Anda di halaman 1dari 8

1

Page

LAPORAN PRAKTIKUM II
Instrumentation Amplifier
Kelompok 02

1. Rian Melani (4211411009)


2. Rezky Hari Pradana (4211311032)
3. Rahmat Suryadi (4211411025)
4. Egga Morry (4211311003)
MK4307-Elektronika Analog 2

Program Studi D4 Mekatronika Politeknik Negeri Batam

1. PENDAHULUAN
Operational Amplifier atau yang di singkat
op-amp merupakan salah satu komponen
analog yang sering digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika.
Aplikasi op-amp yang sering dipakai antara
lain adalah rangkaian inverter, non-inverter,
buffer, adder (penjumlah), integrator dan
differensiator. Penguat operasional (op-amp)
adalah penguat diferensial dengan dua
masukan dan satu keluaran yang mempunyai
penguatan tegangan yang amat tinggi, yaitu
dalam orde 105 . Oleh karena itu, penguat
operasional lebih banyak digunakan dengan
loop tertutup daripada dalam lingkar terbuka.
Pada
op-amp, memiliki 2 rrangkaian feedback
(umpan balik) yaitu feedback negatif dan
feedback positif dimana feedback negatif
pada op-amp memegang peranan penting.
Secara umum, umpan balik positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik
negatif menghasilkan penguatan yang dapat
terukur.

2. STUDI PUSTAKA
Instrumentation Amplifier merupakan suatu
rangkaian
berdasarkan
prinsip
dari
differensial
amplifier
yang
memiliki
impedansi input yang sangat tinggi. Pada
dasarnya Instrumentation Amplifier memiliki
dua tahap, yaitu tahap perama (dua amplifier
paling kiri pada gambar) memiliki impedansi
input yang tinggi pada kedua inputnya dan
pada tahap ini pula pengesetan gain
dilakukan. Gain dari rangkaian dapat diatur
dengan menentukan nilai-nilai R1 dan R2
yang digunakan sesuai dengan keinginan.

3. METODOLOGI
A. IC LM 741

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu


rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa
tingkat dan konfigurasi penguat diferensial
yang telah dijelaskan di atas. Penguat
operasional memiliki dua masukan dan satu
keluaran serta memiliki penguatan DC yang
tinggi. Untuk dapat bekaerja dengan baik,
penguat operasional memerlukan tegangan
catu yang simetris yaitu tegangan yang
berharga positif (+V) dan tegangan yang
berharga negatif (V-) terhadap tanah
(Ground).
IC
LM741
merupakan
operasional
amplifier yang dikemas dalam bentuk
dual in-line package (DIP). Kemasan IC
jenis DIP memiliki tanda bulatan atau strip
pada salah satu sudutnya untuk menandai
arah pin atau kaki nomor 1 dari IC tersebut.
Penomoran IC dalam kemasan DIP adalah
berlawanan arah jarum jam dimulai dari pin
yang terletak paling dekat dengan tanda
bulat atau strip pada kemasan DIP tersebut.

10 kHz. Generator sinyal input dapat


digunakan sebagai Amplitudo Modulation
(AM) atau Frequensi Modulation (FM).
Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0%
sampai 100%; FM dapat diatur frekwensi
pembawanya hingga 5%.

Pada IC ini terdapat dua pin input (Inverting


dan Non-Inverting Input), dua pin power
supply (+15V dan -15V), satu pin output,
satu pin NC (No Connection), dan dua pin
Offset Null. Pin offset null memungkinkan kita
untuk
melakukan
sedikit
pengaturan
terhadap arus internal di dalam IC untuk
memaksa tegangan output menjadi nol
ketika kedua input bernilai Nol.
IC Op-Amp memiliki karakteristik yang sangat
mirip dengan konsep Op-Amp ideal pada
analisis rangkaian. Pada kenyataannya IC OpAmp terdapat batasan-batasan penting yang
perlu
diperhatikan.
Pertama,
tegangan
maksimum power supply tidak boleh
melebihi rating maksimum, karena akan
merusak IC. Kedua, tegangan output dari IC
op amp biasanya satu atau dua volt lebih
kecil dari tegangan power supply. Sebagai
contoh, tegangan swing output dari suatu op
amp dengan tegangan supply 15 V adalah
13V. Ketiga, arus output dari sebagian
besar op amp memiliki batas pada 30mA,
yang berarti bahwa resistansi beban yang
ditambahkan pada output op amp harus
cukup besar sehingga pada tegangan output
maksimum, arus output yang mengalir tidak
melebihi batas arus maksimum.

Page

IC LM741 memiliki kemasan DIP 8 pin seperti


terlihat pada gambar berikut.

Function
Generator
umumnya
menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz
sampai 20 Mhz atau lebih tergantung
rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi
yang dihasilkan dapat dipilih dengan
memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi
(frequency range). Amplitudo sinyal yang
dapat diatur berkisar antara 0,1V 20 Vp-p
(tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa
beban, dan 0,1 V 10Vp-p (Volt peak to
peak/tegangan puncak ke puncak) dengan
beban sebesar 50. Output utama ditetapkan
oleh SYNC Output.
Bentuk-bentuk gelombang yang lazim
digunakan
adalah
sinusoida,
segitiga,
persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk
bentuk gelombang ini dapat bisa diatur dari
sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz
(kHz) bahkan sampai megahertz (MHz).
Bagian bagian
Generator :

dan

fungsi

Function

B. Function Generator

Function Generator adalah alat ukur


elektronik
yang
menghasilkan,
atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus,
segitiga, ramp, segi empat, dan
juga bisa
menghasilkan suatu bentuk seperti berupa
geleombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator
utama dan generator modulasi. Generator
Utama menyediakan gelombang output
sinus, kotak, atau gelombang segitiga
dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai
13 MHz. Generator modulasi menghasilkan
bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga
dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai

1. Saklar daya (power switch): Untuk


menyalakan
generator
sinyal,
sambungkan
generator
sinyal
ke
tegangan jalajala, lalu tekan saklar daya
ini.Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar
untuk mengatur frekuensi keluaran dalam
range
frekuensi
yang
telah
dipilih.Indikator frekuensi: Menunjukkan
nilai frekuensi sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang
menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS.
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini
untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini
ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan
gelombang
yang
kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika
tombol ini ditarik, maka besarnya
tegangan kompatibel output (yang akan
keluar dari terminal output TTL/CMOS)
dapat diatur antara 515Vpp, sesuai

kompatibel

tegangan yang terukur dari CRO merupakan


nilai puncak (Vpeak).

yang

5. DC Offset: Untuk memberikan offset


(tegangan DC) pada sinyal +/ 10V. Tarik
dan putar searah jarum jam untuk
mendapatkan level tegangan DC positif,
atau putar ke arah yang berlawanan
untuk mendapatkan level tegangan DC
negatif. Jika tombol ini tidak ditarik,
keluaran dari generator sinyal adalah
murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa
offset, sinyal yang dikeluarkan adalah
sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V
dan 2,5V. Sedangkan jika tombol offset
ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan
dapat diatur (dengan cara memutar
tombol
tersebut)
sehingga
sesuai
tegangan yang diinginkan (misal berkisar
+5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam
untuk mendapatkan tegangan output
yang maksimal, dan kebalikannya untuk
output 20dB. Jika tombol ditarik, maka
output akan diperlemah sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari
ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan.
8. Terminal output utama: terminal yang
mengelurakan sinyal output utama.
9. Tampilan pencacah (counter display):
tampilan nilai frekuensi dalam format
60,3.
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol
yang relevan untuk memilih range
frekuensi yang dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk
mendapat
output
tegangan
yang
diperlemah sebesar 20dB.
C. Osilloscope

Page

besarnya tegangan
dengan CMOS.

Pada
dasarnya,
CRO
merupakan
pengeplot
(Plotter)
yang
menampilkan
bentuk sinyal terhadap waktu (untuk single
trace) atau sinyal lain (untuk dual trace).
Karena menampilkan bentuk sinyal terhadap
waktu, maka osilloskop umumnya dipakai
untuk mengamati watak dinamis dari suatu
sinyal tegangan.

D. Project Board

Project Board atau yang sering disebut


sebagai BreadBoard adalah dasar konstruksi
sebuah sirkuit elektronik dan merupakan
prototipe dari suatu rangkaian elektronik. Di
zaman modern istilah ini sering digunakan
untuk merujuk pada jenis tertentu dari papan
tempat merangkai komponen, dimana papan
ini
tidak
memerlukan
proses
penyolderan.Dengan
memanfaatkan
breadboard, komponen-komponen elektronik
yang dipakai tidak akan rusak dan dapat
digunakan
kembali
untuk
membuat
rangkaian yang lain. Breadboard umumnya
terbuat dari plastik dengan banyak lubanglubang diatasnya.
Lubang-lubang pada
breadboard
diatur
sedemikian
rupa
membentuk pola sesuai dengan pola jaringan
koneksi di dalamnya. Breadboard yang
tersedia di pasaran umumnya terbagi atas 3
ukuran:
mini
breadboard,
medium
breadboard atau large breadboard. Mini
breadboard memiliki 170 titik koneksi (bisa
juga lebih). Kemudian medium breaboard
memiliki 400 titik koneksi. Dan large
breadboard memiliki 830 titik koneksi.
Bagian
ini
menjelaskan
secara
singkatkomponen dan alat yang digunakan
selama praktikum. Selain itu, gambarkan
juga rangkaian yang dipraktikumkan.

Osilloskop atau sering dikenal dengan


CRO (Cathode-Ray Osilloscope) merupakan
alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik, beserta frekuensi dan
fasenya sekaligus menampilkan bentuk sinyal
dari tegangan tersebut. Multimeter dapat
juga digunakan untuk mengukur tegangan,
namun tidak dapat dipakai untuk mengamati
bentuk dari sinyal tegangan. Nilai tegangan
yang terukur oleh multimeter merupakan
nilai efektifnya (Veff), sedangkan nilai

Langkah Kerja :
a) Rangkailah
gambar

rangkaian

seperti

pada

Page

oscilloscope (CH2) pada output rangkaian


Vo
c.
Hidupkan power supply, AFG dan
Oscilloscope.
d.
Amati bentuk gelombang input dan
output, serta gambarkan bentuk gelombang
input dan output tersebut pada diagram
CRO table.

b) Hubungkan input rangkaian dengan


sumber tegangan DC variable
c) Hubungkan output rangkaian dengan
Volmeter
d) Hidupkan semua sumber tegangan DC
e) Lakukan pengukuran sesuai table ,
dan isikan hasil pengukuran pada
table

No

Rangkailah
rangkaian inverting
seperti gambar

Tegangan

Tegangan Output Vo

Penguatan

input Vi

[Vdc]

Tegangan

[Vdc]
1.

2.

100 mVdc

3.

1 Vdc

4.

2 Vdc

5.

-100 mVdc

6.

-1 Vdc

7.

-2 Vdc

Av = Vo / Vi

4. HASIL DAN ANALISIS

a.

Hubungkan input rangkaian dengan


AFG berupa gelombang sinus 500mVpp
b.
Hubungkan kanal 1 oscilloscope (CH1)
pada input rangkaian Vi, dan kanal 2

Pada praktikum pertama tujuannya adalah


mengukur
Tegangan
output
Vo
dan
penguatan Av. Untuk menghitung Tegangan
Output Vo dapat menggunakan persamaan
Vo = (1+Rf/R1)Vi. Tegangan outuput dapat
di ukur menggunakan voltmeter atau
multimeter dan dibuktikan melalui rangkaian
di bawah ini baik praktikum secara simulasi
maupun
komponen
nyata
sedangkan
Penguatan. Sedangkan Penguatan Tegangan

menggunakan

Page

hanya
dapat
dihitung
persamaan Av = Vo / Vi.

Dari hasil perhitungan dan pengukuran di


dapat table di bawah ini :

2. Vi = 1 V

Analisis perhitungan :
a. Tegangan Output Vo
Rf = 10 KOhm = 100000 Ohm
R1 = 1 KOhm = 1000 Ohm
1. Vo = (1+10000/1000) x 0

=0

2. Vo = (1+10000/1000) x 0.1

= 1.1 V

3. Vo = (1+10000/1000) x 1

= 11

4. Vo = (1+10000/1000) x 2

= 22

5. Vo = (1+10000/1000) x -0.1 = -1.1

6. Vo = (1+10000/1000) x -1

= -11 V

7. Vo = (1+10000/1000) x -2

= -22 V

3. Vi = 2 V

b. Penguatan Tegangan
1. Av = 0/0

=0

kali

2. Av = 1.101/0.1 = 11.01

kali

3. Av = 11/1

= 11

kali

4. Av = 22/2

= 11

kali

5. Av = -1.099/0.1 = 10.99
6. Av = -11/-1

= 11

4. Vi = -100 mV

kali

kali

7. Av = -18.52/-2 = 9.26 kali


c. Hasil Simulasi mengukur Tegangan
Output
Vo menggunakan EWB
1. Vi = 100 mV
5. Vi = -1 V

6
Page
6. Vi = -2 V
Channel A
Volt/Div
Time/Div

= Vi
= 5 V/Div
= 0.50
V/Div

Channel B
Volt/Div
Time/Div

= Vo
= 5 V/Div
= 0.50
V/Div

2. Amplitude

d. Hasil Simulasi bentuk gelombang


penguat
Non Inverting dengan Rangkaian
Feedback menggunakan EWB
1. Amplitude

= 500

mVpp

=2

Vpp

7
Page
Channel A
Volt/Div
Time/Div

= Vi
= 5 V/Div
= 0.50
V/Div

Channel B
Volt/Div
Time/Div

= Vo
= 10 V/Div
= 0.50
V/Div

e. Hasil Simulasi bentuk gelombang


penguat
Non Inverting tanpa Rangkaian
Feedback menggunakan EWB
Channel A
Volt/Div
Time/Div

= Vi
=5
V/Div
= 0.50 V/Div

Channel B
Volt/Div
Time/Div

= Vo
=5
V/Div
= 0.50 V/Div

Channel A
Volt/Div
Time/Div
Posisi vertical

=
=
=
=

Channel B
Volt/Div
Time/Div

= Vo
= 5 V/Div
= 0.50
V/Div

Vi
5 V/Div
0.50
V/Div
1

8
Pada rangkaian penguat gelombang Non
Inverting menggunakan Resistor feedback,
Tegangan Output Vo naik sebesar 11 kali
Penguatan dari Tegangan input Vi. Sedangkan
jika tidak menggunakan
Resistor pada
rangkaian yang sama, Penguatan Tegangan
sangat kecil sekali sehingga dianggap Vi =
Vo.

Page

5. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

[1]

https://www.academia.edu/5735430
/Sinyal_Keluaran_Operating_Amplif
er_Op_Amp_pada_Inverting_dan_No
n_Inverting#signup/close

[2]

https://www.academia.edu/8425147
/EL2101_03_13212096#signup/clos
eNama Penulis, Judul Pustaka,
Nama Penerbit, Lokasi Diterbitkan,
Tahun Diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai