Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS ENERGI DAN PENERAPAN HK#1

TERMODINAMIKA
Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi Mata Kuliah Termodinamika Teknik 1 Program
Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
Dosen Pengampu:
Ir. H. Jojo Sumarjo, S.T., M.T.

KELOMPOK 3:
AHMAD DAVI 2110631150004
ABSHAR ADI SAPUTRO 2110631150001
AFIQ MARZUQ 2110631150003
BAYU NIDA ARDIANSYAH 2110631150010
PRIYAGENG BAMBANG WISNU B. 2110631150025
AIMAR FATHURROHMAN 2110631150033

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN (S1)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
DESEMBER 2022
I. PENDAHULUAN
1.1 Judul Percobaan :
“Energi dan Penerapan Hk#1 Termodinamika Pada Botol yang
Ditutup Balon.”
1.2 Tanggal Percobaan : Kamis, 1 Desember 2022
1.3 Tujuan Percobaan :
- Memahami Hukum 1 Termodinamika,
- Mengetahui proses kesetimbangan energi sistem yang sedang
diamati.
1.4 Alat dan Bahan:
1. Air
2. Botol kaca
3. Panci
4. Kompor
5. Balon
1.5 Langkah Percobaan:
1. Masukan air ke dalam panci, lalu panaskan,
2. Siapkan botol kaca berisi air secukupnya,
3. Tutup botol menggunakan balon,
4. Ketika air dalam panci sudah mendidih, masukan botol kaca
berisi air ke dalam panci,
5. Amati balon pada botol.
II. DASAR TEORI
2.1 Bentuk Energi
Energi dapat eksis dalam berbagai bentuk seperti termal, mekanik,
kinetik, potensial, listrik, magnet, kimia, dan nuklir, jumlah keseluruhan
merupakan energi total E pada suatu sistem. Energi total suatu sistem
berdasarkan satuan massa dilambangkan dengan e dan dinyatakan
sebagai:
𝐸
𝑒=𝑚 (kJ/kg)

Dalam analisis termodinamika, seringkali berguna untuk


mempertimbangkan berbagai bentuk energi yang membentuk energi total
suatu sistem dalam dua kelompok: makroskopik dan mikroskopis.
Bentuk energi makroskopik adalah bentuk energi yang dimiliki sistem
secara keseluruhan terhadap beberapa kerangka acuan luar, seperti energi
kinetik dan energi potensial. Bentuk energi mikroskopis adalah yang
terkait dengan struktur molekul suatu sistem dan tingkat aktivitas
molekuler, tidak bergantung pada kerangka acuan luar. Jumlah semua
bentuk energi mikroskopis disebut energi internal suatu sistem dan
dilambangkan dengan U.
Energi internal didefinisikan sebelumnya sebagai jumlah dari
semua bentuk energi mikroskopis dari suatu sistem. Ini terkait dengan
struktur molekul dan tingkat aktivitas molekuler dan dapat dilihat sebagai
jumlah energi kinetik dan potensial molekul.

Gambar 1 Energi makroskopis suatu benda berubah dengan kecepatan dan ketinggian

Energi makroskopik suatu sistem terkait dengan gerak dan


pengaruh beberapa efek eksternal seperti gravitasi, magnet, listrik dan
tegangan permukaan. Energi yang dimiliki suatu sistem sebagai akibat
dari gerakannya relatif terhadap beberapa kerangka acuan disebut energi
kinetik (KE). Ketika semua bagian dari suatu sistem bergerak dengan
kecepatan yang sama, energi kinetik dinyatakan sebagai:
𝑉2
𝐾𝐸 = 𝑚 (kJ)
2

Atau, berdasarkan satuan massa,


𝑉2
𝑘𝑒 = (kJ/kg)
2

Dimana V menunjukkan kecepatan sistem relatif terhadap


beberapa kerangka acuan tetap.
Energi yang dimiliki suatu sistem sebagai akibat ketinggiannya
dalam medan gravitasi disebut energi potensial (PE) dan dinyatakan
sebagai:
𝑃𝐸 = 𝑚𝑔𝑧 (kJ)
Atau, berdasarkan satuan massa,
𝑝𝑒 = 𝑔𝑧 (kJ/kg)
Dimana g adalah percepatan gravitasi dan z adalah ketinggian pusat
gravitasi sistem relatif terhadap beberapa tingkat referensi yang dipilih
secara sembarang.
Efek magnet, listrik, dan tegangan permukaan signifikan hanya
dalam beberapa kasus khusus saja dan biasanya diabaikan. Dengan tidak
adanya efek seperti itu, energi total suatu sistem terdiri dari energi
kinetik, potensial dan internal dan dinyatakan sebagai:
𝑉2
𝐸 = 𝑈 + 𝐾𝐸 + 𝑃𝐸 = 𝑈 + 𝑚 + 𝑚𝑔𝑧 (kJ)
2
Atau berdasarkan satuan massa,
𝑉2
𝑒 = 𝑢 + 𝑘𝑒 + 𝑝𝑒 = 𝑢 + + 𝑔𝑧 (kJ/kg)
2

Kebanyakan sistem tertutup tetap diam selama proses, dengan


demikian tidak mengalami perubahan energi kinetik dan potensial.
Sistem tertutup yang kecepatan dan ketinggian pusat gravitasinya tetap
konstan selama suatu proses sering disebut sebagai sistem stasioner.
Perubahan energi total ΔE pada sistem stasioner identik dengan
perubahan energi internalnya ΔU.
Energi mekanik dapat didefinisikan sebagai bentuk energi yang
dapat diubah menjadi kerja mekanik secara lengkap langsung oleh suatu
alat mekanik ideal seperti turbin ideal. Energi kinetik dan energi potensial
adalah bentuk umum dari energi mekanik. Energi panas bukanlah energi
mekanik, karena tidak dapat diubah menjadi kerja secara langsung dan
sempurna (hukum kedua termodinamika).
2.2 Transfer Energi Dengan Panas
Panas didefinisikan sebagai bentuk energi yang ditransfer diantara
dua sistem (atau sistem dan lingkungannya) berdasarkan perbedaan
temperatur. Artinya, interaksi energi adalah panas terjadi jika karena
perbedaan temperatur. Maka tidak mungkin ada perpindahan panas
diantara dua sistem yang berada pada temperatur yang sama.

Gambar 2 Perbedaan suhu adalah kekuatan pendorong untuk perpindahan panas. Semakin
besar perbedaan suhu, semakin tinggi laju perpindahan panas.

Secara mikroskopis, panas merupakan energi yang ditimbulkan


akibat interaksi antar molekul, atom, atau elektron. Suatu proses dimana
tidak ada perpindahan panas disebut proses adiabatik.

Gambar 3 Selama proses adiabatik, suatu sistem tidak menukar kalor dengan lingkungannya.
Sebagai bentuk energi, panas memiliki satuan energi, kJ (atau Btu)
menjadi yang paling umum. Jumlah panas yang dipindahkan selama
proses diantara dua keadaan (keadaan 1 dan 2) dilambangkan dengan
Q12, atau hanya Q. Perpindahan panas per satuan massa suatu sistem
dilambangkan dengan q dan ditentukan dari:
𝑄
𝑞=𝑚 (kJ/kg)

Laju perpindahan panas dilambangkan 𝑄̇ , dimana overdot adalah


singkatan dari turunan waktu, atau “per satuan waktu”. Laju perpindahan
panas 𝑄̇ memiliki satuan kJ/s, yang setara dengan kW. Dimana 𝑄̇
bervariasi dengan waktu, jumlah perpindahan panas selama proses
ditentukan dengan mengintegrasikan 𝑄̇ selama interval waktu proses:
𝑡2
𝑄 = ∫𝑡1 𝑄̇ 𝑑𝑡 (kJ)

Dimana 𝑄̇ tetap konstan selama proses, hubungan ini berkurang


menjadi:

𝑄 = 𝑄̇ ∆𝑡 (kJ)
Dimana ∆𝑡 = 𝑡2 − 𝑡1 adalah selang waktu selama proses
berlangsung.
2.3 Transfer Energi Dengan Kerja
Kerja adalah transfer energi yang terkait dengan gaya yang bekerja
melalui jarak. Piston yang naik, poros yang berputar, dan kabel listrik
yang melintasi batas sistem semuanya terkait dengan interaksi kerja.

Gambar 4 Kerja yang dilakukan sebanding dengan gaya yang diterapkan (F) dan jarak yang
ditempuh (s).

Kerja juga merupakan bentuk energi yang ditransfer seperti panas,


oleh karena itu, memiliki satuan energi seperti kJ. Kerja yang dilakukan
selama proses diantara keadaan 1 dan 2 dilambangkan dengan W12, atau
hanya W. Usaha yang dilakukan per satuan massa suatu sistem
dilambangkan dengan w dan dinyatakan sebagai:
𝑊
𝑤= (kJ/kg)
𝑚

Kerja yang dilakukan per satuan waktu disebut daya dan


dilambangkan 𝑊̇ . Satuan daya adalah kJ/s, atau W.
2.4 Hukum Pertama Termodinamika
Hukum pertama termodinamika, juga dikenal sebagai prinsip
kekekalan energi, memberikan dasar yang kuat untuk mempelajari
hubungan diantara berbagai bentuk energi dan interaksi energi.
Berdasarkan pengamatan eksperimental, hukum pertama termodinamika
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
selama suatu proses; itu hanya bisa berubah bentuk. Oleh karena itu,
setiap energi harus diperhitungkan selama suatu proses.

Gambar 5 Peningkatan energi kentang dalam oven sama dengan jumlah panas yang
dipindahkan ke dalamnya.

Hukum pertama termodinamika berbunyi “Dalam sebuah sistem


tertutup, peubahan energi dalam sistem tersebut sama dengan banyaknya
kalor yang masuk dikurangi dengan kerja yang dilakukan sistem
tersebut.” Atau dapat dituliskan dalam persamaan berikut:
𝑄 − 𝑊 = ∆𝑈
Dengan Q adalah kerja yang masuk ke dalam sistem, W adalah
kerja yang dilakukan oleh sistem, dan ∆𝑈 adalah perubahan energi dalam
sistem.
Konsekuensi utama dari hukum pertama adalah keberadaan dan
definisi sifat energi total E. Mengingat bahwa kerja neto adalah sama
untuk semua proses adiabatik dari sistem tertutup diantara dua keadaan
tertentu, nilai kerja neto harus bergantung pada keadaan akhir sistem saja,
dengan demikian harus sesuai dengan perubahan sifat sistem. Sifat ini
adalah energi total. Perhatikan bahwa hukum pertama tidak mengacu
pada nilai energi total sistem tertutup pada keadaan. Ini hanya
menyatakan bahwa perubahan energi total selama proses adiabatik harus
sama dengan kerja bersih yang dilakukan. Oleh karena itu, setiap nilai
arbitrer yang nyaman dapat diberikan ke energi total pada keadaan
tertentu untuk dijadikan sebagai titik referensi.
2.5 Kesetimbangan Energi
Prinsip kekekalan energi dapat dinyatakan sebagai berikut:
perubahan bersih (kenaikan atau penurunan) energi total sistem selama
proses adalah sama dengan perbedaan diantara energi total yang masuk
dan energi total yang meninggalkan sistem selama proses tersebut. Itu
adalah,

Atau,
𝐸𝑖𝑛 − 𝐸𝑜𝑢𝑡 = ∆𝐸𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚

Gambar 6 Perubahan energi sistem selama proses sama dengan kerja total dan perpindahan
panas antara sistem dan lingkungannya.

Hubungan ini sering disebut sebagai keseimbangan energi dan


dapat diterapkan pada semua jenis sistem yang mengalami jenis proses
apa pun. Keberhasilan penggunaan hubungan ini untuk memecahkan
masalah teknik tergantung pada pemahaman berbagai bentuk energi dan
mengenali bentuk transfer energi.

III. HASIL PERCOBAAN


Tabel 1 Hasil percobaan

Sebelum Percobaan
Balon masih kempis, volume sistem
hanya meliputi volume botol

Gambar 7 Foto sebelum percobaan

Setelah Percobaan
Balon mengembang, terjadi ekspansi
dan kerja batas/work boundary
(Wb,out) karena adanya panas masuk
ke dalam sistem (Q,in)

Gambar 8 Foto setelah percobaan


IV. PEMBAHASAN & ANALISIS

Dari hasil percobaan, terlihat terjadi ekspansi ( 2> 1) pada sistem yang
ditandai dengan mengembangnya balon karena adanya panas yang masuk ke
dalam sistem (Qin). Dengan begitu, ada perubahan batas sistem yang artinya
sistem melakukan kerja yaitu work boundary atau kerja batas (Wb,out).

Gambar 9 Gambar sistem

Gambar 10 Grafik alur proses

Hal tersebut sejalan dengan Hukum Pertama Termodinamika yang


menyatakan bahwa jumlah kalor dalam suatu sistem sama dengan perubahan
energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan oleh sistem (Q = ∆U + W)
yang bisa didapat dari persamaan kesetimbangan energi,
Ein - Eout = ∆Esistem
𝑄𝑖𝑛 − 𝑊𝑏,𝑜𝑢𝑡 = ∆𝑈

𝑄𝑖𝑛 = ∆𝑈 + 𝑊𝑏,𝑜𝑢𝑡
Keterangan:
Ein : Energi masuk sistem (kJ)
Eout : Energi keluar sistem (kJ)
∆Esistem : Perubahan energi sistem (kJ)
Qin : Panas masuk sistem (kJ)
Wb,out : Work boundary/kerja batas (kJ) *sistem melakukan kerja
∆𝑈 : Perubahan energi dalam sistem (kJ)
2 : Volume pada tingkat keadaan 1 (m3)
1 : Volume pada tingkat keadaan 2 (m3)

Hubungan kalor dengan sistem pada Hukum Pertama Termodinamika


adalah energi dalam sistem merupakan jumlah total energi seluruh energi
molekul yang ada di dalam sistem, apabila sistem mendapat kalor dari
lingkungan, maka energi dalam sistem akan berubah, dengan konsekuensi
sitem akan melakukan kerja, begitupun sebaliknya.

V. KESIMPULAN
Hukum pertama termodinamika menjelaskan kekekalan energi. Dari
percobaan yang dilakukan, sistem mengalami kerja batas/work boundary yang
ditandai oleh ekspansi pada tekanan konstan ketika ada panas yang masuk ke
dalam sistem.
Hasil percobaan sesuai dengan bunyi Hukum Pertama Termodinamika
yang menyatakan bahwa jumlah kalor dalam suatu sistem sama dengan
perubahan energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan oleh sistem
(Q = ∆U + W) yang dapat diturunkan melalui persamaan kesetimbangan energi
Ein - Eout = ∆Esistem.
REFERENSI

Cengel, Y., Boles, M., & Kanoglu, M. (2019). Thermodynamics An Approach


Ninth Edition (Ninth). McGraw-Hill Education.

https://www.youtube.com/watch?v=MUDTYvzEgSk

Anda mungkin juga menyukai