Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematik
untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan
merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Diartikan juga sebagai proses
pemecahan masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan
yang terorganisasikan melalui metode ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai
proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan
pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam
pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan
penafsiran data tersebut.
Yang dimaksud dengan metode ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan
prinsip-prinsip science, yaitu sistematis, empiris dan objektif. Untuk memecahkan masalah
dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan cara-cara (a) dogmatis,
berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu; (b) intuitif, berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebh dahulu; (c) spekulatif,
coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang temuannya bersifat
kebetulan; dan (d) otoritas ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para
ahli dalam bidang tertentu.
Dalam melakukan suatu proses penelitian, seorang peneliti dapat menggunakan
berbagai jenis penelitian yang ada. Salah satu jenis penelitian adalah penelitian eksplanasi.
Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Penelitian eksplanasi dibagi menjadi tiga, yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif,
dan penelitian asosiatif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Peneitian komparatif
adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau
lebih dari suatu variabel tertentu Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini

1
memiliki tingkat yang tertinggi bila di bandingkan dengan penelitian yang lain, seperti
penelitian deskriptif dan komparatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian eksplanasi?
2. Jelaskan bagaimana jenis-jenis penelitian eksplanasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian eksplanasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian eksplanasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Eksplanasi


Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat
eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel
yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau
lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan
sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau
lebih) eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat
bertujuan menjelaskan, misalnya, ―mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat
kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif
hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota
tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan ―mengapa (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.
Penelitian Eksplanasi atau yang bersifat menerangkan, juga merupakan penelitian
yang dapat dilakukan kalau pengetahuan tentang masalahanya sudah cukup, artinya sudah
ada beberapa teori tertentu dan sudah ada berbagai penelitian empiris yang menguji
berbagai hipotesa tertentu sehingga terkumpul berbagai generalisasi empiris. Penelitian
yang bisa berbentuk eksperimen selalu bertolak dari suatu hipotesa yang diperoleh dari
suatu teori tertentu.
Tujuan penelitian eksplanasi adalah sebagai berikut :
 Menguji berbagai hipotesa tertentu dengan maksud membenarkan atau
memperkuat hipotesa itu.
 Mencari sebab-musabab dari suatu gejala.
 Menentukan sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala atau variabel terikat
dengan satu atau lebih variabel bebas.
Kelebihan dari Penelitian eksplanasi adalah penelitian dapat dikuasai oleh peneliti,
sehingga dapat memperoleh ketepatan dalam pengukuran variabel-variabel yang diteliti.
Sedangkan kelemahannya adalah sampai di manakah hasil penelitian tersebut berlaku.
Penelitian ini bertitik pada pertanyaan dasar “mengapa”. Orang sering tidak puas
hanya sekadar mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi juga ingin
mengetahui mengapa terjadi. Kita ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu peristiwa.

3
Untuk itu, perlu diidentifikasi berbagai variabel di luar masalah untuk mengkonfirmasi
sebab terjadinya suatu masalah. Oleh karena itu, penelitian penjelasan ini juga disebut
sebagai penelitian konfirmatori (Confirmatory research) dan makin dikenal sebagai
penelitian korelasional (Correlational research).
Tipe penjelasan penelitian eksplanasi adalah sebagai berikut:
1. Causal explanations
Causal explanations merupakan penjelasan tentang apa penyebab dari beberapa
peristiwa atau fenomena. Penjelasan kausal merupakan tipe yang sangat umum dari
penjelasan yang digunakan jika hubungan adalah satu tentang sebab dan akibat. Kita
mungkin mengatakan kemiskinan menyebabkan kejahatan, kebebasan moral
menyebabkan suatu peningkatan dalam perceraian, atau kepuasan meningkatkan
prestasi.
2. Structural explanations
Structural explanations merupakan penjelasan tentang apa peran abstrak atau
universal, kode atau hukum yang memberi keterangan memuaskan tentang hubungan
antara ciri-ciri dari sistem dan peran-peran yang menciptakan strukturmya. Penjelasan
struktural digunakan dengan teori-toeri fungsional dan pola-pola. Seorang peneliti
membuat satu penjelasan struktural dengan menggunakan satu set asumsi-asumsi
interconnected, konsep-konsep, dan hubungan –hubungan. Konsep-konsep dan
hubungan-hubungan dalam satu teori membentuk satu mutually reinforcing system.
Dalam penjelasan struktural, seorang peneliti menentukan satu sekuensi dari
tahap-tahap atau mengenalkan bagian-bagian esensial yang membentuk suatu
interlocked whole. Misalnya, mengapa industri kesehatan dari negara maju mendapat
inspirasi dari kemiskinan pedesaan dunia ketiga?.
3. Interpretive explanation
Interpretive explanation yang bertujuan untuk membantu pemahaman. Para
teorist interpretif mencoba melihat makna dari satu peristiwa atau praktik melalui
penempatannya di dalam satu konteks sosial spesifik. Pemaknaannya datang dari
konteks pada satu sistem simbol kultural. Penjelasan dicapai dengan menunjukkan
hubungan antara dua atau lebih variabel. Unit-unit untuk analisis tersebut disebut
dengan variabel.

4
Ada dua tipe utama penelitian eksplanasi, yaitu penelitian asosiasi yang disebut juga
dengan nama penelitian kovariasional, dan penelitian kausal. Ini berhubungan dengan
makna yang terkadung dalam hubungan antar-variabel yang mungkin bermakna sebagai
asosiasi (tidak menjelaskan sebab-akibat) atau hubungan kausal (menjelaskan sebab-
akibat). Baik dalam penelitian koresional maupun kausal, perhatian utama menentukan
arah, besar atau kekuatan kekuatan hubungan, dan bentuk-bentuk hubungan-hubungan
yang di observasi. Jadi, penelitian korelasional dan kausal meliputi obeservasi nilai-nilai
dari dua atau lebih variabel dan menentukan apakah terdapat hubungan di antara mereka.
Hubungan antar-variabel, apakah asosiasional atau kausal, dapat diketahui melalui survei
literatur.
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, atau pengaruh suatu variabel dengan variabel
yang lain. Karena itu penelitian ekplanasi menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk
menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan bahwa
format ekplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Disebut
ekplanasi memiliki kridibilitas untuk mengukur.

B. Jenis-Jenis Penelitian Eksplanasi


1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat
berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode
deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

5
Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat.
Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau
masalah aktual.
Menurut Furchan, penelitian deskriptif mempunyai karakteristik:
 Penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya
dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan
dilakukan secara cermat.
 Tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan tidak adanya uji h.

Menurut Ronny Kountur, penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut :
 Berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat itu.
 Menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu
persatu.
 Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment).

Terdapat ciri-ciri yang pokok pada metode deskriptif, antara lain adalah:
 Memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan
atau permasalahan yang bersifat actual
 Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya,
diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang.
 Pekerjaan peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena,
tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta
mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.

Jenis Penelitian Deskriptin


Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah
yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka
penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Metode survey

6
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-
fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun
suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)
Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun
psikologis.
Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian).
Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan
penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau
beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang
kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan
studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)
Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi
yang termasuk dalam metode survei yakni:
 Survei kelembagaan (institutional survei)
 Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
 Analisis dokumen (documentary analysis)
 Analisis isi (content analysis)
 Survei pendapat umum (public oppinion survey)
 Survey kemasyarakatan (community survey)
Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat
banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei,
diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi dan
pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain
sebagainya.
b. Metode deskriptif kesinambungan
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara
terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang
menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang
diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama.

7
Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif
berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti
secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian.
Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan
oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari
mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of Education pada tahun
1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status
akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.
c. Penelitian studi kasus
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek
tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti
seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah
kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat
diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek
tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci
terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen
atau satu peristiwa tertentu.
Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan
penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan
studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar
belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari
individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat
umum.
Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi
kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:
 Penelitian studi kasus mendalam
 Penelitian studi kasus instrumental
 Penelitian studi kasus jamak
Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus
menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-

8
langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan
penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:
 Merancang studi kasus
Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan
pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan
dan pengkajian ulang penelitian.
 Melakukan studi kasus
Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik
pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan
bukti studi kasus yang terkumpul.
 Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya
melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.
Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam
meneliti kasus adalah sebagai berikut:
 Menemukan rumusan tujuan penelitian;
 Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun
penelitian;
 Tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik
pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang
tersedia;
 Kumpulkan data;
 Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat
interpretasi serta generalisasi;
 Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil
penelitian.
d. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan
bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang
ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan
hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
keperluan masa yang akan datang.Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi
yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru,

9
dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas,
penggunaan waktu secara efisien dan efektif.
e. Penelitian tindakan (action research)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan
tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan
pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau
dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu
meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan
bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang
dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan.
Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian
tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.
Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang
sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam penelitian
tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan yakni siklus yang akan selalu
berputar, seperti pada gambar berikut ini:

Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan
model siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil
yang diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan
seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas
dengan hasil yang diperoleh.
f. Penelitian Perpustakaan
Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur
yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku,

10
makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku
Pengantar Metodologi Research Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian
perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi
dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.
g. Penelitian Komparatif
Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian
yang bersifat membandingkan.
Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat
keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian komparatif. Keunggulannya
adalah sebagai berikut:
 Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena
beberapa alasan:
 jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui
atau diselidiki hubungan sebab akibatnya;
 apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi
penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya
interaksi secara normal;
 penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik
karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
 Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju,
membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap
parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
 Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
 Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian
tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
 Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan
kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
 Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya
suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
 Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi
belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.

11
 Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat
menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya
kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar,
menghendaki value judgement dan tidak kokoh.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok
dalam studi komparatif, yaitu:
 rumuskan dan definisikan masalah;
 jajaki dan teliti literatur yang ada;
 rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang
dipakai;
 buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn
dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-
sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin
dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat;
 uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik
yang tepat;
 membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan
 menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

Kriteria Pokok Metode Deskriprif


Nazir (1988: 72-73) dalam buku Metode Penelitian, terdapat dua kriteria pokok
dalam metode penelitian deskriptif, yakni kriteria umum dan kriteria khusus.
Kriteria umum dari penelitan dengan metode deskriptif adalah:
 Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas
 Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum
 Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini
 Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas
 Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan
 Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang
dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang
digunakan, jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan.
Kriteria khusus dari penelitian dengan metode deskriptif adalah:

12
 Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value)
 Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah
status
 Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel,
dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel.
Variabel dilihat sebagaimana adanya.

Langkah-Langkah Umum dalam Metode Deskriptif


Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalama
metode penelitian deskriptif, yakni
 Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif;
 Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas;
 Menentukan tujuan dan manfaat penelitian;
 melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan;
 menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian;
 mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan
populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan menganalisis
data;
 mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistik yang relevan; dan
 membuat laporan penelitian.
Untuk lebih rincinya, Nazir (1988: 73-74) mengungkapakan terdapat berbagai
langkah yang sering diikuti adalah sebagai berikut:
 Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan
masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada
 Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian
harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah
 Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif
tersebut akan dilaksanakan. Termasuk di dalamnya daerah geografis di mana
penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam
dangkal serta sebarapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau

13
 Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu
dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan
dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah
berkembang baik, maka kerangka analisa dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk
model matematika
 Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah
yang ingin dipecahkan
 Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara eksplisit maupun
secara implisit
 Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian
 Membuat tabulasi serta analisa statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat
dikerjakan dengan unit-unit pengukuran sepadan
 Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang
ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah
yang ingin dipecahkan
 Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesa-hipotesa yang
ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang
dapat ditarik dari penelitian
 Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah

2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.
Penelitian inidilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu
atau dalam waktu yang berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena
tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.

14
Tujuan Penelitian Komparatif adalah sebagai berikut :
a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau
kerangka berpikir tentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d. Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebab melalui data tertentu.
Rumusan Masalah Penelitian Komparatif
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda atau waktu yang berbeda.

Kerangka Teori Penelitian Komparatif

Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teori yang


besifat deduktif. Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari
suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
Hipotesis Penelitian Komparatif
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif.
Hipotesis komparatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif, pada rumusan ini variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya yang
berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.
Sifat Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan
setelah peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu
penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas
secara langsung karena perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel
tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan
perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari
variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan
mengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab,

15
kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini cenderung menggunakan data
kuantitatif.
Syarat Penggunaan Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif dapat digunakan jika :
a. Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan
b. Penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor – faktor
yang penting untuk mempelajari hubungan sebab akibat secara langsung
c. Pengontrolan terhadap seluruh variabel ( kecuali variabel bebas ) sangat tidak
realistis dan terlalu dibuat – buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan
variabel – variabel lain yang berpengaruh
d. Pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak
praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan
Kelebihan dan Kekurangan PenelitianKomparatif
Ritz mengidentifikasikan beberapa kelebihan dan kelemahan penelitian
komparatif. Kelebihan penelitian kausal komparatif sebagai berikut:
a. Metode komparatif adalah suatu penelitian yang layak dalam banyak hal bila
metode eksperimental tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai
hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan
pola apa, dan seterusnya.
c. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur
secara parsial, dalam beberapa tahun belakangan, studi ini lebih banyak
dipertahankan.
Disamping kelebihan diatas, penelitian kausal komparatif juga memiliki
beberapa kelemahan sebagai berikut:
a. Kelemahan utama desain penelitian komparatif adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas.
b. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual
termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.
c. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi
merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah
kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.

16
d. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu
penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.
e. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab
dan mana akibat mungkin sulit.
f. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus
mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.
g. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok
berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh
dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat
sementara.
h. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan
pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.

Prosedur Penelitian Komparatif

Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima


tahap:

a. Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau


pertanyaan penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan
penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan.
b. Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
c. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau
pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara
operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda).
Mengontrol variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
d. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
e. Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik
inferensial.
Desain Penelitian Komparatif
Menurut Gay desain dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan
walaupun variabel bebas tidak dimanipulasi, ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan. Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang luas. Desain
dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda pada

17
beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat.
Kedua kelompok mungkin berbeda, satu kelompok memiliki karakteristik yang tidak
dimiliki kelompok lain atau satu kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki
kelompok lain. Atau kedua kelompok berbeda dalam tingkatan; satu kelompok
memiliki lebih dari satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua koelompok
mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman.
3. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencari
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini memiliki
tingkat yang tertinggi bila di bandingkan dengan penelitian yang lain, seperti penelitian
deskriptif dan komparatif. Dengan menggunakan penelitian ini, dapat kita temukan
beberapa teori yang dapat memberikan penjelasan, perkiraan dan kontrol suatu gejala.
Penelitian sendiri di artikan sebagai suatu penyelidikan atau usaha pengujian
yang di lakukan secara teliti dan kritis dalam mencari fakta-fakta dan menggunakan
langkah-langkah tertentu, dalam mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah suatu masalah. Di sisi lain tujuan dari
sebuah penelitian digunakan untuk mengembangkan suatu metode, menguji serta
mengemukakan kebenaran suatu masalah atau pengetahuan. Penelitian sejatinya adalah
kegiatan yang objektif yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori-teori yang
disusun secara sistematis melalui proses yang intensif. Kemudian masalah adalah titik
sentral atau fokus dari penelitian itu sendiri.
a. Hubungan kausal
Hubungan kausal merupakan hubungan yang sifatnya sebab-akibat, salah
satu variabel ( independen ) mempengaruhi variabel yang lain ( dependen ),
misalnya adalah pengaruh sosial media dengan kualitas belajar remaja.
b. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel yang bersifat
sejajar atau terjadinya bersamaan,misalnya adalah apakah ada hubungan antara
hewan-hewan yang turun dari gunung dengan akan terjadinya suatu bencana.
Hubungan ini cenderung tidak menyelidiki siapa yang mempengaruhi dan siapa
yang di pengaruhi.
c. Hubungan interaktif atau timbal balik

18
Hubungan interaktif atau timbal balik atau bisa juga di sebut hubungan
respirokal adalah hubungan yang variabelnya saling mempengaruhi. Pada hal ini
tidak di ketahui variabel independen maupun dependennya. Misalnya adalah
hubungan antara prestasi dan beasiswa, pada kasus ini diasumsikan bahwa orang
yang berprestasi akan mendapatkan beasiswa, sebaliknya orang yang mendapatkan
beasiswa sudah pasti adalah orang yang berprestasi atau pintar. Contoh yang lain
adalah hubungan antara kerja keras dan sukses pada hal ini diasumsikan orang yang
memiliki niat lalu bekerja keras kelak ia akan menjadi orang sukses, dan sebaliknya
orang yang sukses berawal dari niat dan kerja keras.
Dalam penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif atau
statistik. Kemudian perhitungan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar
variabel antara lain menggunakan perhitungan koefisien korelasi ( Rank Spearman )
dan ( Person Product Moment).

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.
Peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan
antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu Penelitian asosiatif merupakan
penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel
yang lainnya. Penelitian ini memiliki tingkat yang tertinggi bila di bandingkan dengan
penelitian yang lain, seperti penelitian deskriptif dan komparatif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka Setia.


Faisal, Singgih. 1990. Penelitian Kualitatif. Malang: YA3
Patilima, Hamid. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

21

Anda mungkin juga menyukai