Keumumanya
1. Energi Kinetik
2. Energi Potensial
3. Energi Dalam
Jenis Energi
Keumumanya
1. Energi Kinetik
Keumumanya
1. Energi Kinetik
Keumumanya
digunakan oleh ahli kimia, awalnya didefinisikan sebagai
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
1. Energi Kinetik
satu gram air dengan satu derajat Celcius.
ENERGI POTENSIAL
Energi benda yang berkaitan dengan
kedudukan benda tersebut dengan gaya, disini
adalah gaya gravitasi bumi.
:Materi
:Kalor
Perubahan energi dalam reaksi kimia dapat
dipahami melalui perubahan-perubahan energi
yang terjadi terhadap lingkungan atau terhadap
sistem
KALOR (joule)
diapahami sebagai energi panas
KERJA (dalam joule)
Dalam reaksi kimia, kebanyakan kerja dilakukan oleh
sistem adalah kerja melawan tekanan luar akibat
perubahan volume sistem (kerja tekan volume)
dV
a. W = - p dV
- 0 (0,6-0,2) L
=0
b. W = -(1,2 atm) (0,6-0,2 L) L
= - 4,8 L. atm
= -4,9 x 102 Joule
D. Entalpi reaksi kimia
Entalpi ........?
D. Entalpi reaksi kimia
Perubahan nilai dari variabel yang termati pada reaksi
kimia umumnya adalah perubahan kalor, perubahan
suhu dan perubahan tekanan.
Tetapi
Untuk reaksi yang melibatkan gas, atau
yang menghasilkan gas, perubahan
volume tidak dapat diabaikan. Sehingga
∆H ≠ ∆E
CONTOH:
1. Diberikan suatu persamaan termokimia
Na(s) + 2H2O(l) NaOH(aq) + H2(g) ∆H = - 367,5 kJ
54
Gambar 1. Reaksi Eksoterm dan
Reaksi Endoterm
55
Gambar 2. Diagram Tingkat Reaksi
56
Perubahan Entalpi Standar (∆H˚)
Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada
temperatur 298 K dan tekanan 1 atmosfer
disepakati sebagai perubahan entalpi standar.
Persamaan Termokimia.
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang
dilengkapi dengan harga perubahan entalpi (∆H). Persamaan
termokimia selain menyatakan jumlah mol reaktan dan
jumlah mol produk, juga menyatakan jumlah kalor yang
dibebaskan atau diserap pada reaksi itu dalam satuan kJ
atau dalam molar kJ/mol.
57
Jenis-jenis Perubahan Entalpi Standar (∆H˚)
1. Perubahan entalpi pembentukan standar (ΔH˚f
= standard entalphy of formation).
2. Perubahan entalpi penguraian standar (ΔH˚d =
standard entalphy of decomposition).
3. Perubahan entalpi pembakaran standar (ΔH˚c
= standard entalphy of combustion).
4. Perubahan entalpi pelarutan standar (ΔH˚s =
standard entalphy of solubility).
58
Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔH˚f)
Perubahan entalpi pembentukan standar adalah
perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya pada keadaan
standar. (temperatur 298, tekanan 1 atm).
59
Perubahan Entalpi Penguraian Standar (ΔH˚d)
Perubahan entalpi penguraian standar
adalah perubahan entalpi pada penguraian
1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya
pada keadaan standar.
60
Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (ΔH˚c)
Perubahan pembakaran standar adalah
perubahan entalpi pada pembakaran
sempurna 1 mol unsur atau senyawa dalam
keadaan standar.
61
Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (ΔH˚s)
Perubahan entalpi pelarutan standar
adalah perubahan entapi pada
pelarutan 1 mol zat menjadi larutan
encer.
Contoh :
1. NaOH(s) --------→ NaOH(aq) +H2O(l)
62
Menentukan Harga Perubahan Entalpi
1. Menentukan harga perubahan entalpi dengan kalorimeter.
Kalorimeter adalah suatu alat untuk mengukur jumlah kalor yang
diserap atau dibebaskan sistem.
Q = m.c.∆t
Keterangan :
Q = kalor yang diserap atau dikeluarkan
m = massa zat
∆t = perubahan temperatur
c = kalor jenis
63
Menentukan Harga Perubahan Entalpi
2. Menentukan harga perubahan entalpi dengan
menggunakan hukum Hess.
Hukum Hess “ perubahan entalpi reaksi hanya
tergantung keadaan awal dan keadaan akhir
sistem yang tidak tergantung pada jalannya
reaksi.
Kegunaan hukum Hess ialah untuk menghitung
∆H yang sukar diperoleh melalui percobaan.
64
Gambar 3. Reaksi Pembentukan Gas CO2
∆H3 = -393,5kJ
C + O2 CO2
CO + ½O2
65
Gambar 4. Diagram Tingkat Reaksi
Pembentukan Gas CO2
0
C + O2 keadaan awal
∆H1 = -110,5 kJ
CO + ½O2
-110,5
∆H3 = -393,5 kJ
CO2∆H2 = -283kJ
keadaan akhir
-393,5
66
Menentukan Harga Perubahan Entalpi
3. Menetukan harga perubahan entalpi dengan
menggunakan entalpi pembentukan.
a PQ + b RS → c PS + d QR
reaktan produk
∆H = (c. ∆H˚f PS + d. ∆H˚f QR) –
(a. ∆H˚f PQ + b. ∆H˚f RS)
67