Pendahuluan
Sebelum dayanya dikuatkan pada Power Amplifier ada bagian pengatur suara yaitu
biasanya terdiri dari Volume, Bass, Trible, balance, loudness. Dalam bagian rangkaian Power
Amplifier pada proses penguatan audio ini terbagi menjadi dua kelompok bagian penting
yaitu bagian penguat signal tegangan (V) disebut driver kebanyakan menggunakan susunan
transistor darlington, dan bagian penguat arus atau penguat daya susunannya transistor
paralel, masing-masing transisistor berdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk
membuang panas ke udara, sekarang ini banyak yang menggunakan transistor simetris
komplementer.
BAB II
TEORI DASAR
Secara umum, kata Amplifier itu berasal dari kata Amplify yang artinya menambah
kekuatan (sinyal) atau dalam bahasan kali ini adalah menambah keras suara. Kemudian
pengertian dari kata Amplifier ialah alat yang dipergunakan untuk memperkuat kekuatan
sinyal atau sinyal audio.
Ada beberapa jenis amplifier yang ada beredar dan lumrah dijumpai pada pasar pasar atau
toko took yang menjual peralatan elektronika. Mulai dari amplifier class A, Class B, Class
AB dan Class D. Perbedaan dari tiap tiap class adalah mulai dari harga, kualitas komponen
yang digunakan, kinerjanya dan lain lain. Berikut penjelasan dari tiap tiap class Amplifier.
1. Amplifier Class A
Kelas A adalah amplifier yang paling linear diantara semua kelas amplifier. Sinyal apapun
yang di hasilkan oleh amplifier kelas ini adalah sesuai dengan sinyal inputnya. Dengan kata
lain Amplifier ini berbanding lurus antara input dan outputnya. Karakteristik power amplifier
Kelas A :
Perangkat output (Transistor) mengalirkan seluruh sinyal input. Dengan kata lain,
power amplifier tersebut mereproduksi seluruh gelombang amplitudo sinyal suara
tenaga penuh.
Tidak ada kondisi dimana transistor beristirahat meski hanya sejenak, meski
bukan berarti amplifier tersebut tidak bisa dimatikan. Maksudnya adalah ada
aliran listrik konstan yang mengaliri transistor tersebut secara terus menerus (dan
Karena faktor-faktor itulah amplifier kelas A dianggap paling inefisien, per watt
output yang dikeluarkan, sekitar 4-5 watt terbuang sia-sia dalam bentuk panas. Pada
umumnya bentuknya besar dan sangat berat bobotnya. Karena panas, amplifier ini
membutuhkan ventilasi dan pembuangan panas yang cukup besar juga (sangat tidak ideal
untuk dipasang di mobil anda dan pada umumnya jarang di pakai oleh umum).
Keuntungannya adalah amplifier ini benar-benar menghasilkan setiap detail suara yang
masuk lewat inputnya, bebas dari distorsi.
2. Amplifier Class B
Di dalam amplifier ini, bagian positif dan negatif dari sinyal ditangani oleh bagian yang
berbeda dari sirkuit. Perangkat output (transistor) terus bekerja hidup dan mati. Kelas B
amplifier memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sinyal input dari amplifier ini harus lebih besar agar bisa menjalankan transistor
dengan baik.
Harus ada setidaknya dua perangkat output sejenis dengan penguat ini. Bagian
output amplifier ini menjalankan dua output tersebut. Masing-masing perangkat
Setiap perangkat output tersebut berada dalam kondisi on (hidup) selama satu
setengah kali siklus gelombang amplitudo.
Amplifier kelas B bekerja lebih dingin daripada kelas A, tetapi power amplifier kelas
B mengalami distorsi pada frekwensi-frekwensi tertentu yang ter cross over. Hal ini
disebabkan karena amplifier tersebut tidak bekerja penuh setiap saat (bergantian nyala-hidup
setiap amplitudo).
Topologi amplifier ini adalah dengan sistem tarik dan dorong (push-pull), satu
menarik sinyal dari loudspeaker dan yang lain mendorong sinyal audio ke loudspeaker. Hal
ini membuat amplifier ini bisa menjadi lebih murah, karena bisa menggunakan dua macam
transistor yang harganya murah daripada memakai sebuah transistor yang mahal.
Sudah disebutkan diatas bahwa power amplifier ini membutuhkan sinyal output yang besar.
Dengan demikian sinyal audio yang masuk harus dikuatkan terlebih dahulu sebelum masuk
ke perangkat output. Karena lebih banyak sirkuit yang harus dilalui oleh sinyal audio
tersebut, sinyalnya terdegradasi (kualitasnya turun) terlebih dahulu sebelum masuk ke
perangkat outputnya.
Ini adalah komparasi dari dua kelas diatas. Amplifier kelas operasi AB memiliki beberapa
keuntungan terbaik dari Kelas A dan Kelas B built-in. Keuntungan utamanya adalah kualitas
suara sebanding dengan Kelas A dan efisiensi mirip dengan Amplifier Kelas B. Kebanyakan
amplifier modern menggunakan topologi ini. Karakteristiknya:
Pada umumnya Kelas AB bekerja seperti Kelas A tetapi dengan tingkat level
output lebih rendah. Sekali lagi memberikan yang terbaik dari dua Kelas
amplifier (kelas A dan B).
Bias output diatur sehingga arus listrik mengalir dalam perangkat output selama
lebih dari setengah siklus sinyal tetapi kurang dari seluruh siklus.
Ada cukup arus yang mengalir melalui masing-masing perangkat untuk tetap
beroperasi sehingga mereka merespon langsung tuntutan tegangan input.
Pada tahap keluaran tarik dan dorong (push-pull), ada beberapa tumpang tindih
karena setiap perangkat output membantu yang lain selama masa transisi singkat,
atau periode crossover dari positif ke negatif setengah dari sinyal tersebut.
Ada banyak implementasi dari desain power amplifier Kelas AB ini. Non linearitas
Kelas B hampir dihilangkan tetapi sambil menghindari panas dan inefisiensi yang dihasilkan
oleh Amplifier Kelas A. Nilai efisiensi amplifier kelas AB ini sekitar 50 dan menjadi desain
kelas amplifier yang cukup populer saat ini dan dapat digunakan di mobil maupun di rumah.
Sering disalah artikan sebagai Digital amplifier oleh masyarakat umum. Berikut ini adalah
karakteristik Kelas D:
Sementara ini memang beberapa Amplifier Kelas D berjalan dalam modus digital,
menggunakan data biner yang koheren, sebagian tidak.
lebih cocok bila disebut switching amplifier, karena di sini perangkat output dengan
cepat dinyalakan dan dimatikan setidaknya dua kali untuk setiap siklus.
Secara teoritis Amplifier Kelas D 100% efisien, tetapi dalam prakteknya, efisiensinya
berkisar antara 80-90%.
Nilai tinggi pada efisiensi, dengan korban kualitas reproduksi audio yang
terdegradasi.
Amplifier Kelas D pada umumnya digunakan pada aplikasi non Hi-fi atau untuk
subwoofer.
Kelas A merupakan yang paling linear, non efisien, panas dan paling mahal.
Pada rangkaian Amplifier diatas, IC amplifier atau transistor transistor itu tidak dapat
berdiri sendiri. Tentu saja memerlukan komponen pendukung seperti travo, resistor, kapasitor,
dan tentu saja speaker sebagai perangkat output dari rangkaian amplifier. Berikut sedikit
penjelasan tentang komponen pendukung
1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi
resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika
dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan
dilambangkan dengan simbol Omega (). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm)
resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui
dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Simbol Resistor
Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam
Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf R. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap
disimbolkan dengan huruf R, resistor variabel disimbolkan dengan huruf VR dan untuk
resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf VR dan POT.
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari ukuran
fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk resistor dengan kemasan
fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting dilakukan untuk menghindari
resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang mengalir sehingga resistor terbakar dan
sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam kondisi baik.
Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik resistor yang terjadi akibat
operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor ini ada beberapa macam yaitu resistor
dengan toleransi kerusakan 1% (resistor 1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2%
(resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan
toleransi 10% (resistor 10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna
maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka dituliskan dengan
kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode huruf J pada resistor dengan fisik
kemasan besar. Resistor yang banyak dijual dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor
1%.
Jenis-jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.
1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya
1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Economy Wirewound
S I P Resistor Network
Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara
langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2
jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu
(obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut
dengan istilah Trimer Potensiometer atau VR
LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya
akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam artikel yang lain.
Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor
tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode
huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan resistor variable.
cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai
resistansi resistor dengan kode warna yaitu :
karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan
dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi
resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
R, berarti x1 (Ohm)
F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
diingat selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan
toleransinya. Hal ini berkaitan dengan harga jual resistor dipasaran dan luas area yang
dibutuhkan dalam meletakan resistor pada rangkaian elektronika
2. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan
electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator
dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan
kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan
listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas, elektrolit dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik,
maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan
negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang
non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan
kapasitansi atau kapasitas.
Dimana :
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)
Udara vakum
Aluminium oksida
Keramik
Gelas
Polyethylene
k=1
k=8
k = 100 1000
k=8
k=3
Prinsip Pembentukan Kapasitor Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan
dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator
(isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum). Bahan dielektrikum
yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum.
Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai
kapasitansinya. Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang
berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang
berdekatan.
Besaran Kapasitansi Kapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya
muatan listrik dengan tegangan kapasitor.
C=Q/V
Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko
farad D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan
cm2. d = jarak antara plat dalam satuan cm. Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya
muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.
Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor
elektrolit dibuat mulai dari 1 mikrofarad sampai beberapa milifarad.
kapasitor keramik
kapasitor film
kapasitor elektrolit
kapasitor tantalum
kapasitor kertas
Perdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapsitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu :
rangkaian elektronika.
Kapasitor Bi-Polar, yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif
pada elektrodanya, sehingga perlu diperhatikan pesangannya pada rangkaian
elektronika dan tidak boleh terbalik.
3. Transformator (Trafo)
Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf
tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun
menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator atau Trafo ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang
berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting
dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari
pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan
oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan
AC 220Volt.
kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada
kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang
dinamakan dengan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik)
maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan
magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang
dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi
medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL
(Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya
dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf
tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari
tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.
Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya
seperti :
E I Lamination
E E Lamination
L L Lamination
U I Lamination
telinga manusia dengan cara mengetarkan komponen membran pada Speaker tersebut
sehingga terjadilah gelombang suara.
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Loadspeaker (Pengeras Suara), sebaiknya
kita mengetahui bagaimana suara dapat dihasilkan. Yang dimaksud dengan Suara
sebenarnya adalah Frekuensi yang dapat didengar oleh Telinga Manusia yaitu Frekuensi yang
berkisar di antara 20Hz 20.000Hz. Timbulnya suara dikarenakan adanya fluktuasi tekanan
udara yang disebabkan oleh gerakan atau getaran suatu obyek tertentu. Ketika Obyek tersebut
bergerak atau bergetar, Obyek tersebut akan mengirimkan Energi Kinetik untuk partikel
udara disekitarnya. Hal ini dapat di-anologi-kan seperti terjadinya gelombang pada air.
Sedangkan yang dimaksud dengan Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam kurun
waktu satu detik. Frekuensi dipengaruhi oleh kecepatan getaran pada obyek yang
menimbulkan suara, semakin cepat getarannya makin tinggi pula frekuensinya.
Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar,
Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut
dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan Magnet
Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil adalah bagian
yang bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang tetap pada
posisinya. Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah medan magnet
berubah secara cepat sehingga terjadi gerakan tarik dan tolak dengan Magnet Permanen.
Dengan demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin
besarnya Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga suara
yang dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke posisi
semulanya setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai pemegang
Cone dan Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension sangat
mempengaruhi kualitas suara Speaker itu sendiri.
Jenis-jenis Speaker
4. Speaker Sub-woofer, yaitu speaker yang menghasilkan Frekuensi sangat rendah yaitu
sekitar 20Hz 200Hz.
5. Speaker Full Range, yaitu speaker yang dapat menghasilkan Frekuensi Rendah hingga
Frekuensi Tinggi.
Berdasarkan Fungsi dan bentuknya, Speaker juga dapat dibedakan menjadi :
1. Speaker Corong
2. Speaker Hi-fi
3. Speaker Handphone
4. Headphone
5. Earphone
6. Speaker Televisi
7. Speaker Sound System (Home Theater)
8. Speaker Laptop
Speaker yang digunakan untuk Sound System Entertainment pada umumnya dapat
dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu Speaker Pasif dan Speaker Aktif. Berikut ini adalah
penjelasan singkat mengenai kedua jenis Speaker ini.
1. Speaker Pasif (Passive Speaker)
Speaker Pasif adalah Speaker yang tidak memiliki Amplifier (penguat suara) di
dalamnya. Jadi Speaker Pasif memerlukan Amplifier tambahan untuk dapat
menggerakannya. Level sinyal harus dikuatkan terlebih dahulu agar dapat
menggerakan Speaker Pasif. Sebagian besar Speaker yang kita temui adalah Speaker
Pasif.
BAB III
PERANCANGAN
Rangkaian Audio Amplifier mobil
Penjelasan
Rangkaian ini adalah Sebuah rangkaian stereo amplifier watt rendah untuk mobil
yang sifatnya sederhana dan dibuat dari IC TDA 2003. Rangkaian ini menggunakan IC yang
kecil , komponen yang tersedia di pasaran dan tidak terlalu rumit untuk dibuat . TDA2003
adalah penguat radio mobil yang terintegrasi dari ST Micro elektronik yang memiliki banyak
fitur yang baik seperti perlindungan short circuit untuk semua pin , termal selama rentang
distorsi harmonik yang rendah , cross over rendah di atas distorsi dll
Dalam rangkaian yang diberikan di sini setiap TDA2003 adalah rangkaian yang
dihubungkan menjadi rangkaian penguat stereo yan dapat beroperasi pada 12 V (setiap IC).
Resistor R2 dan R3 membentuk jaringan umpan balik yang menentukan gain amplifier . C7
merupakan masukan DC de - coupling kapasitor dan C5 couples spikernya ke output
amplifier . C4 digunakan untuk meningkatkan penolakan riak sementara C1 dan C2 yang
digunakan untuk penyaringan listrik . C3 dan R1 digunakan untuk menetapkan frekuensi atas
cut - off . Jaringan yang terdiri dari C6 dan R4 digunakan untuk stabilisasi frekuensi dan
untuk mencegah osilasi .
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
3 buah
4 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Catatan
http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/
http://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor/
http://teknikelektronika.com/fungsi-pengertian-speaker-prinsip-kerja-speaker/