PENDAHULUAN
pertanian pagi. Cara pengeringan yang kurang baik akan mengakibatkan hasil
pertanian padi menjadi busuk, berjamur atau berubah warna. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Litbang Biro Pusat Statistik (BPS) antara tahun 2004–2006
menunjukkan bahwa tingkat kerusakan hasil pertanian padi pasca panen berkisar
10,39 % hingga 15,26 % dan salah satu faktornya adalah proses pengeringan yang
kurang baik.
masih dilakukan dengan cara penjemuran langsung. Cara ini dapat merusak kualitas
hasil pertanian karena radiasi ultraviolet, air hujan dan gangguan binatang.
Penjemuran secara langsung juga memerlukan waktu yang lama, padahal saat panen
raya hasil pertanian umumnya melimpah dan harus dikeringkan terlebih dahulu
sebelum disimpan atau dipasarkan. Cara pengeringan yang lain adalah menggunakan
alat pengering yang umumnya menggunakan bahan bakar minyak atau energi listrik.
Tetapi belum semua daerah di Indonesia memiliki jaringan listrik atau belum
memiliki sarana transportasi yang baik sehingga bahan bakar minyak tidak mudah
didapat. Selain itu penggunaan bahan bakar minyak atau energi listrik menyebabkan
biaya proses pengeringan menjadi mahal sehingga harga jual hasil pertanian menjadi
tinggi.
Energi surya merupakan energi yang tersedia melimpah di Indonesia
penggunaan bahan bakar atau energi listrik dalam proses pengeringan hasil pertanian.
Alat pengering dengan memanfaatkan energi surya yang ada di Indonesia umumnya
menggunakan absorber jenis pelat yang terbuat dari tembaga atau alumunium.
Masalah yang ada dengan penggunaan absorber jenis pelat ini adalah dari segi biaya
masih termasuk mahal dan pembuatan alat pengering dengan absorber pelat termasuk
Jenis alat pengering energi surya yang lebih murah dan mudah dibuat adalah
pengering energi surya jenis absorber porus ini terutama di Indonesia masih sedikit
mengetahui proses pengeringan yang lebih efisien dan variasi tinggi cerobong yang
tepat untuk alat pengering padi energi surya. Dapat tidaknya jenis pengering energi
surya dengan absorber porus ini dimanfaatkan untuk pengeringan padi ditentukan
pengering dengan absorber jenis porus masih sukar dilakukan, hal ini karena
yang rumit. Maka penelitian ini dilakukan secara eksperimental untuk mengetahui
pengeringan pada alat pengering energi surya dengan bahan absorber jenis porus
terutama adalah luas absorber. Luas absorber yang digunakan adalah dengan bahan
alumunium. Padi dipilih karena padi merupakan hasil pertanian yang paling umum di
pedesaan.
yang terpakai untuk pengeringan (untuk memanasi udara pada kolektor) dengan
energi surya yang datang. Besarnya energi yang terpakai ditentukan oleh temperatur
dan tekanan udara yang akan mengeringkan hasil pertanian setelah melewati
absorber. Semakin besar temperatur dan tekanan udara yang dihasilkan alat
pengering maka semakin besar juga energi yang terpakai untuk pengeringan
yang lebih luas maka temperatur udara yang dihasilkan juga semakin tinggi, tetapi
tekanan udara akan semakin kecil karena luas absorber yang lebih besar akan
menimbulkan hambatan aliran udara yang lebih besar. Jika temperatur udara atau
tekanan yang dihasilkan terlalu kecil maka proses pengeringan bahan tidak akan
optimal, sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui tinggi cerobong
digunakan adalah 0,1 m dan 2 m,karena lebih mudah dalam pembuatan dan analisa
Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
surya.
3. Untuk memberikan alternatif cara yang lebih mudah dan murah dalam
pelat). Bagian utama dari pengering adalah absorber (terletak dalam kotak kolektor)
yang akan menerima energi surya yang datang dan mengkonversikannya menjadi
panas. Absorber ini berfungsi untuk memanasi udara luar yang mengalir ke kotak
tempat bahan yang akan dikeringkan secara alami (atau dapat juga dengan bantuan
blower). Udara yang sudah dipanasi absorber ini akan mengalir menembus hasil
pertanian yang akan dikeringkan. Pada saat udara panas ini menembus hasil
pertanian terjadi perpindahan panas dan massa air dari hasil pertanian ke udara panas
masuk ke kolektor dipanasi oleh sinar matahari dan di sirkulasikan melalui lapisan
padi dengan konveksi alamiah. Udara yang bertemperatur tinggi yang melalui lapisan
padi akan menguapkan air yang terkandung di dalam padi, sehingga terjadi proses
energi yang dipindahkan dari absorber ke udara) disebut dengan energi berguna.
2.4 Efisiensi
Efisiensi dari suatu alat adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan
dengan masukan yang diberikan. Unjuk kerja pengering padi menggunakan energi
energi yang digunakan untuk menguapkan air dari hasil pertanian yang dikeringkan
dengan energi yang datang pada alat pengering, dan dapat dinyatakan dengan
persamaan:
WL (7)
s G A
T c
dengan :
L : kalor laten dari air yang menguap saat temperatur pengering (J/kg)
antara udara di dalam dan di luar pengering atau dengan perkataan lain, penurunan
tekanan antara kedua sisi lapisan padi (∆p) (arismunandar,W.,1995) dapat dilihat
∆𝑝 = 1 𝜌 − 𝜌1 + 2 𝜌 − 𝜌2 𝑔 (8)
dengan :
1 : Tinggi antara lapisan padi permukaan bawah dan dasar udara masuk
kolektor (m).
dengan :
pengering energi surya merupakan teknologi yang sesuai bagi kelestarian alam
menghasilkan kualitas pengeringan yang buruk. Hal ini disebabkan bahan yang
dijemur langsung tidak terlindungi dari debu, hujan, angin, serangga, burung atau
makanan adalah mengeluarkan kandungan air secepat mungkin pada temperatur yang
tidak merusak bahan makanan tersebut. Jika temperatur terlalu rendah maka
temperatur terlalu tinggi maka bahan makanan dapat mengalami pengeringan yang
berlebih pada bagian permukaan (Kendall, 1998). Kelemahan utama dari pengering
energi surya adalah kecilnya koefisien perpindahan panas antara pelat absorber dan
Beberapa modifikasi telah banyak diusulkan meliputi penggunaan sirip (Garg et al.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1991), penggunaan absorber dengan permukaan kasar (Choudhury et al., 1988), dan
penggunaan absorber porus (Sharma et. al., 1991). Penelitian pengering energi surya dengan luas kolektor 1,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Skema alat penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Posisi letak pengukuran
temperatur dan kelembaban dapat dilihat pada Gambar 3.2. Ukuran kotak absorber
0,8 m. Dinding kotak pengering terbuat dari pelat alumunium yang dicat hitam dan
ditutup dengan kaca, jarak antara dinding pelat alumunium dengan kaca sekitar 25
mm. Tujuan pembuatan dinding kotak pengering dari pelat alumunium, dicat hitam
dan ditutup kaca adalah untuk memperbesar penyerapan energi surya kedalam kotak
pengering. Tutup kaca berfungsi untuk mencegah panas yang sudah diterima kotak
pengering agar tidak keluar lagi ke udara sekitar. Konstruksi dinding kotak pengering
seperti ini sering ditemukan pada pada pemanfaatan energi surya untuk kompor
Gambar 3.1 Pengering energi surya dengan tampak depan dan tampak belakang
Gambar 3.2 Pengering energi surya dengan tampak samping
tekanan digunakan manometer dan untuk pengukuran energi surya yang datang
Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian diawali dengan pembuatan dan penyiapan alat.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan cerobong dengan tinggi 0,1 m untuk mengeringkan p
Tiap variasi parameter dilakukan pengambilan data tiap 5 menit.
berbeda.
dengan persamaan (9). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik
hubungan antara temperatur dan kelembaban dengan waktu (t) dan energi surya yang
datang (GT) untuk tiap variasi ketinggian cerobong. Hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk grafik hubungan antara energi berguna, efisiensi kolektor, efisiensi
pengambilan kadar air, efisiensi sistem dan tarikan tambahan pada cerobong dengan
Gambar pyranometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62