Anda di halaman 1dari 1

Ritual Andingingi berarti pendingin.

Prosesinya ditandai dengan


membawa air suci dan rangkaian bunga. Rangkaiannya terdiri dari
ikatan bunga pinang dan beberapa jenis dedaunan. Prosesi ini
dilakukan tiga kali mengelilingi area ritual. Berikutnya, dilakukan
be’bese atau memercikan air suci kepada pengunjung di tiga arah
mata angin.
Tujuan dari ritual ini adalah meminta kepada Tu Rie’ Ara’na agar
dimudahkan rezeki, dipanjangkan umur dan senantiasa diberikan
kedamaian dan dijauhkan dari mara bahaya
Ritual andingingi ini dimulai dengan pembacaan doa dari perwakilan
adat. Setelah itu dua orang mengitari tempat kegiatan sambil
memerciki pengunjung dengan air yang telah diberkati menggunakan
tangkai buah pinang dan sejumlah dedaunan yang diikat jadi satu, yang
disebut pabbe’bese. Sejumlah orang terlihat sengaja menengadahlan
wajahnya agar terperciki air tersebut. Setelahnya, beberapa orang
mengoleskan bacca ke jidat dan leher peserta ritual. Bacca ini adalah
sejenis bedak cair yang terbuat dari tepung beras dicampur kunyit.
Rangkaian Andingingi ditutup dengan makan bersama. Menariknya,
piring untuk makan ini memakai tempurung kelapa. Makanan yang
disajikan merupakan swadaya masyarakat Desa Tanatoa,
Kecamatan Kajang.
Rangkaian ritual Andingingi pun ditutup dengan pembagian ubai
rampai. Masyarakat lalu membawa pulang air suci dan dedaunan
yang sudah didoakan bersama. Piranti ini dipercaya bisa
menghilangkan efek berbagai negatif.

Anda mungkin juga menyukai