Anda di halaman 1dari 8

TURBO Vol. 7 No. 2.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

ANALISIS PENGGUNAAN BATU SERPIH SEBAGAI MEDIA


PENYIMPAN PANAS PADA KOLEKTOR SURYA
Suhendra1, Feby Nopriandy2

Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas1,2


Jl. Raya Sejangkung Kawasan Pendidikan Tinggi Sambas, Tumuk Manggis, Kecamatan
Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat 79463, Indonesia
e-mail: aka.suhendra@yahoo.com1, febynopriandy123@yahoo.com

Abstrak
Pengeringan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk pengawetan bahan pangan
dengan cara mengurangi kadar air yang terkandung di dalam bahan tersebut menggunakan
energi panas. Permasalahan pada pengering dengan sumber panas dari energi matahari adalah
temperatur yang dihasilkan tidak stabil. Upaya mengatasi permasalahan stabilitas temperatur
adalah merancang bangun kolektor surya yang dilengkapi media penyimpan panas. Tujuan
penelitian yang dilakukan adalah membuktikan pengaruh media penyimpan panas berupa batu
serpih dan pengaruh kecepatan aliran udara terhadap stabilitas temperatur yang dihasilkan
kolektor surya pelat bergelombang. Pengujian pada kolektor surya dilakukan menggunakan
media dan tanpa media penyimpan panas. Kecepatan aliran fluida yang keluar kolektor surya
divariasikan menjadi 3 perlakuan yaitu 2 m/s, 4 m/s dan 6 m/s. Pengambilan data dimulai dari
pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB dengan selang waktu pengambilan data adalah setiap 30
menit. Hasil uji kinerja menunjukkan bahwa kolektor surya dengan tambahan media
penyimpan panas berupa batu serpih dapat meningkatkan performansi kolektor sebesar 3,92 %
pada ruang kolektor surya, dan sebesar 4,63 % pada saluran keluar kolektor surya. Temperatur
pada ruang kolektor dan saluran keluar kolektor yang menggunakan media penyimpan panas
lebih stabil pada saat terjadi penurunan radiasi matahari. Kecepatan aliran udara pada saluran
keluar kolektor mempengaruhi temperatur dalam ruang dan saluran keluar kolektor surya.
Semakin cepat aliran udara keluar dari saluran keluar kolektor maka temperatur udara panas
dalam ruang dan saluran keluar kolektor surya semakin rendah. Hasil pengujian mendapatkan
temperatur tertinggi dalam ruang dan saluran keluar kolektor masing-masing sebesar 48,05oC
dan 49,93oC pada saat kecepatan aliran udara 2 m/s.
Kata kunci: Batu serpih, Kolektor surya, Media penyimpan panas.

PENDAHULUAN dengan menjemur produk pertanian


langsung di bawah sinar matahari. Proses
Proses pengeringan produk pangan
pengeringan dengan cara tersebut sangat
umumnya menggunakan sumber panas dari
bergantung pada kondisi cuaca,
sinar matahari. Penggunaan panas matahari
pengeringan berlangsung relatif lama,
sangat menguntungkan karena
kebersihannya kurang terjaga, kualitas
ketersediaannya sangat melimpah dan
pengeringan relatif tidak seragam dan
mudah diperoleh sehingga memiliki potensi
memerlukan tempat yang luas. Upaya
yang sangat besar. Energi matahari
untuk mengatasi kelemahan penjemuran
merupakan salah satu energi alternatif
langsung adalah dengan membuat
dengan pemanfaatan yang tinggi
pengering buatan yang sumber panasnya
disebabkan ketersedianya di daerah tropis
tetap menggunakan energi matahari.
tak terbatas [1].
Pengering dengan sumber panas yang
Teknik pengeringan yang banyak
berasal dari energi matahari memerlukan
diaplikasikan oleh masyarakat adalah
kolektor surya yang dapat menyerap dan

125
menyimpan radiasi matahari serta penyimpan panas pada kolektor surya pelat
merubahnya menjadi energi panas. Panas datar dapat menstabilkan suhu saat radiasi
yang dihasilkan dapat digunakan untuk matahari sudah tidak ada [5].
meningkatkan temperatur udara yang Berdasarkan permasalahan tersebut,
mengalir pada ruang pengering. diperlukan upaya untuk mengatasi
Permasalahan pada pengering dengan permasalahan stabilitas temperatur pada
kolektor surya adalah temperatur yang kolektor surya. Oleh karena itu, perlu
dihasilkan oleh kolektor surya tidak stabil. dilakukan penelitian pada kolektor surya
Temperatur yang keluar dari kolektor surya dengan menambahkan media penyimpan
dapat secara drastis naik atau turun secara panas. Beberapa media yang umumnya
tiba-tiba. Hal ini sangat tergantung dari digunakan sebagai media penyimpan panas
kondisi cuaca pada saat proses pengeringan seperti air, pasir dan batu. Hal lain yang
berlangsung. Temperatur yang terlalu perlu diupayakan untuk menstabilkan
tinggi atau terlalu rendah berpotensi temperatur pengeringan adalah dengan
merusak bahan yang dikeringkan sehingga melakukan pengaturan kecepatan aliran
dapat menurunkan kualitas bahan yang udara panas yang keluar dari kolektor
dikeringkan. surya.
Berbagai penelitian telah dilakukan Penelitian dilakukan dengan
untuk mengatasi permasalahan temperatur merancang kolektor surya yang dilengkapi
pengeringan yang tidak stabil. Pengujian media penyimpan panas serta mengatur
pengering menggunakan sumber panas kecepatan aliran udara panas yang keluar
energi matahari telah dilakukan dengan air dari kolektor surya. Penambahan media
sebagai media penyimpan panas [2], penyimpan panas dan pengaturan
hasilnya menunjukkan bahwa kenaikan kecepatan aliran udara panas diharapkan
suhu air di bak sebesar 20oC terjadi selama dapat menstabilkan temperatur udara panas
330 menit pemanasan dari suhu 30oC pengeringan.
menjadi 50oC dengan radiasi matahari rata-
rata sebesar 527,29 W/m2. Pengujian TINJAUAN PUSTAKA
dengan sumber panas dari tungku biomassa Pengering yang memanfaatkan energi
menghasilkan kenaikan suhu sebesar surya sebagai sumber energi panas disebut
10,5oC terjadi selama 435 menit dari suhu pengering tipe efek rumah kaca (ERK).
30oC menjadi 40,5oC. Pengujian lain ERK dihasilkan oleh penutup transparan
dilakukan dengan menambahkan media pada alat pengering. Radiasi gelombang
penyimpan panas berupa batu pada kolektor pendek matahari yang melewati penutup
surya [3]. Hasil penelitian tersebut transparan sebagian diserap oleh plat
menunjukkan bahwa media penyimpan absorber dan sebagian lagi dipantulkan.
panas dapat menstabilkan temperatur udara Pantulan ini membentuk gelombang
panas ketika terjadi fluktuasi radiasi panjang sehingga terperangkap dalam
matahari. Temperatur udara maksimum ruang perangkap panas. Akibat peristiwa
yang keluar dari kolektor surya dapat ini suhu dalam perangkap panas akan
diturunkan sebesar 12oC – 18oC. Penelitian mengalami peningkatan.
lain menambahkan pasir sebagai media Perkembangan mengenai penelitian
penyimpan panas pada kolektor surya pelat pengering efek rumah kaca telah banyak
datar [4]. Hasil pengujian pada kolektor dilakukan dengan bentuk dan tipe yang
surya dengan media penyimpan panas saat bermacam-macam antara lain pengering
radiasi matahari rendah menunjukkan efek rumah kaca dengan plat absorber dan
terjadi peningkatan efisiensi sebesar 32,7 % rak sebagai wadah produk yang
dibanding kolektor surya tanpa media dikeringkan [6]. Pengering tipe efek rumah
penyimpan panas yaitu sebesar 28,6 %. kaca tipe lain adalah pengering ERK hybrid
Penggunaan kendal sebagai media berbentuk kerucut, pengering ERK hybrid

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 126


tipe terowongan menggunakan energi surya panas agar proses pengeringan tetap dapat
dan energi biomassa, pengering ERK - berlangsung walaupun panas dari matahari
hybrid tipe kabinet, pengering ERK - sudah tidak ada lagi.
hybrid dengan wadah silinder berputar, Penelitian ini menganalisis
pengering ERK hybrid tipe rak berputar. penggunaan batu serpih sebagai media
Beberapa modifikasi pada pengering untuk penyimpan panas. Batu serpih adalah salah
mendapatkan hasil yang optimal juga satu jenis batuan sedimen yang terdiri dari
banyak dilakukan. Pengering ERK tipe rak butiran-butiran halus. Batu serpih biasanya
untuk pengeringan kakao menggunakan lunak sehingga mudah digores, namun
absorber dari plat hitam yang diposisikan di mempunyai struktur yang kompak sehinga
atas rak pengering dilengkapi kisi-kisi tidak mudah terpisah ketika bereaksi
pengatur aliran udara pada setiap rak juga dengan air atau komponen lain. Batu Serpih
telah dikembangkan [7]. mempunyai permukaan yang halus dan
Pengering tipe ERK umumnya licin pada bagian retakannya. Batu serpih
memiliki kolektor surya yang berfungsi memiliki ciri khas yaitu lunak, baunya
sebagai perangkap panas. Kolektor surya seperti tanah liat, butiran yang sangat halus.
bekerja dengan menyerap dan Batu serpih (shale) disebut juga batu
mengumpulkan radiasi matahari yang lanau atau argilit. Batu serpih didefinisikan
melewati tutup transparan oleh absorber sebagai jenis batuan sedimen yang tersusun
dan dikonversi menjadi panas. Absorber dari mineral utama berukuran halus atau
dapat dibuat dari plat berbahan seng atau lempung yakni berupa illite, smektit dan
aluminium yang dicat berwarna hitam kaolinit, serta mineral dengan butiran berat
berbentuk datar atau bergelombang. seperti oksida besi, kuarsa, karbonat,
Kolektor surya dapat dipasang pada ruang mineral sulfida, feldspar dan bahan organik
pengering atau terpisah dari ruang lainnya. Komposisi mineral- mineral
pengering. Pemasangan langsung pada tersebut tergantung pada lingkungan tempat
ruang pengering dapat menghemat tempat terjadinya proses sedimentasi atau
dan biaya pembuatan menjadi lebih murah, pengendapan.
sedangkan dengan pemasangan kolektor
surya secara terpisah dapat menangkap
panas lebih optimal.
Kolektor surya statis dapat dibedakan
menjadi tipe kolektor plat datar, kolektor
terkonsentrasi (parabola) dan kolektor pipa
(evacuated tube collectors) [8]. Kolektor
plat datar merupakan kolektor surya yang
paling banyak digunakan karena bentuknya Gambar 1. Batu serpih sebagai media
sederhana, mudah dibuat dan ekonomis. penyimpan panas
Kolektor tipe ini dapat memanaskan air
hinga mencapai temperatur antara 30oC METODE PENELITIAN
sampai 80oC tergantung dari besarnya Desain Kolektor Surya
radiasi matahari. Kolektor surya didesain berdimensi
Tangkapan radiasi matahari pada 100 x 150 x 15 cm dengan komponen
kolektor surya dapat lebih dioptimalkan meliputi kaca, pelat absorber, styrofoam
dengan menambahkan media penyimpan dan multiplek. Alat dan bahan uji yang
panas. Media penyimpan panas berperan digunakan adalah thermokopel,
untuk mengurangi fluktuasi temperatur solarimeter, anemometer, jam digital, batu
dalam ruang pengering, mengurangi serpih dan kolektor surya.
kelebihan temperatur dan menyimpan

127 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


panas berupa batu serpih pada ruang
kolektor surya dapat dihitung sebagai
berikut :
T 2 in  T 1in
PP  .................. (1)
T 1in
Persentase kenaikan performansi
kolektor surya dengan media penyimpan
panas berupa batu serpih pada saluran
keluar kolektor surya
T 2 out  T 1out
PP  .............. (2)
T 1out

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 2. Desain bentuk kolektor surya
Pembuatan Kolektor Surya
Keterangan : Tahapan dalam pembuatan kolektor
1. Saluran udara panas surya meliputi pembuatan rangka kolektor,
2. Kipas pemasangan multiplek sebagai dinding
3. Batu serpih kolektor, pemasangan steryfoam sebagai
4. Kaca penghambat panas, pembuatan pelat
5. Pelat absorber kolektor panas, pemasangan kaca dan
6. Steryfoam pemasangan kipas.
7. Multiplek
8. Saluran udara dingin

Prosedur pengujian dilakukan


dengan merancang bangun kolektor surya.
Variabel bebas (independent variable) yang
digunakan dalam penelitian meliputi
kecepatan aliran udara keluar dari kolektor
surya dan penggunaan media penyimpan
panas. Variabel tak bebas (dependent
variable) meliputi suhu udara luar, suhu Gambar 3. Kolektor surya hasil rancang
udara dalam kolektor surya dan suhu udara bangun
keluar dari kolektor surya.
Pengujian media penyimpan panas Saluran keluar udara pada kolektor
pada kolektor surya dilakukan berbentuk silinder berlubang yang dibentuk
menggunakan 2 perlakuan yaitu dari plat dengan ukuran diameter 15 cm dan
menggunakan media dan tanpa media. tinggi 20 cm. Pelat kolektor surya terbuat
Kecepatan aliran fluida yang keluar dari dari bahan aluminium yang dicat hitam dan
kolektor surya divariasikan menjadi 3 dibentuk bergelombang.
perlakuan. Pengambilan data dimulai dari
pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan
selang waktu pengambilan data adalah
setiap 30 menit. Pengambilan data untuk
setiap kombinasi perlakuan dilakukan
dengan pengulangan sebanyak 3 kali.
Persentase kenaikan performansi
kolektor surya dengan media penyimpan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 128


kenaikan performansi kolektor surya dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Persentase kenaikan performansi (PP)
kolektor surya dengan media penyimpan
panas batu serpih pada ruang kolektor
surya
T 2 in  T 1in
PP 
T 1in
45,55  43,83
Gambar 4. Penggunaan batu serpih sebagai  = 3,92 %
media penyimpan panas 43,83
2. Persentase kenaikan performansi (PP)
Media penyimpanan panas yang kolektor surya dengan media penyimpan
digunakan dalam penelitian ini adalah batu panas berupa batu serpih pada saluran
serpih. Ukuran batu serpih yang digunakan keluar kolektor surya
sebagai media penyimpan panas berukuran T 2 out  T 1out
rata-rata 2 x 3 cm. Bagian atas batu serpih PP 
diletakkan pelat perangkap panas yang T 1out
telah dicat hitam. Volume batu serpih yang 48,14  46, 01
 = 4,63 %
digunakan pada kolektor surya adalah 46, 01
0,036 m3.
Uji Kinerja Kolektor Surya Temperatur pada ruang dan saluran
Uji kinerja dilakukan menggunakan keluar kolektor surya
2 buah kolektor surya yang dibuat dengan Rata-rata temperatur pada ruang
ukuran dan bahan yang sama. Salah satu kolektor surya dan saluran keluar kolektor
kolektor surya ditambahkan batu serpih dengan media penyimpan panas adalah
sebagai media penyimpan panas sedangkan 45,55oC dan 48,14oC, sedangkan rata-rata
yang lainnya tanpa media penyimpan temperatur pada ruang kolektor surya dan
panas. Data hasil pengujian dikumpulkan saluran keluar kolektor tanpa media
dalam waktu yang sama pada kolektor penyimpan panas adalah 43,83oC dan
surya yang berbeda. Hasil pengujian 46,01oC. Hasil ini menunjukkan bahwa
kemudian dicatat dan dianalisis untuk penambahan media penyimpan panas
mengetahui kinerja kolektor surya yang berupa batu serpih dapat meningkatkan
dirancang bangun. rata-rata temperatur sebesar 1,72 oC pada
ruang kolektor surya dan 2,14 oC pada
saluran keluar kolektor.

Gambar 5. Uji kinerja kolektor surya


dengan batu serpih sebagai media
penyimpan panas
Persentase kenaikan performansi
kolektor surya dengan media penyimpan Gambar 6. Rata-rata temperatur ruang
panas berupa batu serpih dibanding perangkap panas hasil uji kinerja
kolektor surya tanpa media penyimpan
panas dapat dihitung dengan persamaan 1
dan 2. Hasil perhitungan persentase

129 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Temperatur pada kecepatan aliran
udara 6 m/s

Gambar 7. Rata-rata temperatur saluran


keluar kolektor hasil uji kinerja
Keterangan gambar : Gambar 8. Temperatur ruang kolektor
T1 in = Temperatur ruang kolektor pada kecepatan aliran udara 6 m/s
tanpa media penyimpan panas
T2 in = Temperatur ruang kolektor
dengan media penyimpan panas
T1 out = Temperatur saluran keluar
kolektor tanpa media penyimpan
panas
T2 out = Temperatur saluran keluar
kolektor dengan media penyimpan
panas
TL = Temperatur lingkungan Gambar 9. Temperatur saluran keluar
kolektor pada kecepatan aliran udara 6 m/s
Grafik hasil pengujian juga
menunjukkan bahwa temperatur pada ruang Rata-rata temperatur dalam ruang
kolektor surya dan saluran keluar kolektor kolektor surya dengan media penyimpan
lebih stabil pada saat terjadi penurunan panas pada kecepatan aliran udara 6 m/s
radiasi matahari. Pada kondisi awal proses diperoleh sebesar 41,51oC, sedangkan
pengeringan, pukul 08.00–08.30 WIB tanpa media penyimpan panas sebesar
temperatur pada ruang kolektor surya 40,31oC dengan temperatur lingkungan
dengan media penyimpan panas lebih 35,09oC. Terjadi peningkatan temperatur
rendah dibanding tanpa media penyimpan udara yang dihasilkan pada ruang kolektor
panas, karena kalor pada kolektor surya surya dengan media penyimpan panas
sebagian digunakan untuk memanaskan sebesar 1,20oC. Rata-rata temperatur
batu serpih. Pada sore hari, pukul 14.30 – saluran keluar kolektor dengan media
16.00 WIB temperatur pada ruang kolektor penyimpan panas pada kecepatan aliran
surya dengan media penyimpan panas lebih udara 6 m/s diperoleh sebesar 45,77oC,
tinggi dan relatif stabil dibanding tanpa sedangkan tanpa media penyimpan panas
media penyimpan panas, karena sebagian sebesar 43,93oC. Perbedaan temperatur
kalor masih tersimpan pada batu serpih yang dihasilkan pada saluran keluar
yang digunakan untuk membantu kolektor surya yaitu sebesar 1,84oC.
meningkatkan temperatur pada kolektor Temperatur pada kecepatan aliran
surya. udara 4 m/s
Rata-rata temperatur dalam ruang
kolektor dengan media penyimpan panas
pada kecepatan aliran udara 4 m/s diperoleh
sebesar 47,09oC, sedangkan kolektor tanpa
media penyimpan panas sebesar 45,16oC
dengan temperatur lingkungan 33,9oC.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 130


Pada kondisi ini, temperatur pada saluran
keluar kolektor juga mengalami
o
peningkatan sebesar 2,01 C, dengan media
penyimpan panas diperoleh sebesar
48,73oC, sedangkan kolektor tanpa media
penyimpan panas sebesar 46,72oC.

Gambar 12. Temperatur ruang kolektor


pada kecepatan aliran udara 2 m/s

Gambar 10. Temperatur ruang kolektor


pada kecepatan aliran udara 4 m/s

Gambar 13. Temperatur saluran keluar


kolektor pada kecepatan aliran udara 2 m/s
Hasil pengujian menunjukkan
bahwa temperatur pada ruang kolektor
surya dan saluran keluar kolektor yang
menggunakan media penyimpan panas
relatif lebih stabil pada saat terjadi
Gambar 11. Temperatur saluran keluar penurunan radiasi matahari.
kolektor pada kecepatan aliran udara 4 m/s Kecepatan udara pada saluran keluar
Temperatur pada kecepatan aliran kolektor mempengaruhi temperatur dalam
udara 2 m/s ruang dan saluran keluar kolektor surya.
Rata-rata temperatur dalam ruang Semakin cepat aliran udara keluar dari
kolektor dengan media penyimpan panas saluran keluar kolektor maka temperatur
pada kecepatan aliran udara 2 m/s diperoleh udara panas dalam ruang dan saluran keluar
sebesar 48,05oC, sedangkan kolektor surya kolektor surya semakin rendah. Hasil
tanpa media penyimpan panas sebesar pengujian mendapatkan temperatur
46,03oC dengan temperatur lingkungan tertinggi dalam ruang dan saluran keluar
33,51oC. Terjadi peningkatan temperatur kolektor masing-masing sebesar 48,05oC
udara yang dihasilkan pada ruang kolektor dan 49,93oC saat kecepatan udara mengalir
surya dengan media penyimpan panas pada saluran keluar kolektor sebesar 2 m/s
sebesar 2,02oC. Rata-rata temperatur
saluran keluar kolektor surya dengan media KESIMPULAN
penyimpan panas pada kecepatan aliran Berdasarkan hasil uji kinerja yang
udara 2 m/s diperoleh sebesar 49,93oC, telah dilakukan dapat dibuat beberapa
sedangkan kolektor surya tanpa media kesimpulan sebagai berikut :
penyimpan panas sebesar 47,37oC. 1. Kolektor surya dengan media
Perbedaan temperatur yang dihasilkan pada penyimpan panas berupa batu serpih
saluran keluar kolektor surya yaitu sebesar hasil rancang bangun dapat berfungsi
2,56oC. dengan baik dalam menyimpan dan
mendistribusikan udara panas dari

131 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


kolektor surya menuju saluran keluar [4]. Astawa K., Tista S.P.G., Saputra
kolektor. I.W.H., 2014, Analisis
2. Kolektor surya dengan tambahan media Performansi Kolektor Surya
penyimpan panas berupa batu serpih Pelat Datar dengan Media
dapat meningkatkan performansi Penyimpan Panas Pasir
kolektor sebesar 3,92% pada ruang untuk Pemanas Udara,
kolektor surya, dan sebesar 4,63% pada Jurnal Teknika (Jurnal
saluran keluar kolektor surya. Ilmiah Teknik), Vol. 10, No.
3. Hasil pengujian menunjukkan bahwa 1, Hal. 43 – 50.
temperatur pada ruang kolektor surya [5]. Mustaqimah, 2016, Penggunaan
dan saluran keluar kolektor lebih stabil Kendal Sebagai Media
pada saat terjadi penurunan radiasi Penyimpan Panas pada
matahari terutama pada sore hari. Kolektor Surya Plat Datar,
4. Kecepatan udara pada saluran keluar Jurnal Rona Teknik
kolektor mempengaruhi temperatur Pertanian, Vol. 9 No. 2,
dalam ruang dan saluran keluar kolektor Oktober 2016, Hal. 106 –
surya. Semakin cepat aliran udara keluar 115.
dari saluran keluar kolektor maka
temperatur udara panas dalam ruang dan [6]. Abdullah, K., Wulandani, D.,
saluran keluar kolektor surya semakin Wenu, F., dan Agustina, SE.,
rendah. 1994, Optimasi dalam
Perencanaan Alat Pengering
REFERENSI Hasil Pertanian dengan
Energi Surya [laporan akhir
[1]. Prasad, J, Vijay, VK, Tiwari, GN,
penelitian hibah bersaing I].
Sorayan, VPS. 2006. Study
Bogor (ID): Ditjen Dikti,
on performance evaluation
Departemen Pendidikan dan
of hybrid drier for tumeric
Kebudayaan IPB.
(Curcuma longa L.) drying at
village scale. Journal of [7]. Nelwan L.O. 1997. Pengeringan
Food Engineering. Kakao dengan Energi Surya
75(4):497-502. Menggunakan Rak Pengering
dengan Kolektor Tipe Efek
[2]. Nitipraja, F. A., 2008, Rancangan
Rumah Kaca. Tesis. Program
Alat Pengering Dengan
Pasca Sarjana. IPB Bogor.
Kolektor Surya Pelat Datar
Yang Menggunakan Air [8]. Kalogirou, S., 2009, Solar Energy
Sebagai Media Penyimpan Engineering : Processes And
Panas Untuk Pengeringan Systems, Elsevier, United
Gabah, Departemen Teknik States of America.
Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
[3]. Noor M.F., 2013, Analisa
Penggunaan Bahan
Penyimpan Panas Pada
Kolektor Alat Pengering
Benih Energi Surya, Jurnal
Turbo Vol. 2 N0. 2, Hal. 13-
16

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 132

Anda mungkin juga menyukai