Anda di halaman 1dari 10

Dosen : Reski Febyanti Rauf, S.TP.,M.

Si

Mata Kuliah : Energi dan listrik Pertanian

MAKALAH
Alat Pengering Ikan Ramah Lingkungan dengan Menggunakan Panel Surya

OLEH:
SRI YELI AMALIA
1727041027
PTP 01

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cadangan energi yang berasal dari bahan bakar fosil diseluruh dunia
diperkirakan hanya sampai 40 tahun untuk minyak bumi, 60 tahun untuk gas
alam, dan 200 tahun untuk batu bara. Kondisi keterbatasan sumber energi di
tengah semakin meningkatnya kebutuhan energi dunia dari tahun ke tahun
(pertumbuhan konsumsi energi tahun 2004 saja sebesar 4,3 persen), serta tuntutan
untuk melindungi bumi dari pemanasan global dan polusi lingkungan membuat
tuntutan untuk segera mewujudkan teknologi baru bagi sumber energi yang
terbaarukan semakin cepat.
Salah satu energi alternatif yang mempunyai peluang untuk dikembangkan
adalah energi surya. Sebuah analisis pada situasi terkini dibidang pertanian dalam
hal pemanfaatan energi surya memperlihatkan secara jelas perbedaan situasi
antara negara industri dengan negara berkembang. Perbedaan tersebut mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kemungkinan penggunaan energi matahari dalam
hal pemanfaatannnya dibidang pertanian. Dinegara industri, mekanisasi yang
intensif dari produksi dibidang pertanian dihasilkan oleh produktivitas tenaga
kerja yang tinggi. Penggunaan benih berkualitas tinggi, pupuk dan mekanisasi dari
hampir seluruh kegiatan pertanian secara signifikan meningkatkan hasil panen.
Saat ini suplai energi di negara-negara industri cukup untuk kebutuhannya. Listrik
dan bahan bakar fosil tercukupi dengan harga yang relatif murah. Teknologi
pemanfaatan energi surya yang dapat digunakan secara bebas dari alam harus
bersaing dengan teknologi yang berefisiensi tinggi dan teknologi konvensional.
Dengan kondisi tersebut, teknologi surya hanya bisa kompetitif bila biaya
produksi dapat dikurangi tanpa menurunkan keandalan dan efisiensinya.
Di negara-negara berkembang, diperkirakan tak lama lagi produksi pangan
tidak dapat mengejar kebutuhan pangan dari pesatnya pertambahan populasi
penduduknya, contohnya indonesia. Selain dari pada itu, ketidak sempurnaan
sistem penyimpanan dan perawatan akan menyebabkan losses yang cukup besar
yang dapat mengurangi persediaan pangan. Hal lain yang perlu dicermati adalah
rendahnya harga untuk produk tropis telah memperburuk situasi ekonomi di
pedesaan.
Ketersediaan energi yang berasal dari bahan bakar fosil yang semakin
lama semakin berkurang, di mana untuk sebagian negara berkembang masih
import, adalah sangat mahal harganya di daerah pedesaan. Oleh karena itu
penyediaan energi yang berasal dari sumber-sumber alternatif adalah sangat
mendesak. Migrasi penduduk pedesaan kedaerah urban adalah disebabkan oleh
kondisi kehidupan yang kurang baik karena permasalahan sosial di daerah
asalnya. Problem-problem tersebut yang harus menjadi prioritas utama antara lain
adalah  penyediaan listrik untuk penerangan, telekomunikasi dan kegiatan-
kegiatan mekanisasi pertanian seperti penggiling beras, pompa air, pengeringan
komoditi pertanian dll. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalah tersebut
adalah penyediaan energi yang berasal dari sinar matahari (energi surya).
Pemanfaatan energi tersebut harus terlebih dahulu dikaji secara teknis dan
ekonomi sebelum diaplikasikan secara luas di daerah pedesaan. Tulisan ini
mencoba memberikan masukan mengenai peluang pemanfaatan energi surya yang
ditinjau dari sudut mekanisasi pertanian.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai acuan kita terhadap energi yang
seharusnya bisa lebih dimanfaatkan untuk menghemat produk alam. Sebagai
contoh pemanfaatan energi surya di bidang pertanian dan berbagai jenis
pemanfaatan lainnya.

C. Manfaat Penulisan
Untuk memberikan wawasan kepada pembaca tentang manfaat dari
penggunaan tenaga surya di berbagai bidang khususnya teknik pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Energi Surya

Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk
lain. Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air,
uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi.
Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839,
ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk
mengkonversi radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode itu belum
banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber
energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya
pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada
tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi
sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan
sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar. Salah satu cara pemanfaatan energy
surya khususnya di bidang pertanian adalah dengan metode rumah pengering.
Pengeringan di terik matahari memang bisa efektif, oleh karena suhu yang
dicapai sekitar (35 s/d 45)0C. iklim di wilayah tropis merupakan sumber energi
yang potensial, namun di samping meningkatnya harga tanah (pada pinggiran kota
dan sekitarnya), tergesernya pemilihan pemakai kepada mesin pengering dengan
sumber panas (bahan bakar sekam, kayu arang, bahan bakar air, uap panas dan
listrik). Dalam kasus tertentu pengeringan dengan matahari tidak selalu bagus,
seperti bahan keripik kentang tidak begitu baik mutunya bila terkena ultra violet
matahari (bisa hitam oleh karena tumbuh jamur).

B. Alat Pengering Ikan Ramah Lingkungan dengan Menggunakan Panel


Surya
Alat pengering ikan asin ramah lingkungan menggunakan integrasi panel
surya dan energi
matahari merupakan hasil pengembangan energi terbarukan yaitu pemanfaatkan
energi matahari baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan
penyimpanan solar cell, yang penggunaannya dimaksimalkan dan diunggulkan
untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan pesisir pantai dengan produk yang
didesain sedemikian rupa agar dihasilkan ikan kering yang bermutu dan higienis
untuk dikonsumsi, mengurangi ketergantungan pada cuaca, menekan kerugian
yang dialami para nelayan pada saat panen raya, memperkecil kemungkinan
kerusakan yang diakibatkan pembusukan, dan mempercepat proses dan tidak
memerlukan lahan yang luas. Sinar matahari langsung dan alat tambahan seperti
fan atau blower diperlukan untuk mengalirkan udara pengering ke produk yang
dikeringkan (konveksi paksa) dan sensor suhu sebagai pengontrol suhu dan
diharapkan temperatur pengeringan yang lebih tinggi dari 500C harus dihindari
karena dapat menyebabkan bagian luar produk sudah kering, tapi bagian dalam
masih basah. Khusus untuk ikan, temperatur pengeringan yang dianjurkan antara
40–500C. Ikan kering berbagai jenis yang dihasilkan dalam kapasitas 10 kg pada
alat pengering ikan tanpa lampu pijar 15 Watt dengan waktu pengeringan selama
3 hari, menggunakan lampu pijar 15 watt pada malam hari, waktu pengeringan
ikan mencapai 2 hari dan menggunakan lampu pijar 15 watt ditambah kipas angin
pada malam hari, waktu pengeringan ikan mencapai 2 hari.
Gambar 1. Pembangkit listrik tenaga surya untuk pengeringan ikan

C. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pengering ikan ini yaitu dengan mengonversikan energi
matahari pada modul sel surya (PV) menjadi energi listrik. Energi tersebut
kemudian ditampung pada baterai atau aki dengan menggunakan charge
controler. Arus listrik DC yang ditampung dalam Aki akan dikonversikan
menggunakan inverter menjadi tegangan arus listrik AC yang disalurkan ke kipas
dan pemanas yang berada dalam Rak pengering ikan. Kipas pada rak berfungsi
untuk mengalirkan udara atau membuang gas pada rak pengering ikan tersebut,
dan pemanas digunakan untuk mengeringkan kandungan air pada ikan yang
diletakkan atau yang ditampung pada rak pengering ikan. Sedangkan sensor suhu
yang diletakkan pada rak berfungsi untuk mengontrol suhu dalam rak pengering
agar ikan dalam rak sesuai dengan suhu yang diinginkan dalam pengeringan.

D. Bagian-bagian Perangkat
1. Panel Surya
Panel surya adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinar matahari
menjadi listrik. Dalam sinar matahari terkandung energi dalam bentuk
foton. Ketika foton ini mengenai permukaan sel surya, elektronelektronnya
akan tereksitasi dan menimbulkan aliran listrik. Prinsip ini dikenal sebagai
prinsip fotoelektrik. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari material
emikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua
jenis lapisan sensitif: lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p).

2. Solar Charge Controller


Spesifikasi Komponen Kelistrikan Alat Pengering Ikan
Komponen-komponen yang dibutuhkan pada proses pengeringan ikan.
a. Modul photovoltaic
Berfungsi sebagai menkonversi energy matahari menjadi energi listrik
digunakan untuk suplai energi listrik pada peralatan pengering ikan.
Modul yang dipakai 100 wp, maka daya yang dihasilkan 100 watt/hour.
b. Solar charge Regulator
Berfungsi sebagai pengatur tegangan dari suplai modul photovoltaic ke
pengisian baterai dan suplay inverter.
c. Baterry (AKI)
Berfungsi untuk menyimpan energi dari modul photovoltaic dipakai
sebagai supply cadangan untuk alam hari sehingga alat tetap beroperasi.
d. Inverter
Berfungsi sebagai pengubah tegangan masuk dari solar regulator yang
berupa tegangan DC yang kemudian dikonversikan menjadi tegangan AC
agar dapat menyuplai tegangan ke termometer kontrol, kipas dan Lampu.
e. Temperatur control
Berfungsi sebagai pengatur suhu dalam rak pengering ikan. Range
temperatur yang dikontrol ditentukan sesuai dengan set point yang
diinginkan yaitu sekitar 35 – 45 ºC. jika temperatur kurang dari 35oC
maka lampu sebagai sumber panas akan menyala, sebaliknya jika
temperatur lebih dari 45oC maka lampu akan padam. Temperature
controller yang digunakan adalah Dual Auto Tuning PID controller Type
TZN4H.
f. Sensor suhu RTD
Merupakan Sensor temperatur yang mengukur temperatur riil dalam
ruangan, kemudian di ubah kedalam besaran listrik sehingga dapat
dihubungkan dengan temperature kontrol.
g. Lampu pijar
Lampu pijar dalam pengoperasiannya dapat menghasilkan panas sehingga
dapat digunakan sebagai sumber panas pada pengering ikan untuk malam
hari.

E. Pembuatan Alat Pengering Ikan Ramah Lingkungan dengan


Menggunakan Integrasi
panel surya dan sinar matahari langsung terdiri atas:
1) Bagaimana merancang dan menganalisis sistem kontrol suhu panas
yang merata dan stabil di dalam ruang rak pengering ikan.
2) Bagaimana merancang dan menganalisis sistem pembuangan limbah
ikan melalui pipa didalam rak pengering supaya dapat berfungsi
dengan baik.
3) Bagaimana cara memasang kipas pada rak pengering ikan agar dapat
berfungsi sebagai pendingin suhu secara merata dan baik.
4) Bagaimana cara memasang dan mengintegrasikan panel surya dan
matahari langsung dalam rak pengering ikan sehingga dapat digunaka
secara bergantian dengan tepat dan benar.
5) Temperatur pada alat pengering ikan disesuaikan dengan temperatur
panas matahari pada saat cuaca baik yang digunakan nelayan untuk
mengeringkan ikan dengan hasil daging ikan kering merata dan
sempurna (dengan asumsi temperatur pengeringan yang lebih tinggi
dari 50C harus dihindari karena dapat menyebabkan bagian luar
produk sudah kering, tapi bagian dalam masih basah).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sinar matahari langsung dan alat tambahan seperti fan atau blower diperlukan
untuk mengalirkan udara pengering ke produk yang dikeringkan (konveksi paksa)
dan sensor suhu sebagai pengontrol suhu dan diharapkan temperatur pengeringan
yang lebih tinggi dari 500C harus dihindari karena dapat menyebabkan bagian luar
produk sudah kering, tapi bagian dalam masih basah. Khusus untuk ikan,
temperatur pengeringan yang dianjurkan antara 40–500C. Ikan kering berbagai
jenis yang dihasilkan dalam kapasitas 10 kg pada alat pengering ikan tanpa lampu
pijar 15 Watt dengan waktu pengeringan selama 3 hari, menggunakan lampu pijar
15 watt pada malam hari, waktu pengeringan ikan mencapai 2 hari dan
menggunakan lampu pijar 15 watt ditambah kipas angin pada malam hari, waktu
pengeringan ikan mencapai 2 hari.
Prinsip kerja dari pengering ikan ini yaitu dengan mengonversikan energi
matahari pada modul sel surya (PV) menjadi energi listrik. Energi tersebut
kemudian ditampung pada baterai atau aki dengan menggunakan charge
controler. Arus listrik DC yang ditampung dalam Aki akan dikonversikan
menggunakan inverter menjadi tegangan arus listrik AC yang disalurkan ke kipas
dan pemanas yang berada dalam Rak pengering ikan. Kipas pada rak berfungsi
untuk mengalirkan udara atau membuang gas pada rak pengering ikan tersebut,
dan pemanas digunakan untuk mengeringkan kandungan air pada ikan yang
diletakkan atau yang ditampung pada rak pengering ikan. Sedangkan sensor suhu
yang diletakkan pada rak berfungsi untuk mengontrol suhu dalam rak pengering
agar ikan dalam rak sesuai dengan suhu yang diinginkan dalam pengeringan.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2007. Energi Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Kehidupan Manusia.


Yogyakarta: Pusaka Widyatama.
Mukkun, Yusak. "Pembuatan Alat Pengering Ikan Ramah Lingkungan Dengan
Menggunakan Panel Surya." Jurnal ilmiah FLASH 2.2 (2016): 47-58.
Supranto,2015. Teknologi tenaga surya. Yogyakarta: Global pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai