Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ILMU UKUR TANAH

Disusun Oleh :

MARSELINO SLAT

18012020

POLITEKNIK NEGERI MANADO

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat yang

masih engkau berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini

dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam

administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Manado, 7 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3. Tujuan........................................................................................................ 2

1.4 Manfaat Makalah........................................................................................ 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Instruksional Umum........................................................................ 3

2.2 Peralatan yang diginakan.............................................................................. 4

2.3 Prosedur pengukuran.................................................................................... 9

2.4 Bagian-bagian alat theodolite..................................................................... 14

2.5 Gambar macam-macam alat theodolite...................................................... 16

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................................ 17

3.2. Saran.......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengukuran titik-titik detail dengan metode tachymetri dilakukan setelah pengukuran kerangka
dasar vertical dan pengukuran kerangka dasar horizontal.

Pengukuran titik-titik detail dengan metode tachymetri pada dasarnya dilakukan dengan
menggunakan peralatan dengan teknologi lensa optis dan elektronis digital.

Pengukuran metode tachymetri mempunyai keunggulan dalam hal ketepatan dan kecepatan
dibandingkan denagn metode offset.

Pengukuran metode tachymetri menggunakan alat theodolit, baik yang bekerja secara optis
maupun elektronis digital yang dinamakan dengan total station. Alat theodolit didirikan di atas patok
yang telah diketahui koordinat dan ketinggiannya berdasarkan hasil pengukuran kerangka dasar.
Patok tersebut mewakili titik-titik ikat pengukuran. Titik-titik detail dapat berupa unsur alam atau
unsur buatan manusia.

Data yang diperoleh di tempat alat berdiri meliputi azimuth magnetis, sudut vertical inklinasi
(sudut miring) atau zenith dan tinggi alat. Pada alat theodolite dengan fasilitas total station koordinat
dan ketinggian tinggi titik-titik detail dapat langsung diperoleh dan direkam ke dalam memori
penyimpanan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam
laporan praktik ini kami perlu merumuskan masalah. Maka rumusan permasalahannya adalah sebagai
berikut :

a. Apa itu pengukuran titik-titik detail metode tachymetri?


b. Bagaimana cara pengukuran tachymetri untuktitik bidik horizontal?
c. Bagaimana cara pengukuran tachymetri untuk bidikan miring?
d. Apa itu rambu tachymetri?
e. Apa itu busur Beaman?
f. Apa itu tachymetriswa-reduksi?
g. Bagaimana prosedur di lapangannya?

1.3. Tujuan

Ada pun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengenalkan pengukuran titik-titik detail metode tachymetri


b. Untuk mengetahui cara pengukuran tachymetri untuk titik bidik horizontal
c. Untuk mengetahui cara pengukuran tachymetri untuk bidikan miring
d. Untuk mengenalkan rambu tachymetri
e. Untuk mengenalkan busur Beaman
f. Untuk mengenalkan tachymetri swa-reduksi
g. Untuk mengetahui prosedur di lapangannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa mampu memahami, mendeskripsikan, dan mengaplikasikan cara menentukan


kedudukan planimetris X,Y dan ketinggian Z, dari titik-titik detail yang diukur dari titik ikatnya yang
koordinat titik ikat diperoleh dari pengukuran polygon, sedangkan ketinggian titik ikat di peroleh dari
pengukuran sifat datar vertikal.

1. Mahasiswa mampu mendirikan alat theodolit di atas titik ikat dan mengetengahkan gelembung nivo
alat theodolit dengan prinsip pergerakan 2 sekrup kaki kiap ke arah dalam atau keluar saja dan
pergerakan 1 sekrup kaki kiap ke kiri atau kekanan saja.

2. Mahasiswa mampu membidikkan teropong kearah satu titik detail dan membaca benang atas,
benang tengah, dan benang bawah dari rambu pada titik detail.

3. Mahasiswa mampu melakukan pembacaan sudut horizontal titik detail yang merupakan arah azimut
magnetis dalam bentuk bacaan derajat, menit, dan detik dan mampu pula melakukan pembacaan sudut
vertical titik detail berupa sudut zenith atau sudut miring, dimana sudut zenith = 90-sudut miring
(sudut miring adalah bacaan sudut vertikal garis bidik theodolit terhadap arah bidang nivo di bidang
horizontal sedangkan sudut zenith adalah sudut yang dibentuk dari arah sumbu I yang tegak lurus alat
terhadap bidang nivo terhadap garis bidik target titik detail.

4. Mahasiswa mampu membidik titik-titik yang dianggap titik-titik detail pada arah horizontal
maupun arah vertikal. Informasi pada arah horizontal dan vertikal ini dijadikan data untuk pembuatan
garis kontur, dengan demikian mahasiswa diharapkan mampu membedakan secara visual perbedaan
perubahan slope terrain (permukaan tanah) atau kemiringan tanah.

5. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan data dari hasil pengukuran tachymetri di lapangan dan
diperoleh koordinat planimetris X,Y, dan Z titik-titik detail yang diukur.

2.2 Peralatan yang dibutuhkan

 Pesawat Theodolite (T.O. Wild).


 Statif.
 Unting-unting.
 Benang.
 Rol meter.
 Payung
 Patok (paku).
 Cat dan kuas.
 Catatan daftar pengukuran, alat tulis, dan papan dada.
2.3 Prosedur Pengukuran

a. Urutan pengaturan serta pemakaian :

1. Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan pada pengukuran sipat datar dan
pengukuran poligon, dirikan alat theodolit pada titik(patok) sebagai titik ikat pada awal pengukuran
(patok pertama).

2. Ketengahkan gelembung nivo dengan prinsip pergerakan 2 sekrup kaki kiap ke dalam dan keluar
saja dan 1 sekrup kaki kiap ke kanan atau ke kiri saja.

3. Pada posisi teropong biasa diarahkan teropong titik detail 1 yang telah didirikan rambu ukur di atas
target tersebut, kemudian baca benang atas, benang tengah, dan benang bawah dari rambu ukur pada
titik detail 1 dengan bantuan sekrup ksar dan halus pergerakan vertikal.

4. Bacalah sudut horizontal yang menunjukan azimuth magnetis dari titik detail 1 dan baca pula sudut
vertikal berupa sudut miring atau sudut zenith pada titik detail tersebut. Jika sudut vertikal yang
dibaca relatif kecil antara 0 – 5 derajat maka dapat dipastikan sudut tersebut adalah sudut inklinasi
(miring) dan jika berada di sekitar sudut 90 derajat maka dapat dipastikan sudut tersebut adalah sudut
zenith. Setelah terbaca semua data tersebut kemudian kita pindahkan rambu ukur ke titik detail
berikutnya dan lakukan hal yang sama seperti diatas. Dalam membuat titik detail buatlah sebanyak-
banyaknya sedemikian rupa sehingga informasi dari lapangan baik planimetris maupun ketinggian
dapat disajikan secara lengkap di atas peta.

5. Pindahkan alat theodolit ke titik ikat berikutnya, selanjutnya lakukan pengukuran tachymetri ke
titik-titik detail lainnya.

6. Selanjutnya pengolahan data tachymetri dipindahkan dengan pengolahan data pengukuran sipat
datar dan pengukuran polygon sedemikian rupa sehingga diperoleh koordinat dan tinggi titik-titik
detail.

7. Pengukuran tachymetri selesai. Hasil yang diperoleh dari prakek pengukuran tachymetri di
lapangan adalah koordinat planimetris X,Y, dan ketinggian Z titik-titik detail yang diukur sebagai
situasi daerah pengukuran untuk keperluan penggambaran titik detail dan garis-garis kontur dalam
pemetaan.

b. Pembacaan sudut mendatar :

1. Terlebih dahulu kunci boussole atau pengencang magnet kita lepaskan, kemudian akan terlihat
skala pembacaan bergerak; sementara bergerak kita tunggu sampai skala pembacaan diam, kemudian
kita kunci lagi.

2. pembacaan bersifat koinsidensi dengan mempergunkan tromol mikrometer. (berarti pembacaan


dilakukan pada angka-angka yang berselisih 180 atau 200 gr). Pembacaan puluhan menit/centi
grade dan seterusnya dilakukan pada tromol mikrometer. Untuk pembacaan biasa, tromol mikrometer
berada sebelah kanan, sedangkan untuk pembacaan luar biasa; tromol berada di sebelah kiri. Untuk
dapat melihat angka-angka pembacaan pada keadaan biasa maupun luar biasa, kita putar penyetel
angka pembacaan (angka pembacaan dapat diputar baik menurut biasa/luar biasa dengan selisih 18
atau 200 gr)

Anda mungkin juga menyukai