Anda di halaman 1dari 16

 

 
BAB II
 
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
 

 
2.1 Tinjauan Pustaka
  Penelitian ataupun pengembangan terdahulu sangat penting guna

  menemukan titik perbedaan maupun persamaan dengan penelitian yang akan


dilakukan. Selain itu, penelitian terdahulu juga berguna sebagai perbandingan
 
sekaligus landasan dalam penelitian tersebut.
 
Pada Karya Ilmiah – Skripsi (S1) yang direalisasikan oleh Hendrik P.
Priyanto,
  yaitu membuat sebuah alat bantu pengukuran otomatis menggunakan
  bantuan mikrokontroller AVR Atmega8535 yang digunakan untuk melakukan
pengukuran diagram arah pola radiasi dan polarisasi sebuah antena penerima.
Mikrokontroller yang dirancang, digunakan untuk mengatur putaran motor stepper
untuk memutar antena. Pengukuran dilakukan setiap 1/40 putaran baik untuk pola
radiasi, polarisasi, direktivitas dan gain. Untuk mengetahui besarnya gain,
direktivitas arah pola radiasi, dan bentuk polarisasi maka penulis menggunakan
bantuan IC LT5504 yang telah terintegrasi dengan ADC (analog to digital
converter) mikrokontroller. Software Visual Basic 6.0 digunakan untuk mengolah
data yang terukur pada mikrokontroller. Hasil pengukuran direpresentasikan dalam
grafik polar dan rectangular. Dari hasil analisa, pembangkitan data pengukuran
random ATMega8535 yang dilakukan menunjukkan bahwa pengukuran yang
dilakukan layak digunakan untuk praktikum pengukuran luar laboratorium Antena
IT Telkom. [2]
Pada Video ini menjelaskan mengenai rangkaian probe demodulator /
detector RF sederhana yang dapat digunakan dengan DMM atau osiloskop.
Rangkaian ini bisa digunakan untuk mengukur amplitudo relatif sinyal RF. Hal ini
sangat berguna untuk menyetel atau menyesuaikan tahapan IF selama penyelarasan,
respons filter, puncak level RF, dan memeriksa karakteristik modulasi amplitudo.
Video tersebut menjelaskan cara kerja dari rangkaian dan menunjukan hasil
pengukuran dari rangkaian simple RF detector. Rangkaian ini menggunakan
sepasang dioda Germanium 1N34A atau bisa menggunakan dioda dengan tegangan
bias maju yang rendah dan sepasang kapasitor bernilai kecil.

II-1

 
 
II-2

 
2.2 Landasan Teori
 
Teori yang mendasari pelaksanaan tugas akhir ini berkaitan dengan
  hardware dan metode sistem.
  2.2.1 Antena Yagi Uda UHF TV

  Antena merupakan media telekomunikasi nirkabel yang digunakan sebagai


transponder atau mengubah sinyal listrik menjadi menjadi sinyal elektromagnetik
 
Jenis-jenis antena terdiri dari beberapa macam, tergantung dari bentuk dan beberapa
 
karakteristik yang diinginkan. Antena Yagi adalah salah satu jenis antena radio atau
televisi
  yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi. Antena ini bersifat direksional, yaitu
menambah
  gain hanya pada salah satu arahnya [3]

Gambar II.1 Antena Yagi Uda


Antena Yagi terdiri dari[17] :
1. Driven
Adalah titik catu dari kabel antena, biasanya panjang fisik driven adalah
setengah panjang gelombang (0,5λ) dari frekuensi radio yang dipancarkan atau
diterima
2. Reflector
Adalah bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul
sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven. panjang biasanya adalah
0,55 λ (panjang gelombang).
3. Director
Adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada
driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena, namun akan

 
 
II-3

 
membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit. Panjang dari elemet
 
director pada umumnya 0.45 λ.
  4. Spacing
  Antena Yagi, juga memiliki spasi (jarak) antara elemen. Jaraknya umumnya
sama,
  yaitu 0.1 λ.
Pada proyek ini antena yagi TV yang digunakan menggunakan antena yang
 
telah tersedia di pasaran
 
2.2.2 Tuner TV
  Adalah bagian dari sistem perangkat TV yang berfungsi untuk menirma
transmisi
  sinyal RF (Radio Frequency) dari jaringan radio broadcast dan
mengkonversikan frekuensi carrier dengan bandwidth tertentu menjadi frekuensi
 
yang tetap.[2] Hal ini dilakukan untuk menyeleksi saluran TV yang dinginkan.

Gambar II.2 Blok diagram Tuner TV


Perangkat tuner ini akan menyeleksi saluran televisi dengan proses sebagai
berikut:
1. Sinyal televisi yang diterima oleh antena akan diumpankan ke port RF-
In
2. Sinyal televisi yang diterima akan di filter oleh BPF TV Tuner. Pada
bagian ini ditambahkan juga perangkat Automatic Gain Controler yang
berfungsi untuk menguatkan level sinyal RF yang diterima.
3. Sinyal RF dari filter akan di masukan ke bagian RF-Inmixer dari
TVTuner dan sinyal dari local oscillator (LO) akan di masukan ke
bagian LO-In mixer. Dengan proses pencampuran kedua sinyal ini akan

 
 
II-4

 
mendapatkan suatu frekuensi IF (Intermediate Frequency), yaitu
 
frekuensi tetap yang dihasilkan dari proses pencampuran sinyal RF
  dengan LO. Pada sistem TV analog, frekuensi IF yang digunakan
  adalah 38.9 MHz. Pada bagian ini Tuner TV akan membangkitkan dan

  mengatur frekuensi local oscillator pada frekuensi tertentu agar


didapatkan frekuensi IF sebesar 38.9 MHz. dengan rumus sebagai
 
berikut:
 
𝐼𝐹 = 𝑅𝐹 ± 𝐿𝑂
  Dimana:

  IF = Intermediate Frequency
RF = Radio Frequency
 
LO = Local Oscillator
4. Sinyal IF yang keluar dari mixer akan dilanjutkan ke bagian IF FILTER
yang berfungsi untuk mem-filter sinyal pada frekuensi 38.9 MHz
5. Sinyal IF yang telah di filter selanjutnya akan di perkuat pada bagian IF
AMP, maka sinyal IF akan diteruskan ke proses selanjutnya dari sistem
Perangkat TV analog. Sinyal IF yang telah di perkuat akan dilanjutkan
pada proses selanjutnya yaitu oleh Detektor sinyal yang akan di bahas
pada bagian 2.2.3.
2.2.3 Simple RF Detector
Perangkat elektronik yang berfungsi mengubah sinyal RF menjadi tegangan
DC yang secara proporsional sama dengan daya RF yang diterima. Yang artinya
apabila level RF Input yang diberikan ke rangkaian RF Detector bertambah, maka
output level tegangan DC ikut bertambah begitu pula sebaliknya. Pada alat ini RF
Detector akan mengubah sinyal IF keluaran dari Tuner TV sehingga menjadi
tegangan DC yang akan di proses pada bagian ADC di Mikrokontroler.[2]

 
 
II-5

  Gambar II.3 Simple RF Detector


2.2.4 Arduino UNO
 
Arduino adalah microcontroler single-board yang bersifat open-source,
 
yang dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.
Pada bagian hardware memiliki proscessor Atmel AVR dan pada bagian software
memiliki bahasa pemrograman sendiri.[18] Arduino menggunakan keluarga
mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel sebagai IC Mikrokontroler dari
Arduino[4]
Tabel II.1 Spesifikasi Arduino.
Spesifikasi Nilai
Mikrokontroler ATmega328P
Tegangan operasi 5V
Tegangan masukan
7 s/d 12 V
(rekomendasi)
Batas tegangan masukan 6 s/d 20 V
Pin digital I/O 14 Pin
Pin PWM Digital I/O 6 Pin
Pin masukan analog 6 Pin
Arus DC per pin I/O 20 mA
Arus DC pin 3.3 V 50 mA
32 KB (ATmega328P) 0.5 KB
Flash Memory
digunakan untuk bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1 KB (ATmega328P)

 
 
II-6

 
Kecepatan Clock 16 MHz
 
LED_BUILTIN 13
 
Panjang 68.6 mm
  Lebar 53.4 mm

  Berat 25 g

Gambar II.4 konfigurasi pin Arduino UNO rev3


2.2.5 Sistem Saluran Televisi Indonesia
Sistem televisi adalah sinyal elektronik yang berisi informasi gambar dan
suara yang disampaikan kesuatu jarak yang jauh baik melalui kawat penghantar
ataupun menggunakan hubungan radio, dimana transducer pada sisi penerima, akan
mengubah sinyal elektronik tersebut untuk kembali kebentuk aslinya. Sistem
televisi ini dapat berupa suatu sistem satu warna (hitam dan putih) atau pun sistem
berwarna. Jelas bahwa dalam kedua sistem ini berbeda, meskipun sistem televisi
berwarna dapat juga menghasilkan gambar dengan satu warna. [6]
Sebagaimana diketahui sinyal TV [7] terdiri atas:
1. Sinyal video yang lazim disebut sebagai sinyal gambar.
2. Sinyal audio yang merupakan sinyal suara.
Jenis modulasi bagi kedua sinyal tersebut tidaklah sama,dan pemilihannya
berdasarkan kepada pertimbangan minimalisasi bandwidth, sehingga sinyal video

 
 
II-7

 
menggunakan AM-Vestigial Side Band dan sinyal audio menggunakan FM.
 
Sebagaimana diketahui sinyal TV terdiri atas:
  1. Bandwidth sinyal video dengan fm = 4,1 MHz
  2. Bandwidth sinyal audio/musik dengan fm = 15 ,0 KHz

  3. Bandwidth sinyal AM = 2 fm
4. Bandwidth sinyal FM = 2n fm ,dimana n adalah jumlah sideband
 
5. Sinyal sinkronisasi sinyal warna
 
Maka : sinyal video menggunakan AM-Vestigial Sideband sinyal audio
menggunakan
  FM

  Karena AM tidak diterapkan secara murni tetapi berupa AM-Vestigial


Sideband, meski sinyal sinkronisasi serta sinyal warna juga disertakan dalam
 
pengiriman gambar, total bandwidth TV untuk setiap saluran dapat ditekan menjadi
7,0 MHz. Frekuensi yang digunakan sebagai gelombang pembawa pada
komunikasi TV adalah daerah frekuensi VHF dan UHF. Karena jumlah pengguna
alokasi frekuensi ini sangat besar, maka untuk mencapai efisiensi pemakaian yang
sebaik mungkin, perlu dibuat peraturan dalam pemanfaatannya. Untuk lebih
jelasnya, contoh pemakaian satu saluran TV untuk saluran 9 dapat dilihat pada
gambar II.4

Gambar II.5 Bandwidth Saluran televisi


Bvideo = 5MHz ,Baudio = 160 KHz. Cvideo = 210,25 MHz
Caudio = 215,75 MHz BTV = Bvideo + Baudio = 7 MHz

 
 
II-8

 
Untuk kali ini, kita akan bahas mengenai sistem saluran televisi di
 
Indonesia. Berikut adalah saluran TV yang berlaku di Kota Bandung
  Tabel II.2 Daftar saluran televisi wilayah Kota Bandung [6]
  Saluran Nama Stasiun Fcarrier Video (MHz) Fcarrier Audio (MHz)

  21 UHF BCTV 471.25 476.75


22 UHF INEWS 479.25 487.25
 
24 UHF GARUDA TV 495.25 500.75
 
26 UHF I CHANNEL 511.25 516.75
  28 UHF PJTV 527.25 532.75
  30 UHF NET. TV 543.25 548.75

  34 UHF KOMPAS TV 575.25 580.75


36 UHF RTV 591.25 596.75
38 UHF BANDUNG TV 607.25 612.75
41 UHF TVRI 631.25 636.75
42 UHF TRANS TV 639.25 644.75
43 UHF AK TV 647.25 652.75
44 UHF TRANS 7 655.25 660.75
46 UHF GLOBAL TV 671.25 676.75
48 UHF TV ONE 687.25 692.75
50 UHF RCTI 703.25 708.75
52 UHF SCTV 719.25 724.75
54 UHF INDOSIAR 735.25 740.75
56 UHF METRO TV 751.24 756.75
58 UHF ANTV 767.25 772.75
60 UHF MQTV 783.25 788.75
62 UHF MNC TV 799.25 804.75

2.2.6 Analog to Digital Converter


Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri,
komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistem

 
 
II-9

 
komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan sebagainya
 
kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer)
  ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan
  sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan
seberapa
  sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second
 
(SPS). [8]
 
Pengaruh kecepatan sampling ADC :
 

Gambar II.6 Pengaruh Kecepatan Sampling Adc


Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai
contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output
data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari
contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh
lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk
besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio
input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan
skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153
(bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner)
2.2.7 LCD 16x2
Liquid Crystal Display adalah display datar yang digunakan pada jam
tangan digital, kamera dan banyak komputer portabel. LCD menggunakan dua
lembar bahan polarisasi dengan larutan kristal cair di antaranya. Arus listrik yang

 
 
II-10

 
melewati cairan menyebabkan kristal saling menutup sehingga cahaya tidak bisa
 
melewatinya. LCD ini digunakan pada TV layar datar, smartphone, monitor
  komputer, jam tangan digital.[11]
  LCD dapat dibuat dalam berbagai ukuran seperti 8x1, 8x2, 10x2, 16x1,
16x2,
  16x4, 20x2, 20x4, 24x2, 30x2, 32x2, 40x2. Sebagai contoh, LCD 16x2 yang
berarti dapat menampilkan 2 baris yang berisikan 16 karakter. LCD ini bisa
 
digunakan untuk menampilkan karakter seperti angka, huruf, karakter ASCII dan
 
karakter khusus lainnya. Gambar II.7 merupakan bentuk dari LCD 16x2.
 

Gambar II.7 LCD Display 16x2


Gambar II.7 adalah gambar LCD Display 16x2 yang digunakan pada tugas
akhir ini. Berikut fungsi dari pin yang ada pada LCD Display 16x2:
Table II.3 Fungsi pin LCD Diplay 16x2[11]
Spesifikasi Keterangan
RW=1, (baca data dari LCD)
R/W (Read/Write)
RW=0, (tampilkan data ke LCD)
Kirim data ke pin data ketika pulsa turun
EN (Enable)
diberikan
DB0 s/d DB7 8 pin data berisi data atau perintah dari
(Pin Data) mikrokontroler
Led+ Tegangan masukan 5V atau vcc
Led- Pin 0V atau Ground

 
 
II-11

 
2.2.8 Motor Stepper
 
Stepper motor adalah brushless DC Electric motor yang membagi satu
  putaran penuh menjadi sejumlah step-step yang sama. Posisi dari motor stepper bisa
diatur
  untuk bergerak dan berhenti pada step tertentu tanpa menggunakan feedback
sensor
  selama motor diperhitungkan kecepatan dan torsinya pada implementasi
yang akan dibuat [12]
 

Gambar II.8 Motor Stepper UniPolar


Ada 3 tipe dari motor stepper, yaitu:
1. Permanent magnet stepper
Motor magnet permanen menggunakan magnet permanen
(PM) di rotor dan beroperasi pada daya tarik atau tolakan antara PM
rotor dan elektromagnet stator.[14]

Gambar II.9 Permanent Magnet Stepper

 
 
II-12

 
2. Hybrid synchronous stepper
 
Motor stepper tipe hibrid memiliki struktur yang merupakan
  kombinasi dari kedua tipe motor stepper sebelumnya. Motor stepper
  tipe hybrid ini memiliki gigi-gigi seperti pada motor tipe VR dan

  juga memiliki magnet permanen yang tersusun secara aksial pada


batang porosnya seperti motor tipe PM. Motor tipe ini paling banyak
 
digunkan dalam berbagai aplikasi karena kinerja lebih baik. Motor
 
tipe hibrid dapat menghasilkan resolusi langkah yang tinggi yaitu
  antara 3,60 hingga 0,90 per langkah atau 100-400 langkah setiap

  putarannya[14]

Gambar II.10 Konfirgurasi Stepper Hybrid


3. Variable reluctance stepper
Motor stepper jenis ini telah lama ada dan merupakan jenis
motor yang secara struktural paling mudah untuk dipahami. Motor
ini terdiri atas sebuah rotor besi lunak dengan beberapa gerigi dan
sebuah lilitan stator. Ketika lilitan stator diberi energi dengan arus
DC, kutub-kutubnya menjadi termagnetasi. Perputaran terjadi ketika
gigi-gigi rotor tertarik oleh kutub-kutub stator. [14]
Berikut ini adalah penampang melintang dari motor stepper
tipe variable reluctance (VR):

 
 
II-13

 
Gambar II.11 Variable Reluctance Stepper Motor
 
2.2.8.1 Phase current waveforms
 
Terbagi menjadi 4 metoda pergerakan stepper yang bisa digunakan
pada motor stepper. Setiap metoda yang diimplementasikan pada motor
stepper memiliki karakter tersendiri.[12] Berikut penjelasan setiap metoda:
1. Wave drive (Satu phasa yang berfungsi bergantian)
Pada metoda pergerakan ini hanya satu fasa dari stepper yang
aktif. Pada meotda ini memiliki jumlah step yang sama dengan
metoda Full-step Drive. Tetapi tenaga yang dihasilkan oleh motor
akan lebih rendah dari spesifikasinya. Misal, rotor memiliki 25 gigi
dan dibutuhkan 4 langkah untuk diputar dengan satu posisi gigi. Jadi
akan ada 25 × 4 = 100 langkah per rotasi penuh dan setiap
langkahnya akan menjadi 360/100 = 3,6 derajat
2. Full-step drive (Dua phasa yang berfungsi bergantian)
Ini adalah metode biasa untuk menggerakkan motor secara
penuh. Dua fase selalu menyala sehingga motor akan memberikan
torsi maksimalnya. Begitu satu fase dimatikan, satu lagi dinyalakan.
Wave drive dan single phase full step, menggunakan metoda yang
sama dan jumlah langkah yang sama tetapi beda torsi.
3. Half-stepping
Pada metoda ini Motor memiliki torsi sekitar 70%
Keuntungan dari half stepping adalah bahwa drive elektronik tidak
perlu berubah untuk mendukungnya. Jadi akan ada 25 × 8 = 200

 
 
II-14

 
langkah per rotasi penuh dan setiap langkahnya akan menjadi
 
360/200 = 1,8 °. Sudut per langkahnya adalah setengah dari langkah
  penuh.
  4. Microstepping

  Metoda Microstepping sinus-kosinus yaitu, dimana arus


berubah dinamis mendekati bentuk gelombang sinusoidal AC.
 
Microstepping sinus-kosinus adalah bentuk yang paling umum,
 
namun bentuk gelombang lainnya dapat digunakan.
  Terlepas dari bentuk gelombang yang digunakan, karena

  microstepping menjadi lebih kecil, operasi motor menjadi lebih


halus, sehingga sangat mengurangi resonansi pada motor stepper
 
Berikut timing diagram dari setiap metoda driving motor stepper :

Gambar II.12 Metoda Driving Motor Stepper

 
 
II-15

 
2.2.9 Driver Motor Stepper (Modul L298 H Bridge Drive)
 
L298 adalah IC dengan paket kemasan 15-lead Multiwatt and PowerSO20,
  yang digunakan sebagai high voltage dual full-bridge drive. Dirancang untuk
menerima
  logika TTL standar dan driving beban konduktif seperti relay, solenoid,

  DC dan motor stepper. Modul driver ini digunakan sebagai driver motor
motor
stepper. Terdapat 2 pin input yang berfungsi sebagai pengatur enable dan disable
 
perangkat output secara independen. [15]
 

Gambar II.13 Driver stepper L298


Tabel II.4 adalah spesifikasi dari driver steper l298 yang digunakan pada
tugas akhir ini.
Tabel II.4 Spesifikasi L298 Driver motor
Spesifikasi Nilai

Driver L298

Tegangan masukan 5V s/d 30V

Arus keluaran maksimum 2A

Logic power output (Vss) 5 s/d 7V

Logic current 0 s/d 36mA


Low = -0.3V s/d 1.5V
Enable signal & control level
High = 2.3V s/d Vss

Daya keluaran maksimum 25W (Temperature 75 ℃)

 
 
II-16

 
Tabel II.5 Konfigurasi Pin modul L298
 
Nama pin Fungsi pin
  Out 1 Pin motor A
  Out 2 Pin motor A’

  Out 3 Pin motor B


Out 4 Pin motor B’
 
12V Tegangan masukan 12V
 
GND Ground
  5V Tegangan masukan 5V
  EnA Enables PWM signal untuk motor A

  In1 Enable Motor A


In2 Enable Motor A’
In3 Enable Motor B
In4 Enable Motor B’
EnB Enables PWM signal untuk Motor B

2.2.10 Konversi Satuan


Satuan yang sering digunakan dalam menyatakan besar level sinyal yang
diterima adalah dalam satuan dBm. Pada tugas akhir ini, level sinyal yang diterima
masih menggunakan satuan milliVolt (mV). Satuan tegangan ini perlu
dikonversikan menjadi satuan dBm dengan rumus sebagai berikut:
mV  dBm = 20 * log(mV)
Terdapat tabel konversi yang bisa digunakan sebagai referensi konversi
satuan mV terhadap dBm. Tabel dapat dilihat pada bagian lampiran laporan tugas
akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai