Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eugenia Lizandra Noratika

NIM : 161201099
Kelas : HUT 2D
Judul : Pengukuran Transpirasi Tanaman Media Semai

Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat
kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang
hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah
hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi
juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara
kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi
bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran
massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena
difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi
mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan
tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun.
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang
ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas.
Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan
panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya
langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan,
semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1) Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun
secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula
hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata.
2) Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang
udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari
dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui
stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal
evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap
air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3) Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini
adalah 0,1%

B. Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya
adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan
dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium
untuk menaksir laju transpirasi :
1. Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru
cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila
menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup
dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk
mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari
bagian daun yang ditutup kertas.
2. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila air
tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang
dikeluarkan oleh transpirasi.
3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana
tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam
pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat
dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan
penimbangan langsung.

C. Faktor yang mempengaruhi transpirasi


Faktor dalam adalah:
1. Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata
tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada
pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun
yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5. Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh
tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume
tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen.

Faktor luar adalah :


1. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan
gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi.
Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar
berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur
sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian
memperbesar transpirasi .

2. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada
dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara,
tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu
udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu
didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun.
Kenaikan tempratur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar
daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan
uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan
mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian
itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau
dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar
daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke
konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat
transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu
mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari
molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalika
transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap
air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju
neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan
menurun dengan meningkatnya kelembaban udara
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa
pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih
ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di
dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju
transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar
permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh,
maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara
yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena
lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar
permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus
ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama
adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah
tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun.
Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh
lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin
sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk
meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk
mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara
keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi
5. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu
tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari
akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika
kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah
ke dalam akar menjadi lebih lambat.

D. Mekanisme transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel
yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air
ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap
air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari
xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang
menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap
berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan
atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air
dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat
utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan
terbukanya stomata.
E. Kegunaan dan kerugian transpirasi
1. Kegunaan transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa
garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan
penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah
karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan
air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, membuang
kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur
bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun.
pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi,
laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara
optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi
matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka
peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.

2. Kerugian transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas, penyerapanair tidak
mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.

F. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi
apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada
daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah.
Perbedaan transpirasi dan evaporasi yaitu :
Transpirasi Evaporasi
1. Proses fisiologis yang termodifikasi 1. Proses fisiologis murni
2. Diatur bukaan stomata 2. Tidak diatur bukaan stomata
3. Diatur beberapa macam tekanan 3. Tidak diatur oleh tekanan
4. Terjadi di jaringan hidup 4. Tidak terbatas pada jaringan hidup
5. Permukaan sel basah 5. Permukaan yang menjalankannya
menjadi kering.

G. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman
melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air
(vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang
penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan
seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi
adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan
dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi
terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke
atmosfer. Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan
ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai