Anda di halaman 1dari 53

MODUL KUMPULAN TUGAS MATA KULIAH

PRAKTIKUM AUDIO LANJUTAN

Dosen Pengampuh :
Ikhthison Mekongga, S.T., M.Kom.

Disusun Oleh :
Nama : Ayu Nur Aqni Anggraini
NIM : 061940722103
Kelas : 3 TIA

Jurusan Teknik Komputer


Prodi DIV Teknologi Informatika Multimedia Digital
Politeknik Negeri Sriwijaya
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat-


NYAsehingga kumpulan tugas mata kuliah Praktikum Audio Lanjutan ini
dapat tersusun hingga selesai. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak
Ikhtison Mekongga, S.T., M.Kom selaku dosen pengajar pada mata kuliah
Praktikum Audio Lanjutan.

Dan harapan saya semoga kumpulan jawaban tugas ini dapat dapat diterima
dengan baik dan dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca sehingga
ke depannya, pembaca juga dapat memperbaiki bentuk maupun menambahkan
jawaban yang tertera agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin


masih banyak kekurangan dalam kumpulan jawaban tugas kali ini.
Oleh karena itu saya sangat m e n g h a r a p k a n s a r a n d a n k r i t i k y a n g
m e m b a n g u n d a r i p e m b a c a d e m i kesempurnaan jawaban pada kumpulan
tugas ini.

Palembang, 26 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i……………………………….………………………………………

DAFTAR ISI ii…………………………………………………………………………

BAB {EQUALIZER}1…………………………………………………..…………….

BAB II {DYNAMIC PROCESSOR}5………………..………………………………

BAB III {AUDIO EFEK} 8……………………………….…………………………..

BAB IV {MIXER} 15………………………………………………………………….

BAB V {TRACKING DENGAN DAW} 18………………………………………….

BAB VI {RESUME TATA SUARA} 23……………………………………………..

BAB VII {PRA PDORUKSI AUDIO} 32……………………………………………

BAB VIII {PRODUKSI AUDIO} 41…………………………………………………

BAB IX {TUGAS SEMESTER} 46………………………………………………….


BAB I
EQUALIZER

 Perintah :
1. Buat langkah langkah setting Equqlizer!
2. Buat langkah-langkah setting Grapic Equalizer!
3. Apa perbedaan Mixer, Equalizer dan Filter?

Jawaban

I. Langkah-Langkah Setting Equalizer


Setting Equalizer merupakan proses boosting atau enhacing yaitu mengangkat
dan menurunkan gain pada frekuensi tertentu tanpa mempengaruhi frekuensi
lainnya agar terdengar sesuai dengan selera. Selain itu, setting equalizer
sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipastikan karena cara
pengaturannya berdasarkan selera masing-masing dari pengguna. Namun ada
beberapa cara umum yang biasa digunakan dalam menyetting equalizer, yaitu :

1. Pastikan Anda mengetahui sound system tersebut akan digunakan untuk


acara apa. Apakah untuk sebuah pesta tertentu atau hanya sekadar untuk
didengar oleh perseorangan (pribadi).
2. Lalu tentukan frekuensi yang akan digunakan. Ada banyak pilihan frekuensi
dalam equalizer. Mulai dari 3,5 kHz hingga di bawah 250 Hz (tergantung
selera dan disesuaikan dengan event/acara yang sedang berlangsung).
3. Setelah menentukan frekuensi, settinglah equalizer di posisi 0 atau flat, lalu
besarkan seluruh volume 50%.
4. Kemudian ceklah sound sambil dikombinasikan dengan tone potensio mixer
dalam posisi yang flat juga,
5. Setelah itu mulailah cek sound dengan menggunakan sesuatu yang terhubung
langusung dengan equalizer (drum, mic dengan menggunakan suara, gitar,
dan lain sebagainya) sambil sesekali kembali menyetting besar kecilnya
frekuensi agar terdengar pas.
6. Jika Anda membuat seeting ini untuk sebuah acara musik, maka setelahnya
Anda bisa mengecek keseluruhan sound instrument. Mulai dari mic, drum,
gitar dan lain-lain.
7. Tapi jika Anda menggunakan setting ini hanya untuk pribadi, maka setelah
mengecek sound (step 5) dan dirasa pas, Anda bisa langsung mendengarkan
musik yang telah disetting dengan menggunakan equalizer.

Catatan : Jika ingin mahir dalam menyetting equalizer, maka harus sering
mengoperasikan equalizer karena jika sering mengoperasikan equlizer, maka telinga
akan menjadi sensitive terhadap suara sehingga kita bisa mendengar perbedaan yang
signifikan antara suara satu dengan yang lainnya.

II. Langkah-Langkah Setting Graphic Equalizer

Langkah-langkah setting graphic equalizer yaitu :


1. Identifikasi rentang frekuensi dan titik kontrol untuk EQ Anda. Kebanyakan
EQ mencakup rentang frekuensi gelombang suara yang dapat dideteksi oleh
telinga manusia — 20 hertz (Hz) di ujung bawah, hingga 20 kilohertz (kHz)
di ujung atas. EQ kemungkinan besar akan memiliki tanda 20 Hz di sisi kiri,
dan 20 kHz di sisi kanan.
2. Lalu aturlah tombol “boost” dengan cara menggesernya ke atas untuk
mengintensifkan frekuensi dan atur tombol “cutting” dengan cara
menggesernya ke bawah untuk mengurangi frekuensi. Misalnya, jika Anda
ingin meningkatkan audio dalam rentang frekuensi 100 Hz, Anda dapat
menggeser ke atas tombol “boost” hingga menyentuh angka 100 Hz.
3. Periksa fitur lain seperti filter akses rendah / tinggi dan Q-range untuk lebih
menyesuaikan frekuensi agar terdengar lebih sesuai dengan keinginan
pengguna.
4. Periksa preset EQ apa pun untuk jenis audio yang ingin Anda dengarkan.
Dengan memilih preset, berbagai titik kontrol frekuensi akan “boost” atau
“cutting” ke level yang dianggap ideal untuk jenis musik atau audio tertentu
(pop, jazz, dan lain sebagainya).Selain itu preset EQ juga menyediakan cara
cepat untuk meningkatkan suara audio yang masuk melalui headphone,
earbud, atau speaker.
5. Potong (cutting) apa yang tidak Anda inginkan alih-alih meningkatkan
(boosting) apa yang Anda inginkan, karena boosting cenderung lebih
menambah distorsi pada audio, terutama jika Anda meningkatkan rentang
frekuensi tertentu ke tingkat yang signifikan.
6. Identifikasi rentang frekuensi dari instrumen dan vokal yang umum. Setelah
Anda menguasai dasar-dasar menyesuaikan penggeser atau titik kontrol
EQ, Anda dapat membuat penyesuaian yang bagus untuk menyorot
instrumen atau vokal tertentu.
7. Tingkatkan bar dalam rentang yang dipilih untuk menyorot instrumen.
Setelah Anda mengetahui rentang frekuensi mana yang ditelusuri untuk
menemukan instrumen atau vokal tertentu, tingkatkan penggeser atau titik
kontrol yang paling dekat dengan pusat rentang itu. Jika melakukan hal itu
membuat suara instrumen / vokal itu menonjol, coba tingkatkan sedikit
rentang di sekitarnya untuk melihat apakah itu membantu atau menghalangi
prosesnya.

III. Perbedaan antara Mixer, Equalizer, Filter

Perbedaan antara Mixer, Equalizer dan Filter adalah sebagai berikut :


 Jika Mixer adalah item peralatan yang menyusun beberapa sinyal audio input
secara seimbang, dan menyesuaikan kualitas nada sehingga audio output
mudah didengarkan oleh audiens.

 Lalu equalizer adalah alat untuk menyesuaikan keseimbangan antara


frekuensi dalam sinyal elektronik atau memeratakan frequensi, prosesnya
disebut dengan equalisasi. Equalizer dioperasikan dengan cara memperkuat
atau melemahkan pita frekuensi tertentu atau disebut “freqwensi range”
sehingga ditemukan pemerataan suara yang pas seperti yang dikehendaki.
Penggunaan equalizer umumnya pada recording(perekaman) atau reproduksi
suara seperti pada sistem audio.

 Sedangkan filter adalah rangkaian penguat yang bergantung pada frekuensi,


yang bekerja dalam rentang frekuensi audio, 0 Hz hingga lebih dari 20 kHz.
Filter audio dapat memperkuat (meningkatkan), melewatkan atau
melemahkan (memotong) beberapa rentang frekuensi. Ada banyak jenis filter
untuk aplikasi audio yang berbeda termasuk sistem stereo hi-fi, synthesizer
musik, efek suara, sistem penguatan suara, amplifier instrumen, dan sistem
realitas virtual. Umumnya filter dirancang dengan rangkaian pasif dan
diidentifikasikan oleh cut frequency fC (lagi, ini dihitung dimana gain
berkurang 3 dB).
BAB II
DYNAMIC PROCESSOR

 Perintah :

1. Jelaskan apa itu Dynamic Prosessor!


2. Buat langkah-langkah setting Compresor dan Limiter!

Jawaban
I. Defenisi Dynamic Processor

Dynamic processor adalah sebuah alat untuk memproses dinamika kekerasan


suara, yang satuannya deciBell (dB). Alat ini sangat digemari oleh setiap Audio
Engineer agar suara yang diprosesnya akan tetap stabil atau sebaliknya. Dynamic
processor juga dapat mengubah sinyal audio berdasarkan konten frekuensi dan
tingkat amplitudo. Jenis Dynamic processor yang plaing terkenal ada empat
yaitu yang Limiter, Compressor, Noise Gate, dan Expander.

II. Langkah-Langkah Setting Compressor Dan Limiter

A. Langkah Setting Compressor


Berikut ini adalah cara setting compressor.
 Langkah 1 :
Insert effect compressor ke dalam channel /track suara (audio) yang akan
dikompresi tersebut.

 Langkah 2 :
Naik / turunkan level treshold hingga sinyal terkuat dari suara yang ada
di channel / track tersebut sedikit menyentuh batas threshold, dengan
tujuan agar dapat memicu reaksi dari compressor serta
memerintahkannya untuk mulai bekerja.
 Langkah 3 :
Atur ratio sesuai dengan karakter sound yang dibutuhkan. Drum dan
vocal umumnya memiliki konfigurasi ratio 2:1 hingga 5 :1, bass guitar
4 : 1 , electric guitar antara 2 :1 hingga 8 :1, dan seterusnya.

 Langkah 4 :
Kombinasikan ratio dan threshold tersebut untuk mendapatkan hasil
output yang terbaik.

 Langkah 5 :
Atur kombinasi antara attack dan release. Attack yang lebih lambat
biasanya dibutuhkan pada saat mixing, mastering atau beberapa
keperluan lain. Sementara attack yang cepat umumnya dibutuhkan untuk
mengkompresi sound yang memiliki sinyal lebih dinamis atau fluktuatif .
Bergantung dari keperluannya, release control pada effect compressor
biasanya diatur dengan acuan bahwa semakin lambat, maka akan
membuat sound semakin terasa natural.

 Langkah 6 :
Atur kombinasi antara make up gain dan output untuk membuat level
sinyal tetap rata tanpa menambahkan noise yang tidak dikehendaki.

 Langkah 7 :
Tentukan pilihan antara hard knee dan soft knee. Elemen tersebut
dipilih tergantung dari material sound yang dikerjakan. Hard knee
biasanya dipilih untuk sound bass, drums, guitar dan suara-suara
perkusif lainnya, sementara soft knee biasanya dipilih untuk kompresi
track vocal atau beberapa part dari suara guitar tertentu.

B. Langkah Setting Limiter


Berikut ini adalah cara setting limiter.
 Langkah 1 :
Langkah pertama dalam menyetting limiter adalah identifikasi bagian
yang paling keras dari sebuah lagu. Ini adalah bagian di mana limiter
akan bereaksi dengan signifikan. Setelah Anda menemukan bagian
paling keras dari lagu tersebut, masukkan pembatas pilihan Anda di bus
utama dan dengarkan rekaman Anda.

 Langkah 2 :

Selanjutnya, tempatkan Reveal di bus master Anda. Ini harus berada di


akhir rantai mastering Anda. Penting untuk menggunakan mode
Mendengarkan Distorsi Reveal saat menyesuaikan pengaturan ambang,
serangan, dan pelepasan. Mode Mendengarkan Distorsi adalah trik
mastering lama. Dengan menggunakan insinyur mendengarkan
Distorsi akan dapat dengan tepat mengidentifikasi titik distorsi dan
memaksimalkan level tanpa mengorbankan kualitas.

 Langkah 3 :
Setel Threshold atau Input Gain. Kebanyakan pembatas memiliki fitur
serupa dan hal ini pada dasarnya akan melakukan fungsi yang sama,
yaitu untuk mengurangi transien dan meningkatkan keseluruhan level
rekaman.

 Langkah 4 :
Sesuaikan Attack dan Release agar berdampak besar pada suara. Limiter
digunakan untuk mengurangi puncak transien tertinggi dan memiliki
waktu serangan yang jauh lebih cepat daripada kompresor biasa.
Gunakan waktu untuk mengontrol transien secara cepat dan transparan.
Sesuaikan serangan sampai transien berkurang tanpa menjadi terlalu
membosankan.
BAB III
AUDIO EFEK

 Perintah :

1. Buat tahapan-tahapan dalam pembuatan Audio Efek


2. Berikan contohnya!

Jawaban

I. Tahapan Dalam Pembuatan Audio Efek


Sebenarnya ada beberapa software yang dapat digunakan untuk pembuatan audio
effect. Salah satunya adalah Audacity. Dalam pembahasan kali ini, akan diberikan
langkah-langkah pembuatan audio effect pada aplikasi Audacity. Perlu diketahui
bahwa Audacity adalah program pengolah suara/Audio open source (Gratis), bagi
para pengguna atau penggemar Mixing lagu.

Dibandingkan dengan pengolah Audio berbayar lainnya, Audacity bisa dibilang


cukup untuk mengolah Audio, terutama bagi pemula. Dengan Audacity pengguna bisa
mengkoreksi berkas suara tertentu atau sekedar menambahkan berbagai efek yang
disediakan. Selain itu pengguna dapat berkreasi dengan suara yang dimiliki sendiri.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pembuatan audio efek di software


Audacity.

1. Rekam suara yang akan anda editing. Buatlah nada semirip mungkin
dengan hasil yang diharapkan nantinya.
2. Pilih track 1 kemudian pilih menu Edit-Copy kemudian paste-kan pada
bagian bawah track sehinngga total keseluruhan 3 track.
3. Pilih menu Effect-Amplify agar amplitudonya lebih besar pada ketiga
track.
4. Pilih track ke-2, kemudian pilih menu Effect-Echo. Klik
tombol Solo pada bagian kiri track ke-2 untuk mencoba hasil effect
echo.

5. Pilih track ke-3, kemudian pilih menu Effect-Reverse. Kemudian pilih


menuhEffect-GVerb.hKlikhOK.jKemudianhpilihhmenu Effect-Revers 
lagi. Klik tombol Solo pada bagian kiri track ke-3 untuk mencoba hasil
effect.
6. Pada bagian ini editing sudah selesai dilakukan, tetapi ada beberapa
bagian yang perlu untuk disempurnakan.
7. Pilih track ke-1 kemudian pilih Effect-Change Pitch untuk mengubah
tinggi rendah nada kemudian pilih menu Effect-Bass Boost untuk
membuat suara jadi lebih besar.
Change Pitch

Bass Boost

8. Untuk memperhalus suara masuk dan keluar maka perlu ditambah kan
efek Fade In dan Fade Out.
Fade in

Fade out

9. Export ke dalam bentuk .mp3


II. Contoh pemberian efek pada software Audacity
Efek suara yang akan ditambahkan kali ini adalah efek suara agar terdengar
lebih profesional. Efek suara ini biasanya digunakan saat akan mengedit sebuah
rekaman radio atau berita. Berikut ini adalah contoh berserta dengan langkah-
langkah pada saat memberikan efek suara profesional di Audacity.
1. Buka file audio yang akan diedit atau bisa juga dengan merekaman suara
Anda.

2. Besarkan Volume Suara dengan cara pilih seluruh rentang suara dengan
shortcut Ctrl + A atau menggunakan mouse klik dan drag. Kita dapat
menggunakan Effect -> Amplify atau Effect -> Normalize. Pada
dasarnya kedua effect ini bertujuan untuk memperbesar volume suara.
Gunakan Effect -> Normalize dan membiarkan setting pada default.
Kemudian klik ok.

3. Bersihkan suara latar yang tidak diinginkan. Caranya yaitu dengan


mengambil contoh suara latar yang hendak kita bersihkan. Klik dan drag
mouse pada daerah di mana kita tidak mengatakan apa pun.
Kemudian pilih Effect -> Noise Reduction -> Get Noise Profile. Setelah
itu, kita pilih semua suara dengan Ctrl + A atau menggunakan mouse
klik dan drag sampai semua suara terpilih. Sekali lagi kita
pilih Effect -> Noise Reduction -> Ok.

Apabila kita belum puas karena masih terlihat ada suara latar sedikit,
maka kita dapat mengulangi langkah ketiga.

4. Terapkan Equalization Bass dan Treble Boost. Dalam keadaan terpilih


semua suaranya pilih Effect -> Equalization -> (Select Curve) Bass
Boost -> Ok dan Effect -> Equalization -> (Select Curve) Treble Boost
-> Ok.
5. Bersihkan suara-suara yang tidak perlu (kalau ada). Caranya dengan
memilih rentang suara yang hendak ditiadakan
suaranya (mute), kemudian klik Ctrl + L, atau cari ikon dengan
tooltip  silence audio selection.

6. Buang suara kosong sehingga ukuran file lebih kecil. Caranya dengan
memilih rentang yang hendak dibuang (trim), kemudian tekan tombol
keyboard Delete.

7. Dan efek suara profesional pun telah berhasil ditambahkan.


BAB IV
MIXER
 Perintah :

1. Jelaskan apa itu Mixer!


2. Jelaskan tombol-tombol yang ada pada Mixer!

Jawaban

I. Penjelasan mengenai Mixer

Mixer Sound System atau Mixer Audio adalah sebuah peralatan sound system
yang kegunaannya untuk mencampur dua atau lebih dari Channel Audio Input untuk
menjadikannya satu kesatuan sistem penyuaraan yang utuh. Mixer berfungsi sebagai
pencampur suara, sebuah mixing console, apakah itu analog maupun digital, atau juga
disebut soundboard / mixing desk (papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik
yang berfungsi memadukan (lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur
(routing) dan mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal -
sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau
power amplifier. Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan,
termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan
bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca produksi
pembuatan film.

Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam suatu pertunjukan musik


misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita menggunakan masing masing amplifier
untuk menguatkan setiap bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang
dimainkan oleh band pengiringnya. Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting
sebagai titik pengumpul dari masing masing microphon yang terpasang, mengatur
besarnya level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun
musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier. Mixer adalah salah satu
perangkat paling populer setelah microphone. Kita lebih mengenalnya dengan sebutan
mixer, mungkin kebanyakan kita menyebutnya demikian karena fungsinya yang
memang mencampur segala suara yang masuk, kemudian menyeimbangkannya,
menjadikannya salura dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian
mengirimkannya ke crossover aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke
speaker. Mixing console menerima berbagai sumber suara.

Bisa dari microphone, alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Dari sini
dengan mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari
yang sangat lembut sampai keras. Kalau kita misalkan sebuah system audio iu
umpamakan sebagai tubuh manusia, snake cable bisa kita umpamakan sebagai system
syaraf, dan mixing console sebagai jantungnya. Bila terjadi suatu masalah dengannya,
berarti system tersebut sedang dalam masalah besar. Salah satu syarat terpenting
dalam mixing console yang baik adalah mempunyai input gain yang baik, pengaturan
equalizer yang juga baik. Maka dengan demikian akan dapat dilakukan pengaturan
yang lebih sempurna dan optimal terhadap setiap input microphone, atau apapun yang
menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal pengaturan yang terdapat dalam sebuah
mixing console.

II. Fungsi tombol-tombol yang ada di Audio Mixer

Pengenalan dan fungsi tombol pemutar pada Mixer Sound System. Kondisi
susunan tombol masing-masing pabrik kadang berbeda-beda. Pada tombol-tombol
pemutar dan juga konektor terdapat tulisan dan skala yang berguna sebagai penuntun
untuk mengatur setingan bunyi dan arah I/O koneksi antar peralatan sound sistem
lainnya lewat jalur connector. Berikut ini merupakan penjelasan fungsi tombol yang
ada pada Audio Mixer.

 Input Channel Jack berfungsi untuk menghubungkan input masukan dari


microphone.
 Tombol Gain Sensitive berfungsi untuk menyesuaikan kepekaan dan kekuatan
input source.
 Tombol LOW Cut Switch berfungsi untuk memangkas sinyal yang mengandung
unsur nada rendah (HPF : High Pass Filter).
 Tombol EQ High berfungsi untuk mengatur level pada kepekaan lebar frekuensi
nada tinggi.
 Tombol EQ Middle berfungsi untuk mengatur kepekaan lebar frekuensi
menengah.
 Tombol Mid Frequency berfungsi untuk mengatur range bandwidth frekuensi
middle.
 Tombol EQ Low berfungsi untuk mengatur level kepekaan lebar nada bass atau
frekuensi rendah.
 Tombol pemutar Aux 1 dan Aux 2 berfungsi untuk mengirimkan output pada
device yang Anda mau. Misalkan Anda dapat mengirimkan sistem penyuaraan
atau  efek (FX) eksternal, seperti Monitor Speaker Control.
 Tombol Saklar PFL berfungsi untuk mengetahui posisi channel yang mendapat
informasi bunyi aktif ketika terdengar di speaker.
 FX Send fungsinya hampir mirip dengan tombol AUX yaitu menampilkan tinggi-
rendahnya suara efek (FX) internal pada Mixer dan untuk mengirimkan level
sinyal.
 Tombol Sub/ Main berfungsi untuk menempatkan ke arah mana output suara
akan dibagi-bagikan, apakah ke SUB Amplifier (Speaker) atau ke MAIN untuk
jalur Amplifier (Speaker) utama. Bisa saja SUB Out speaker ini Anda manfaatkan
untuk monitor speaker.
 Tombol Panpot berfungsi untuk menyetel ke arah mana suara akan diposisikan,
apakah di posisi right (kanan) atau left (kiri).
 Tombol Level Control Channel berfungsi untuk mengontrol audio level pada
channel (membesarkan atau mengecilkan).
 Tombol MAIN Master (MAIN MIX) berfungsi untuk mengecilkan atau
membesarkan keseluruhan suara dari seluruh mixer channel yang aktif yang
terhubung ke Main Output Speaker.
 Fungsi Insert berfungsi untuk mengirimkan sinyal pada peralatan tertentu seperti
Limitter dan Compressor lalu akan menerima kembali hasil olahan sinyal hanya
pada channel yang ditancapkan saja.
 Jack Record Output berfungsi untuk menyalurkan sinyal pada peralatan rekam.
 Fungsi LED Display Meter Indicator berfungsi untuk menunjukkan posisi
kekuatan sinyal suara bagus pada posisi Master MAIN Output dengan
keseluruhan, untuk melihat intenitas audio channel secara natural ketika Anda
menekan tombol PFL.
 Jack Phones atau Headphones berfungsi untuk menancapkan perangkat
Headphone (bisa juga handset) pada telinga Anda.
BAB V
TRACKING DENGAN DAW (DIGITAL AUDIO WORKSTATION)

 Perintah :

1. Buatlah langkah kerja Tracking dengan DAW!

Jawaban

I. Ada banyak software DAW yang beredar dan mulai konsisten


mempelajari software tersebut, sampai akhirnya kita mengerti konsep-konsep
yang ada di dalam software tersebut, karena hampir semua DAW yang ada saat
ini bekerja dengan konsep yang hampir mirip.  Software tersebut di antaranya
adalah DAW Studio One, Audacity, Pro Tools, Steinberg Cubase, Cakewalk
Sonar dan masih banyak lagi.

Dan kali ini, langkah yang akan saya buat merupakan langkah-langkah trcaking
dengan DAW dalam software DAW Studio One. Berikut adalah langkah-
langkahnya.

1. Buka aplikasi Studio One, pilih Create New Song dan pilihlah jenis style
musik yang akan Anda buat.

2. Ubahlah Song Title sesuai dengan nama lagu yang akan kita buat.
Ubahlah juga di direktori mana kita akan menyimpan lagu yang akan
kita buat. Untuk Sample Rate kita biarkan bernilai 44,1 khz. Resolusi
kita memakai 24 bit atau 32 bit pada saat recording atau mixing, dan
kita pakai 16 bit pada saat mastering.

3. Pada timebase, apabila kita nanti ingin tampilan lembar kerja kita dalam
satuan birama pilihlah Baras, namun jika kita ingin tampilan lembar
kerja kita dalam satuan detik, maka pilihlah second. Setelah itu kita
tekan OK.
4. Nama lagu sudah kita ganti menjadi jingleku dan penyimpanan proyek
nantinya di direktori D.

5. Setelah masuk ke dalam lembr kerja, pilihlah folder Soundsset dengan


cara mengklik folder Sounds.

6. Folder Soundset telah terbuka, dan muncul daftar soundset apa saja yang
telah kita install.

7. Pilih jenis Studio One Musicloops, folder Drums dan kita pilih Beat
Street 115bpm.musicloop. Untuk mendengarkannya kita bisa menekan
tombol play di bagian bawah Soundset.

8. Drag dan Drop soundset tadi ke tengah lembar kerja Studio One.

9. Kita letakkan soundset tadi pada birama ke 2.

10. Kita copy sound drum tadi, dengan cara menekan tombol D pada
keyboard. Misalnya kita copy 4 kali.

11. Selanjutnya kita masukkan soundset yang lain, misalnya dari folder Bass
kita pilih BelowSubBass- 115bpm-a.musicloop. Apabila kita ingin
mendengarkannya bisa kita klik tombol play dibawah soundset. Kita
Drag n Drop sound bass tadi di bawah track drum. Perlu kita ketahui,
bahwa huruf yang ada di belakang nama sound tadi merupakan kunci
dasar atau nada dari sound tadi. Misalnya sound Below Sub Bass yang
kita pilih tadi mempunyai nada.

12. Sound bass sudah masuk di lembar kerja Studio One. Sekarang kita telah
mempunyai dua track instrumen, yang pertama track instrumen drum
dan yang ke dua track instrumen bass. Kita copy sound bass tadi sekali
saja.
13. Selanjutnya, kita copy sekali lagi sound bass. namun, pada track bass di
birama 10 nantinya akan kita rubah nadanya, dari nada A menjadi nada
D.

14. Kita double klik birama ke 10 track bass tadi. Muncul halaman editor
dibawah halaman kerja kita.

15. Kita klik salah satu nada birama yang akan kita rubah nadanya,
kemudian bisa kita tekan Ctrl A atau kita blok satu birama yang akan
kita ubah nadanya tadi.

16. Birama yang akan kita rubah nadanya, telah terblok semua. Ini ditandai
dengan berubahnya warna notnotnya, dari abu-abu menjadi oranye.

17. Kita klik salah satu nada dan kita geser nadanya. Dari nada A2 kita geser
menjadi nada D3.

18. Nada A telah berubah menjadi nada D.

19. Sekarang kita copy birama ke 10 tadi. Caranya, kita klik dulu birama ke
10 kemudian kita tekan tombol D pada keyboard. Sekarang kita
mempunyai track instrumen bass nada A pada birama 6 dan 8 dan
dengan nada D pada birama 10.

20. Sekarang kita akan mengcopy nada bass yang bernada A di birama ke
14. Pada kasus ini, karena kita mengcopy birama yang tidak berjajar,
misalnya 4 dan 5, tetapi dari 8 ke 14 (melewati birama bass ke 10 dan ke
12) maka cara mengcopynya adalah kita klik dan tahan birama yang
akan dicopy, dalam hal ini birama ke 8, kemudian kita tekan tombol Alt
pada keyboard, selanjutnya kita tarik birama yang kita copy tadi ke
birama yang kita kehendaki, dalam hal ini birama ke 14.

21. Birama ke 8 tercopy di birama ke 14. Selanjutnya kita copy sekali


birama ke 14 dengan menekan tombol D pada keyboard.
22. Masukkan lagi sound baru. Dalam contoh kita masukkan sound Keys &
Natural B3_EP2-120bpma.musicloop. Kita dengarkan soundnya dengan
menekan tombol play dibawah Soundset. Selanjutnya kita Drag n Drop
sound tersebut dibawah track bass, pada birama ke 8.

23. Copy sound yang baru tadi di birama ke 10 dan 14. Namun yang perlu
kita ingat, bahwa pada birama ke 10 dan 12 tadi, nada sound bass kita
adalah nada D, sehingga untuk sound Keys pada birama tersebut harus
juga kita rubah menjadi sound D, karena sound Keys tadi adalah sound
A. Apabila tidak kita rubah, maka lagu yang kita buat akan sumbang
nadanya pada birama ke 10 sampai 12. Sedangkan nada keys pada
birama ke 14 kita biarkan tetap nada A.

24. Untuk mendengarkan hasil karya kita, kita bisa menekan tombol Play
pada tengah bawah lembar kerja kita. Atau bisa juga kita menggunakn
tombol spasi pada keyboard untuk men-stop dan Play lagu yang kita
mainkan.

25. Apabila kita ingin mengetahui berpa menit panjang jingle atau lagu yang
telah kita buat, kita bisa klik kanan mouse pada angka-angka birama.
Kita pilih Timebase dan kita pilih Seconds. Maka birama kita berubah
menjadi detik. Untuk mengembalikan lagi ke birama kita ulangi langkah
tadi namun kita pilih Bars.

26. Sekarang kita telah mempunyai sebuah jingle baru karya kita sendiri.
Dan kita ingin menyimpannya menjadi file audio. Maka sebelum kita
menyimpannya, kita harus me-locate dulu, birama mana saja yang akan
simpan menjadi file audio. Misalnya pada contoh kita ingin menyimpan
semua birama, maka kita tarik garis locate dari birama ke 1 hingga,
misalnya, birama ke 22.

27. Selanjutnya kita pilih menu Song dan kita pilih Export Mixdown.
28. Muncul menu Export Mixdown. Jika kita ingin merubah nama file audio
kita, kita klik Filename dan kita ganti nama filenya. Untuk format, kita
bisa memilih jenis WAV atau mp3. Untuk WAV sebaiknya kita pilih
format 16 bit/44,1 khz. Sedangkan untuk mp3 bisa kita pilih 128 Kb/s-
44,1 khz atau yang lainnya. Tapi yang perlu kita ingat, semakin besar
bitrate yang kita pilih, file audio kita pun akan semakin besar. Setelah
selesai kita tekan OK.

29. Kita tunggu hingga proses Rendering selesai. Setelah proses rendering
selesai, maka kita sekarang sudah punya file audio jingle karya kita.
Untuk menambah kekayaan suasana musik kita, kita bisa menambahkan
sound-sound baru pada karya kita tadi. Namun yang perlu kita ingat
adalah, nada dari sound tadi pada setiap biramanya harus sama dan
sesuai agar lagu yang kita buat tidak terdengar sumbang.
BAB VI
RESUME TATA SUARA

 Perintah :

1. Buatlah resume tentang tatang suara!


2. Desainlah tata suara dalam berbagai kondisi, jelaskan!

Jawaban
I. RESUME TATA SUARA

A. Pengertian Tata Suara


Tata Suara adalah suatu kesatuan bunyi-bunyian beserta sarananya yang
dipergunakan untuk kebutuhan teater. Satuan bunyi-bunyian yang dimaksud
merupakan satu kesatuan dari sarana bunyi yang disusun atau dibuat oleh manusia dan
berasal dari sumber bunyi di luar manusia. Memang dapat dimungkinkan bahwa suara
manusia dapat merupakan materi dari kesatuan bunyi-bunyian tersebut. Misalnya
suara manusia di luar arena yang menggambarkan suara angin ribut, ilustrasi lagu, dan
sebagainya. Dalam hal ini, maka menyangkut masalah jenis bunyi-bunyian yang
dipersiapkan untuk kebutuhan lakon dan perlengkapan sound system yang berfungsi
sebagai sarana penguat atau memperjelas bunyi-bunyian tersebut.

B. Tujuan dan Fungsi Tata Suara


Tujuan tata suara adalah untuk melatarbelakangi suatu lakon. Fungsi tata suara adalah
untuk sarana penambah daya imaginasi sehingga lakon menjadi lebih hidup dan
merangsang pengembangan ilusi.

C. Perlengkapan Tata Suara


Manusia, binatang, benda-benda alam, dapat menjadi sumber bunyi yang
menghasilkan suara. Tiupan angin, gendering yang dipukul, terompet yang ditiup,
semuanya akan menimbulkan suara. Dari suara-suara itu ada yang teratur dan ada
pula yang tidak teratur, ada yang merupakan kelompok dan ada pula yang berdiri
sendiri. Untuk memperoleh suara yang kita perlukan sebagai lata belakang penguat
lakon, kita memerlukan saranasarana, antara lain:
1) Sumber bunyi untuk mendapatkan bunyi secara langsung
2) Rekaman suara dari sumber bunyi
3) Sound system, antara lain berupa;
a. Mikrofon, yang jenis perlengkapannya antara lain;
 Mikrofon Omni, bersifat non directional dapat menangkap suara dari
berbagai arah.
 Mikrofon Be Directional, menangkap suara dari dua arah.
 Mikrofon Uni Directional, hanya menangkap suara dari satu arah.
b. Mic Meja, yang bertangkai pendek.
c. Mic Lapel, yang dapat dikaitkan pada baju.
d. Boom, penyangga mic yang panjang.
4) Amplifier
5) Loud Speaker

D. Pengaturan Tata Suara


Di dalam menggunakan tata suara, tiap efek bunyi dapat membantu penonton dalam
mengembangkan ilusinya. Oleh karena itu, pemilihan bunyi atau suara haruslah sesuai
dengan konsep lakon. Suara sangat besar pula pengaruhnya terhadap perasaan.
Keadaan sunyi dapat menimbulkan perasaan asing. Suara rendah dapat menimbulkan
perasaan sedih. Demikian pula suara-suara lainnya dengan berbagai macam
pengaruhnya.

Seni teater merupakan seni yang bersifat auditif visual. Oleh karenanya antara apa
yang dilihat serta yang didengar harus pula terdapat unsur keselarasan, keserasian,
dan keseimbangan. Ketiga unsur ini diperlukan supaya antara apa yang dilihat (acting,
Lighting, scenery) dan apa yang didengar merupakan satu kesatuan yang bulat
berdasarkan ide sentral yang terarah dan terpadu. Seringkali terdapat
ketakseimbangan antara apa yang dilihat dan apa yang didengar. Suatu ilustrasi musik
tidak sesuai dengan situasi dramatis yang dibeberkan melalui acting serta sarana
pentas yang lain. Hal ini terjadi dikarenakan adanya beberapa kelemahan antara lain:

1) Kurang atau bahkan sama sekali tidak mempelajari naskah.


2) Keuangnya pengetahuan elementer tentang perihal musik atau sumber bunyi.
3) Musik atau ilustrasi yang lain dibunyikan pada saat-saat yang kurang tepat.
Bila dibandingkan dengan perlengkapan pentas yang lainnya, maka perbedaan
sebenarnya hanya terletak pada materi pokok saja. Tata rias dan busana serta dekorasi
pada dasarnya bermateri pokok benda. Tata lampu materi pokoknya cahaya untuk tata
suara materi pokoknya adalah bunyi atau suara. Namun ketiga materi pokok ini
mempunyai peranan yang sama. Pada suatu saat suara dapat berfungsi seperti sebuah
follow spot yang mengikuti ke mana saja tokoh bergerak. Agar supaya tata suara
benar-benar berfungsi di dalam olah teater, maka perlu memperhatikan adanya
beberapa faktor yang akan dapat mempengaruhi kelancaran komunikasi antara lain;

1) Pembuatan efek bunyi harus melalui seleksi yang cermat.

2) Di dalam olah teater sedapat mungkin menggunakan satu kesatuan musik.


Andaikata menggunakan ilustrasi suara gamelan, maka sejak dari awal sampai akhir
gunakanlah jenis musik itu pula. Hal ini memang tidaklah mutlak. Apabila keadaan
memaksa harus menggunakan suara musik lain, maka hal ini masih mungkin dapat
dilakukan. Misalnya suatu lakon yang menggunakan ilustrasi dasar musik Minang,
kebetulan terdapat suatu adegan yang menggambarkan seorang pengamen
membawakan lagu atau tari dengan menggunakan iringan instrumen gamelan, maka
alat musik ini dapat dipergunakan dalam lakon tersebut. Tetapi perlu diingat, bahwa
sebebnarnya ilustrasi gamelan tersebut bukanlah merupakan bagian dari konsep dasar
latar belakang lakon.

3) Di dalam merangkai varisi dalam kesatuan, diusahakan agar setiap pergantian atau
persambungannya tidak menyolok. Di sinilah perlunya kita memiliki dan menguasai
pengetahuan elementer tentang musik dan sumber bunyi yang lain. Di dalam gamelan
(Jawa,Sunda, Bali) dapat kita temui adanya Laras dan Patet. Di dalam musik kita
temui adanya Kunci Nada atau Nada Dasar. Dengan berpedoman pada Laras, Patet,
Kunco Nada ini kita dapat menyusun ilustrasi lakon dengan cermat.

4) Kadang kala seorang sutradara menghendaki hadirnya keheningan total dalam


suatu adegan, sesuai dengan prinsip dasar emosional. Di dalam situasi semacam ini,
maka sebagian dari ilustrasi musik tidak dibunyikan. Atau bahkan seluruh instrumen
musik tidak dibunyikan sama sekali, sehingga benar-benar tercipta suasana yang
sunyi dan mencekam.
5) Penonton menginginkan semua suara, baik suara dialog maupun suara penunjang
yang lain, dapat terdengar dengan jelas. Untuk keperluan ini dapat menggunakan unit
sound system. Penempatan mic harus setepat mungkin, sehingga benar-benar dapat
dimanfaatkan oleh aktor maupun pemakai yang lain. Beberapa pengaruh pada
kedudukan mic :
a. On Mic : suara berada pada posisi yang tepat.
b. Coming On Mic : suara mendekati mic sehingga makin jelas terdengar.
c. Off mic : suara berada jauh dari mic.
d. Going Off Mic : suara menjahui mic sehingga suara makin menghilang.

Memang diakui bahwa perkembangan teknologi dalam bidang elektronika, khususnya


sound system, sudah semakin sempurna. Namun sebenarnya penggunaan alat ini
dapat membawa pengaruh yang negatif dalam olah teater, terutama para aktornya.
Dengan sangat menggantungkan pada sound system, akan dapat mengakibatkan aktor
kurang memiliki kemampuan suara alamiah dan terlatih baik, dalam kaitannya dengan
teknik berdialog yang baik.

6) Kondisi auditorium dan suasana penonton ikut pegang peranan pula pada tata
suara. Seberapa jauh akustik auditorium tersebut, seberapa jauh ketenangan penonton
dapat diciptakan, merupakan pembantu yang sangat dibutuhkan bagi keberhasilan
konsep tata suara. Apabila kita tidak dapat memanfaatkan bunyi secara langsung dari
sumber bunyinya, maka kita dapat membuat efek bunyi atau merekam sumber bunyi.
Beberapa contoh antara lain:
a. Detak Jam : kotak kecil kita pukul teratur.
b. Derap Kaki Kuda : mengetuk meja seirama derap kaki kuda.
c. Suara Angin : menghembus mic.
d. Suara Petir : menjatuhkan seng di dekat mik.
e. Suara tembakan : memukul meja atau bangku.
f. Suara air : mempermainkan air dalam panci.

E. Proses dasar Sound System


Sound System yang merupakan peralatan elektronika akan banyak membantu
keberhasilan suatu pementasan. Namun demikian kegagalan suatu pementasan akan
dapa pula terjadi karena kurang cermatnya pengaturan peralatan tersebut. Berikut
merupakan dasar penggunaan peralatan sound system dalam proses kerja:

1. Penyiaran langsung dari iringan atau ilustrasi yang menggunakan sumber


bunyi asli. Di sini perlu sekali adanya kecermatan kerja agar suara yang kita
perdengarkan lewat pengeras suara dapat terdengar dengan jelas.
2. Penyiaran iringan atau ilustrasi yang telah berujud rekaman dari sumber bunyi
aslinya. Suatu penyiaran rekaman dengan menggunakan bantuan mic akan mudah
terganggu karena suara-suara lain di sekitar mic akan mudah terikutsertakan
dalam pengudaraan rekaman tadi.

3. Proses merekam sumber bunyi yang pada prinsipnya seperti mengudarakan


langsung sumber bunyinya.

II. DESAIN TATA SUARA DALAM BERBAGAI KONDISI


Berikut ini merupakan beberapa desain tata suara dalam berbagai kondisi.

 DESAIN TATA SUARA SAAT LIVE


Yang dimaskud dengan tata suara secara live adalah suatu penataan atau
pengaturan berbagai sumber suara atau bunyi, atmosfir ilustrasi atau gerakan suara
yang sesungguhnya, untuk diperdengarkan langsung kepada penonton/pendengar.
Baik suara itu diperkuat melalui penguat elektronik ataupun tanpa pengeras suara
memperlihatkan proses ketersampaian suara. Dalam tata suara langsung, penataan
harus dilakukan dengan baik karena hasil yang jelek atau adanya gangguan ketika
proses sedang berjalan akan tertangkap langsung oleh telinga pendengar. Pementasan
teater lebih banyak menggunakan tata suara secara langsung. Sumber suara dialirkan
ke dalam perangkat dan diproyeksikan langsung kepada audience. Dengan demikian
jika pengaturan tidak dilakukan dengan baik maka akan menganggu jalannya
pertunjukan. Jika semuanya dapat berjalan dengan baik tata suara yang dihasilkan
secara langsung akan memberikan gambaran yang lebih hidup.

 DESAIN TATA SUARA SAAT REKAMAN


Merekam adalah suatu kegiatan menangkap informasi, bunyi atau suara tiruan yang
dibuat dan disimpan ke dalam suatu media piringan hitam, pita suara atau CD dengan
tujuan hasil rekaman informasi suara dapat diperdengarkan kembali. Tata suara yang
dihasilkan melalui proses perekaman bisa menghasilkan kualitas yang baik karena
dikerjakan di studio dan dapat diubah dari sumber aslinya. Suara bisa diatur lebih
jernih. Kesimbangan dapat diatur. Intinya, suara hasil rekaman dapat dibuat sesuai
dengan keinginan perancang. Akan tetapi, kelemahan dari rekaman adalah suara yang
dihasilkan tidak tampak hidup. Teknik perekaman suara dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu rekaman basah dan rekaman kering.

 REKAMAN BASAH
Seluruh sumber suara dimainkan dan direkam secara bersamaan single track sesuai
dengan tata urutan yang telah ditentukan. Keuntungan rekaman basah adalah waktu
yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Hasil dapat langsung diperdengarkan untuk
mengetahui kualitas hasil rekaman. Apabila terdapat kesalahan saat itu juga dapat
dilakukan rekaman ulang. Kerugian dari proses rekaman basah adalah persiapan harus
benar-benar matang. Apabila salah satu pemeran tidak hadir, maka rekaman tidak
dapat dilakukan. Kesalahan yang diakibatkan salah satu pemain membutuhkan
pengulangan rekaman dengan seluruh pemain.

 REKAMAN KERING
Masing-masing sumber suara direkam sendiri-sendiri multi track. Biasanya yang
direkam awal adalah announcer, narator, dan pemain voice over. Untuk sumber suara
lain direkam pada waktu yang berlainan. Setelah keseluruhan sumber suara terekam
dengan baik, dilakukan penggabungan mixing untuk mendapatkan hasil rekaman yang
diinginkan. Keuntungannya, pemain tidak tergantung dengan pemain yang lain.
Kerugiannya adalah proses rekaman butuh waktu lama, penyimpanan hasil rekaman
harus tertata baik dan teliti, butuh waktu lama untuk proses mixing dan mastering
serta terjadi penurunan kualitas suara.

 DESAIN TATA SUARA DI MASJIDIL HARAM


Secara umum, kedua Masjid menggunakan sistem yang sejenis, yaitu sistem tata suara
terdistribusi. Tidak ada loudspeaker utama, seluruh bagian ruangan dibantu oleh
banyak loudspeaker kecil, horn atau column. Kedua sistem sama-sama menggunakan
delay processor. Yang membedakan kedua sistem adalah konsep peletakan
loudspeaker-nya berdasarkan arah kiblat. Di Masjidil Haram, area sholat berbentuk
melingkar mengelilingi Ka’bah, sehingga di Masjid berlantai 3 plus basement ini
dibagi menjadi 5 bagian besar sistem.

Bagian pertama adalah sistem yang mensupply area terbuka lantai dasar dimana
Kabah berada. Area ini disupply oleh beberapa column loudspeaker yang
mengelilingi dan mengarah ke dalam area dimana Ka’bah berada.

Bagian kedua adalah area lantai satu yang mengelilingi open area dan lantai 2. Sistem
yang terpasang disini adalah loudspeaker horn yang dipasang di langit-langit.
Pengaturan pemasangan diatur per blok area yang dibatasi oleh tiang-tiang. Sistem ke
tiga adalah sistem yang mensupply area Mas’a (tempat Sai). Sistem terpasang di area
ini adalah Loudspeaker Column. Ada 2 jalur Mas’a: pada jalur Sa’i arah Shafa,
Column Loudspeaker dipasang dengan aiming keluar (berlawanan dengan arah Kiblat
(Ka’bah) ) sedangkan pada jalur Sa’i arah Marwa, Column Loudspeakers dipasang
mengarah ke dalam (arah kiblat (Ka’bah)). Sistem ke empat adalah sistem yang
dipasang pada area lantai atap.

Di sini, digunakan gabungan sistem horn dan loudspeaker kolom dengan aiming
keluar (menjauhi Kabah). Sedangkan sistem terkahir digunakan untuk mensuplly area
halaman luar masjid. Disini digunakan loudspeaker kolom dan horn yang dipasang di
menara dan bagian atas dinding luar. Persepsi subjektif saya di kelima area utama
tersebut, seluruh bagian area memiliki intelligibility yang excellent, listening level
juga excellent, envelopment juga excellent, directivity juga excellent, kecuali di area
lantai dasar di mana suara cenderung terdengar dari belakang, terutama di shaf-shaf
depan. Masih terdengar gangguan delay di beberapa tempat di lantai 1 dan 2 serta
lantai atap, tetapi masih dalam batas-batas yang acceptable.

 DESAIN TATA SUARA DI MASJID NABAWI

Sedangkan Masjid Nabawi di kota Madinah, terdiri dari Masjid lama dan area
pengembangan yang menjadi satu kesatuan. Kiblat di Masjid ini mengarah ke satu
arah. Tiang dan lengkungan serta kubah menjadi ciri utama Masjid ini. Sistem tata
suara terdistribusi juga digunakan di Masjid ini. Berbeda dengan Masjidil Haram, di
Masjid ini seluruh loudspeaker menggunakan tipe full range ukuran kecil yang
dipasang di tiang-tiang masjid yang jumlahnya ribuan. Area di halaman sekitar Masjid
yang dicover oleh payung-payung yang bisa membuka dan menutup serta halaman
atap Masjid disupply oleh loudspeaker kecil type horn. Seluruh lantai Masjid kecuali
halaman luar menggunakan karpet tebal. Persepsi subjektif saya di area Masjid lama,
seluruh bagian area memiliki intelligibility yang excellent, listening level juga
excellent, envelopment juga excellent, directivity juga excellent. Sedangkan di area
pengembangan (perluasan Masjid), listening level terkadang masih kurang, dan masih
terdengar gangguan delay di beberapa tempat , tetapi masih dalam batas-batas yang
acceptable. Yang menarik, di area perluasan ini, di beberapa tempat ada bagian yang
memiliki kubah yang bisa dibuka tutup. Hal lain yang menarik, pada area perluasan
tahap 2, seluruh loudspeaker full range disembunyikan sevara visual di dalam
ornamen tiang-tiang kolom bangunan.

 DESAIN TATA SUARA PADA UPACARA KEMERDEKAAN DI


ISTANA PRESIDEN
Sistem tata suara yang disediakan pada kondisi ini meliputi 2 sistem independent
utama, tetapi bisa saling berkomunikasi, dan 1 sistem tambahan. Sistem utama
pertama digunakan untuk melayani kegiatan Upacara Detik-detik Proklamasi,
sedangkan sistem utama kedua digunakan untuk melayani kegiatan Aubade yang
dilakukan begitu upacara selesai. Untuk kedua jenis kegiatan utama tersebut, daerah
pendengar (audience areas) yang harus dilayani terdiri dari Tenda Utama di bagian
depan Istana Merdeka (tempat Presiden, para Mentri, Anggota Dewan dan Duta Besar
negara sahabat berada), Halaman depan istana Merdeka (tempat pasukan ABRI dan
POLRI berbaris, termasuk Paskibraka), tenda samping kiri-kanan halaman Istana
Merdeka (tempat undangan), serta tenda Aubade di sisi luar pagar menghadap ke
Istana Merdeka). Sistem tambahan adalah sistem tata suara kecil yang tersebar di
panggung-panggung kesenian daerah untuk menyambut tamu undangan.

Sistem utama pertama digunakan 2 kali pada tanggal 17 Agustus, yaitu pada Upacara
Detik-detik Proklamasi yang biasanya dimulai 10 menit sebelum jam 10 pagi sampai
selesainya Aubade, dan pada Upacara penurunan bendera di sore hari. Sistem ini
menggunakan 2 cluster Loudspeakers utama yang menghadap ke arah pasukan
Upacara, serta Loudspeakers distribusi terdelay di setiap tenda dan tempat berkumpul
pasukan dan paskibraka. Microphones yang disediakan adalah mic untuk Master of
Ceremony (MC), Komandan Upacara, Inspektur Upacara (Presiden RI), Pembaca
Teks Proklamasi, Pembaca doa, dan Mics ambient untuk pasukan, korsig dan
paskibraka. Pengendali utama sistem ini berada di sisi kiri tenda Utama di dalam
koridor depan Istana Merdeka. Target disain utama adalah suara harus berwibawa,
jelas (clarity dan intelligibility speech tinggi) dan bebas dari Feedback.

Sistem utama kedua, digunakan untuk melayani kegiatan Aubade yang dilaksanakan
pada bagian akhir Upacara Detik-detik Proklamasi. Loudspeakers utama berupa
sepasang Line Arrays atau Clusters Loudspeakers yang terpasang di kanan kiri
panggung Aubade, menghadap ke Istana, dan Loudspeakers Distribusi terdelay yang
sama dengan yang digunakan di sistem utama pertama. Perbedaan sistem
Loudspeakers distribusi ini terletak pada sistem delay nya. Microphones yang
digunakan lebih banyak, yaitu untuk melayani instrument orchestra, penyanyi solo,
dan Paduan Suara. Pengendali utama sistem ini terletak di tenda Aubade, tetapi
terkoneksi dengan pengendali sistem utama pertama. Target desain utama adalah
suara harus seimbang (tonal balance), harmonis (spectrum frequency), jelas (clarity
dan intelligibility musical tinggi), warm (komponen frekuensi rendah cukup), timbre
yang sesuai, listening level dan strength yang cukup, dan tidak feedback. Hal yang
unik dari sistem ini adalah sweet spot berada di area pasukan, tetapi harus bisa
menciptakan sweet spot tambahan di area Tenda Utama (Tenda Presiden). Pengaturan
delay yang tepat menjadi kunci utama suksesnya sistem ini.
BAB VII
PRA PDORUKSI AUDIO

 Perintah :
1. Jelaskan langkah-langkah pra produksi dalam pembuatan audio!
Jawaban

I. Langkah-Langkah Pra-Produksi dalam Pmebuaan Audio

Pra-produksi merupakan tahapan awal dalam proses produksi audio. Dalam proses
produksi ini beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu mulai dari pencarian ide
untuk menentukan tema produksi hingga penulisan naskah audionya. Tahapan ini
penting untuk dilakukan agar pada saat produksi tidak ada kebingungan dalam
melakukan kegiatan proses produksinya. Di dalam persiapan proses pra-produksi ini
diperlukan perencanaan yang detil dan terperinci. Sehingga proses produksi
perekaman audionya dapat berjalan dengan lancar. Berikut beberapa langkah yang
harus dipersiapkan saat proses pra-produksi audio:

1. Penentuan tema dan ide untuk produksi audio

Sebelum memasuk langkah-langkah persiapan produksi seperti membuat


naskah sampai perencanaan anggaran. Hal yang pertama harus dilakukan yaitu
mencari ide untuk menentukan tema produksi dari audio tersebut. Langkah-
langkah pencarian ide dan penentuan tema tentunya akan berbeda dalam proses
produksi program radio dan proses music recording. Beberapa langkah persiapan
yang harus dilakuan dalam pencarian ide untuk produksi program radio yaitu:

 Menentukan jenis program radio yang akan diproduksi, penentuan jenis


program radio ini dilakukan untuk melakukan pembatasan dalam
pencarian tema untuk produksi siaran radionya. Misalnya, jenis program
radio yang akan diproduksi yaitu program hiburan. Dari program hiburan
ini harus lebih dikerucutkan lagi dengan memilih program hiburan
seperti apa yang akan diproduksi seperti musik, drama atau kuis.
 Melakukan riset tentang tema, membuat riset kecil tentang tema
yang akan diangkat dalam program radio ini penting untuk dilakukan
karena dengan riset ini bisa memberikan ide tentang tema yang akan
diangkat. Riset yang dilakukan yaitu mulai dari pengumpulan data
hingga observasi lapangan untuk menambah pengetahuan tentang tema
yang akan diangkat.

 Menuliskan konsep, setelah mendapatkan ide dan sudah menentukan


tema, akan lebih baik jika semuanya kemudian dituliskan menjadi
sebuah kerangka konsep sebelum dituangkan ke dalam naskah audio atau
naskah program audio.

Langkah-langkah singkat persiapan pra-produksi untuk program radio


tersebut dilakukan untuk membantu pengembangan ide sebelum memasuki
langkah penulisan nasakah audionya. Hal yang sama juga dilakukan sebelum
melakukan music recording. Langkah-langkah dalam pencarian ide sebelum
memasuki tahap produksi merekam musik yaitu:

 Menentukan tema yang akan dibuat lagu, hal ini dilakukan sebagai salah satu
cara untuk mencari ide dalam pembuatan lagu. Misalnya, tema lagu apakah
yang akan dibuat? Apakah bertema cinta atau isu-isu sosial yang sedang
terjadi.

 Melakukan riset tentang tema, hal ini bisa dimulai dengan mencari informasi
tentang isu menarik yang bisa diangkat dan dijadikan sebuah lagu, sehingga
musik yang dibuat nantinya bisa populer di kalangan pendengarnya. Untuk
pembuatan music score, hal ini bisa dilakukan dengan cara mencari tahu
tentang tema film yang diproduksi dan membaca naskah adegan-adegan film
sehingga bisa membantu untuk membuat ide ilustrasi musiknya.

Setelah semua langkah-langkah tersebut terlaksana dalam pencarian ide dan tema
untuk merekam musik, kemudian barulah mulai mencoba menuliskan lirik lagu
atau membuat aransemen musiknya.
Perbedaan yang terdapat di dalam proses produksi program radio dan musik yaitu
proses produksi musik lebih sederhana karena tidak memerlukan menuliskan
konsep setelah menentukan temanya. Karena setelah mendapatkan tema biasanya
para musisi langsung memulai untuk memikirkan lirik dan aransemen lagu yang
akan dibuat. Dalam produksi program radio, setelah konsep itu selesai dituliskan,
tahap berikutnya yaitu menuangkan konsep ke dalam naskah audio untuk
membatu proses produksi program siaran radionya.

2. Penulisan naskah audio

Pembuatan naskah audio ini dilakukan untuk merencanakan tentang segala hal
yang akan direkam ke dalam program siaran radionya. Naskah audio ini dituliskan
berdasar pembagian sebagai berikut:

 Nomer urut;

 Pelaku dan jenis suara yang direkam;

 Kalimat, jenis musik dan sound effect.

Pembagian tersebut digunakan untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan


perekaman pada saat produksi. Nomor urut digunakan untuk mengurutkan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dengan tujuan agar setiap kegiatan
perekaman tidak ada yang terlewatkan. Penulisan pelaku dan jenis suara yang
direkam digunakan untuk mengetahui berapa banyak pengisi suara yang akan
terlibat dan membedakan antara pengisi suara dan musik saat mengurutkan
kegiatannya. Pembagian Kalimat, jenis musik dan sound effect bertujuan untuk
membatasi dan mengarahkan pengisi suara. Kemudian jenis musik dan sound
effect digunakan untuk membantu pencarian jenis musik dan sound effect apa saja
yang akan digunakan saat proses produksi program radio.

CONTOH NASKAH AUDIO

No Pelaku Kalimat/ Bunyi yang akan direkam

1 Musik MUSIK PENGENAL IN-UP-DOWN-UNDER

2 Penyiar Saudara pendengar selamat berjumpa kembali


dalam siaran Radio pendidikan yang
dipancarluaskan dari Kampus Bumi Siliwangi
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.Kali
ini kami hadir membawakan program Bhakti
Guru Tiada Akhir. Selamat mengikuti.

3 Musik MUSIK PENGENAL UP-DOWN-OUT

Saudara, dalam program ini Anda akan


mendengarkan sebuah drama yang
menggambarkan kehidupan seorang guru SD
daerah terpencil bernama Pak Satria yang mula-
4 Narator
mula sangat miskin karena penghasilannya tidak
mencukupi, tetapi kemudian menjadi kaya raya
karena kekreatifannya dan jiwa wirausaha yang
dimilikinya

5 Musik IN-UP-DOWN-OUT

Hem, panas benar hari ini. Sebaiknya kubuka


6 Pak Satria jendela rumahku Biar angin bisa masuk.
Buuu...ibuuuuu...

Bu Wati OFF MIKE. Ada apa sih Pak? Datang-tang


7 (Istri pak berteriak-teriak begitu seperti memanggil orang
Satria) tuli saja. LANGKAH MENDEKAT

Mana minum saya bu. BERHENTI SESAAT.


8 Pak Satria
aduh panasnya bukan main nih

Lho, tadi sudah saya siapkan pak ..... Nah ini


cangkirnya ...... Wah sudah kosong ya. Diminum
9 Bu Wati
anak-anak barangkali. Tunggu sebentar, saya
buatkan lagi. FADE OUT

SUARA GELAS BERADU DENGAN


10 FX SENDOK, ORANG SEDANG MEMBUAT
MINUMAN

11 Dst. Dst.
Naskah audio di atas terdapat tiga unsur penting yang ada dalam audio yaitu
bahasa percakapan atau dialog, musik dan sound effect. Unsur-unsur dalam naskah
radio tersebut digunakan untuk menyampaikan pesan, membangun suasana dan
menggambarkan tempat dan waktu.

Salah satu yang perlu untuk dicermati dalam penulisan naskah radio yaitu
penulisan bahasa. Penulisan bahasa di program audio selain disesuaikan dengan
jenis program radionya juga harus menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana
dan mudah ditangkap oleh indra pendengaran. Karena program audio hanya bisa
mengandalkan suara untuk menarik minat pendengarnya. Tips-tips yang dapat
membantu untuk menuliskan bahasa di program audio yaitu:

 Bahasa yang digunakan sebisa mungkin menggunakan bahasa lisan atau


bahasa percakapan.

 Kalimat yang digunakan yaitu sederhana dan tidak begitu rumit dan
terlalu panjang.

 Menghindari pemilihan kata yang terlalu berbelit-belit sehingga tidak


susah diucapkan ketika proses perekaman suaranya.

Kecermatan penggunaan bahasa ini perlu untuk dilakukan, karena bahasa akan
sangat mempengaruhi proses penyampaian pesan yang diterima oleh
pendengarnya.

Hal lain yang perlu dicermati ketika pembuatan naskah audio yaitu penggunaan
unsur musik yang akan membangun suasana dari program radio tersebut. Musik
biasanya digunakan untuk mengisi suara latar dari program radio agar tidak
terdengar sepi dan kurang hidup. Musik sebagai suara latar juga bisa
menggambarkan suasana dari program radio tersebut. Unsur ini sangat penting
ketika program yang dibuat merupakan program drama untuk radio. Karena musik
dapat membantu menggambarkan suasa sedih atau gembira dalam sebuah drama
radio. Selain digunakan untuk membangun suasana musik di dalam program radio
juga digunakan untuk mengemas program agar lebih menarik. Musik dalam
program radio dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
 Theme song, musik sebagai theme song merupakan musik atau lagu tema
program radio.

 Intro dan Outro, digunakan sebagai pembuka dan penutup dalam


program radio.

 Pemisah adegan, musik sebagai penanda pergantian adegan dalam


program radio.

Hal lain yang masih berkaitan dengan suara yang tidak kalah pentingnya
dengan musik yaitu sound effect. Sound effect yaitu bunyi tiruan yang dibuat
untuk membangun suasana dari program radio tersebut. Bunyi-bunyi ini dapat
direkam dengan merekam suara asli dari makhluk hidup atau benda-benda
lainnya. Setelah memahami unsur-unsur yang digunakan dalam penulisan
naskah audio, hal berikutnya yang harus dilakukan yaitu membuat sinopsis dan
treatment untuk program radionya.

 Sinopsis

Sinopsis merupakan ringkasan isi atau ringkasan cerita yang ditulis secara
singkat. Sinopsis bertujuan untuk memberikan gambaran tentang isi atau
program yang akan dikembangkan dalam produksi audio.

Contoh Sinopsis:

Program talkshow ini menyajikan informasi tentang pentingnya


pendidikan sexual terhadap remaja saat ini. Perilaku sex bebas pada remaja
perlu dibekali dengan pendidikan sexual pada remaja. Informasi ini
memberikan dengan informasi tentang pencegahan pergaulan bebas dan
akibat dari pergaulan bebas tersebut ketika tidak berhati-hati.

 Treatment

Treatment merupakan gambaran atau kerangka secara tertulis urutan cerita


atau isi dari program yang akan diproduksi. Dalam treatment ini sudah
dituliskan untuk materi apa saja yang akan ditampilkan dari awal cerita
sampai akhir cerita yang digunakan sebagai panduan pada saat produksi
audio nantinya.

Contoh Treatment:

1. Musik pembuka (FI), kemudian dilanjutkan dengan suara dari penyiar


radio yang menyapa para pendengar program radio “…..”, kemudian
dilanjutkan dengan mengenalkan acara program radio ini.

2. Musik pembuka (FO), ditanjutkan sapaan dari narator yang diundang


sebagai narasumber di program radio “….”.

3. Setelah berbincang-bincang sejenak dengan penyiar, musik tema (FI),


Iklan “….”, Lagu “….”, iklan “….”

4. Musik pembuka (FI)(FO), Dilanjutkan dengan pembicaraan topik “….”


Dari program acara “…”

5. Dst….

6. Program ditutup oleh penyiar dan dilanjutkan dengan musik penutup (FI)

Untuk dapat membuat naskah audio yang detail dan terperinci diperlukan
pengetahuan tentang istilah-istilah yang ada dalam produksi naskah audio.
Istilah-istilah tersebut antara lain:

 ANNOUNCER biasa disebut juga dengan Penyiar Radio, penggunaan


inisial dalam naskah untuk ANNOUNCER ini yaitu ANX.

 PRESENTER biasa disebut dengan narator dalam naskah audio dan


diinisialkan dengan (NARR).

 MUSIK

 SOUND EFFECT biasa diinisialkan dengan FX.

 CROSS FADE istilah untuk pergantian suara agar tidak kasar dalam
proses pergantian musik dengan suara atau musik dengan musik.
 IN-UP-DOWN-UNDER-OUT istilah untuk perpindahan suara dari
masuknya suara sampai selesai

 OFF MIKE – ON MIKE istilah untuk membuka dan menutup mic yang
digunakan untuk mengisi suara dari narator, penyiar atau pengisi suara.

 FADE IN – FADE OUT istilah untuk mulai memasukan musik dan


mengakhiri musik yang diputar.

Setelah semua tahapan dalam penulisan naskah ini selesai dilakukan. Langkah
selanjutnya yaitu merencanakan produksi audio dalam proses perencanaan produksi.

3. Perencanaan dan persiapan produksi

Perencanaan produksi merupakan sebuah tahap untuk merencankan semua


kegiatan yang akan dilakukan sebelum memasuki tahap produksi. Tahapan dalam
perencanaan produksi ini meliputi:

 Perencanaan tempat lokasi produksi;

 Perencanaan tim produksi;

 Perencanaan pemeran yang akan mengisi suara di program audio;

 Perencanaan jadwal produksi;

 Perencanaan anggaran dana yang dibutuhkan dalam produksi audio ini.

Setelah semua sudah direncanakan langkah berikutnya adalah mempersiapkan hal-


hal yang akan dilakukan pada saat proses produksinya. Persiapan untuk produksi
ini meliputi beberapa kegiatan yaitu:

 Mempersiapkan tim produksi

Karena kegiatan produksi audio ini merupakan kerja sebuah tim, alangkah
baiknya ketika sebelum produksi tim sudah dikumpulkan untuk berdiskusi
tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada saat produksi. Tim
yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi ini antara lain:
 Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek dan
kegiatan pada saat produksi, baik secara manajemen maupun artistik
program.

 Operator, orang yang akan mempersiapkan peralatan rekam dan


bertanggung jawab atas kelancaran proses rekaman.

 Teknisi, orang yang memastikan dan mengontrol semua peralatan


rekaman ke dalam kondisi yang siap pakai.

 Penata musik, orang yang mempersiapkan musik dan sound effect


yang telah dituliskan ke dalam naskah.

 Editor, orang yang melakukan editing dan mixing terhadap hasil


suara yang sudah direkam.

Setelah semua tim sudah dikumpulkan, proses berikutnya yang harus dilakukan
adalah mendiskusikan naskah bersama dengan sutradara yang akan menjadi
pimpinan produksi. Diskusi ini diperlukan untuk menyamakan persespsi
pemahaman terhadap naskah, sehingga tidak terjadi kesalahan fatal ketika
produksi. Selain itu proses diskusi untuk naskah ini juga dilakukan untuk
membicarakan siapa saja orang-orang yang akan berperan dalam pengisian suara
di produksi program ini. Karena pemilihan pemain menjadi salah satu kunci
untuk membuat sebuah produksi yang baik. Setelah diskusi naskah ini selesai
kemudian masuk ke dalam tahap casting pemain yang akan digunakan sebagai
pemeran untuk program tersebut. Semua proses pra-produksi ini dilakukan untuk
membantu jalannya prlaksanaan produksi audio sehingga bisa lebih efektif dan
meminimalisir kekurangan ataupun kesalahan pada saat produksi.
BAB VIII
PRODUKSI AUDIO

 Perintah :
1. Jelaskan tahapan produksi audio!
2. Berikan satu contoh hasil produksi audio!
Jawaban

I. Tahapan pada produksi audio

Tahapan dalam produksi merupakan kegiatan dilakukannya perekaman produksi


audio yang akan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi ini
akan mengacu kepada perencanaan yang sudah dibuat pada tahap pra-produksi.
Tahapan produksi ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

1. Tahap pelatihan

Tahap pelatihan ini dilakukan oleh para pemain sebelum melakukan proses
rekaman yang sesungguhnya. Pelatihan yang dilakukan pun bisa di luar ruang
studio rekaman atau saat sebelum dilakukannya rekaman. Untuk produksi music
recording, latihan biasanya digunakan pemain musik untuk berlatih dengan lagu
yang sudah diaransemen agar pada saat perekaman para pemain sudah mengerti
nada-nada yang akan mereka mainkan atau mereka nyanyikan. Jika di dalam
produksi program radio latihan dilakukan para pemeran untuk membiasakan
peran yang akan mereka mainkan di dalam program radio tersebut. Latihan ini
sangat penting untuk dilakukan agar pada saat proses perekaman waktu yang
dibutuhkan tidak terlalu lama.

2. Tahap perekaman

Tahap perekaman adalah tahap di mana keseluruhan pengambilan suara masing-


masing pemain atau instrument dalam musik. Pada tahapan ini perekaman suara
bisa dilakukan dengan live recording atau multi-track recording. Perekaman
dengan live recording yaitu proses rekaman suara yang dilakukan bisa dilakukan
bersama-sama tidak satu per satu. Rekaman live ini biasa dilakukan oleh pemain
musik untuk sekedar membuat demo dari musik mereka. Akan tetapi terdapat
kelemahan dalam perekaman live yaitu karena proses pengambilan suaranya
dilakukan secara bersama-sama pada akhirnya akan menyulitkan pada tahap
editing-nya, karena keseluruhan suara tersebut menjadi satu dalam satu sequence
di aplikasi editing-nya jadi tidak bisa melakukan editing suara per bagian. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal biasanya perekaman dilakukan secara multi-
track, proses perekaman multi-track ini melakukan rekaman suara secara terpisah
antara para pengisi suara. Sehingga setiap suara memiliki sequence sendiri-sendiri
di aplikasi editing audionya.

Keunggulannya adalah ketika ada kesalahan pada saat perekaman gambar yang
dilakukan oleh salah satu pengisi suara, proses perekamannya tidak harus diulang
oleh semua pengisi suara, hanya pengisi suara yang salah saja yang diulang proses
perekaman suaranya. Proses perekaman multi-track ini juga akan memudahkan
editor pada saat mengedit hasil perekaman suaranya karena editor bisa
mencermati satu per satu hasil perekaman suara dari masing-masing pengisi suara.
Setelah semua proses perekaman selesai dilakukan, tahap berikutnya akan
diserahkan kepada editor untuk mengolah semua hasil suara yang sudah selesai
direkam. Proses ini biasa disebut dengan proses pasca produksi.
3. Pasca Produksi

Tahap pasca produksi merupakan tahap terakhir dari pelaksanaan proses produksi
audio. Dalam tahap ini semua hasil rekaman suara akan diolah dan diperhalus
sehingga menjadi hasil rekaman yang layak untuk diperdengarkan kepada
pendengarnya atau menjadi hasil yang siap untuk didistribusikan. Bagian tahapan
pasca produksi ini meliputi editing, mixing dan mastering audio yang sudah
direkam.

Editing audio dilakukan untuk menggabungkan semua hasil rekaman. di bagian


editing audio ini sang editor akan mengedit audio yang sesuai dengan naskah
program audio yang sudah dibuat. Dalam proses editing ini editor audio juga akan
menambahkan beberapa sound effect yang akan dimasukan ke dalam satu bagian
cerita yang sudah disesuaikan dengan naskah. Setelah semua proses ini selesai
barulah memasuki bagian mixing untuk audionya. Di bagian mixing ini editor
akan melakukan beberapa langkah untuk membuat hasil rekaman suara menjadi
lebih baik. Langkah pertama editor akan melakukan compressing terhadap file
audio yang sudah diedit tersebut. Bagian ini dilakukan untuk mengurangi rentang
dinamis rekaman audio, yang merupakan perbedaan antara keras dan suara paling
lembut yang melalui rantai rekaman. Sehingga akan terjadi balancing suara antara
keseluruhan hasil rekaman suara yang sudah diedit. Kemudian di dalam mixing
ini dilakukan juga proses filtering untuk menyamakan equalizer sehingga suara
yang dihasilkan menjadi lebih halus lagi. Setelah itu proses berikutnya adalah
menormalisasi semua volume suara sebelum menjadikan hasil rekaman master
digital recording.

Setelah selesai diedit dan di-mixing, proses selanjutnya dilakukan preview


terlebih dahulu sebelum di jadikan master audionya. Proses preview ini dilakukan
dengan cara mendengarkan hasil rekaman audio yang sudah selesai diolah,
apakah masih ada kekurangan atau hasil olahan audio ini sudah bisa di finalisasi.
Kemudian setelah dinyatakan final, barulah rekaman audio ini sudah bisa bisa di-
mastering. Mastering merupakan proses terakhir dalam tahapan pasca produksi.
Proses ini dilakukan untuk membuat satu data master yang biasanya direkam ke
dalam bentuk CD Audio untuk selanjutnya sebagai bahan penggandaan hasil dari
produksi audio ke kepingan-kepingan cd lainnya. Setelah selesai digandakan
barulah hasil produksi rekaman audio ini siap untuk didistribusikan atau
diperdengarkan ke para pendengar.

II. Hasil Contoh Produksi Audio

Salah satu hasil dari contoh produksi audio adalah iklan pada penyiaran radio. Ya,
seperti yang telah kita ketahui jika di dalam dunia penyiaran ada istilah produksi
iklan, yang dimaksud produksi adalah membuat sebuah iklan dengan hanya
menggunakan suara, namun dapat berisfat persuasif (mengajak) sehingga pesan dari
produk yang diiklan tersebut tersampaikan kepada pendengar dan memiliki nilai jual
laku. Dengan demikian, hal tersebut akan berhubungan dengan teknik dan cara
mengolah produksi audio. Dan kali ini produksi iklan adalah contoh yang akan
dibahas.

Di sini yang akan kita bahas adalah tentang produksi iklan untuk ditayangkan di
stasiun penyiaran radio. Produksi iklan untuk radio lebih mudah dibandingkan
produksi iklan televisi. Hal tersebut dikarenakan, radio hanya dibutuhkan audio atau
suara saja sehingga akan memudahkan dalam proses produksi. Selain itu sebuah
produksi di media penyiaran tidak lepas dari peralatan. Dilihat dari sisi peralatan yang
dibutuhkan, produksi iklan radio lebih simple dibanding produksi iklan televisi.

                  

Hal - hal yang dilakukan ketika akan produksi iklan radio biasanya terbagi menjadi 3 (
tiga ) tahapan, yaitu tahapan pra produksi( sebelum produksi ), tahapan produksi
( proses produksi berlangsung ) dan pasca produksi ( sesudah melakukan produksi ).
Di bawah ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan ketika akan
memproduksi sebuah iklan di radio ;

1. Membuat konsep iklan


Biasanya desain produksi iklan berisi tentang  konsep iklan, latar belakang,
tujuan, sasaran dan jadwal produksi iklan.

2. Mempersiapkan peralatan.
Dalam proses produksi iklan radio, yang dibutuhkan adalah peralatan rekam
audio ( soundsystem dan perangkat komputer ). Sound system sendiri terdiri dari
mixer, microphone, amplifier  dan soundcontrol. Sedangkan seperangkat
komputer yang berfungsi untuk merekam output dari sound kekomputer.
Dalam komputer yang akan dipakai terlebih dahulu di instal program record
audio ( adop audition atau bisa juga cooledit pro ).

3. Menyiapkan dan memilih talent 


Dalam memilih calon pemain yang akan digunakan untuk produksi iklan juga
sangat dipengaruhi oleh karakter calon. Karakter calon yang akan kita gunakan
harus sesuai dengan sasaran produk yang akan di promosikan sehingga informasi
akan cepat sampai ke calon konsumen.

4. Melakukan produksi iklan

Dalam melaksanakan produksi iklan selalu berpegangan pada jadwal yang sudah
ditulis dalam desain produksi. Pada tahapan ini akan dilakukan proses record atau
merekam suara dari para pemain sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Dalam
tahapan ini peran sutradara sangat mempengaruhi hasil produksi.

5. Melakukan editing

Dalam proses editing biasanya dibutuhkan ketelitian karena dalam tahapan ini
editor akan memilih suara yang paling sesuai dengan naskah dan selalu
koordinasi dengan sutradara dan produser dalam penentuanya. Setelah selesai
editing biasanya akan dilakukan evaluasi dengan terlebih dahulu melakukan
preview. Setelah berhasil melewati proses preview, barulah iklan dapat disiarkan
atau dipublikasikan. Demikianlah hasil dari produksi video untuk iklan radio.
BAB IX
TUGAS SEMESTER

 Perintah :
1. Gambarkan dan jelaskan layout peralatan sound system, untuk acara dalam
ruangan!
2. Gambarkan dan jelaskan layout peralatan sound system, untuk acara luar
ruangan!

Jawaban

Dalam perencanaan sistem tata suara untuk live performance tentu saja berbeda
dengan yang digunakan untuk recording. Sebelum pekerjaan dimulai, harus
diperhatikan beberapa hal antara lain penonton, jumlah penonton, tempat, akustik
ruangan (jika dilaksanakan di dalam ruangan). Pengisi acara, seting panggung (stage)
beserta konsep acara dan survei lokasi.

Hal hal disatas sangat menentukan berapa kekuatan watt yang akan dipakai, berapa
kabinet yang digunakan, bagaimana tata letak monitor, panjang kabel snake antara
panggung dan FOH (Front Of House), berapa chanel mixer yang diperlukan dan
berapa besar source AC dan dari mana sumber itu didapat (apakah jala-jala PLN atau
genset). Gambar di bawah ini merupakan contoh perencanan sistem tata suara.

Layout Peralatan Sound System untuk Acara di Dalam Ruangan dan Luar
Ruangan

Ketika kita membahas sebuah acara dalam ruangan tentu saja ada batas maksimal
jumlah penonton yang dimana itu juga menjadi tolak ukur dalam penentuan sistem
seperti apa yang akan digunakan. Hal ini bertujuan agar penonton tetap nyaman ketika
mendengarkan suara dengan kata lain hal ini bertujuan agar penonton tidak merasa
bising atau malah tidak terdengar.

Tapi secara umum, layout yang diterapkan di audotorium (ruangan) sama dengan
layout aplikasi lapangan. Hal ini dapat dilihat dari penempatan peralatan seperti
mixer, equalizer, power amplifier yang diletakkan di depan panggung, atau pada
sebuah control room yang berada pada posisi pendengar. Hal ini dikarenakan untuk
memudahkan proses pengaturan suara oleh operator sound, sehingga apa yang
didengar oleh operator adalah apa yang didengar oleh audiens. Dengan kata lain
mixer tidak berada di samping/di belakang panggung.

Di bawah ini adalah pengelompokan dari instalasi sistem tata suara dalam ruangan :

 Sistem Kecil

Digunakan dalam pertunjukan dalam ruang atau pertunjukan dengan penonton


sekitar 500-1000 orang.
 Sistem Menengah

Menengah Digunakan dalam pertunjukan indoor atau outdoor dengan


penonton kurang lebih 1000-3000 orang.

 Large Sytem

Digunakan dalam pertunjukan lapangan dengan jumlah penonton antara


2000 sampai 5000 orang.
Perencanaan tata suara panggung

Di dalam tata suara panggung, hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah monitor,
posisi monitor, jumlah dan posisi fill in speaker, penempatan stand mikropon, Splitter
(jika menggunakan mixer panggung). Gambar berikut ini merupakan rencana tata
suara panggung yang dibuat oleh seorang sound engineer sebuah group musik.

Anda mungkin juga menyukai