Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayur merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan
nasional.Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai
sumber karbohidrat,protein nabati vitamin dan mineral yang bernilai ekonomi
tinggi.Produksi sayuran di Indonesia meningkat setiap tahun untuk konsumsinya
tercatat 44 kg/kapita/tahun.Laju pertumbuhanproduksi sayuran di indonesia
berkisar anatara 7,7-24,2%/tahun.Beberapa jenis sayuran,seperti bawang
merah,petsai/sawi,dan mentimun.Peningkatan produksinya merupakan dampak
dari penerapan teknologi budidaya.
Sawi merupakan jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat
Indonesia.Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga
golongan masyarakat kelas atas.Kelebihan sawi adalah mamputumbuh baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi.
Tanaman ini berasal dari tiongkok yang dibudidayakan sejak 2500tahun yang
lalu,kemudian menyebar luas ke filipinadan Thaiwan,bila ditinjau dari aspek
ekonomi dan bisnis sawilayak untuk dikembangkan dan diusahakan dalam
memenuhi permintaan konsumen serta adanya peluang pasar.Adanya keunggulan
komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas
tersebut,disamping itu umur panen relatif pendek dan hasilnya memberikan
keuntungan yang memadai.
1.2. Data BPS komoditi Sawi di NTT

PRODUKSI KACANG MERAH MENURUT KABUPATEN/KOTA DI


PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,2011-2017

Petsai/Sawi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumba Barat 145.10 127.10 311.60 250.10 141.30 62.90 370.20
Sumba Timur 413.70 346.90 259.20 257 158.70 115.80 121.70
Kupang 261 114.80 231.40 219.10 154.40 292.50 293.60
Timor Tengah Selatan 341 317.30 760.30 1462.60 1090.70 2223 3285
Timor Tengah Utara 89.70 125 67.40 118.50 50.40 106.90 101.70
Belu 126.90 61.40 33.90 73 97.50 198.10 286.20
Alor 85.30 267.50 355.20 648.30 473 351 403
Lembata 7.90 99 92 113.70 44.80 70.80 55.80
Flores Timur 107.30 31.80 5.90 34.70 15.70 80.30 87.40
Sikka 1005.50 1243.20 1038.90 1190.30 937.50 1028.70 1801.10
Ende 52.70 204.30 285.30 220.40 173.10 226.30 416
Ngada 122.80 85.40 84.60 147 170.80 2.60 3.60
Manggarai 218.30 224.70 300.10 201 504.90 118.70 86.10
Rote Ndao 140.60 137.90 127.30 104.20 90.50 59.30 178.40
Manggarai Barat 20.70 11.40 10.70 51.50 49.20 23.50 171
Sumba Tengah 46.60 81.70 5.60 10.60 6 3.20 2.80
Sumba Barat Daya 77.50 28.80 8.90 31 47.80 55.50 31.70
Nagekeo 325 572.50 446.70 444.20 243.50 266 168.30
Manggarai Timur 111.10 314 321.50 153.10 131.80 146.30 502.20
Sabu Raijua 6.30 21.90 21.20 17 25.50 14 29.30
Malaka - - - - - 260 0.50
Kota Kupang 152.60 182.30 274.10 372.40 279.90 337 258.80
NTT 3857.60 4598.90 5041.80 6119.70 4887 6042.40 8654.40
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pola distibusi
2. Mengetahui Perbedaan harga antara lembaga pemasar
3. Mengetahui efisiensi pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambar pola distribusi Sawi

PRODUSEN/ PEDAGANG PENGECER


PETANI

KONSUMEN
1. Produsen/petani sawi merupakan anggota rantai pasok yang pertama didalam rantai
pasok sawi dipasar Oesapa kota Kupang. Petani memiliki peran penting didalam
rantai pasok karena kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari sawi sangat ditentukan
oleh petani sawi. Dalam rantai pasok sawi dipasar Oesapa petani menjual langsung
hasil produk kepada pedagang pengecer.

2. Peran pedagang pengecer dalam rantai pasok sawi yang ada dipasar Oesapa kota
Kupang adalah mereka membeli langsung sawi dari petani kemudian menjulnya
secara langsung kepada konsumen.

3. Peran komsumen dalam rantai pasok sawi dipasar Oesapa kota Kupang adalah
sebagai tujuan akhir dari proses pemasaran Sawi

2.2. Data harga antar lembaga pemasaran komoditas Sawi

PETANI P. PENGECER KONSUMEN


Harga jual Harga Harga Harga beli
(Rp)/ikat beli jual (Rp)/ikat
(Rp)/ikat (Rp)/ikat
5000 5.000 5000 5000
Dari data harga lembaga diatas diketahui bahwa pengecer(Nona Martina Moy)mengambil
sawi dari petani dengan harga Rp5.000 10 ikat sawi dan dijual kembali ke konsumen 5 ikat
Rp 5000,pada musim sayur dan pada musim panceklik,nona Martina Moy membeli sawi dari
petani 8 ikat 5000 dan menjual kembali ke konsumen 4 ikat Rp 5000.

2.3. Analisis Data


Lembaga pemasaran Harga atau biaya
dan (Rp/ikat)
komponen
marjin
PETANI
a) Harga jual 5.000/10
P. PENGECER
a) Harga beli 5.000/10
b) Harga jual
5000/5
c) Keuntungan
5000

Ket:
1. Dalam 1 kali pembelian pengecer(nona Martina Moy)membeli dari petani sayur di
pasar Oesapa adalah harga Rp 100.000 dimana petani menjual sawinya 10 ikat Rp
5.000.jadi pengecer mengambil 200 ikat di produsen dan keuntungan yang diperoleh
dari hasil pemasaran yang dilakukan sebesar Rp 100.000,00..
 Efisiensi pemasaran
Pemasaran yang efisiensi merupakan tujuan akhiryang ingin dicapai dalam suatu
sistem pemasaran.Efisiensi pemasaran terjadi jika sistem tersebut dapat
memberikan kepuasan pada pihak-pihak yang terlibat yaitu dari produsen,lembaga
pemasarandan konsumen akhir.
Untuk menghitung efisiensi pemasaran digunakan rumus sebagai berikut:
EP =BP x 100%
NP
= 0 x 100%
5000
= 0%

Dari hasil analisis efisiensi pemasaran sawi diatas dapat dikatakan bahwa saluran
pemasaran sawi dikatakan efisien karenan nilai efisiensinya 0% yang disebapkan
biaya pemasaran ayng dikeluarkan tidak ada akan tetapi keuntungan yang diperoleh
besar
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan pada tangg 17 juli 2019 di
pasar Oesapadengan data yang didapatkan bahwa pedagang pengecer membeli
sawi di pasar Oesapa dengan harga Rp 5.000 10 ikat dan dijual kembali 5 ikat
Rp 5.000.
Dari hasil analisis efisiensi pemasaran sawi diatas dapat dikatakan bahwa
saluran pemasaran sawi dikatakan efisien karenan nilai efisiensinya 0% yang
disebapkan biaya pemasaran ayng dikeluarkan tidak ada akan tetapi keuntungan
yang diperoleh besar
LAMPIRAN

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Anda mungkin juga menyukai