Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.


Salam sejahtera buat kita semua.

Puji syukur marilah kita ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha esa. Karena
dengan rahmat dan karunianya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat dan bisa dipelajari dengan baik, makalah ini
mengarahkan pada pembelajaran dan pengetahuan tentang Amplifier. Kegiatan kreatif
semacam ini akan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan seorang mahasiswa tentang
Amplifier terutama pada Audio Amplifier .
Terakhir kami dari mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pengampu mata
kuliah Elektronika Daya.

Asalammualaikum wr. wb

Medan, Februari 2015

Bima Mustaqim

1|Page

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1.

Latar Belakang Masalah...............................................................................1

1.2.

Tujuan...........................................................................................................1

BAB II ISI......................................................................................................................2
2.1. Blok Diagram Audio Amplifier...........................................................................3
1.Input Sinyal.........................................................................................................3
2.Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)............................................................3
3.Pengatur Nada (Tone Control)............................................................................4
4.Penguat Akhir (Power Amplifier).......................................................................6
5.Speaker................................................................................................................8
6.Power Supply......................................................................................................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2. Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11

2|Page

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Sebuah penguat suara elektronik...............................................................2
Gambar 1. 2 Transistor...................................................................................................3
Gambar 1. 3 Blok diagram audio amplifier...................................................................3
Gambar 1. 4 kurva penguatan Nada Bass dan Treble....................................................4
Gambar 1. 5 blok diagram Rangkaian Tone Control (pengatur nada)...........................4
Gambar 1. 6 Blok diagram rangkaian pengatur nada Baxandall...................................5
Gambar 1. 7 power amplifier.........................................................................................6
Gambar 1. 8 Rangkaian OT...........................................................................................6
Gambar 1. 9 Rangkaian OTL.........................................................................................7
Gambar 1. 10 Rangkaian OCL.......................................................................................7
Gambar 1. 11 Rangkaian BTL.......................................................................................8

3|Page

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belakangan ini banyak sekali orang-orang yang tidak tahu apa itu amplifier ?
Bagaimana konstruksinya ? Apa saja komponennya ?. Masih banyak sekali orang-orang yang
belum tahu. Maka dari itu kami disini akan menjelaskan/ memaparkan permasalahanpermasalahan di atas. Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

1.2. Tujuan

Untuk menjelaskan bagian-bagian dari audio amplifier.


Untuk menjelaskan prinsip kerja audio amplifier.
Untuk menjelaskan konstruksi dari audio amplifier, dan
Menjelaskan komponen-komponen dari audio amplifier.

1|Page

BAB II ISI
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah rangkaian komponen elektronika yang
dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier
akan menguatkan signal suara berbentuk analog dari sumber suara yaitu memperkuat
signal/gain arus (I) dan tegangan (V) listrik berbentuk sinyal AC dari inputnya menjadi arus
listrik AC dan tegangan yang lebih besar, juga dayanya akan menjadi lebih besar di bagian
outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang
dinyatakan sebagai fungsi penguat frekuensi audio, gain power amplifier antara 20 kali
sampai 100 kali dari signal input.
Audio Amplifier adalah sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari
sumber-sumber sinyal yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker
dengan level tertentu sesuai kebutuhan.

Gambar 1. 1 Sebuah penguat suara elektronik

Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di
bagian inputnya (Pin) dalam bentuk bentuk frekuensi listrik AC. Ukuran dari gain (G) ini
satuannya adalah decibel (dB). Dalam bentuk rumus dinyatakan sebagai berikut:
G(dB)=10log (Pout/Pin).
Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian
inputnya.
Sebelum dayanya dikuatkan pada Power Amplifier ada bagian pengatur suara yaitu
biasanya terdiri dari Volume, Bass, Trible, balance, loudness. Dalam bagian rangkaian Power
Amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting
yaitu bagian penguat signal tegangan (V) disebut driver kebanyakan menggunakan susunan
transistor darlington, dan bagian penguat arus atau penguat daya susunannya transistor
paralel, masing-masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk

2|Page

membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris
komplementer.

Gambar 1. 2 Transistor

2.1. Blok Diagram Audio Amplifier

Gambar 1. 3 Blok diagram audio amplifier

1.Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player,
Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu
mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/
penguat depan (pre-amp).
2.Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masing
sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses
pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus
mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.

3|Page

3.Pengatur Nada (Tone Control)


Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker
agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk
nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak
kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer.
Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian
filter.
Dalam sistem audio, bagian pengatur nada terletak diantara bagian pre-amplifier dan
final amplifier. Bagian pengatur nada berfungsi untuk mengatur nada rendah (bass) dan nada
tinggi (treble) secara terpisah. Pada bagian pengatur nada bas, menguatkan sinyal frekuensi
rendah, sedangkan pada bagian nada treble menguatkan sinyal pada frekuensi tinggi. Kurva
penguatan (AV) terhadap besarnya frekuensi yang dikuatkan dapat digambarkan
menggunakan kurva berikut :

Gambar 1. 4 kurva penguatan Nada Bass dan Treble

Prinsip kerja pengatur nada : secara garis besar bagian pengatur nada mempunyai
prinsip kerja sebagai berikut :

Gambar 1. 5 blok diagram Rangkaian Tone Control (pengatur nada)

Penguatan rangkaian ditentukan oleh impedansi umpan balik (Z 2), dibagi dengan
impedansi input (Z1), dan dapat dihitung dengan rumus :
AV =

Z1
Z2

Dimana : AV = factor penguatan


Z1

= Impedansi Input

4|Page

Z2

= Impedansi output

Pada pengaturan nada baik bass atau treble pada posisi maksimum maka impedansi input (Z 1)
menjadi minimum, maka penguatan pada posisi tersebut menjadi besar, perhitungan
penguatannya adalah sebagai berikut :

Gambar 1. 6 Blok diagram rangkaian pengatur nada Baxandall

Penguat nada bass :


Pada posisi maksimum kondensator C1, dihubung singkat potensiometer P 1

rumus

perhitungannya sebagai berikut :


AV =

R3
R1

Pada posisi minimum kondensator C2 dihubung singkat potensiometer P1 rumus


perhitungannya sebagai berikut :
R3
P1 X C1

AV =
R 1+

P +XC
2
1

2
1

Penguat nada treble :


Pada posisi maksimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
AV =

R3
X C1

Pada posisi minimum, perhitungan penguatan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
AV =
R 1+

5|Page

R3
P1 X C 1

P +XC
2
2

2
4

4.Penguat Akhir (Power Amplifier)


Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari
pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir
adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan
dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat
akhir karena terlalu panas.
Power amplifier adalah penguat akhir bagian sistem tata suara yang berfungsi sebagai
penguat sinyal audio yang pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal
audio yang bertujuan untuk menggerakkan pengeras suara (loud speaker). Istilah power
amplifier merupakan penguat akhir sehingga tidak dilengkapi dengan pengatur nada, berbeda
dengan istilah amplifier yang didalamnya terdiri dari pengatur nada dan power amplifier.
Power amplifier dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut :

Power Amplifier OT (Out Transformer)


Power amplifier OTL (Output Transformer Less)
Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)

Gambar 1. 7 power amplifier

1. Power Amplifier OT (Out Transformer)

Gambar 1. 8 Rangkaian OT

Power amplifier OT (Output Transformer) merupakan jenis power amplifier yang


menggunakan kopling sebuah transformer OT untuk menghubungkan rangkaian penguat
akhir dengan beban pengeras suara (loud speaker). Respon frekuensi power amplifier OT
6|Page

(output Transformer) cenderung berada di range frekuesni audio menengah sehingga untuk
reproduksi suara nada bass tidak bagus. Power amplifier jenis OT ini memiliki keunggulan
terhadap terjadinya short circuit penguat akhir, sehingga tidak merusak penguat suara (loud
speaker).
2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)

Gambar 1. 9 Rangkaian OTL

Power amplifier OTL (Output Transformer Less) merupakan power amplifier yang
tidak menggunakan transformer sebagai kopling rangkaian power amplifier dengan pengeras
suara (loud speaker). Pada jenis power amplifier ini ada 2 jenis kopling yang digunakan
yaitu : Menggunakan kopling kapasitor yang berfungsi untuk mem-blok tegangan DC
penguat dan hanya melewatkan sinyal audio (AC) ke penguat suara (loud speaker) Tanpa
menggunakan kopling kapasitor (direct coupling) power amplifier jenis ini yang kemudian
berkembang menjadi power amplifier OCL (Output Capasitor Less).
3. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)

Gambar 1. 10 Rangkaian OCL

Power amplifier OCL (output capasitor less) merupakan jenis power amplifier tanpa
kopling tambahan antara rangkaian penguat dengan pengeras suara (loud speaker). Power
amplifier ini langsung menghubungkan output rangkaian power amplifier ke loud speaker.
Power amplifier OCL memiliki respon frekuensi yang lebar, sehingga semua range frekuensi
audio dapat direproduksi dengan baik. Power amplifier OCL memiliki kelemahan, apabila
terjadi short circuit pada bagian akhir power amplifier maka pengeras suara (loud speaker)
akan rusak.
4. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)
7|Page

Gambar 1. 11 Rangkaian BTL

Power amplifier BTL (bridge transformer less) merupakan pengabungan 2 unit


rangkaian power amplifier OTL atau OCL yang bertujuan untuk menguatkan sinyal audio
dengan fasa yang berbeda secara terpisah dan memberikannya ke loud speaker secara
bersama sehingga diperoleh suatu penguatan tegangan yang lebih besar atau minimal 2x lebih
besar dari penggunaan penguat OTL atau OCL biasa. Pada power amplifier BTL (bridge
transformer less) penguat suara (loud speaker) sebagai beban dihubungkan dengan rangkaian
power amplifier secara bridge (jembatan) yaitu setiap kutup pada pengeras suara (loud
speaker) masing-masing dihubungkan dengan rangkaian power ampifier yang terpisah.
5.Speaker
Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya
sebuah speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi
menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker
antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu
mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
6.Power Supply
Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk semua rangkaian. Secara
umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output teregulasi dan tidak
teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan penguat awal,
sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power amplifier.

BAB III PENUTUP


8|Page

3.1. Kesimpulan
1.Input Sinyal
Input sinyal dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player,
Tape, Radio AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal
tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu
mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke penguat awal/
penguat depan (pre-amp).
2.Penguat Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masing
sinyal input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses
pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan harus
mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3.Pengatur Nada (Tone Control)
Pengatur nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker
agar sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk
nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang mempunyai banyak
kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut dengan Rangkaian Equalizer.
Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian
filter.
4.Penguat Akhir (Power Amplifier)
Penguat Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari
pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah penguat akhir
adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan efisiensi yang tinggi.
Karena kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan
dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat
akhir karena terlalu panas.

9|Page

5.Speaker
Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya
sebuah speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi
menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high). Impedansi speaker
antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu
mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
6.Power Supply
Power Supply merupakan rangkaian pencatu daya untuk semua rangkaian. Secara
umum power supply mengeluarkan dua jenis output, yaitu output teregulasi dan tidak
teregulasi. Output teregulasi dipakai untuk rangkaian pengatur nada dan penguat awal,
sementara rangkaian power supply tidak teregulasi dipakai untuk rangkaian power amplifier.

Gambar 1. 12 Contoh rangkaian Amplifier

3.2. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami disini menginginkan
kritik dan saran dari para pembaca. Agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih
semmpurna.

10 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/power-amplifier/
en.wikipedia.org/wiki/Amplifier
rangkaianelektronika.info/rangkaian-penguat-suara/
https://arjip.wordpress.com/tag/penguat-suara/
www.1mobile.co.id/sound-booster-max-volume-1564966.html
yusup-alexandria.blogspot.com/2014/.../penguat-suara-audio-amplifier.h..

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai