Anda di halaman 1dari 7

FUNCTION GENERATOR

1. Pengertian
Generator fungsi adalah alat tes elektronik yang berfungsi sebagai
pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada
umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, sinusoida, persegi, dan segitiga.
Dengan generator fungsi ini seorang teknisi dapat melakukan
pengetesan suatu alat yang akan dites (devices under test). Dari
analisis terhadap hasil berbagai bentuk gelombang respons alat
tersebut, akan dapat diketahui ketepatan karakteristik sesuai dengan
ketentuan yang dikehendaki.

Tipe lain dari generator fungsi adalah sub-sistem yang menyediakan


output sebanding terhadap beberapa input fungsi matematika.
Contohnya, output berbentuk kesebandingan dengan akar kuadrat
dari input. Alat seperti itu digunakan dalam sistem pengendali umpan
dan komputer analog.

Generator fungsi analog umumnya menghasilkan gelombang segitiga


sebagai dasar dari semua outputnya. Segitiga ini dihasilkan oleh
kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber
arus konstan. Hal ini menghasilkan ramp voltase menanjak dan
menurun secara linier. Ketika voltase output mencapai batas atas dan
batas bawah, proses pemuatan dan pelepasan dibalik menggunakan
komparator, menghasilkan gelombang segitiga linier. Dengan arus
yang bervariasi dan ukuran kapasitor, frekuensi yang berbeda dapat
dihasilkan.
Beberapa keluaran generator dapat diperoleh pada waktu yang
bersamaan. Misalnya :

- sebuah keluaran gelombang persegi untuk pengukuran linier dalam


sebuah sistem audio.
- sebuah keluaran gigi gergaji simultan dapat digunakan untuk
mengemudikan penguat defleksi horisontal dari sebuah CRO,dan
memperlihatkan suatu peragaan visual dari hasil pengukuran.

2. Manfaat
Manfaat lainnya dari generator fungsi adalah kemampuan untuk
mengunci fasa (phase lock ) terhadap sebuah sumber sinyal luar.
Sebuah generator fungsi dapat digunakan untuk mengunci fasa
generator fungsi kedua, dan kedua sinyal keluaran dapat diperagakan
dengan fasa yang sama yang besarnya dapat diatur.Disamping itu,
sebuah generator fungsi dapat dikunci fasanya terhadap harmonik
gelombang sinus dari generator lainnya.

3. Bagian-bagian Generator Fungsi

3.1 Panel Depan Generator Fungsi

1. Saklar dan indikator Daya


2. Jangkah frekuensi
3. Pemilih bentuk sinyal
4. Pengatur tegangan
5. Pengatur dc offset
6. Terminal keluaran utama
7. Terminal keluaran TTL CMOS
8. Pengatur CMOS level
9. Terminal masukan VCG
10. Pengatur siklus kerja
11. Tombol peredaman
12. Tombol dc offset
13. Tombol CMOS level
14. Tombol siklus kerja
15. Pengatur frekuensi

3.2 Panel Belakang Generator Fungsi

1. konektor VCG in
2. Konektor GCV out
3. Konektor TTL out
4. Konektor MOD in
5. Konektor Horizontal out
6. Kaki panel belakang
7. Sekring
8. Masukan daya ac

4. Dasar-dasar Pengoperasian
Dalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator fungsi akan
dijelaskan berbagai aplikasi dari generator fungsi, antara lain :
troubleshooting dengan teknik signal tracing, troubleshooting dengan
teknik signal substitution atau teknik sinyal pengganti, penggunaan
generator fungsi sebagai bias dan sumber sinyal, karakteristik penguat
dengan beban lebih (overload), berbagai pengukuran respons
frekuensi, pengetesan performansi penguat dengan gelombang
persegi, pengetesan speaker dan rangkaian impedansi.
5. Penggunaan Generator Fungsi

5.1 Pengukuran Respon Frekuensi


Generator fungsi dengan kapabilitas sweep adalah ideal untuk
pengecekan respons frekuensi pada peralatan seperti penguat,
kendali bass dan treble, filter band-pass, filter High Pass dan Low Pass,
rangkaian kopling, dan speaker maupun rumah speaker. Penguat IF,
tuned circuit, notch filter dan rangkaian impedansi lainnya. Dengan
range frekuensi generator fungsi sampai minimal 1 MHz, maka dapat
dipakai untuk pengukuran, mengaturan dan analisis respons
peralatan pasip atau aktip sampai batas frekuensi tersebut. Sebagai
tambahan pada fasilitas sweep internal, beberapa generator memiliki
input frekuensi terkontrol tegangan (VCF = voltage controlled
frequency), yang memungkinkan pengendalian sinyal sweep oleh
gelombang sinus atau pola khusus lainnya. Juga beberapa unit
tercakup rentang audio dari 20 Hz ~ 20 kHz dapat masuk dalam satu
sweep dengan mudah.

Bila menggunakan osiloskop kovensional, maka peraga yang diperoleh


akan nampak seperti gambar 6-7 Penguatan atau atenuasi relatip dari
seluruh frekuensi dalam pita tersebut akan ditampilkan. Tampilan
akan dapat dianalisis untuk menerima atau menolak karakteristik
respons frekuensi. Dalam penguat pitalebar, tujuan analisis umumnya
adalah untuk menjaga respons frekuensi rata pada lebar-pita selebar
mungkin. Tampilan respons frekuensi dari rangkaian filter dan kopling
menunjukkan frekuensi dan ketajaman cut-off.
5.2 Pengaturan Tegangan Keluaran

Multiplier analog digunakan untuk mengendalikan sinyal yang


mempunyai amplitudo melampaui 10 dB. satu dari beberapa
masukan multiplier dilewatkan dalam sebuah filter anti-aliasing.
Masukan lain berasal dari control tegangan DC yang merupakan
jumlah dari dua keluaran DAC. Salah satu DAC diatur sesuai dengan
tegangan nominal amplitudo keluaran yang dikehendaki. DAC kedua
memberikan suatu tegangan untuk mengkoreksi variasi respon
frekuensi generator fungsi. Prosedur kalibrasi 33250A dilengkapi
semua informasi yang diperlukan untuk menghitung nilai DAC. Dua
attenuator (- 10 dB dan – 20 dB) dan penguat (+20 dB) digunakan
sebagai variasi kombinasi untuk mengendalikan tegangan keluaran
dalam step 10 dB melampaui lebar cakupan nilai amplitudo ( 1 mVpp
sampai 10 Vpp).

Sebagai kenyamanan, impedansi beban dapat ditetapkan sebagimana


diperlihatkan oleh generator fungsi dan dengan demikian dapat
diperagakan tegangan beban dengan benar. Jika impedansi beban
sebenarnya berbeda dengan nilai yang ditetapkan, amplitudo yang
diperagakan, offset, dan tingkatan tinggi / rendah menjadi salah.
Variasi tahanan sumber diukur dan diperhitungkan selama instrumen
dikalibrasi. Oleh karena itu akurasi tegangan beban terutama
bergantung pada akurasi tahanan beban.
5.3 Troubleshooting dengan Teknik Signal Tracing
Salah satu teknik troubleshooting untuk mencari kerusakan pada
komponen system audio adalah, dengan mengijeksikan sinyal dari
generator fungsi pada bagian input alat yang akan dites. Kemudian
osiloskop dipakai untuk memeriksa output setiap tingkat dari
penguat. Hal ini dimulai dari bagian input dan bergerak kearah
output. Bila suatu tingkat memberikan sinyal output yang cacat atau
tidak ada output sama sekali, maka dapat diduga pada tingkat
tersebut terdapat kerusakan. Sinyal input yang lazim digunakan
berbentuk sinusoida dengan amplitudo rendah, sedemikian rupa
supaya tidak menimbulkan cacat bentuk pada tingkat berikutnya.
Umumnya generator fungsi dapat menghasilkan sinyal sampai 2 MHz,
bahkan beberapa model mampu memberikan frekuensi sampai 10
MHz atau lebih tinggi. Pada teknik sinyal tracing ini tidak diperlukan
tegangan DC-offset dari generator fungsi, walaupun rangkaian
penguat audio menggunakan kopling kapasitor yang mampu
memblokir tegangan DC yang berasal dari sumber.

5.4 Pengaturan dan Penguncian Fase


Dengan mengatur fasa dan amplitudo harmonik-harmonik, hampir
setiap bentuk gelombang dapat dibangkitkan dengan menjumlahkan
frekuensi dasar yang di-bangkitkan oleh generator fungsi yang satu
terhadap frekuensi harmonik yang dibangkitkan oleh generator fungsi
yang lain.
Generator fungsi juga dapat dikunci fasanya terhadap sebuah standar
frekuensi, dan kemudian semua gelombang keluarannya dibangkitkan
dengan ketelitian frekuensi dan stabilitas yang sama dengan sumber
standar.Generator fungsi dapat mensuplai bentuk gelombang
keluaran pada frekuensi-frekuensi yang sangat rendah.
6. Contoh Generator Fungsi

Anda mungkin juga menyukai