Anda di halaman 1dari 13

MODUL I

MODULATION AND DEMODULATION


Richadt Arfandi Sirait[119130097]
Asisten: Alif Fauzan [118130068]
Tanggal Percobaan: 25/09/2021
EL-3109_Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Teknik Elektro_Institut Teknologi Sumatera

1. DASAR TEORI
1.1 Modulation
Modulasi didefinisikan sebagai proses melapiskan sinyal frekuensi rendah pada sinyal pembawa frekuensi
tinggi. Atau Proses memvariasikan gelombang pembawa RF sesuai dengan informasi dalam sinyal frekuensi rendah.
Untuk melibatkan informasi data atau informasi pidato, gelombang lain harus dipaksakan yang dikenal sebagai sinyal
input di atas gelombang pembawa. Proses memaksakan sinyal input pada gelombang pembawa dikenal sebagai
modulasi. Masukan berbeda; Modulasi memodifikasi bentuk gelombang pembawa untuk mengkodekan informasi data
yang ingin kita bawa. Modulasi mirip dengan menyembunyikan kode dalam gelombang pembawa.

Gambar 1.1 Different modulation schemes: (a) direct modulation; (b) external modulation.

Gambar 1.2 type modulasi

Modulasi Amplitudo adalah jenis modulasi di mana amplitudo sinyal pembawa diubah secara proporsional
dengan sinyal pesan sementara fase dan frekuensi dijaga konstan.
Modulasi Fase adalah jenis modulasi fase sinyal pembawa diubah sesuai dengan frekuensi rendah dari sinyal
pesan dan karenanya disebut modulasi fase.
Modulasi frekuensi adalah modulasi frekuensi sinyal pembawa diubah secara proporsional dengan sinyal
pesan sementara fase dan amplitudo dijaga konstan disebut modulasi frekuensi. Mekanisme modulasi juga bisa digital
atau analog. Skema modulasi analog memiliki gelombang input yang berubah seperti gelombang sinus terus menerus,
tetapi sedikit lebih rumit ketika datang ke digital. Sampel suara dianggap pada tingkat tertentu dan kemudian dikompresi
menjadi sedikit (aliran nol dan satu). Ini, pada gilirannya, dibuat menjadi jenis gelombang tertentu yang ditumpangkan
pada pembawa.

1.2 Sinyal Pembawa (Carrier)


Gelombang pembawa adalah sinyal frekuensi tinggi yang memiliki amplitudo dan frekuensi konstan dan
dihasilkan dari osilator frekuensi radio. Ini digunakan untuk memodulasi sinyal asli yang berisi informasi dan harus
ditransmisikan. Kadang-kadang disebut sebagai sinyal kosong karena merupakan sinyal tanpa informasi. Hanya
mentransmisikan sinyal baseband (sinyal pesan) ke jarak yang lebih jauh menyebabkan berbagai perubahan yang tidak
diinginkan pada sinyal itu sendiri. Ada beberapa parameter yang tidak diinginkan yang tanpa disadari menyebabkan
variasi dalam sinyal pesan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, dilakukan modulasi.

Gambar 1.3 Sinyal Pembawa

Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa sinyal pesan yang juga dikenal sebagai sinyal modulasi yang
diumpankan ke modulator. Pada saat yang sama, sinyal pembawa frekuensi tinggi juga diterapkan pada modulator yang
karakteristiknya akan divariasikan. Akibatnya, sinyal termodulasi dicapai pada output modulator. Sinyal termodulasi ini
ditransmisikan lebih jauh ke jarak tertentu.
.
1.3 Demodulation
Demodulasi adalah kebalikan dari modulasi yang berarti pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier
(pembawa). Untuk cara kerja demodulasi sendiri memerlukan alat-alat yang tidak linier atau berubah-ubah. Peng-
switch-an (penggantian) linier karena rangkaian tak linier yang dipergunakan pada dasarnya sama dengan detail-detail
operasi detektor itu sendiri. Demodulasi adalah proses dimana penerima mendapatkan kembali sinyal pesan asli dari
yang termodulasi. Seperti namanya sendiri menunjukkan bahwa 'de' ditempatkan sebelum modulasi dalam demodulasi
adalah kebalikan dari modulasi. Seperti yang telah kita bahas bahwa modulasi sinyal sangat berguna karena
memungkinkan kita untuk memiliki transmisi sinyal yang tepat dan jarak jauh. Pada saat yang sama demodulasi juga
diperlukan untuk memulihkan sinyal pesan tertentu.
Kondisi ini terjadi akibat penerima tidak menginginkan sinyal termodulasi sebagai sinyal yang diinginkan
sehingga untuk pemisahan sinyal modulasi dari gelombang pembawa dilakukan demodulasi pada bagian penerima.
Ketika kita berbicara tentang demodulator yang bertanggung jawab untuk demodulasi maka sudah ditentukan
sebelumnya bahwa ia ditempatkan di ujung penerima, sesuai dengan penggunaannya. Ini pada dasarnya menerima data
yang rusak apakah itu dalam format bit atau sinyal suara. Sinyal termodulasi frekuensi tinggi ini kemudian diproses
lebih lanjut oleh bagian ini untuk mendapatkan sinyal pembawa informasi yang sebenarnya. Ada beberapa teknik
dimana demodulasi dapat dicapai. Modem adalah perangkat yang digunakan untuk modulasi dan demodulasi keduanya.
Oleh karena itu modem adalah nama yang berasal dari modulator dan demodulator. Beberapa teknik digunakan untuk
proses modulasi dan demodulasi yang implementasinya tergantung pada area kebutuhan. Seiring dengan ini berbagai
keuntungan dan kerugian terkait dengan metode deteksi yang berbeda.

Gambar 1.4 Diagram blok demodulation


Gambar 1.5 Sinyal terdemodulasi sebelum dan sesudah penyaringan. (a) Sinyal asli, (b) sinyal sebelum penyaringan, (c)
sinyal disaring dengan algoritma kuadrat terkecil (NLMS) ternormalisasi, dan (d) sinyal disaring oleh algoritma kuadrat
terkecil (LMS).

1.4 FM Demodulation
Demodulasi atau deteksi FM melibatkan perubahan variasi frekuensi dalam sinyal menjadi variasi amplitudo
pada pita dasar, mis. audio. Ada beberapa teknik dan sirkuit yang dapat digunakan masing-masing dengan kelebihan dan
kekurangannya sendiri

Gambar 1.6 FM Demodulasi Amplitudo

Modulasi frekuensi banyak digunakan untuk transmisi radio untuk berbagai aplikasi mulai dari penyiaran
hingga komunikasi titik ke titik umum. Modulasi frekuensi, FM menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam
aplikasi radio seluler di mana ketahanannya terhadap fading dan interferensi merupakan keuntungan besar. Ini juga
banyak digunakan untuk penyiaran pada frekuensi VHF di mana ia mampu menyediakan media untuk transmisi audio
berkualitas tinggi. Mengingat penggunaannya yang luas, penerima harus dapat mendemodulasi transmisi ini. Ada
berbagai macam teknik dan sirkuit yang berbeda yang dapat digunakan termasuk Foster-Seeley, dan detektor rasio
menggunakan komponen rahasia, dan di mana sirkuit terpadu digunakan loop terkunci fase dan detektor kuadratur lebih
banyak digunakan.
Modulasi frekuensi banyak digunakan untuk transmisi radio untuk berbagai aplikasi mulai dari penyiaran
hingga komunikasi titik ke titik umum. Modulasi frekuensi, FM menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam
aplikasi radio seluler di mana ketahanannya terhadap fading dan interferensi merupakan keuntungan besar. Ini juga
banyak digunakan untuk penyiaran pada frekuensi VHF di mana ia mampu menyediakan media untuk transmisi audio
berkualitas tinggi. Mengingat penggunaannya yang luas, penerima harus dapat mendemodulasi transmisi ini. Ada
berbagai macam teknik dan sirkuit yang berbeda yang dapat digunakan termasuk Foster-Seeley, dan detektor rasio
menggunakan komponen rahasia, dan di mana sirkuit terpadu digunakan loop terkunci fase dan detektor kuadratur lebih
banyak digunakan.

2. HASIL DAN ANALISIS

2.1 Eksperimen A : Simulasi Am – Modulation Dengan Multisim Live

Tabel 2.1 Percobaan Simulasi AM - Modulation


Percobaan V1 V2
Frekuensi Amplitudo Frekuensi Amplitudo
1 10khz 5 500hz 3
2 10khz 5 2khz 3
3 10 khz 5 500hz 10
Gambar 2.1 Rangkaian Simulasi AM-Modulation

A. Percobaan 1

A B C
Gambar 2.2 Grafik Simulasi AM-Modulation
Analisis :
Pada percobaan pertama kita menggunakan sumber tegangan message dan carrier. Disini kita juga
menggunakan alat dan bahan seperti resistor, kapasitor dan transistor. Pada percobaan ini , kita menggunakan R1=
1kohm, R2=10kohm, R3=10 kohm dan R4=10 kohm dan C1=1mikro farad dan L1=1miliHendry, dan untuk tegangan
carrier, tegangan diberika 5V dan frekuensi 10kHz dan pada tegangan Massage diberikan tegangan sebesar 3V dan
frekuensi sebesar 500Hz.
Pada grafik palinga atas dapat kita lihat bentuk gelombang pada PR1, PR2 , dan PR3. Atau dapat kita
sederhanakan bentuknya menjadi gambar A=PR1 aktif , B=PR2 aktif dan C=PR3 aktif, dimana kita dapat melihat
bahwa gelombang paling banyak terjadi pada PR1 aktif dan memiliki amplitude yang lebih tinggi daripada PR3 dan
PR2, sedangkan pada PR2 aktif , gelombang yang diberikan lebih berjarak daripada gelombang pada PR1 dan P3. Dan
pada PR2 gelombangnnya berbentuk sinusoidal. Dan pada PR3 atau gambar C kita dapat melihat gelombang dengan
bentuk lebih rapat daripada PR2 dan Lebih renggang daripada PR3. Dapat kita lihat juga bahwa semakin banyak
pengaruh dari tegangan yang diberikan maka semakin besar Panjang gelombang. Demikain juga pada sebaliknya,
Ketika resistor yang diberikan semakin besar maka gelombang juga akan semakin kecil, sedangkan jika transistor
diberikan maka gelombang akan semakin rapat.

Experiment pertama adalah AM-Modulation di web multisim

B. Percobaan 2
A B C
Gambar 2.3 Grafik Simulasi AM-Modulation

Analisis :
Pada percobaan Kedua nilai PR1, PR2 dan PR3 hampir sama dengan percobaan pertama, namun kerapatan
gelombang pada percobaan kedua lebih rapat daripada percobaan pertama, dan amplitude juga semakin besar dan
semakin tinggi. Pada percobaan 2 ini , nilai frekuensi carrier sama dengan frekuensi carrier pada percobaan pertama
namun tegangan pada frekuensi kedua jauh lebih besar yaitu 2 KHz sehingga mempengaruhi gelombang yang semakin
banyak. Sehingga dapat kita lihat bahwa frekuensi carrier mempengaruhi amplitude tegangan, dimana jarak terbesar
diperoleh dari gambar A kemudian Gambar C kemudian gambar B.

C. Percobaan 3
A B C
Gambar 2.4 Grafik Simulasi AM-Modulation

Analisis :
Pada percobaan ketiga nilai PR1, PR2 dan PR3 hampir sama dengan percobaan pertama, namun kerapatan
gelombang pada percobaan ketiga lebih renggang daripada percobaan kedua, dan amplitude juga semakin besar dan
semakin tinggi. Pada percobaan 3 ini , nilai frekuensi carrier sama dengan frekuensi carrier pada percobaan pertama
namun tegangan pada frekuensi ketiga sama dengan frekuensi pertama namun Ampitude tegangan semakin besar.
Sehinga semakin besar amplitude tegangan maka jarak antara titik puncak dan titik lembah akan semakin jauh, dari
gambar diatas dapat kita lihat bahwa amplitude terbesar diberikan pada PR2 kemudian PR3 dan PR1.

2.2 Eksperimen B : Simulasi Am – Demodulation Dengan Multisim Live

Tabel 2.1 Percobaan Simulasi AM - Demodulation


Percobaan C1 MI
1 0.001uf 0.8
2 0.1uf 0.8
3 0.01uf 1

Gambar 2.5 Rangkaian Simulasi AM-Modulation

A. Percobaan 1

Analisis:
Keterangan :
Pada percobaan di atas diberikan tegangan amplitude sebesar 6V dan frekuensi sebesar 100KHz, dan sfesifikasi
nya dapat kita lihat pada table percobaan 3, dan dapat kita lihat bahwa dan diberikan nilai resistor, kapasitor dan
inductor pada table percobaan 1A. dapat kita lihat bahwa nilai PR1 lebih besar nilai amplitude tengangan akibat
tidak ada hambatan dari resistor sehingga sinyal carrier lebih besar dan nilai nilai puncak disini lebih besar daripada
PR2, PR3, dan PR4. Sedangkan pada PR2 memiliki sinyal yang berada pada bagian atas dari PR1, dimana banyak
gelombang yang diberikan setengah dari gelombang pada PR1. Dan untuk gelombang pada PR3 memiliki arah
yang sejajar dengan sumbu x dan hanya memiliki satu gelombang sinyal, sedangkan pada PR 4 memiliki
gelombang menurun dari kondisi semula. Dimana resistor mempengaruhi bentuk sinyal yang akan keluar. Disni
dapat kita lihat bahwa gelombang sinyal pada PR3 dan PR4 memiliki bentuk yang sama.

B. Percobaan 2

Analisis:

Keterangan :
Pada percobaan di atas diberikan tegangan amplitude sebesar 6V dan frekuensi sebesar 100KHz, dapat kita
lihat bahwa dan diberikan nilai resistor, kapasitor dan inductor pada table percobaan 2 dapat kita lihat bahwa nilai
PR1 lebih besar nilai amplitude tengangan akibat tidak ada hambatan dari resistor sehingga sinyal carrier lebih
besar dan nilai nilai puncak disini lebih besar daripada PR2, PR3, dan PR4. Pada gambar ini ada pergerakan dimana
PR2 semakin kecil dan hamper sama dengan 3 dan R4 semakin lama gelombang sinyalnya juga semakin kecil,
sedangkan PR1 dan PR2 bergerak menuju puncak dari R1 namun jarak puncak ke lembah gelombang pendek.

C. Percobaan 3

Analisis:

Keterangan :
Pada percobaan di atas diberikan tegangan amplitude sebesar 6V dan frekuensi sebesar 100KHz, dapat kita
lihat bahwa dan diberikan nilai resistor, kapasitor dan inductor pada table percobaan 3 dapat kita lihat bahwa nilai
PR1 lebih besar nilai amplitude tengangan akibat tidak ada hambatan dari resistor sehingga sinyal carrier lebih
besar dan nilai nilai puncak disini lebih besar daripada PR2, PR3, dan PR4. Pada gambar ini ada pergerakan dimana
PR2 semakin kecil dan hamper sama dengan 3 dan R4 semakin lama gelombang sinyalnya juga semakin kecil,
sedangkan PR1 dan PR2 bergerak menuju puncak dari R1 namun jarak puncak ke lembah gelombang pendek. Pada
grafik gelombang di atas dapat kita lihat bahwa semakin IM mendekati 1 maka gelombang semakin stabil, dan juga
gelombang semakinn menuju puncak dari pelombang

3. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada percobaan kali ini yaitu:
1. Ampitude tegangan semakin besar. Maka semakin besar amplitude tegangan sehingga jarak antara titik puncak
dan titik lembah. Juga semakin besar.
2. Semakin besar nilai tegangan amplitudo, maka nilai jarak sinyal puncak ke lembah akan semakin besar.
3. Semakin tinggi nilai frekuensi yang diberikan pada message maka, jarak antara gelombang juga semakin
renggang.
4. Dari grafik dapat kita lihat bahwa percobaan amplitude modulation lebih stabil dibandingkan amplitude
demodulation.
5. Ketika indek modulasi 1 , maka nilai dari gelombang akan semakin stabil dan linear.

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Jenkins, Lara San Emeterio Alvarez, Paulo P. Freitas & Ricardo Ferreira. Digital and analogue modulation
and demodulation scheme using vortex-based spin torque nano-oscillators .2020.

Modul 1 praktikum Sistem Komunikasi Institut Teknologi Sumatera.

--. Modulation and Demodulation. November 3, 2012. http://ocw.mit.edu/terms.

Modulation and Demodulation, https://byjus.com/physics/modulation-and-demodulation/

P. Piot, Modulation and Demodulation. PHYS 630 – Fall 2008

LAMPIRAN

Link Video Praktikum : https://youtu.be/fz65gwAvmOk


BCP:

Anda mungkin juga menyukai