali ini adalah mengetahui amplitudo pesan yang terdapat pada sinyal pesan yang sudah
dipulihkan. Rangkaian yang digunakan sama seperti pada percobaan sebelumnya, dan didapatkan hasil
seperti berikut :
Gambar 2.19 sinyal Tanpa Headphone

Gambar 2.20 Gain diputar setengan

Gambar 2.21 Gain diputar maksimum

Pertanyaan 2 : Apa hubungan antara amplitudo dua sinyal pesan?


Hubungan amplitudo dua sinyal pesan adalah sama-sama membantu dalam membawa pesan akan tetapi
dengan tegangan yang berbeda.

Pertanyaan 3 : Menurut anda apa yang menyebabkan distorsi besar sinyal demodulasi?
Dari data diatas yang menyebabkan distorsi besar pada modulasi adalah nilai gain yang terlalu tinggi atau
modulasi berlebih, sehingga menyebabkan distorsi yang tinggi pula.

Pertanyaan 4 :Mengapa modulasi berlebih menyebabkan distorsi?


Karena saat modulasi berlebih terdapat kenaikan pula pada sunyal envelope , dan sinyal envelope sangat
mudah berubah terlebihlagi diberikan tegangan yang besar, maka dari itu saat kondisi demodulasi semakin
besar nilai gain maka semakin besar distorsi.
D. Transmitting and recovering speech using AM

Pada percobaan kali ini adalah memtransmisikan dan memulihkan sinyal dengan bantuan sinyal suara.
Rangkaian yang digunakan adalah seperti gambar dibawah ini :

Gambar 2.22 rangkaian yang digunakan

Gambar 2.23 Hasil krtika gain diputar ke kanan

Pada saat nilai gain diputar kekanan maka keluaran sinyal akan semakin besar dan ketika keluaran diputar ke
kiri keluaran sinyal semakin kecil.

E. The mathematics of AM demodulation


Pada percobaan ini menggunakan persamaan matematika untuk AM modulasi. Rangkaian yang digunakan
addalah sebagai berikut :

Gambar 2.24 Rangkaian pertama

Gambar 2.25 Rangkaian selanjutnya


Dari rangkaian diatas didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 2.26 Time base 200us

Gambar 2.28 time base lebih kecil

Gambar 2.27 Ketiga gain diperkecil


Gambar 2.29 ketika mengkondisikan dengan Rc LPF

Gambar 2.30 ketika gain maksimal

Pertanyaan 5 : Diberikan sinyal AM ( 100 kHz, 102 kHz, 98 kHz sinewave) sedang dikalikan dengan 100
kHz sinewave
a. Berapa banyak gelombang sinus yang ada dalam output modul pengali ?
Terdapat dua gelombang sinus dalam output pengali
b. Berapa frekuensinya ?
Frekuensi bergantung dari nilai pengali yang diberikan

3. Kesimpulan

 Ni Elvis II adalah aplikasi yang memudahkan dalam hal mengukur atau mengetahui suatu nilai
khususnya dalam telekomunikasi.
 Datex adalah alat yang dapat digunakan pada NI Elvis II sebagai alat instrumen yang lengkap untuk
menghitung berbagai komponen khususnya di bidang telekomunikais
 Ni Elvis dan Datex sangan membantu khususnya dalah telekomunikasi.
 Pada sinyal informasi amplitudo bisa diubah ubah akan tetapi nilai frekuensi tetap sama
 Sinyal AM yang baik dapat dikatakan terjadi karena sinyal carrier harus lebih besar nilai frekuensinya
dari pada sinyal informasi.
 Pada demodulasi Ketika nilai gain besar maka distorsi pun menjadi besar.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. https://www.clemson.edu/cecas/departments/ece/document_resource/undergrad/lab_manuals/NI_
ELIVS_II_Orientation_Manual.pdf

[2]. A. Bruce Carlson, Paul B. Crilly, Janet C. Rutledge - Communication Systems 4th Edition

[3]. B. P. Lahti - Modern Digital and Analog Communication Systems 3rd Edition

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai