Anda di halaman 1dari 36

SEMESTER PENDEK

PEMBAHASAN HUKUM I TERMODINAMIKA DAN DASAR


KONSEP

Oleh :

FARHAN AR RAFI (20030043)

AUREL FADILAH, M (20030012)

A. ZAKY PERSADA (20030043)

PROGAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2023

0
DAFTAR ISI

1.1. Joule’s experiment............................................................................4


1.2. Internal energi...................................................................................5
1.3. Aplikasi hukum thermodinamika I.....................................................8
1.4. Kesetimbangan energi dan system tertutup....................................15
1.5. keadaan termodinamika dan fungsi keadaan.................................18
1.6. kesetimbangan................................................................................19
1.7. Aturan fase dan perubahan fase.....................................................23
1.8. Proses reversible dan irreversible...................................................27

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1………………………………………………………………………5

Gambar 1.2…………………………………………………………………..…
19

Gambar
1.3……………………………………………………………………..27

Gambar
1.4……………………………………………………………………..28

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1……………………………………………………………………..…..9

Table 1.2………………………………………………………………………..14

Table 1.3………………………………………………………………………..20

iii
1.1. Joule’s experiment
(Hill, 2022) Konsep panas masa kini berkembang mengikuti
percobaan penting yang dilakukan pada tahun 1840-an oleh James
P. Joule. Dalam rangkaian yang paling terkenal, dia menempatkan
air, minyak, atau merkuri dalam jumlah yang diketahui dalam
wadah berinsulasi dengan mengaduk fluida, dengan mengaduk
berputar. Jumlah kerja yang dilakukan pada fluida oleh pengaduk
dan perubahan dan suhu fluida yang dihasilkan diukur secara
akurat dan tepat.
Eksperimen Joule memiliki pengaruh besar dan merupakan
salah satu hasil paling relvan seputar munculnya prinsip kekekalan
energi. Eksperimen yang cerdik dan ketetapan nya yang luar biasa,
mengubah cara para ilmuwan memahami panas dan berkontribusi
pada kelahiran termodinamika modern.
Joule menunjukkan bahwa untuk setiap fluida diperlukan
jumlah kerja tetap per satuan massa untuk setiap derajat kenaikan
suhu yang disebabkan oleh pengadukan, dan bahwa suhu awal
fluida dipulihkan dengan perpindahan panas melalui perpindahan
panas sederhana.
PERCOBAAN JOULE
Percobaan I
 Suatu cairan dengan suhu awal T0 diaduk, sehingga
suhu cairan naik T0 TI
 Maka :
- Pengaduk akan memberi kerja ( W ) pada cairan
- Kerja ( W ) dipakai cairan untuk menaikan energi
dalam ( U )
- Kenaikan energi internal ditandai dengan
perubahan suhu ( ∆ T )
GAMBAR 1.1
BEJANA PENGADUK

Dari percobaan joule didapat konsep energi dalam ( U ):


 Adanya pengadukan berarti ada energi dalam yang
sedang dimasukan ke air/system
 Sedangkan panas akan dipindahkan ke lingkungan
( thermometer )
 Ini menunjukan ada korelasi antara panas Q dengan
Kerja W
 Tetapi tidak semua energi yang diterima system (air)
dalam bentuk kerja W akan dilepaskan menjadi panas
Q ke lingkungan (termometer)

1.2. Internal energi


(Hill, 2022) Rumus Energi Dalam adalah energi panas yang
tersimpan dalam gas. Jika sejumlah panas diterapkan pada gas,
hasilnya adalah suhu gas dapat meningkat atau volume gas dapat
meningkat. Dengan cara ini melakukan suatu usaha secara
eksternal atau volume dan suhu dapat meningkat, tetapi akan
ditentukan oleh situasi di mana gas diberi panas.
Ketika struktur dibiarkan dalam situasi yang berbeda dengan
kondisi sebelum proses, setelah proses, dapat diartikulasikan
sebagai
ΔU = Q – W..............................................persamaan 1
(U2 – U1) = Q – W...................................persamaan 2
Atau
Q = (U2 – U1) + W...................................persamaan 3
Di mana
Q = Jumlah total panas yang diterima perangkat dari lingkunga
nnya .
W = Usaha total yang dilakukan oleh sistem.
U1 disebut sebagai energi dalam sistem pada permulaan prosedur,
dan energi dalam pada puncak prosedur adalah U2.
Termodinamika hukum pertama untuk sistem tertutup dapat ditulis
sebagai
ΔU = Q + W..............................................persamaan 4
Contoh Soal
Soal 1 : Hitung selisih energi dalam fluida kerja yang menyatakan
rugi atau untung pada mesin pembakaran dalam, kalor yang
dibuang ke air pendingin selama langkah kompresi adalah 80 KJ/kg
dan masukan kerja adalah 200 KJ/kg.
Menjawab:
Panas dibuang ke air pendingin
Masukan kerja W = – 200 KJ/kg
Q = – 80 KJ/kg
Menggunakan rumus,
Q = ΔU – W
– 80 = ΔU – 100
ΔU = – 80 + 200
ΔU = 120 KJ/kg
Oleh karena itu, kenaikan energi dalam ΔU = 120 KJ/kg.

6
Energi yang masih ada tertinggal dalam system ( ditunjukan
dengan peningkatan suhu thermometer ) disebut energi dalam ( U )

Energi internal (U) ∆U = n.C. ∆T ( J/Kg )

n = mol fluida

c = kapasitas panas

∆T = perubahan suhu

Energi internal berpengaruh pada

 Gerak molekul fluida


 Interaksi antar molekul
 Interaksi atom penyusun molekul

Dalam eksperimen seperti Joule, energi yang ditambahkan


ke suatu zat sebagai kerja kemudian dipindahkan dari zat tersebut
sebagai panas. Di manakah energi ini berada setelah ditambahkan
ke, dan sebelum dipindahkan dari, substansi? Jawaban rasional
untuk pertanyaan ini adalah bahwa ia terkandung di dalam zat
dalam bentuk lain, yang kita sebut energi dalam.
Energi dalam suatu zat tidak termasuk energi kinetik atau energi
potensial yang mungkin dimilikinya sebagai akibat dari ketinggian
atau kecepatannya.
Melainkan mengacu pada energi yang terkait dengan
gerakan dan posisi molekul yang menyusun substansi. Karena
geraknya yang tak henti-hentinya, semua molekul memiliki energi
kinetik translasi (gerak melalui ruang) kecuali untuk zat
monoatomik, mereka juga memiliki energi kinetik rotasi dan getaran
internal. Penambahan panas ke suatu zat meningkatkan gerak
molekul, dan dengan demikian meningkatkan energi internal zat

7
tersebut. Kerja yang dilakukan pada zat tersebut dapat memiliki
efek yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh Joule.
Energi dalam suatu zat juga mencakup energi potensial
yang berkaitan dengan gaya antarmolekul. Molekul menarik atau
menolak satu sama lain, dan energi potensial disimpan melalui
interaksi ini, sama seperti energi potensial konfigurasi disimpan
dalam pegas yang dikompresi atau diregangkan. Pada skala
submolekul, energi dikaitkan dengan interaksi elektron dan inti
atom, yang mencakup energi ikatan kimia yang menyatukan atom
sebagai molekul.
Energi ini dinamai internal untuk membedakannya dari
energi kinetik dan potensial yang terkait dengan suatu zat karena
posisi, konfigurasi, atau gerak makroskopisnya, yang dapat
dianggap sebagai bentuk energi eksternal.
Energi internal tidak memiliki definisi termodinamika yang ringkas.
Ini adalah primitif termodinamika. Itu tidak dapat diukur secara
langsung; tidak ada pengukur energi internal. Akibatnya, nilai
absolut tidak diketahui. Namun, ini bukan kerugian dalam analisis
termodinamika karena hanya perubahan energi internal yang
diperlukan. Perubahan energi dalam ini berhubungan langsung
dengan panas dan aliran kerja dan tercermin dalam jumlah yang
dapat diamati seperti suhu dan fase suatu zat. Dalam konteks
termodinamika klasik, detail tentang bagaimana energi internal
disimpan tidaklah penting. Ini adalah bidang termodinamika
statistik, yang menghubungka n sifat makroskopis seperti energi
internal dengan gerakan dan interaksi molekuler.

1.3. Aplikasi hukum thermodinamika I


(Hill, 2022) Secara umum, termodinamika adalah suatu ilmu
yang mempelajari tentang energi yang secara spesifik membahas

8
hubungan antara energi panas dengan proses kerjanya. Bahkan
teknologi yang kerap kita gunakan saat ini, sebut saja AC (Air
Conditioner) dan rice cooker itu juga menjadi bentuk nyata dari
penerapan Hukum Termodinamika.
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara
spesifik akan membahas mengenai hubungan antara energi panas
dengan cara kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun melalui hasil
rekayasa teknologi. Pada Hukum Termodinamika I ini menyatakan
bahwa “Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan,
melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja.” Sesuai dengan
bunyinya, maka energi yang diberikan oleh kalor pasti sama
dengan kerja eksternal yang dilakukan, ditambah dengan
pemerolehan energi dalam karena adanya kenaikan temperatur.
Secara tidak langsung, Hukum Termodinamika I ini berkaitan
dengan kekekalan energi.
Kenaikan U sistem sebanding dengan kalor yang diberikan
dikurangi kerja yang dilakukan sistem terhadap lingkunganya

HUKUM 1 TERMODINAMIKA
“ sejumlah kalo Q yang diterima dan usaha W yang dilakukan terhadap
suatu gas dapat digunakan untuk mengubah energi dalam”
Q =∆U + W..........................................................persamaan 5
Tabel 1.1
Keterangan Bernilai positif Bernilai negatif
Q = kalor yang di Sistem menerima System melepas kalor
terima/dilepas system kalor
(j)
∆U = perubahan energi Suhu naik Suhu turun
dalam gas (j)
W = usaha luar yang di System melakukan System menerima

9
lakukan kerja kerja

Adapun beberapa contoh pengaplikasian hukum


termodinamika 1 sebagai berikut :
 Termos
Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum
I termodinamika dengan sistem terisolasi. Dimana tabung
bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang
hampa udara di antara tabung bagian dalam dan luar.
Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor
maupun benda dari sistem menuju lingkungan
maupun sebaliknya.
 Mesin kendaraan bermotor.
Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi
termodinamika dengan sistem terbuka. Dimana ruang
didalam silinder mesin merupakan sistem, kemudian
campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.
Dalam hukum termodinamika I ini akan mengalami 4 proses,
yaitu sebagai berikut :
1. Proses Isotermal (Suhu Tetap)
(rifaldo pido, 2022) Suatu sistem dapat mengalami
proses termodinamika, dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Proses
termodinamika yang berlangsung terutama dalam suhu
konstan itulah yang disebut dengan proses isotermal.
Berhubung prosesnya berlangsung dalam suhu konstan,
maka tidak terjadi perubahan energi dalam. Proses
isotermal ini dapat dibuktikan dalam kegiatan sehari-hari,
misalnya popcorn di dalam panci.

10
2. Proses Isokhorik (Volume Tetap)
(rifaldo pido, 2022) Ketika gas melakukan proses
termodinamika dalam volume yang konstan, maka gas
tersebut tengah dalam proses isokhorik. Hal tersebut
karena gas berada dalam volume konstan (∆V=0),
sehingga gas tidak melakukan usaha (W=0) dan kalor
yang diberikan juga akan sama dengan perubahan
energi di dalamnya. Kalor dalam proses ini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.
Proses isokhorik
 Kerja (W)
VF

W =∫ ❑ pdV .............persamaan 6
Vi

Vf = vi w=0
 Kalor
Q = nCv∆T=nCv (T1 - T2) ……….persamaan 7
 Perubahan energi dalam
∆U = Q – W ∆U = nCv∆T…persamaan 8
n = jumlah mol

Contoh soal :
1,56 kg udara (dianggap sebagai gas ideal, R =
0,287Kj/kg K) diisikan ke dalam bejana volume
konstan. Volume dan tekanan awal udara masing –
3
masing 0,32 m (V1) dan 310 kPa (P1). Jika 120
Kj kalor (Q) dipasok pada gas, temperaturnya naik
hingga 380,7 K (T2), tentukan:
a. Kerja yang dilakukan
b. Perubahan energy dalam
c. Kapasitas kalor

11
A. kerja
Volume konstan ( isokhorik )
VF

W =∫ ❑ pdV
Vi

Vf = Vi w = 0
B. Energy dalam
∆U = Q – W
∆U = Q – 0
∆U = 120 kj
C. Kalor spesifik

( )

∆U
Cv =
∆T

p.v = n.R.T
T = p.v/n.R

T = ( 310 kpa ). ( 0.32 m^3 ) / ( 1,56 kg ) .

( 0,287 kj/kg.k )

= 221,5671 k

T = ( 310000 N/m^2 ). ( 0.32 m^3 ) / ( 1,56


kg)

( 287Nm/kg.k )

= 221,5671 k

∆T = T2 – T1

∆T = 380,7 – 221,5671 K = 159,1329 K

Cv = 105 kj / 159,1329 k = 0,660 kj/k


3. Proses Isobarik (Tekanan Tetap)

12
(rifaldo pido, 2022) Ketika gas melakukan proses
termodinamika supaya menjaga tekanan tetap konstan
maka gas tersebut tengah melalui proses isobarik.
Contoh penerapan proses isobarik ini adalah air
mendidih pada tekanan konstan. Hal tersebut karena gas
berada dalam tekanan konstan, sementara gas
melakukan usaha ((W = p∆V). Keberadaan kalor dalam
proses ini dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan
konstan (Qp ).
VF
W = ∫ ❑ pdV
Vi
p = konstan kondisi isobarik
W = p(Vf – Vi) = p∆V...............persamaan 9
3
Contoh soal : 780 gram water (5,5 cm ) berubah

3
menjadi 0,1183 ft uap pada tekanan konstan
120 kPa.
Hitung: Kerja yang dilakukan oleh air ketika menguap
Diketahui
P = 120 kPa
V1 = 5,5 cm^3
V2 = 3350 cm^3
VF

W =∫ ❑ pdV
Vi

p = konstan
W = p(Vf – Vi) = p∆V
W 120000 N/m^2.( 3350 – 5,5 ) . 10^-6 m^3 = 401,34 j

4. Proses Adiabatik (Kalor Tetap)


(rifaldo pido, 2022) Proses adiabatik adalah proses
termodinamika yang cara kerjanya dilakukan oleh gas
murni yang berasal dari perubahan energi internalnya.

13
Tidak ada energi apapun yang masuk maupun keluar
selama proses ini berjalan. Contoh penerapan proses
adiabatik ini adalah penggunaan pompa sepeda motor.
 Kerja
Adiabatic = pvy = konstanta
P = c / vy = cv y……….persamaan 10
VF VF

W =∫ ❑ pdV =∫ ❑ cv−γd …….persamaan 11


Vi Vi

 Konstanta laplace untuk gas monoatomic : 5/3


 Konstanta laplace untuk gas diatomic : 7/5

Tabel 1.2
PEMBEDA ISOBARIK ISOKHORIK
Definisi P1 = P2 V1 = V2
Diagram p Pemanasan Pemanasan
v & &
pendinginan pendinginan
Hukum V1/T1 = P1/T1 =
boyle gay V2/T2 P2/T2
lussac
Rumus Q = ∆U + W W=0
W = P∆V = Q = ∆U
P (V2 – V1 )

PEMBEDA ISOTERMIK ADIABATIK


Definisi T1 = T2 Q=O
Diagram p Pemuaian & Pemuaian &
v Pemampata Pemampatan
n
Hukum P1/V1 = P1.T1/T1 =
boyle gay P2/V2 P2.T2/T2
lussac
Rumus ∆U = 0 Q=0
Q=W ∆U = -W
W = nRT ln W = -∆U
V2/V1 = nRT W = fnR (T1 –
ln P1/P2 T2 )
P1V1 = P2V2

14
Contoh soal
Gas bervolume 20 L dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 3 atm,
dari suhu 47⁰C menjadi 127⁰C tentukan usaha yang terjadi pada gas
tersebut ( 1 atm 10⁵ Pa )
V1 = 20 L = 0,02 m3V1/T1 = V2/T2
0,02/320 = V2/400
4 V2 = 0.1
V2 = 0,025 m3W = P ( v2 – v1 )
= 3.10⁵ ( 0,025 – 0,02 )
= 3.10⁵ . 0,025
= 0,015.10⁵
W = 1,5. 10^3
P = 3.10⁵ Pa
T1 = 47 + 273 = 320 k
T2 = 127 + 273 = 400 k

1.4. Kesetimbangan energi dan system tertutup


Dikutip dari buku smith, J.M van ness, H.C 2005 Jika tidak ada
perpindahan zat yang menerobos batasan sistem, yaitu antara sistem
dan lingkungan, maka sistem disebut tertutup, dan massa sistem relatif
konstan. Perkembangan konsep dasar dalam thermodinamika
dipermudah oleh pengujian yang ketat terhadap sistem tertutup
Karena tidak ada arus masuk dan keluar sistem tertutup, tidak ada
energi dalam yang dipindahkan menerobos batas sistem. Semua
pertukaran energi antara sistem dan lingkungannya, dinyatakan sebagai
panas dan kerja, dan total perubahan energi pada lingkungan sama
dengan perpindahan bersih energi ke atau dari lingkungan, yaitu panas
dan kerja.
∆ (Energi pada lingkungan) = ± Q ± W…………persamaan 12
Pilihan tanda yang digunakan dengan Q dan W tergantung pada arah
perpindahan yang dianggap positif.

15
Panas Q dan kerja W selalu mengacu pada sistem dan aturan
penandaan terbaru membuat harga numerik kedua nilai positif untuk
perpindahan ke dalam sistem dari lingkungannya. Untuk menyesuaikan
nilai diambil acuan ke arah lingkungan, Qsurr dan Wsurr berlawanan
tanda, dimana, Qsurr = – Q dan Wsurr = -W. Dengan demikian:
∆ (Energi pada lingkungan) = Qsurr + Wsurr = – q – w….persamaan
13
Persaman (1) menjadi,
∆ (Energi pada sistem) = Q + W.........................................persamaan 14
Persamaan ini berarti total perubahan energi pada sistem tertutup
sama dengan perpindahan bersih energi ke dalam sistem dinyatakan
sebagai panas dan kerja.
Pada sistem tertutup seringkali mengalami proses yang
menyebabkan tidak terjadinya perubahan dalam sistem kecuali
pada energi dalamnya. Untuk proses semacam ini, persamaan (2)
direduksi menjadi,
∆Ut = Q + W……………………………………..persamaan 15
Aturan penandaan yang digunakan disini direkomendasikan oleh
international union of pure and applied chemistry. Namun, pemilihan tanda
yang sebenarnya untuk kerja dan yang lainnya digunakan dalam empat
edisi yang pertama dari teks ini berlawanan, dan ruas kanan dari
perssamaan (2) kemudian ditulis Q – W.
Dimana Ut adalah total energi dalam dari sistem.Persamaan (3) berlaku
untuk proses-proses yang meliputi perubahan yang terbatas pada energi
dalam dari sistem. Untuk perubahan yang berbeda :
dU t = dQ + dW……………………………………….persamaan 16
Kedua persamaan ini berlaku untuk sistem tertutup yang
mengalami perubahan hanya pada energi dalam.Sistem bisa jadi
bermacam-macam, dan harga Q, W, dan Ut untuk seluruh sistem harus
ditetapkan secara jelas.

16
Semua istilah pada Persamaan (3) dan (4) membutuhkan gambaran
dalam unit yang sama. Pada SI sistem unit energi adalah joule.Unit energi
lain yang biasa digunakan adalah kalori, ft lbf, dan Btu.
Properti-properti seperti volume Vt dan energi dalam Ut tergantung
pada jumlah material pada sistem; dan disebut ekstensif.Sebaliknya ,suhu
dan tekanan, yang merupakan koordinat prinsip termodinamik untuk fluida
homogen,tidak tergantung pada jumlah material dan dikenal sebagai
properti intensif.Sebuah gambaran alternative untuk property ekstensif
pada sistem homogen seperti Vt dan Ut adalah :
V t= m V atau V t= n V dan Ut=mU atau U t= n U
Dimana symbol V dan U biasanya menunjukkan volume dan energi
dalam dari sejumlah unit material termasuk unit massa atau
mol.Semuanya disebut property spesifik atau molar, dan mereka adalah
intensif,tidak tergantung jumlah material.
Walaupun Vt dan Ut sistem homogen yang dapat berubah-ubah
ukuran adalah property ekstensif,spesifik dan volume molar V (atau
densitas) dan spesifik dan energi dalam molar U merupakan intensif.
Persamaan kesetimbangan energi secara umum pada suatu
system yang mengalami proses diekspresikan dengan :
E masuk – E keluar = ∆E sistem
Dalam laju ( per satuan waktu ) di ekspresikan dengan :
E masuk – E keluar = dE sistem/dt
Dalam bentuk diferensial
ɗE masuk - ɗE keluar = dE sistem
perubahan energi internal pada suatu siklus bernilai 0, karena keadaan
awal identic dengan keadaan akhir. Dan dalam siklus system tertutup
berlaku :
Went.keluar – Went.masuk
Dengan perjanjian tanda, maka persamaan kesetimbangan energi untuk
system tertutup adalah
Qnet,masuk – Went,keluar = ∆Esistem

17
Perubahan energi system biasanya disebut sebagai perubahan energi
internal system ∆U
Jika lajunya konstan, maka :
Q = Q∆t, W = w∆t, dan ∆E = (dE/dt) ∆t………………..persamaan 17
Kesetimbangan energi dapat juga dinyatakan dalam energi per satuan
massa yaitu :
ein – eout = ∆esistem (kj/kg)…………………………persamaan 18
Kesetimbangan energi pada suatu sistem didasarkan pada
prinsip/hukum kekekalan energi, yaitu bahwa energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. Kesetimbangan energi akan berkesinambungan
dengan prinsip kesetimbangan massasehingga prinsip perhitungan yang
digunakan kesetimbangan energi mirip dengan kesetimbangan massa
Perhitungan kesetimbangan panas hampir sama dengan
kesetimbangan massa (Topik 2) dimana jumlah panas yang masuk ke
dalam sistem harus sama dengan panas yang meninggalkan
sistemSeperti halnya perhitungan kesetim- bangan massa, penyelesaian
masalah kesetimbangan panas juga akan lebih mudah diilustrasikan
dalam bentuk diagram aliran proses yang melibatkan panasmulai dari
panas masuk ke dalam sistem hingga meninggalkan sistemSecara
sederhana, prinsip dasar dari kesetimbangan energi dapat dinyatakan
dengan persamaan 1 berikut:
Energi masuk = energi keluar + akumulasi di dalam sistem
Dalam kondisi steady state dimana terjadi akumulasi energi di
dalam sistem, maka persamaan di atas dapat disederhanakan lagi
sebagai berikut:
Energi yang masuk = energi yang keluar
Secara rinci tahapan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan
kasus kesetimbangan energi adalah sebagai berikut :
1. Gambarlah diagram yang mencerminkan proses, kemudian
lengkapi dengan informasi-informasi baik input maupun output
yang tersediaDalam hal ini batas dari sistem dapat merupakan

18
batas yang nyata (misalnya dinding dari mesin blansir) atau
batas yang imaginer
2. Tetapkan sistem dengan titik-titik yang mengelilingi sistem
tersebut
3. Gunakanlah simbol atau huruf tertentu untuk mengidentifikasi
variabel-variabel yang tidak diketahui
4. Buatlah persamaan kesetimbangan energi dan massa (total dan
komponen) dan selesaikanlah dengan menggunakan
persamaan matematika Gunakan Tabel tekanan uap bila
diperlukan Gunakan juga suhu referensi dalam proses
perhitungan bila diperlukan.

1.5. Keadaan termodinamika dan fungsi keadaan


Dikutip dari buku smith, J.M van ness, H.C 2005 Istilah energi
dalam pada sebelah kiri mewakili perubahan keadaan internal atau
keadaan thermodinamika dari sistem. Energi dalam ini adalah
keadaan yang diwakili oleh properti thermodinamikanya, diantaranya
adalah suhu, tekanan dan massa jenis. untuk sebuah zat homogen
yang murni jika dua dari properti ini telah ditetapkan maka secara
otomatis semua properti yang lain juga ditetapkan, dan jadi
menentukan keadaan thermodinamikanya.

GAMBAR 1.2
KEADAAN TERMODINAMIKA TERHADAP SISTEM DAN LINGKUNGAN
Diferensial dari panas dan kerja adalah tidak berubah, tetapi
perubahannya dalam jumlah yang sangat kecil. Ketika diintegrasikan,

19
perbedaan tersebut tidak memberikan batas perubahan, tetapi
memberikan suatu jumlah yang terbatas. Jadi,
∫ dQ = Q dan ∫ dW = W…………………………………persamaan 19
Untuk sistem tertutup jumlah dari Q+W adalah sama untuk seluruh proses.
Ini merupakan basis untuk mengidentifikasi energi dalam sebagai suatu
fungsi keadaan (state function).

1.6. kesetimbangan
Suatu benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan
termodinamik bila nilai dari besaran- besaran keadaan makroskopiknya
tidak lagi berubah dalam jangka waktu yang cukup lama. Ter- modinamika
hanya akan meninjau besaran-besaran keadaan setelah sistem berada
dalam kesetim- bangan termodinamik. Bahkan besaran-besaran
termodinamika hanya terdefinisi dalam keadaan kesetimbangan
termodinamik. Termodinamika tidak meninjau proses bagaimana suatu
sistem berubah mencapai kondisi kesetimbangan termodinamiknya,
karena itu tidak ada variabel waktu dalam relasi-relasi termodinamika.
Kondisi kesetimbangan termodinamika jelas adalah suatu yang
sangat jauh dari realita, karena bagaimanapun suatu benda tidak akan
dapat lepas dari interaksinya dengan lingkungan, sehingga tidak mungkin
nilai besaran-besaran makroskopiknya benar-benar tidak berubah. Tetapi
kon- disi mendekati kesetimbangan termodinamika sudah cukup untuk
dapat diterapkannya relasi-relasi termodinamika. Sebagai contoh hukum
radiasi benda hitam dapat diterapkan pada matahari ataupun bintang
walaupun mereka tidak benar-benar dalam keadaan kesetimbangan
termodinamik. Sehingga dengan menganalisa spektrum gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan matahari ataupun bintang, dapat
diduga besar temperatur permukaannya.

Tabel 1.3
Jenis Pengertian Rumus

20
kesetimbangan
Kesetimbangan Proses yang menunjukan
Termal bahwa dua system yang
bersentuhan satu sama
lain memiliki suhu yang
seragam dan berhenti Q = m x c x ΔT
untuk bertukar energi
melalui panas.
Kesetimbangan Kesetimbangan mekanik
mekanik terjadi apa bila tidak ada
gaya yang tak berimbang
di bagian dalam system, dF=pdA; p= dF / dA
dan juga antar system dan
lingkungan nya.

Kesetimbangan Jika partikel terletak pada
∑ F =0
jumlah partikel bidang XY dan gaya-gaya ❑

yang bekerja diuraikan


dalam komponen sumbu X
dan sumbu Y

Kesetimbangan termal
Dua benda dikatakan berada dalam keadaan kesetimbangan
termal bila dalam kondisi adanya ke- mungkinan interaksi antara partikel
kedua sistem, tidak ada lagi total perpindahan energi panas antara
keduanya (tidak tampak lagi perubahan keadaan makro pada kedua
benda). Bila benda A berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
B, serta benda B berada dalam kesetimbangan termal dengan benda C,
maka benda A akan berada dalam kesetimbangan termal dengan benda
CRelasi kesetimbang termal adalah suatu relasi ekuivalensi, sehingga
seseorang dapat mengelom- pokkan benda-benda yang berada dalam
keadaan setimbang termal dan memberi parameter yang menunjukkan hal

21
itu. Fakta empiris ini dikenal sebagai hukum termodinamika ke nol. Benda-
benda yang berada dalam keadaan kesetimbangan termal satu sama lain,
didefinisikan memiliki temperatur yang sama. Dua benda yang berada
dalam keadaan kesetimbangan termal akan memi- liki temperatur yang
sama. Jadi hukum termodinamika ke-nol ini tidak lain adalah pernyataan
tentang adanya besaran temperatur.
Kesetimbangan termal terdiri dari mengatur suhu dua benda yang
berada pada suhu yang berbeda di mana tubuh yang memiliki lebih
banyak suhu, memberikan sebagian energinya ke tubuh yang memiliki
suhu lebih sedikit hingga mereka sama. Ini adalah keadaan di mana suhu
tubuh cocok, yang pada awalnya memiliki suhu berbeda. Ketika ini terjadi,
aliran panas antara tubuh ditangguhkan, sehingga mencapai
keseimbangan yang benar.
Kontak termal merupakan konsep penting yang berkaitan dengan
kesetimbangan termal. Beberapa sistem yang dianggap berada dalam
kontak termal jika mereka mampu mempengaruhi suhu yang lain. Jika
botol soda akan dihapus dari kulkas dan ditempatkan di meja dapur, yang
pada suhu kamar, meja dan botol soda berada dalam kontak termal.
Energi panas dari meja mengalir ke dingin botol soda. Akhirnya, suhu
mereka akan sama dan mereka akan berada dalam keadaan
kesetimbangan termal.
Contoh kesetimbangan termal :
Ketika pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan menggunakan
termometer. Durasi yang harus dimiliki oleh termometer ketika
bersentuhan dengan tubuh untuk mengukur dengan tepat derajat suhu
adalah karena waktu yang diperlukan untuk mencapai
kesetimbangan termal.
Kesetimbangan mekanik
Sebelum mendefinisikan kesetimbangan mekanik, perlu
didefinisikan terlebih dahulu besaran tekanan p. Bila ditinjau suatu bagian
dari sistem yang dibatasi dengan suatu dinding pembatas (tidak harus

22
berupa dinding sesungguhnya, dapat hanya berupa dinding andaian).
Pada dinding tersebut se- cara umum akan ada gaya dari sistem (atau
bagian sistem) yang bekerja ke bagian di sebelah luar dinding. Gaya
tersebut secara umum dapat diuraikan menjadi komponen yang sejajar
dan yang tegak lurus permukaan dinding. Karena komponen gaya yang
tegak lurus permukaan diberikan oleh sistem yang terdiri dari banyak
partikel, maka nilainya secara umum sebanding dengan luas permukaan
dinding. Tekanan tidak lain adalah konstanta kesebandingan antara gaya
tegak lurus dinding dan elemen luas permukaan, sehingga untuk elemen
gaya dF dan elemen luas permukaan dA dapat di tuliskan
Bila antara sistem dan lingkungan terdapat kesetimbangan
sedemikian sehingga tidak ter- jadi perubahan (makroskopis) volume
sistem dan lingkungan, maka dikatakan bahwa sistem dan lingkungan
berada dalam keadaan kesetimbangan mekanik. Dalam kondisi
kesetimbangan mekanik, sistem dan lingkungan akan memiliki nilai
tekanan p yang sama.
Contoh kesetimbangan mekanik : Contoh lain dari kesetimbangan
mekanis adalah seseorang menekan pegas ke titik yang ditentukan. Dia
dapat mendorongnya ke sembarang titik dan menahannya di sana, pada
titik mana beban tekan dan reaksi pegas sama. Dalam keadaan ini sistem
berada dalam kesetimbangan mekanik. Ketika gaya tekan dihilangkan,
pegas kembali ke keadaan semula.
Kesetimbangan jumlah partikel
Bila antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran partikel,
maka jumlah partikel dalam sistem tidak tetap. Tetapi bila jumlah partikel
yang keluar dari sistem dan yang masuk ke dalam sistem secara rerata
sama, maka terdapat kesetimbangan jumlah partikel antara sistem dan
lingkun- gan. Ketika itu antara sistem dan lingkungan dikatakan memiliki
nilai potensial kimia yang sama.
Contoh soal :

23
1). 1 mol besi (Fe) mengandung 6,02×1023 atom. Berapakah jumlah atom
besi yang terdapat dalam 2 mol besi?
Penyelesaian :
Diketahui :
Jumlah atom dalam 1 mol besi =6,02×1023.
Ditanyakan :
Jumlah atom dalam 2 mol besi.
Menentukan jumlah atomnya,
1 mol besi =6,02×1023 atom besi
2 mol besi =2×6,02×1023=12,05×1023 atom besi.
Jadi, 2 mol atom besi mengandung 12,04×1023 atom besi.

1.7. Aturan fase dan perubahan fase


(masykuri, 2010) Aturan fase adalah mengatur hubungan antara
jumlah komponen ( C ), jumlah fasa ( P ) dan derajat kebebasan suatu
system ( F ). Di dalam aturan fasa hal yang harus kita ketahui adalah
fase, komponen, dan derajat kebebasan.
Dimana penurunanya :
Phase (p)
“ state matter which is uniform throughout not only in chemical
compesition but also in physical state”
Suatu fase adalah sebuah kehomogenan bagian dari bahan. Suatu
gas atau campuran dari beberapa gas, suatu cairan atau larutan cair,
dan kristal padat adalah contoh dari fase. Suatu fase tidak butuh
kekontinyusan; contoh dari ketidakkontinyusan fase adalah suatu gas
disebarkan sebagai gelembung dalam suatu cairan, cairan disebarkan
sebagai droplet dalam cairan lain yang immisibel, dan kristal padat
disebarkan dalam salah satu dari gas atau cairan.
Fasa adalah bagian dari system yang bersifat homogen dan
dipisahkan dari bagian system yang lain dengan batas yang jelas, fasa
juga dapat di definisikan sebagai bagian system yang

24
 Homogen dan dipisahkan oleh batas yang jelas
 Sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian system lain
 Dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain system itu
Faktor tak tetap pada aturan fase adalah property intensif yang
berdiri sendiri dan merupakan fase individu. Jadi aturan fase memberikan
infomasi yang sama untuk besar kecilnya system dan perbedaan relative
jumlah fase sekarang.
Contoh dari fasa yaitu kesetimbangan air dan uapnya , air, alcohol
dan uapnya, system satu fasa yaitu dua cairan yang bercampur homogen
Contoh soal kesetimbangan fase :
Tekanan uap air pada suhu 25°c adalah 23,76 mmHgJika pada suhu
yang sama,kedalam 900 mL air ditambahkan urea (Mr: 60 gr/mol)tekanan
uap larutan menjadi 22,84 mmHgPenurunan tekanan uap larutan tersenut
adalah....?
Jawab:
Diketahui:
T = 25°c
po 23,76 mmHg.
V = 900 mL
Mr= 60 gr/mol
P = 22,84 mmHg.

Ditanya = AP...? AP = P°- P


=23,76 mmHg -22,84 mmHg
= 0,92 mmHg
Jadi penurunan tekanan uap larutan tersebut adalah 0,92 mmHg
Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang mempunyai peran
penting di dalam keseluruhan aspek berlangsungnya suatu proses dalam
pencapaian suatu tujuan di dalam sistem. Jumlah komponen sama
dengan jumlah spesies ( konstituen ) kimia bebas dikurangi jumlah
persamaan reaksi dan kesetimbangan kimia yang terjadi

25
Contoh nya :
CaCO3(s) CaO 9(s) + CO2 (g)
J.W.Gibbs memberikan formula yang disebut dengan hukum fase
gibbs, dimana :

P+F=C+N ……….persamaan 20

P = jumlah fase
F = derajat kebebasan
C = jumlah komponen sistem
N = jumlah variable non komponen
Misal : sistem Cu – Ag
Tekanan konstan N = 1 (hanya temperatur variabel non komposisi)
P + F = 2+1= 3
F=3–P
Jika fasenya = fase tunggal (α atau β atau γ), sehingga P = 1
F=3–1=2
Jadi F = 2 Artinya bahwa untuk menerangkan karakteristik paduan
pada fase tunggal, kita harus menentukan 2 parameter yaitu komposisi
dan temperatur
(donev, 2017) Perubahan fase adalah Ketika materi berubah dari
satu keadaan ( padat, cair, gas, plasma ) ke keadan lainya, perubahan
ini terjadi Ketika energi yang cukup disuplai ke system ( atau energi yang
hilang ) dan juga terjadi Ketika tekanan pada system diubah. Suhu dan
tekanan dimana perubahan ini terjadi berbeda tergantung pada sifat
kimia dan fisik system. Energi yang terkait disebut panas laten.
Perubahan Fasa meruapakan efek dari adanya salah satu sifat
fisika zat, yaitu wujud. Sifat fisika zat sendiri ialah sifat yang dapat
diamati secara langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya wujud,
warna, kelarutan, daya hantar listrik, dan kemagnetantitik lebur dan titik
didih. Secara harfiah, perubahan fasa terjadi saat sebuah zat berubah

26
dari satu wujud ke wujud yang lain. Misalnya dari gas ke cair, cair ke
padat, padat ke gas, dan sebaliknya. Setiap proses melibatkan panas,
baik panas itu dilepas oleh zat ataupun diterima oleh zat, tapi tidak
melibatkan perubahan temperatur.
Contoh soal perubahan fase :
Hitunglah efek pada potensial kimia, pada penambahan tekanan dari
1,00 bar menjadi 2,00 bar terhadap es dan air pada °C temperature 0
(rapatnya adalah 0,917 g cm'dan 0,999 g cm³
Pembahasan:
Perubahan potensial yang tak dimamfaatkan adalah
Ap=V Ap
Volume molar es dan air (dengan massa molar 18,02 g mol")
adalah 19,7 cm mol'dan 18,0 cmmolOleh karena itu
Ap (es) = 1,97 * 10 mmol 1,00 × 105 Pa
= +1,97 Jmol Ap (air) = 1,80 x
10 mmol 1,00 * 10 Pa
= +1,80 Jmol

GAMBAR 1.3
DIAGRAM TRANSISI FASE
Diagram ini menunjukkan nomenklatur untuk transisi fase yang
berbeda-beda Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan pada
perbedaan dalam hubungan antarmolekul.Dalam keadaan padatan gaya-
gaya intermolekul menjaga molekul- molekul berada dalam hubungan

27
spasial tetap.Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga molekul
tetap berada berdekatannamun tidak ada hubungan spasial yang
tetapDalam keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antar
molekul relatif tidak memengaruhi gerakannya.

1.8. Proses reversible dan irreversible


Siklus reversible
Sebuah proses, dimana perubahan dalam arah sebaliknya, akan
membalik proses seutuhnya, dikenal dengan proses reversibel. Sebagai
contoh, jika selama proses termodinamika dari keadaan 1 ke 2, kerja
yang dilakukan oleh gas adalah W1-2, dan kalor yang diserap adalah
Q1-2. Sekarang jika kerja dilakukan pada gas sebesar W1-2 dan
mengeluarkan kalor sebesar Q1-2, kita akan membawa sistem kembali
dari keadaan 2 ke 1, proses disebut reversibel
Proses termodinamika reversible jika proses tersebut dapat kembali
ke keadaan semula sehingga system dan lingkungan kembali ke
keadaan semula, tanpa perubahan lain di tempat lain alam semesta. Ini
berarti baik system dan lingkungan dikembalikan ke keadaan awal pada
akhir proses terbalik.
Pada gambar di bawah, system telah mengalami perubahan dari
keadaan 1 ke keadaan 2. Proses reversible dapat membalik sepenuhnya
dan tidak ada jejak yang tersisa yang menunjukan bahwa system telah
mengalami perubahan termodinamika. Selama proses reversible, semua
perubahan dalam kondisi yang terjadi dalam system berada dalam
kesetimbangan termodinamika satu sama lain.

28
GAMBAR 1.4
Proses reversible

Proses reversible secara internal


Proses ini dapat dibalik secara internal jika tidak ada irreversibilitas
yang terjadi dalam batas-sistem. Dalam proses proses ini, suatu system
mengalami melalui serangkaian keadaan kesetimbangan, dan Ketika
proses terbalik, system melewati persis kondisi keseimbangan yang
sama sambil kembali ke keadaan awal.
Proses reversible secara eksternal
Dalam proses reversible seacar eksternal, tidak ada irreversibilitas
yang terjadi luar batas system selama proses. Perpindahan kalor antara
reservoir dan system adalah proses yang dapat dibalik secara eksternal
jika permukaan kontak antara system dan reservoir berada pada suhu
yang sama. Suatu proses dapat dibalik hanya jika memenuhi dua syarat :
1. Gaya disipatif harus tidak ada
2. Prosesnya harus terjadi dalam waktu kecil yang tak terbatas.
Pada proses reversible, seharusnya tidak ada kerugian panas
karena gesekan, radiasi atau konduksi, siklus akan reversible jika semua
proses yang membentuk siklus adalah reversible. Maka pada siklus
reversible, kondisi awal dicapai kembali pada akhir siklus.
Siklus irreversible
Sebagaimana telah disebut di atas bahwa jika perubahan dalam
arah sebaliknya, akan membalik proses seutuhnya disebut sebagai
proses reversibel. Tetapi jika perubahan tidak membalik proses, maka
disebut proses ireversibel. Pada proses ireversibel, terjadi kerugian
panas karena gesekan, radiasi atau konduksi. Dalam keadaan di

29
lapangan, sebgai besar proses adalah ireversibel. Penyebab utma
ireversibel adalah : (1) gesekan mekanik dan fluida, (2) ekspansi tak
tertahan, (3) perpindahan panas dengan perbedaan temperatur tertentu.
Lebih jauh, gesekan akan merubah kerja mekanik menjadi panas. Panas
ini tidak bisa dirubah kembali dalam jumlah yang sama ke dalam kerja
mekanik. Sehingga jika ada gesekan di dalam proses maka proses
adalah ireversibel. Sebuah siklus adalah ireversibel jika ada proses
ireversibel pada proses-proses pada siklus tersebut. Maka pada siklus
ireversibel, kondisi awal tidak didapati pada akhir siklus
Contoh reaksi satu arah (irreversible) yaitu :
a. Reaksi antara NaOH dan HCl menghasilkan NaCl dan air
b. Reaksi pembakaran kertas menjadi abu
c. Reaksi pembakaran bensin menghasilkan asap
d. Logam Na dimasukkan ke dalam air
e. Logam Mg dimasukkan ke dalam larutan HCl

Contoh reaksi bolak balik atau reversible adalah :


a. Reaksi pembuatan amonia dari gas nitrogen dan hidrogen
b. Proses pembuatan H2SO4 dalam industri
c. Pengaturan pH di dalam plasma darah yang mengandung H2CO3
d. Siklus oksigen di dalam tubuh

1.9 problem
1. Gas yang berada didalam sistem di beri kalor sebesar 200 joule.
Setelah itu gas diberi usaha sebesar 125 joule. Berapakah
perubahan energi dalam gas?
Diketahui
Q = 200 joule (menyerap)
W = -125 joule (dikenai kerja)
Ditanyakan: ∆U…?
Jawab:

30
∆U = Q-W
= 200- (-125)
= 325 joule
Terjadi kenaikan energi didalam sistem sehingga perubahan enegi
tersebut menjadi 325 joule.
2. Berapa panas yang harus diberikan untuk memanaskan air dari
27⁰C menjadi 60⁰C pada tekanan 1 atm?
Diketahui : T1 = 27⁰C
T2 = 60⁰C
P = 1 atm
Ditanyakan : Q ?
Jawab : Qs = ∆H
= [H60⁰-H27⁰]
= 251,13 kj/kg – 113,25 kj/kg
= 137,88 kj/kg
3. 1 mol besi (Fe) mengandung 6,02 x 1023 atom. Berapakah jumlah
atom besi yang terdapat dalam 2 mol besi?
Diketahui : jumlah atom dalam 1 mol besi = 6,02 x 1023
Ditanyakan : - jumlah atom dalam 2 mol besi?
-Menentukan jumlah atomnya?
Jawaban : - 1 mol besi = 6,02 x 1023 atom
2 mol besi = 2 x 6,02 x 1023 = 12,05 x 1023 atom besi
Jadi, 2 mol atom besi mengandung 12,05 x 1023 atom besi
4. Apakah reaksi perkaratan besi merupakan reaksi reversible?
Jawaban : karena perkaratan besi merupakan contoh reaksi
ireversibel, sedangkan reaksi irreversibel merupakan reaksi satu arah,
tidak setimbang, dan sesungguhnya tidak ada reaksi kimia yang betul
betul tidak dapat balik. Sedangkan reaksi reversible adalah reaksi yang
dapat balik dan setimbang.

31
Glossary of symbols

 m Massa

 v Percepatan Benda
 F Derajat kebebasan
 g percepatan Gravitasi

 h ketinggian Benda

32
 Q Kalor

 K Konstanta
 W Usaha

 U Energi Dalam
 ṁ Laju Aliran massa
 Cp Kapasitas Panas
 T Temperatur
 P Tekanan

Refrences

33
aku pintar. (2023). Fisika Termodinamika. PT.Aku
Pintar Indonesia.
https://akupintar.id/belajar/-/online/materi/modul/
11/fisika/termodinamika/sistem-sistem-
termodinamika/493349

Alwan, H. (2019). Model Gasifikasi Biomassa


Menggunakan Pendekatan Kesetimbangan
Termodinamika Stoikiometris Dalam
Memprediksi Gas Produser. Jurnal Integrasi
Proses, 8(1), 31-38.
Balmer, R. T. (2011). Modern Engineering Thermodynamics.
Academic Press is an imprint of Elsevier.
Campbell. (2022). Hukum Transformasi Energi, Hukum
Termodinamika 1 dan
Dahm, K., & Visco, D. (2014). Fundamentals of Chemical
Engineering Thermodynamics.
https://books.google.com/books?
id=ILsTCgAAQBAJ&pgis=1
Lohat, A. (2023). hukum thermodinamika 1.
Garumuda.Net.https://gurumuda.net/hukum-i-
termodinamika.htm
Nur, M. (2011). Fisika Plasma dan Aplikasinya.
Sari, R. A., Firdaus, M. L., & Elvia, R. (2017).
Penentuan Kesetimbangan, Termodinamika
dan Kinetika Adsorpsi Arang Aktif Tempurung
Kelapa Sawit pada Zat Warna Reactive Red
dan Direct Blue. Alotrop, 1(1).
Siagian, R. C., Alfaris, L., Nurahman, A., & Sumarto,
E. P. (2023). Termodinamika Lubang Hitam:
Hukum Pertama Dan Kedua Serta Persamaan
Entropi. Jurnal Kumparan Fisika, 6(1), 1-10.
Smith, J. M. (Joseph M., Van Ness, H. C. (Hendrick
C. ., Abbott, M. M., & Swihart, M. T. (Mark T.
(2018). Phase Equilibrium : Introduction. In
Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics.

34
2. Studocu.https://www.studocu.com/id/document/
universitas-negeri- semarang/biology/hukum-transformasi-
energi-hukum-termodinamika-1- dan-2-serta-tatanan-dan-
gangguan-biologis/38510188
Syamsir, E., Kusnandar, F., & Hariyadi, P. (1999).
Termodinamika dan Kesetimbangan Energi.
Warokka, A., & Boedi, S. D. (2020). Termodinamika
Teknik.

35

Anda mungkin juga menyukai