Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian, yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut,Jadi
penelitian bersifat longitudinal (hertahap bisa multy years).Penelitian Hibah Bersaing (didanai
oleh Dierktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), adalah penelitian yang menghasilkan produk,
sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan.
Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang Ilmu
Alam dan Teknik serta pendidikan.Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat
elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat
kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk
dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode penelitian
dan pengembangan bias juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi,
sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.
Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang
administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah.Padahal banyak produk tertentu
dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research & developmet.
Penelitian pendidikan memberikan perhatiannnya pada pengembangan dan pengujian
teori- teori tentang bagaimana peserta didik (pelajar, mahasiswa) berperilaku dalam seting
pendidikan. Berangkat dari hakikat penelitian yang dikemukakan di atas, penelitian

1
pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to
discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode
ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi
berdasarkan penafsiran data tersebut. Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan dalam upaya memahami
proses kependidikan dalam lingkungan formal, pendidikan informal maupun pendidikan
nonformal. Menemukan prinsip-prinsip umum atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai
untuk menerangkan, meramalkan, dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkunagn
pendidikan merupakan tujuan dari suatu kerja penelitia

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu penelitian dalam bidang akademik.?
2. Apa saja ciri-ciri penelitian dalam bidang akademik.?
3. Apa saja model dan proses penelitian dalam bidang akademik.?
4. Apa itu penelitian dalam bidang profesional.?
5. Apa saja syarat umum dalam bidang profesional.?
6. Apa saja ciri-ciri profeional.?
7. Apa itu penelitian dalam bidang instutisional.?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui penelitian dalam bidang akademik
2. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian dalam bidang akademik
3. Untuk mengetahui Apa saja model dan proses penelitian dalam bidang akademik
4. Untuk mengetahui penelitian dalam bidang professional
5. Untuk mengetahui syarat umum dalam bidang professional
6. Untuk mengetahui Apa saja ciri-ciri profeional
7. Untuk mengetahui Apa itu penelitian dalam bidang instutisional

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penelitian Dalam Bidang Akademik atau pendidikan

Penelitian secara umum adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis
dengan maksud untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai serentetan peristiwa dan dalam
rangka pemecahan suatu permasalahan. Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau
cara kerja yang sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan
mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Selain itu diartikan
juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh
pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode ilmiah. Penelitian dapat di tinjau dari beberapa
segi diantaranya :

 Dari segi proses penelitian merupakan berbagai kegiatan yang meliputi, mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, menganalisa data, serta interpretasi dan pengambilan kesimpulan.
 Dari segi pendekatan penelitian merupakan kegiatan dengan mempergunakan pendekatan-
pendekatan ilmiah (metode ilmiah).
 Dari segi tujuan suatu penelitian dilakukan untuk menemukan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan baik untuk
kebutuhan secara praktis maupun teoritis.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses
yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan
masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan

3
maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data
tersebut. Selain itu dapat juga diterjemahkan bahwa penelitian pendidikan adalah cara yang
digunakan orang untuk mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah dari proses penelitian, (Arief Furchan, 1982 : 44). Sedangkan pendapat dari (Ibnu
Hadjar, 1996:10) mengatakan bahwa penelitian pendidikan dapat juga disebut sebagai suatu proses
pengumpulan data atau informasi yang sistematis dan analisis yang logis terhadap informasi atau
data untuk tujuan tertentu.

2.2. Ciri-Ciri penelitian dalam bidang Akademik atau Pendidikan


Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan
pengamatan empiris (Babbie,1986:16).Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai
dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis. Dalam hal ini
logika merujuk kepada:

 Pemahaman terhadap teori yang digunakan


 Asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian.

Di samping itu pengamatan empiris bertolak dari hasil kerja indera manusia dalam melaksanakan
observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap data-data lapangan.

Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan empirik harus berjalan konsisten: artinya
kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan
terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan
pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi
siswa dapat diterangkan dengan asumsi bahwa:

 Telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai
akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan buku penunjang belajar
 Telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk matakuliah tertentu, disebabkan guru
belum memahami pelaksanaan kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat
satuan pendidikan).

4
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Setiap konsep yang
kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik
yang ada di lapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator
empirik yang dapat diketahui adalah:

 Kemampuan penggunaan metode belajar guru di dalam kelas


 Penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas
 Kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas.

2.3. Model dan proses penelitian pendididkan


Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem,
atau konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasai. Bentuknya dapat berupa
model fisik (market, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra komputer), atau
rumusan matematis.
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus
menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah

 Identifikasi masalah
 Perumusan masalah
 Penelusuran pustaka
 Rancangan penelitian
 Pengumpulan data
 Pengolahan data
 Penyimpulan hasil

Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral
yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan
bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.

5
Secara garis besar fase-fase yang ditempuh dalam proses melaksanakan penelitian adalah:

a. Fase perencanaan, kegiatan yang dilakukan dalam fase perencanaan meliputi:


 Merumuskan masalah
Pada tahap ini setelah peneliti merasakan atau menemukan masalah yang akan diteliti,
selanjutnya membuat rumusan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya,
terutama untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti agar batas-batas yang menjadi
lingkup penelitian tidak bersifat kabur dan menyulitkan usaha pemecahannya.
 Mengadakan studi pendahuluan atau prelyminary study untuk mengumpulkan data atau
informasi
sehubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat diketahui keadaan atau kedudukan
masalah tersebut baik secara teoritis maupun praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi
pendahuluan sangat berguna untuk menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah
dalam bentuk hipotesis yang diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian. Studi
pendahuluan dapat dilakukan melalui studi dokumenter, yakni mempelajari berbagai
dokumen baik resmi maupun tidak resmi. Studi kepustakaan, yakni mempelajari berbagai
buku dan studi lapangan sehingga masalahnya bener-bener dipahami. Tanpa memahami dan
mendalami seluk-beluk masalah yang diteliti, sukar dibayangkan penelitian akan memperoleh
hasil yang berarti (signifikan).
 Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti yang bersifat
sementara dalam arti belum final, dan masih memerlukan pembuktian. Hipotesis sangat
penting dalam kegiatan penelitian, sebab melalui hipotesis tersebut peneliti berusaha
mengumpulkan data untuk dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan akhir atau generalisasi
hasil penelitian.
 Menentukan sample penelitian.
Pada tahap ini ditentukan obyek yang akan diteliti. Keseluruhan obyek yang diteliti disebut
populasi atau univers, sedangkan bila dalam penelitian hanya menggunakan sebagian saja dari
seluruh obyek yang diteliti, maka dalam hal ini digunakan sample.

6
 Menyusun rancangan penelitian (Research Design) yang akamen dijadikan pedoman selama
melaksanakan penelitian.
Sebagai suatu pola perencanaan harus dapat mengungkapkan hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pelaksanaan penelitian dan memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Masalah yang diteliti dan alasan dilakukannya penelitian.


2. Bentuk atau jenis data yang diperlukan.
3. Tujuan dilakukannya penelitian.
4. Dimana dilakukannya penelitian.
5. Jangkau waktu pelaksanaan penelitian.
6. Organisasi kegiatan dan pembiayaan.
7. Hipotesa yang diajukan.
8. Teknik pengumpulan dan pengolahan data.
9. Pola atau sistematik laporan yang direncanakan.
 Menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik pengumpulan data.
Pada tahap ini ditentukan jenis alat atau teknik pengumpulan data yang digunakan kemudian
dirumuskan sehingga dapat digunakan dalam pelkasanaan penelitian sebagai alat untuk
mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Fase pelaksanaan penelitian.
Apabila segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan penelitian sudah dipersiapkan,
selanjutnya barulah meningkat pada fase pelaksanaan.Kegiatan dalam pelaksanaan
penelitian meliputi:
 Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data harus didasarkan pada pedoman yang sudah dipersiapkan dalam
rancanagan penelitian. Kegiatan ini erat sekali dengan metode penelitian yang digunakan,
seperti metode sejarah, eksperimenta dan deskriptif. Data yang dikumpulkan menjadi dasar
dalam menguji hipotesis.
 Pengolahan atau analisis data.
Dari data yang terkumpul selanjutnya di analisis, dan hipotesis yang diajukan diuji
kebenarannya melalui analisis tersebut. Teknik pengujian hipotesis disesuaikan disesuaikan
dengan jenis data dan metode penelitian yang digunakan. Apabila jenis data yang

7
dikumpulkan itu data kualitatif maka dilakukan dengan penarikan kesimpulan deduktif-
induktif. Namun bila data yang dikumpulkan kuantitatif atau angka-angka dapat digunakan
melalui analisis statistika sebelum menarik kesimpulan secara kualitatif (deduktif-induktif).
Disamping menggunakan teknik analisis data seperti diatas apabila tersedia dapat digunakan
alat elektronik modern atau komputer.
c. Fase laporan penelitian.
Untuk kepentingan publikasi pada umum atau orang yang berkepentingan. Sistematik
laporan penelitian dapat berupa paper laporan, skripsi, thesis atau disertasi. Hal itu disesuaikan
dengan tujuan dilakukannya penelitian sebagaimana terumuskan dalam rancangan penelitian.
Demikianlah proses dalam melaksanakan penelitian ilmiah.

2.4. Penelitian dalam bidang professional.


Penelitian bidang profesional adalah penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi
sebagai peneliti. Tujuan dari penelitian bidang profesional adalah mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan itu bisa saja berbentuk ilmu, teknologi, dan seni. Variabel penelitian biasanya
sangat lengkap. Analisis yang dilakukan dalam penelitian biasanya disesuaikan dengan
kepentingan masyarakat ilmiah. Penelitian bidang ini harus dilakukan dengan cara yang benar
dan hasilnya dapat berguna untuk pengembangan ilmu.

2.5. Syarat Umum Profesional


1. Skill
Hal pertama yang dibutuhkan untuk menjadi profesional adalah skill. Seseorang disebut
sebagai profesional apabila ia terbukti sebagai orang yang ahli di bidangnya. Tidak memandang
bidang apapun. Mulai dari bidang yang paling sederhana hingga yang paling elit. Kemampuan
seorang profesional bisa dilihat dari keahliannya yang di atas rata-rata dari orang lain. Selain
itu kemauan bekerja keras dan pantang menyerah dalam memecahkan masalah serta selelu
berinovasi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh seorang profesional.

2. Pengetahuan
Hal pokok selanjutnya yang harus ada pada seorang profesional adalah pengetahuan atau
knowledge. Artinya, seseorang harus benar-benar menguasai atau setidaknya memiliki
wawasan atas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya. Biasanya seorang yang profesional
8
akan selalu menambah ilmu yang mana tidak mudah puas dengan pengetahuan yang
dimilikinya saat ini.
3. Attitude
Sisi lain yang tidak kalah penting untuk seorang profesional adalah attitude. Artinya,
seseorang tersebut tidak sebatas pintar, namun juga mempunyai etika baik untuk diterapkan di
bidang masing-masing. Mampu bekerja baik mandiri maupun bekerja secara kelompok, yang
berarti dapat mengimbangi rekan kerja yang lainnya. Melakukan sesuatu yang tidak semata
hanya dilakukan karena uang, tetapi lebih mengutamakan manfaat untuk bersama.

2.6. Ciri-Ciri Profesional


Seseorang yang profesional memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan yang lain.
Sehingga, seseorang tidak akan disebut profesional apabila tidak masuk ke dalam kriteria atau ciri-
ciri yang akan disebutkan berikut.Mempunyai keterampilan yang sangat tinggi di bidang tertentu.
Atau seseorang yang memiliki kepandaian di dalam mengoperasikan alat tertentu. keahlian dan
keterampilan tersebut dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan bidang masing-
masing.

Mempunyai ilmu serta pengalaman yang luas. Di samping itu, juga memiliki kecerdasan
khusus untuk menganalisis permasalahan dan peka terhadap situasi. Selanjutnya, mereka juga
orang yang mampu membaca situasi dengan cepat dan tepat serta cermat terhadap pengambilan
keputusan yang terbaik untuk semua pihak.Seseorang yang profesional akan berorientasi kepada
masa depan. Sehingga ia memiliki keahlian dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan yang
ada di depannya. Ini akan memunculkan sikap kedewasaan tersendiri kepada seseorang.

Memiliki sikap yang cenderung mandiri. Seseorang yang profesional juga yakin terhadap
kemampuan pribadi dan terbuka untuk menghargai pendapat dari orang lain. Akan tetapi, orang
profesional memiliki kecermatan dalam menentukan mana yang terbaik untuk dirinya dan untuk
perkembangan pribadinya.

Pemikiran Terbuka yang mana senantiasa mempertimbangkan dan menerima opini dari
orang lain tanpa mengedepankan ego diri sendiri demi kebaikan bersama.Memiliki integritas yaitu
mengutamakan prinsip dasar dengan mengedepankan nilai kebenaran, keadilan dan kejujuran. Hal

9
ini ditujukan karena untuk meningkatkan kualitas diri sendiri dan juga membangun komunitas
yang baik.

Komitmen yang tinggi untuk terus menjaga kualitasnya merupakan hal cukup penting yang
dimiliki oleh seorang profesional. Komitmen ini dapat dilihat dengan tidak mudahnya seseorang
mengubah sikap dan kualitas baik yang dimiliki hanya karena situasi yang terkadang berubah ubah
ntah baik ataupun buruk.

Mampu Memotivasi baik diri sendiri maupun orang disekitarnya merupakan satu ciri yang
dimiliki seorang profesional. Terkadang ada saatnya situasi sulit yang terjadi membuat seorang
kehilangan harapan dan menjadi putus asa. Seorang profesional dapat memotivasi orang lain dan
diri sendiri dengan menjadikan situasi yang sulit sebagi tantangan yang akan membangun kualitas
diri untuk kedepannya dengan memecahkan masalah menggunakan pikiran yang tanang.Loyalitas
dimiliki oleh seorang profesional dengan mengerjakan sesuatu secara sunggug sungguh dan
totalitas. Hal yang dikerjakan tidak dianggap sebagai beban yang merugikan kehidupannya, tetapi
menjadikannya sebagai panggilan hidup.

2.7. Penelitian Bidang Institusional


Penelitian bidang institusional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang bisa digunakan untuk pengembangan lembaga. Hasil penelitian akan sangat
berguna bagi pimpinan suatu institusi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
Hasil penelitian lebih cenderung pada validitas eksternal (kegunaan), kelengkapan informasi.

10
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Penelitian bidang akademik adalah penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Misalnya saja pembuatan skripsi untuk mahasiswa Strata Satu (S1), tesis untuk mahasiswa
Pascasarjana (S2), dan disertasi untuk mahasiswa doktoral (S3). Penelitian di bidang ini adalah
penelitian yang bersifat edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas internal. Variabel
penelitian biasanya terbatas serta kedalaman analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan S1,
S2, dan S3. Banyak bagian yang terdapat dalam konsep dasar penelitian pendidikan antara lain:
rasionalisasi, tujuan, fungsi, dan keterbatasan penelitian pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan
dapat terealisasi apabila adanya kerjasama yang kongkrit dari semua pihak yang terkait.
Pendidikan, ilmu pengetahuan, dan berbagai problematika didalamnya meruapakan bagian
kehidupan manusia. Untuk memperoleh pengetahuan dalam pemecahan masalah tentang
pendidikan ini maka diperlukan suatu penelitian pendidikan. Dari hasil suatu penelitian pendidikan
ini kita dapat memperoleh berbagai macam manfaat dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan. Proses penelitian pendidikan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap
pelaporan haruslah runtut dan saling terkait. Terlepas dari keterbatasannya, penelitian pendidikan
diharapkan mampu mengatasi berbagai macam permasalahan pendidikan dan hasilnya mamapu
menambah khasanah ilmu pengetahuan, yang akhirnya bermuara pada kemajuan dunia kehidupan
bagi umat manusia.
Penelitian bidang profesional adalah penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi
sebagai peneliti. Tujuan dari penelitian bidang profesional adalah mendapatkan pengetahuan.
Pengetahuan itu bisa saja berbentuk ilmu, teknologi, dan seni. Variabel penelitian biasanya sangat
lengkap. Analisis yang dilakukan dalam penelitian biasanya disesuaikan dengan kepentingan
masyarakat ilmiah. Penelitian bidang ini harus dilakukan dengan cara yang benar dan hasilnya
dapat berguna untuk pengembangan ilmu.
Penelitian bidang institusional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang bisa digunakan untuk pengembangan lembaga. Hasil penelitian akan sangat
berguna bagi pimpinan suatu institusi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
Hasil penelitian lebih cenderung pada validitas eksternal (kegunaan), kelengkapan informasi.

11
3.2.Saran
Kami sangat menyadari bahwasan nya makalah ini sangat jauh dari kata sempurna,karnanya
saran dan masukan sangat kami harapkan dan juga semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan baik pembuat maupun pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
https://makalah_metodelogi_penelitian diakses pada tanggal 3 februari 2020

13

Anda mungkin juga menyukai