Anda di halaman 1dari 1

EFEKTIVITAS PENERAPAN AMDAL DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

HIDUP PADA PEMBANGKIT LISTRIK DI BALI – STUDI KASUS PLTD/G


PESANGGARAN

Instansi yang melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan pemantauan lingkungan PLTD/G Pesanggaran adalah BLH Kota
Denpasar, BLH Provinsi Bali, dan Pusa Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali Nusra (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia).

Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik pada era globalisasi menjadi
kebutuhan pokok di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Strategi Pemecahan Masalah c. Pengelolaan untuk kualitas air dilakukan dengan membuat IPAL,
membuat bak penampungan limbah cair, dan pengolahan limbah
cair.
Dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, d. Pengelolaan limbah padat dilakukan antara lain dengan
maka kebutuhan akan energi listrik juga akan meningkat. menyediakan tempat sampah terpisah, melakukan 3R, menyimpan
Menurut RUPTL PLN 2016-2025 (2016), kebutuhan energi Beberapa upaya yang dilakukan oleh PLTD
limbah B3 di tempat penyimpanan yang sudah disediakan dan
listrik di Indonesia akan meningkat 8,2% per tahun dan di Pesanggaran dalam mengendalikan dampak lingkungan, bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki izin untuk
Bali sendiri akan meningkat sebesar 7,7% per tahun. pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah sebagai pengolahannya, dan melakukan composting untuk limbah padat
Pemadaman listrik yang sering terjadi setahun belakangan berikut: organik.
ini di Bali akibat rusaknya kabel transmisi listrik bawah laut a. Pengelolaan dampak kualitas udara dilakukan dengan e. Pengelolaan biota air dilakukan antara lain dengan
yang memasok kebutuhan listrik di Pulau Bali dari Jawa melakukan penghijauan, pemasangan CEMS, pemasangan menyediakan waste water treatment dan oil separator,
menunjukkan adanya ketergantungan pemasokan energi filter di setiap stack, dan pemeliharaan setiap mesin penyediaan TPS limbah B3 untuk oli dan sludge, dan melakukan
listrik di Bali dari Jawa. Pembangunan beberapa pembangkit dan mesin pendukung. treatment pada air yang akan dibuang ke media lingkungan.
pembangkit listrik (power plant) di Bali dilakukan untuk b. Pengendalian kebisingan dengan memasang alat f. Pengelolaan lingkungan dilakukan berkaitan dengan
mengurangi ketergantungan akan energi listrik yang peredam suara pada alat dan gedung pembangkit, kecelakaan dan gangguan kesehatan antara lain dengan
penggunaan APD, penanaman pohon di sekitar pembangkit, penggunaan APD, penetapan SOP, dan penanaman pohon untuk
disuplai dari Jawa. mengurangi penyebaran polusi serta pelaksanaan jaminan
dan pemeliharaan mesin pembangkit.
asuransi kesehatan terhadap pekerja dan masyarakat yang
terkena dampak.

Masalah Pemecahan Masalah


Satu upaya preventif yang dilakukan untuk
Pembangunan dan keberlangsungan menghindari kerusakan lingkungan
kegiatan power plant memberikan tersebut adalah dengan mewajibkan
kepada setiap pelaku industri untuk
dampak positif yaitu bertambahnya memiliki Izin Lingkungan dengan
pengadaan energi listrik yang menyertakan Analisis mengenai Dampak
secara tidak langsung meningkatkan Lingkungan (Amdal), Upaya Pengelolaan
perekonomian, namun juga Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
memberikan dampak negatif berupa Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Melalui
meningkatnya tekanan terhadap dokumen ini dapat diperkirakan dampak
lingkungan, pada akhirnya akan yang akan timbul dari suatu kegiatan
menyebabkan kerusakan lingkungan. kemudian bagaimana dampak tersebut Uji laboratorium untuk air sumur,
dikelola baik dampak negatif maupun beberapa parameter ada yang melebihi
dampak positif. baku mutu pada bulan Juni 2015-2016.

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Hunter, H. M., Mahendra, M. S., dan Dharma, I. S.
Efektivitas Penerapan Amdal Dalam 1. Penerapan Amdal oleh PLTD/G Pesanggaran
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada secara keseluruhan sudah cukup sesuai dengan
dokumen lingkungan. Beberapa kegiatan Uji laboratorium untuk air sungai,
Pembangkit Listrik Di Bali–Studi Kasus Pltd/G beberapa parameter ada yang melebihi
Pesanggaran. Ecotrophic, 11 (1) : 62 - 69 pengelolaan dan pemantauan khususnya baku mutu pada bulan Juni 2015-2016.
kualitas limbah, air, dan emisi perlu
ditingkatkan termasuk dalam hal pelaporan
pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan.
2. Pengawasan pelaksanaan RKL-RPL yang
dilakukan oleh instansi melalui Badan
Lingkungan Hidup dilaksanakan secara
sistematis dan sudah efektif.
3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Untuk itu Beberapa kegiatan pengelolaan dan
pemantauan khususnya kualitas limbah, air, Rencana Tindak
PLTD/G Pesanggaran memiliki nilai efektivitas dan emisi perlu ditingkatkan termasuk dalam
sebesar 94% dan berada pada kelompok atas
dengan nilai rentang 67–100% yang
hal pelaporan pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan. Lanjut
menunjukan bahwa pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan sudah efektif.

Anda mungkin juga menyukai