KEBERAGAMAN
PEMIKIRAN ISLAM
DI INDONESIA
Pemikiran di
bidang Filsafat
RAGAM
Pemikiran di PEMIKIRAN Pemikiran di
bidang kalam bidang fiqih
ISLAM DI
INDOENSIA
Pemikran di
bidang Tasawuf
A. Pemikiran • Secara etimologi, ilmu kalam berasal dari kata kalam,
yang berarti “kata-kata”. Kata-kata di sini
fisafat islam
diantaranya ;
1. Model pendidikan pesantren diganti dengan
di Indonesia model pendidikan Barat. Selain muncul
golongan pembaru dalam Islam, muncul
juga organisasi tradisional yang terhimpun
dalam Nahdhatul Ulama (Kebangkitan
Ulama) yang dicetuskan oleh K.H. Hasyim
Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah pada
tahun 1926.
Peran ulama-ulama islam digantikan oleh
pemimpin-pemimpin Islam yang
bergerak di bidang organisasi atau
kepartaian dalam kepolitikan.
periode ketika kepemimpinan ulama
sangat dominan di masyarakat Muslim.
Kepemimpinan ulama berlangsung sejak
Islam datang ke Indonesia hingga
berlangsungnya masa penjajahan.
Pemikiran di • Para ulama tasawuf memiliki pandangan yang
berbeda mengenai kegiatan tasawuf sehingga
bidang dalam mendefinisikan tasawuf terdapat
perbedaan, tetapi tidak berbeda pada
Tasawuf pemahaman di antaranya :
A. Imam Al-ghazali
“Tasawuf adalah budu pekerti, barangsiapa yang
memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia
memberikan bekal atas dirimu dalam tasaawuf’.
B. As-Suhrawardy
• “Tasawuf adalah mencari hakikat dan
meninggalkan sesuatu yang ada di tanggan
makluk ( kesenangan duniawi)
• 2. As-Suhrawardy
• ‘’Tasawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan
sesuatu yang ada di tanggan makluk ( kesenangan
duniawi)
Masuknya Berbicara soal pemikiran tasawuf di Indonesia, Aceh
memiliki peran yang amat penting di mana aceh memiliki
Hukum islam
perbedaan pendapat dan keberagaman, oleh karena
itu di butuhkan jalan tengah dalam permasalahan
di Indonesia ibadah.
Pemikiran imam al-syafii yaitu berijtihad dengan
metode deduktif dan ijtihad dengan metode
komparatif, dimana dapat berusaha
mempertemukan dua pendapat yang memang
berbeda, yang biasanya disebut dengan Taufiqiy atau
menguatkan pendapat yang disebut dengan tarjih.
Faktor 1. Adanya pemahaman yang berbeda
mengenai pemahaman ayat al-qur’an
Penyebab sehingga memunculkan perbedaan
corak penafsiran.
2. Larangan menulis, menukil, serta
keberagaman meriwayatkan hadist nabi. Karena
pemikiran kekhwatiran akan tercampurnya al-
qur’an dan hadist
islam 3. Ketidakpedulian sekelompok umat
islam terhadap wasiat-wasiat dan
ucapan rasullah SAW berkenaan dengan
Khilfah.
4. Adanya campura tangan
Khalifah bani umayah dan bani
abasiyah dengan menciptakan
perselisihan mahzab di antara kaum
muslimin agar dapat mempertakan
Khilafanya.
5. Kebodohan umat islam yang
saat itu mudah sekali di adu
domba dan memdapatkan
propaganda yang buruk.
• Masuknya pemeluk agama lain,
serta pencampuran budaya dan
pertukaran dengan mereka.
• Adanya tangan jahil para
khlifah Bani umayah untuk
membuat hadist-hadist palsu
untuk menguji sahabat yang
munafik.
Menyikapi 1. Sikap Toleransi terhadap aliran-aliran atau pemikiran
serta perbedaan pendapat