Anda di halaman 1dari 8

AGRIBISNIS DALAM PERSPEKTIF

Manajemen Agribisnis berkembang sedemikian rupa sehingga menimbulkan


perdebatan apakah dia merupakan disiplin ilmu tersendiri atau merupakan bagian dari ilmu
ekonomi pertanian atau bagian dari ilmu manajemen.

Sementara itu survey yang dilakukan pada manajer-manajer perusahaan agribisnis di


Amerika Serikat dan Kanada (Harling, 1995) mengungkapkan bahwa manajemen agribisnis
bukan merupakan bagian atau sub disiplin baik ilmu ekonomi pertanian maupun ilmu
manajemen. Sebagian besar berpendapat bahwa manajemen agribinis merupakan suatu
bidang tersendiri yang berakar pada ilmu ekonomi dan ilmu pngambilan keputusan

Manajemen Agribisnis tidak hanya menjelaskan fenomena maupun fakta yang terjadi
dalam agribisnis yang didasari ilmu ekonomi dan atau ilmu ekonomi pertanian saja namun
selanjutnya berhubungan juga dengan teori pengambilan keputusasn.

Manajemen Agribisnis tidak hanya berkisar pada usaha tani (on-farm agribusiness)
saja namun juga berhubungan dengan Agribisnis hulu (up-stream agribusiness) juga dengan
agribisnis hilir (down-stream agribusiness) dan jasa pendukung/penunjang (agro-institution
and agro-service).

Pemahaman dan penguasaan teori ekonomi dan teori pengambilan keputusan apakah
akan menjamin kemampuan manajemen agribisnis yang handal? hal ini baru merupakan
syarat awal yang dibutuhkan (necessary condition) sedangkan untuk menjadi manajer
agribisnis yang handal harus ditambahkan pemahaman tentang karakteristik dari agriisnis
sebagai syarat kecukupan (sufficient condition).

PENGELOLAAN (MANAJEMEN) DALAM ORGANISASI AGRIBISNIS


Agribisnis dapat dibagi menjadi tiga sector yang saling tergantung secara ekonomis,
yaitu sektor masukan (input), produksi (farm), dan sektor keluaran (output).
Sektor masukan menyediakan perbekalan kepada para pengusaha tani untuk dapat
memproduksi hasil tanaman dan ternak. Contohnya bibit, makanan ternak, pupuk, bahan
kimia, mesin pertanian, bahan bakar, dan banyak perbekalan lainnya
Definisi agribisnis yang sempit atau tradisional hanya merujuk pada produsen dan
pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian. Beberapa badan usaha yang dicakup di
sini antara lain adalah penyalur bahan kimia, pupuk buatan, dan mesin-mesin pertanian,
pembuatan benih dan makanan ternak, serta kredit pertanian dan lembaga keuangan lain yang
melayani sector produksi.
Untuk apa belajar agribisnis??
Agribisnis merupakan lapangan kerja yang dinamik dan menantang. Banyak
perusahaan besar telah berkonsolidasi dan akan tetap melanjutkan usaha konsolidasi dengan
perusahaan yang berkaitan dengan agribisnis. Kesempatan kerja akan bertambah, khususnya
pada bidang penjualan dan pemasaran.
Sektor masukan dan sektor produk menawarkan kesempatan kerja yang cukup
terbuka, tetapi sebagaimana halnya dengan sektor perekonomian lainnya, hal ini juga
tergantung siklus pengangguran.
Mengelola Agribisnis
Dalam mengelola agribisnis, pentingnya sebuah manajemen yang baik.
Kita definisikan manajemen sebagai seni untuk mencapai hasil yang diinginkan secara
gemilang dengan sumber daya yang tersedia bagi organisasi
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian atas sumber daya, terutama SDM untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ada tiga(3) hal pokok dalam manajemen.
1) ada tujuan yang hendak dicapai
2) tujuan dicapai dengan menggunakan kegiatan orang lain
3) kegiatan-kegiatan orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi
Organisasi Agribisnis
Bentuk-bentuk dasar organisasi agribisnis dapat bergerak dalam kegiatan apa saja
yang ada kaitannya dengan produksi, pemrosesan, dan pemasaran bahan pangan dan sandang.
Ada tiga bentuk dasar usaha yaitu perusahaan perorangan (single proprietorship),
persekutuan, dan perseroan (badan hukum)
Perusahaan Perorangan :
Bentuk organisasi bisnis yang paling tua dan paling sederhana adalah perusahaan
perorangan atau pribadi (single or individual proprietorship), yakni organisasi yang dimiliki
dan dikendalikan oleh satu orang.
Keunggulannya Perusahaan perorangan memungkinkan pemilik perorangan
memegang kendali penuh atas bisnisnya dan hanya tunduk pada peraturan pemerintah.
Pemilik menjalankan kendali penuh atas rencana, program, modal, kebijakan, dan keputusan
manajemen lainnya.
Kelemahan Perusahaan perorangan yang sangat mencolok adalah keterbatasan jumlah
modal yang biasanya dapat disumbangkan seseorang.
Kelemahan lainnya yang menonjol adalah bahwa kewajiban pribadi sebagai pemilik
untuk semua hutang dan dapat meluas bahkan pada warisan pribadi pemilik. Pemusatan
kendali dan laba pada satu individu dapat juga merupakan kelemahan. Banyak karyawan
yang sangat terlatih dan bermotivasi ingin ambil bagian secara finansial di dalam bisnis
tempat mereka bekerja.
Persekutuan :
Persekutuan (partnership) adalah asosiasi atau perhimpunan dari dua orang atau lebih
sebagai pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang yang dapat bergabung ke dalam
persekutuan.
Keunggulan persekutuan hampir sama mudahnya dengan pembentukan perusahaan
perorangan. Sangat sedikit pengeluaran yang dibutuhkan walaupun perlu diminta bantuan
pengacara yang baik untuk menggambarkan perjanjian persekutuan. Persekutuan biasanya
dapat mengumpulkan lebih banyak sumber daya daripada perusahaan perorangan sebab lebih
banyak
Kelemahan persekutuan terletak pada kewajiban yang tidak terbatas. Kelemahan
lainnya adalah berupa kurangnya kesinambungan dan kestabilan. Kalau sekutu meninggalkan
persekutuan karena pengunduran diri, kematian, atau ketidak mampuan, persekutuan baru
harus dibentuk.
Perseroan :
Perseroan (badan hukum) merupakan wujud buatan, dilengkapi secara hukum dengan
kekuasaan, hak, kewajiban, dan tugas seperti manusia biasa. Perbedaan yang paling penting
yang perlu diingat adalah bahwa pemilik (pemegang saham) dan para manajer tidak memiliki
sesuatu secara langsung. Semua akstiva (asset) perseroan dimiliki oleh badan hukum itu
sendiri.
Keunggulan Perseroan adalah bahwa para pemegang saham (pemilik) tidak secara
pribadi menanggung hutang organisasi, dan pada umumnya tidak bertanggung jawab atas
sesuatu kewajiban yang terjadi melalui kegiatan bisnis perseroan.
Kelemahan Perseroan terletak pada perpajakan dan peraturan. Perseroan dibebani
pajak atas dana yang diperoleh sebagai laba, kemudian setelah dividen dibayar kepada
pemegang saham, pemegang saham juga harus membayar pajak penghasilan atas jumlah
yang diterimanya sebagai dividen.
Organisasi agribisnis perlu menggunakan ilmu dan seni manajemen agar pengelolaan
sumberdaya dan segala sesuatu yang terkait dengan sistem dapat dilakukan secara efisien dan
efektif. Manajemen akan menjabarkan bagaimana merencanakan, melaksanakan, mengawasi,
mengevaluasi, melakukan perbaikan dan melakukan inovasi untuk pengembangan organisasi
agribisnis.
Organisasi Agribisnis
Agribisnis dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Dalam artian sempit,
agribisnis hanya merujuk pada produsen dan pembuat/penyalur input untuk produksi
pertanian. Dalam artian luas, agribisnis mencakup keseluruhan perusahaan yang terkait
dengan kegiatan perbekalan pertanian, usaha tani, pemrosesan hasil usaha tani dan
pemasarannya.
Agribisnis sebagai suatu sistem terdiri dari subsistem pengadaan dan penyaluran
sarana produksi, subsistem usaha tani, subsistem agroindustri serta subsistem distribusi dan
pemasaran hasil pertanian.
Bentuk organisasi agribisnis tidak ditentukan oleh ukuran atau jenis agribisnis. Ada
empat bentuk dasar usaha dalam agribisnis yaitu perusahaan perorangan, persekutuan,
perseroan, dan koperasi. Pemilihan bentuk organisasi ini dapat didasarkan pada keunggulan
dan kelemahan masing-masing bentuk organisasi atau perkembangan dari agribisnis.
Pembiayaan Agribisnis
Pembiayaan agribisnis mencakup semua keperluan dan pengaturan serta pengawasan
keuangan untuk membiayai suatu perusahaan di sektor pertanian.
Perolehan dana operasi agribisnis berasal dari tiga sumber, yaitu investasi atau
penanaman modal oleh pemilik, pinjaman, dan laba atau penyusutan.
Keputusan penting berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pembiayaan agribisnis
meliputi keputusan mengenai investasi, jumlah dan jenis faktor produksi dalam setiap
kegiatan, jumlah modal yang diperlukan, sumber modal terbaik dan jumlah modal untuk
setiap sumber modal.
Kebutuhan tambahan modal memerlukan jawaban secara hati-hati atas beberapa
pertanyaan. Ada empat jenis modal yang berasal dari pinjaman, yaitu pinjaman jangka
pendek, jangka menengah, jangka panjang dan modal ekuitas. Berbagai pinjaman ini berbeda
dalam jangka waktu pengembalian, persyaratan dan tujuan penggunaannya. Pinjaman akan
membebani bisnis dengan biaya-biaya khusus yang harus dibayar kepada pemberi pinjaman
yang disebut biaya modal.
Dalam menentukan kebijakan pembiayaan agribisnis dapat digunakan tiga macam
pendekatan yaitu pendekatan melalui hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksi,
hubungan antar faktor produksi dan hubungan antar hasil produksi.
Pengoperasian Agribisnis
Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengoperasian agribisnis
yang dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal bersumber
pada faktor alam dan ekonomi, sedangkan faktor internal adalah kemampuan pelaku
agribisnis dalam mengoperasikannya.
Dua fungsi penting dalam manajemen agribisnis adalah perencanaan produksi dan
pengendalian proses produksi.
Produksi merupakan seperangkat prosedur dan kegiatan yang dilakukan dalam
penciptaan produk atau jasa. Manajemen produksi merupakan rangkaian keputusan yang
kompleks dan rumit guna mendukung proses produksi.
Proses produksi dibedakan menjadi empat jenis yaitu penguraian, peramuan, usaha
ekstraktif dan pengolahan. Sedangkan tipe produksi terdiri dari produksi yang
berkesinambungan dan produksi yang terputus-putus. Aspek yang dipertimbangkan dalam
perencanaan produksi antara lain berkenaan dengan lokasi, ukuran pabrik, dan tata letak
fasilitas.
Pengendalian proses produksi yang dilaksanakan manajer agribisnis mencakup
aktivitas pembelian, persediaan, penjualan dan mutu. Dalam pengendalian dapat digunakan
model-model kuantitatif untuk membantu pengambilan keputusan.

KOPERASI AGRIBISNIS
PERANAN KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS
Dewasa ini globalisasi telah merubah masyarakat petani menjadi masyarakat industri.
Perubahan ini sedikit banyak menyebabkan pertanian Indonesia cenderung terpinggirkan.
Koperasi sebagai lembaga yang menjunjung nilai-nilai keadilan dan kebersamaan, akan
memegang peran kritis terutama dalam membentuk dan menggerakkan perubahan-perubahan
dalam globalisasi, serta dapat berjalan beriringan dengan pelaku ekonomi masyarakat lainnya
sehingga koperasi memegang peran kunci dalam beberapa hal terutama untuk menciptakan
era globalisasi yang berkeadilan.
Agribisnis diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan: (1)
pra-panen, (2) panen, (3) pasca-panen dan (4) pemasaran. Sebagai suatu sistem, kegiatan
agribisnis tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, saling menyatu dan saling terkait.
Terputusnya salah satu bagian akan menyebabkan timpangnya sistem tersebut. Agribisnis
merupakan konsep yang memandang secara holistik kaitan antara berbagai subsistem, yaitu
on-farm agribusiness dan off-farm agribusiness yang meliputi up-stream agribusiness dan
down-stream agribusiness. On-farm agribusiness meliputi semua aktivitas yang berhubungan
dengan subsistem produksi, sedangkan up-stream agribusiness berkaitan dengan aktivitas
subsistem sarana produksi. Sementara down stream agribusiness menyangkut sistem
pengolahan dan pemasaran. Keseluruhannya ini disokong oleh subsistem penunjang, seperti
R and D dan finansial.
Sejauh ini, sebagai pelaku on-farm agribusiness posisi petani sangat lemah. Dengan
kepemilikan lahan yang sempit, keterampilan yang kurang, adopsi teknologi yang rendah,
penguasaan pasar dan informasi pasar serta akses ke lembaga keuangan yang lemah,
membuat petani selalu menjadi bulan-bulanan pengusaha penyedia sarana produksi dan para
tengkulak. Padahal, dari hasil penelitian sudah jelas jika penghasilan dari on-farm
agribusiness sangat rendah. Karena lemahnya penanganan pascapanen, value added (50-
70%) usaha pertanian jadi dinikmati oleh pihak lain, dan bukan petani.
Dalam pemilihan varietas/ benih misalnya, akibat varietas/ benih yang ditanam
berbeda-beda, membuat waktu pemupukan maupun pengendalian hama/ penyakit yang
berbeda di antara petakan-petakan petani. Dengan penyatuan areal, pengendalian hama/
penyakit akan jauh lebih efektif jika dilakukan serempak dalam satu hamparan. Pengendalian
individual petak-sepetak sawah tidak akan banyak berhasil karena cuma mengusir hama/
penyakit dari satu petak ke petak lain. Dengan penyatuan sawah menjadi sebuah hamparan
akan memungkinkan dilaksanakannya prinsip-prinsip manajemen input terpadu yang
berintikan pola just in time mulai dari turunnya modal, tanam, pemupukan, panen hingga
pemasaran. Kecil sekali peluang harga jatuh ketika panen. Peluang semacam ini tidak terjadi
jika pemilihan varietas dikoordinasi/ disatukan.
Dalam pengadaan sarana produksi, koperasi bisa menjadi titik distribusi dari
perusahaan/ BUMN pemasok sarana produksi. Misalnya, benih dari PT Sang Hyang Seri,
pupuk langsung dari gudang Pusri, pestisida langsung dari produsen/ formulator. Harganya
pasti lebih murah. Ini sangat mungkin karena skala ekonomi dapat terpenuhi. Dari satu
hamparan 1.000 hektar setidaknya dibutuhkan benih 25 ton dan pupuk urea 400 ton.
Manajemen input terpadu oleh koperasi juga bisa berperan menangani pergudangan
dan pengeringan yang diperlukan. Dengan cara ini, lewat koperasi petani akan punya opsi
kapan harus menjual produknya dengan harga yang paling menguntungkan. Dengan
manajemen ini kecil kemungkinan terbukanya peluang petani dipermainkan tengkulak.
Ada beberapa hal yang bisa disarankan dalam rangka upaya pengembangan usaha
agribisnis yang dapat diterapkan sebagai alternatif peningkatan kualitas koperasi, yaitu
sebagai berikut :

Melakukan pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan


produksi, produktivitas komoditi pertanian serta produk-produk olahan pertanian,
yang dilakukan dengan pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang efisien.
Penguatan kelembagaan petani.
Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedia agroinput, pengelolaan hasil,
pemasaran dan penyedia jasa).
Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu.
Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi.
Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan koperasi agribisnis.

Pemasaran agribisnis adalah suatu proses pemasaran yang mengaplikasikan konsep


konsep dasar sistem pemasaran (Tataniaga) pada suatu komoditas dan Manajemen Pemasaran
pada organisasi pelaku agribisnis. Pemasaran (Tataniaga) adalah mencakup segala aktivitas
yang diperlukan dalam mengerjakan pemindahan hak milik baik produk maupun jasa dengan
mendistribusikannya dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini mencakup serangkaian jasa
jasa dan fungsi fungsi dalam menjalankan distribusi barang dagangan dari produsen sampai
ke konsumen. Sedangkan Manajemen Pemasaran adalah suatu runtutan kegiatan atau jasa
yang dilakukan untuk menindahkan suatu prpduk dari titik produsen ke titik konsumen
dengan memperhatikan produk, price, place dan promotion yang tujuan akhirnya adalah
untuk mencapai kepuasan dan loyalitas konsumen dan keuntungan optimun dari perusahaan.
Strategi pemasaran dari suatu perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan pelanggan
merupakan pokok bahasan manajemen pemasaran Dalam pengaliran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen ada tiga hal penting yang menjadi perhatian. Pertama, kegiatan yang
disebut sebagai jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam kegiatan pemasaran. Kegiatan
jasa seringkali melibatkan biaya, karena dengan adanya jasa akan menambah nilai dari suatu
produk dan konsumen harus membayar terhadap jasa yang dibayarkan. Pemasaran dikatakan
produkstif karena menciptakan kegunaan (utility) yaitu proses untuk menciptakan barang dan
jasa lebih berguna. Kegunaan adalah bukan kualitas dari barang. Kegunaan adalah kekuatan
untuk memuaskan keinginan dari objek atau jasa. Ada empat jenis dari kegunaan yang
dilakukan dalam pemasaran yaitu Utility of form adalah fungsi yang bertujuan mengubah
komoditas pertanian menjadi bentuk yang lain sehingga menghasilkan nilai tambah. Hal yang
lain bukan saja perubahan bentuk akan tetapi juga nilai tambah itu terjadi karena perubahan
tempat (Utility of place), perubahan waktu (utiltu of time) dan perubahan kepemilikan (utility
of possesion). Kedua, produsen yaitu yang memproduksi barang atau jasa. Pada umumnya
petani sebagai produsen produk pertanian tidak memasarkan produknya sendiri, akan tetapi
melalui perantara yang disebut pedagang pengepul, pedagang pengumpul atau pedagang
lokal. Ketiga, konsumen yaitu yang membeli atau yang membutuhkan produk tersebut baik
dalam bentuk bahan baku maupun barang jadi. Dalam proses penyampaian barang dan jasa
dari tingkat produsen ke konsumen diperlukan berbagai kegiatan atau tindakan- tindakan
yang dapat memperlancar proses penyampaian barang atau jasa yang bersangkutan, dan
kegiatan tersebut dinamakan sebagai fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran
dikelompokan dalam tiga fungsi yaitu (1) fungsi pertukaran, (2) Fungsi fisik dan (3) fungsi
fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai