Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PERBANDINGAN PANCASILA DENGAN IDEOLOGI LAIN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pembimbing : Ita Susanti, M.H

Disusun oleh :

FEBRI ALVIANTO 171321011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. Macam-Macam Ideologi

1. Pancasila

Inti Pemikiran :
Pancasila sebagai Ideologi memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila bertitik tolak dari pandangan
bahwa secara kodrati bersifat monopluralis, yaitu manusia yang satu tetapi dapat
dilihat dari berbagai dimensi dalam aktualisasinya.

Latar Belakang :
Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia yang merupakan hasil penuangan atau
pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang diangkat dari nilai-nilai adat istiadat
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan petunjuk bagi masyarakat
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki dimensi-dimensi idealitas,
normatif, dan realitas.

Landasan :
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam nilai-nilai
budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar berkehidupan
berbangsa dan bernegara yang kemudian dirumuskan dalam Pancasila.

Ciri-ciri :
- Berasal dari falsafah masyarakat
- Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa
- Demokratis
- Berdasar Hukum
- Kreatif dan Dinamis
- Berdasarkan sejarah pengalaman bangsa
- Isinya tidak operasional
- Menghargai keberagaman

2. Komunisme

Inti Pemikiran :
menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah, tenaga kerja, modal)
yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa
kelas dan semua orang sama.
Latar Belakang :
Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels,
sebuah manuskrip politik yang mengusung pertentangan kelas sosial (kaum proletar dan
kaum borjuis).

Landasan :
Penolakan kondisi masa lampau, analisa yang cenderung negatif terhadap situasi dan
kondisi yang ada, resep perbaikan untuk masa depan, dan rencana tindakan jangka
pendek yang memungkinkan tercapainya tujuan yang berbeda-beda.

Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan seluruh besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata (tanpa kelas)
- Pemerintahan otoriter

3. Liberalisme

Inti Pemikiran :
Kebebasan individual sehingga kesejahteraan bukan merupakan tanggung jawab negara.

Latar Belakang :
Sebagai respons terhadap kekuasaan negara yang absolut dan otoriter yang membatasi
kebebasan dan hak-hak warga negaranya.

Landasan :
Manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi, tanpa harus diterapkannya aturan-
aturan ketat yang bersifat mengekang.

Ciri-ciri :
- Kebebasan sebesar-besarnya bagi setiap individu
- Penolakan terhadap pembatasan, terutama dari pemerintah dan agama.
- Ekonomi pasar relatif bebas

4. Sosialisme

Inti Pemikiran :
Persamaan atau persetaraan derajat antar masyarakatnya.

Latar Belakang :
Sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah sistem kapitalisme
liberal yang tamak.

Landasan :
Sifat dasar manusia sebagai mahluk sosial.
Ciri-ciri :
- Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara.
- Tidak ada kelas kaya dan miskin, atau pun kelas majikan dan buruh, sebab semua
sama.
- Mencita-citakan masyarakat yang didalamnya dapat bekerja sama dan solidaritas
dengan hak-hak yang sama.
- Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
- Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
- Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan
luwes secara bertahap.
- Sosialisme berpegang pada prinsip-prinsip kesederajatan dan pemerataan
- Paham ini mempunyai pemikiran ekonomi negara centeris, yaitu untuk mengatasi
kesenjangan.
- Pemikiran politik sosialisme adalah bahwa negara sangat diperlukan untuk membina
dan mengkoordinasikan kebersamaan.
- Pemikiran keagamaan sosialisme terpengaruh kuat oleh pemikiran yang berdasarkan
ajaran agama bahwa manusia harus saling tolong menolong.

5. Fasisme

Inti Pemikiran :
Crediere, Obediere, Combattere (Yakinlah, tunduklah, berjuanglah)

Latar Belakang :
Perkembangan dari paham yang dipraktikkan di Italia pada tahun 1922-1943, yaitu pada
saat Benito Mussolini menjabat sebagai Perdana Menteri Fasis di Italia. Dilakukan
awalnya untuk melawan anarkisme dan komunisme.

Landasan :
Negara dan pemerintah harus bertindak keras agar “ditakuti” oleh rakyat, intinya negara
diperlukan untuk mengatur masyarakat.

Ciri-ciri :
- Kekuasaan dipegang oleh pemerintah yang dapat berupa koalisi sipil, militer, atau
partai yang berkuasa saat itu.
- Rakyat diperintah dengan intimidasi agar patuh terhadap negara.
- Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh dilakukan oleh
rakyatnya.
II. Perbedaan Masing-Masing Ideologi

Aspek Pancasila Komunisme Liberalisme Sosialisme Fasisme


- Demokrasi - Demokrasi rakyat - Demokrasi liberal - Demokrasi - Tidak setuju
Pancasila untuk dengan
- Berkuasa mutlak - Hukum untuk kolektivitas demokrasi
- Hukum untuk satu parpol melindungi
menjunjung individu - Diutamakan - Kekuasaan
tinggi keadilan - Hukum untuk kebersamaan adaditangan
dan melanggengkan - Dalam politik pemimpin
Politik keberadaban komunis mementingkan - Masyarakat yang
individu dan individu sama dengan dijalankan
Hukum
masyarakat negara dengan
kekerasan

- Hukum untuk
melindungi
pemimpin

- Peran negara - Peran negara - Peran negara - Peran negara - Peran Negara
ada untuk tidak dominan kecil ada untuk kecil
terjadi pemerataan
monopoli, yang - Demi kolektivitas - Swasta - Kapitalisme
merugikan berarti demi mendominasi - Keadilan
rakyat negara - Monopolisme
Ekonomi
- Kapitalisme - Distributif
- Monopoli negara yang
- Monopolisme diutamakan

- Persaingan bebas

- Bebas memilih - Agama candu - Agama urusan - Agama - Agama candu


salah satu masyarakat pribadi mendorong masyarakat
agama perkembangan
- Agama harus - Bebas beragama - Agama harus
-nya
- Agama harus dijauhkan dari dijauhkan
menjiwai dalam - Bebas memilih kebersamaan
Agama
masyarakat dari
kehidupan Agama
bermasyarakat masyarakat
berbangsa dan - Atheis - Bebas tidak
bernegara beragama - Mengdepank
an kekuatan
- Individu diakui - Individu tidak - Individu lebih - Masyarakat - Individu tidak
keberadaan nya penting penting dari pada lebih penting penting
Pandangan masyarakat dari pada
Terhadap - Hubungan - Masyarakat - Masyarakat
individu
Individu & individu dan tidak penting - Masyarakat tidak penting
Masyarakat masyarakat diabdikan untuk
dilandasi 3S - Kolektivitas - Sosial budaya
individu
(selaras, yang dibentuk ditentukan
seimbang, negara lebih oleh
serasi) penting propaganda
penguasa
- Masyarakat ada sehingga daya
karena ada kritis
individu- masyarakat
individu menjadi
mundur

- Individu akan - Atheisme - Penghargaan - Kebersamaan - Tidak


punya arti atas HAM Rasional
apabila hidup di - Dogmatis - Akomodasi
tengah - Demokrasi
- Tidak
masyarakat - Otoriter
- Negara hukum - Jalan tengah mengakui
- Keselarasan - Ingkar HAM persamaan
keseimbangan, - Menolak derajat
dan keserasian - Reaksi terhadap dogmatis manusia
dalam setiap liberalisme dan
kapitalisme - Reaksi terhadap - Tidak
Ciri Khas aspek kehidupan
absolutisme mengakui
oposisi

- Pemerintahan
oleh kelompok
elite

- Totaliterisme

- Rasialisme

Anda mungkin juga menyukai