Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bismillahirrahmanirrahim.

Marilah sejenak kita panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum perpetaan ini. shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
kita Muhammad SAW. Berkat limpahan karunia-Nyalah Penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Perpetaan pada bab “Pengenalan Theodolite”.
Dengan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu penulis hingga dapat menyelesaikan laporan Akhir
Kegiatan Praktikum Perpetaan.

Laporan ini menjadi syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya. Semoga ilmu
yang terkandung dalam laporan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bandung, 3 November 2020

Penulis

Muhammad Naufal Rizky

NPM 10070120082

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Maksud Dan Tujuan ............................................................... 2
1.2.1 Maksud ......................................................................... 2
1.2.2 Tujuan........................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 3
2.1 Theodolite .............................................................................. 3
2.2 Kontruksi Theodolite .............................................................. 3
2.3 Jenis-jenis theodolite ............................................................. 4
2.1.1 Theodolite elektro Optis ................................................ 7
2.4 Syarat-syarat Theodolite ........................................................ 7
2.5 Peran Theodolite terhadap bidang pertambangan ................. 8
BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 9
3.1 Tugas..................................................................................... 9
3.2 Pembahasan........................................................................ 10
3.2.1 Perhitungan ................................................................ 10
3.2.2 Tabel Perhitungan hitungan ........................................ 12
BAB IV ANALISA .................................................................................... 14
BAB IV KESIMPULAN............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan kepada Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Praktikum
Perpetaan yang meliputi diktat bab 4 “Pengenalan Theodolite” yang mana pada bab
ini dibahas mengenai apa itu theodolite, fungsi dari theodolite, cara menggunakan
theodolite, bagian-bagian penting pada theodolite, pengolahan data yang diperoleh
dari theodolite, pembuatan peta lintasan dari pengolahan data dari theodolite, dan
peran theodolite dalam bidang pertambangan.

Theodolite merupakan alat ukur tanah yang berfungsi untuk menunjang


pengumpulan data yang diperoleh untuk digunakan untuk kegiatan tertentu.
Theodolite ini biasanya digunakan untuk pengukuran tanah atau objek yang nantinya
dapat diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membantu kegiatan tertentu yang
mana biasanya alat ini digunakan dalam kegiagan survey untuk membuat sebuah
konstruksi atau dapat juga digunakan untuk membuat sebuah peta lintasan yang
dibutuhkan untuk tujuan tertentu.

Pada prinsipnya theodolite ini merupakan alat ukur yang dasar atau prinsip
kerjanya sama seperti waterpass, akan tetapi pada theodolite ini data yang dihasilkan
lebih lengkap sehingga dan dapat langsung diolah menjadi sebuah peta lintasan
dengan hanya menambahkan azimuth sebenarnya pada posisi pengukuran pertama
dan koordinat awal dari titik pengukuran theodolite ini.

Dikarenakan keakuratan data yang dihasilkan dari pengukuran theodolite ini


sangatlah tinggi, pengukuran theodolite ini menjadi alternatif untuk pembuatan peta
lintasan selain pembuatan peta lintasan dengan alat ukur lain yang mengacu terhadap
situasi dan kondisi dalam proses penyurveyan.

1
2

Dalam bidang pertambangan sendiri pengukuran menggunakan theodolite ini


berfungsi sebagai mengukur objek yang mana nantinya data dari pengukuran ini bisa
saja menghasilkan sebuah peta lintasan, ukuran dimensi objek,cadangan mineral
atau bahan galian yang tersedia,dan dalam pembuatan desein tambang. Dalam
pengambilan data-data tersebut dibutuhkan alat penunjang lain agar data yang
dihasilkan lebih akurat dan untuk mengetahui cadangan bahan galian serta design
tambang dibutuhkan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengolah data
pengukuran yang didapatkan.

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu agar praktikan dapat mengenal dan
mengetahui apa yang dimaksud dengan Theodolite, kegunaan Theodolite, prosedur
pengukuran mengunakan Theodolit, dan pengolahan data yang diperoleh dari
Theodolite ini yang nantinya akan dibuat sebuah peta lintasan.

1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya kegiatan praktikum ini diantaranya, yaitu:

1. Praktikan dapat mengenal dan mengetahui apa itu theodolite.


2. Praktikan dapat mengetahui fungsi dari bagian-bagian dari theodolite.
3. Praktikan dapat melakukan pengukuran menggunakan theodolite.
4. Praktikan dapat mengolah data yang dihasilkan dari pengukuran theodolite.
5. Praktikan dapat membuat peta lintasan dari data yang dihasilkan dari
pengukuran theodolite.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Theodolite
Theodolite merupakan sebuah alat ukur tanah yang digunakan untuk berbagai
bidang. Theodolite ini pada dasarnya merupakan instrument atau alat yang dibuat
untuk melakukan pngukuran sudut yang mana sudut yang diukurnya adalah sudut
mendatar atau biasa disebut dengan sudut horizontal dan juga untuk mengukur sudut
tegak atau bisa disebut dengan sudut vertikal. Sudut-sudut tersebut nantinya dapat
digunakan untuk menentukan jarak mendatar dan jarak tegak (beda tinggi) diantara
dua buah rambu ukur yang diukur (ditembakan)

2.2 Kontruksi Theodolite


Kontruksi dari pada instrument (theodolite) ini pada dasarnya terbagi menjadi
tiga bagian,

Sumber: Anonim,2013
Gambar 2.1
Konstruksi Theodolite

3
4

• Bagian Bawah, Bagian bawah ini meliputi pelat dasar dengan tiga sekrup
pengatur yang memopang tabung sumbu dan pelat mendatar yang berbentuk
lingkaran. Pada bagian tepi ini pengunci limbus.

• Bagian tengah, Bagian tengah ini meliputi sumbu yang dimasukan ke dalam
tabung yang diletaka ke bagian bawah yang mana sumbu ini adalah suatu
sumbu tegak lurus pertama. Di bagian atas dari sumbu tegak pertama terdapat
satu buah plat lagi yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari-jari plat di
bagian bawahnya. Pada dua tepi lingkaran terdapat alat yang berfungsi untuk
membaca nonius yang mana dibagian atas nonius terdapat 2 kaki yang
dijadikan penyanggah sumbu mendatar dan nivo tabung yang terletak untuk
membuat sumbu pertama dalam keadaan setimbang dan tegak lurus. Terdapat
lingkaran yang terbuat dari kaca dengan garis-garis pembagian skala dan
jangka yang digoreskan di permukaan yang mana garis-garis tersebut tersebut
sangat tipis dan lebih jelas bila dibandingkan hasil goresan pada logam.
Lingkaran ini terbagi dalam derajad sexagesimal yaitu sebuah lingkaran penuh
yang dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yang terbagi dalam 400g.

• Bagian atas, bagian atas ini meliputi sumbu kedua yang terletak diatas kaki
pada penyanggah sumbu kedua yang mana pada sumbu ini terdapat sebuah
teropong yang memiliki diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik.,
selain ada teropong pada sumbu ini juga terdapat plat yang berbentuk lingkaran
tegak yang menyerupai plat lingkaran mendatar.

2.3 Jenis-jenis theodolite


Pada dasarnya theodolite memiliki keberagaman dalam jenisnya yang mana
keberagaman ini dikelompokan berdasarkan dengan dengan prinsip atau cara
kerjanya. Meskipun pada prinsipnya tujuan dari penggunaan alat instrumen ini
(theodolite) sama akan tetapi pada konstruksi dan prinsip kerjanya jenis-jenis dari
pada theodolite ini terbagi menjadi tiga bagian yang berdasarkan dengan prinsip
kerjanya dan juga3 bagian pada konstruksi theodolite. Berdasarkan dengan prinsip
5

kerjanya theodolite ini terbagi atas repeating theodolite,direction theodolite, dan


vermier theodolite. Sedangkan jika digolongkan berdasarkan konstruksinya theodolite
ini terbagi atas theodolite reiterasi, theodoliterepetisi, dan theodolite electro Miring,
berikut penjelasannya.

2.3.1. Repeating Theodolite


Pada repeating theodolite, jenis ini pada prinsipnya bekerja dengan berdasarkan
kepada pengulangan sudut terhadap skala yang mana hasil dari survey yang
ditampilkan berupa rata-rata dari pembagian yang menyangkut jumlah sudut bacaan
yang dibidik. Pada penerapannya biasanya theodolite jenis ini digunakan pada area
yang tidak stabil dan terdapat halangan pada daerah tersebut. Repeating theodolite
merupakan jenis theodolite yang mampu menghasilkan data pengukuran yang
dianggap paling akurat jika dibandingkan dengan theodolite lainnya. Theodolite ini
dianggap paling lengkap dikarenakan prinsip kerja dari repeating theodolit ini adalah
dengan cara membandingkan nilai-nilai sudut yang diperoleh.

2.3.2. Direction Theodolite


Direction theodolite merupakan jenis yang bekerja dengan dengan
menggunakan bentuk lingkaran yang digunakan untuk menentukan besaran suatu
sudut. Pengaturan lingkaran dilakukan ketika menyesuaikan teleskop pada arah
datangnya sinyal sehingga pembacaan dari sudutnya dapat dikerjakan melalui segala
arah yang mana nantinya hasil pengukuran diperoleh dengan menghitung hasil
pengukuran bacaan pada saat posisi pertama dan dikurangkan dengan hasil
pengukuran bacaan kedua. Pengunaan dari direction theodolite ini sering diandalkan
oleh surveyor untuk dapat enentukan titik dengan mengatur titik-titik yang telah
diperoleh.

2.3.3. Vermier Transit Theodolite


Vernier transit theodolite merupakan merupakan theodolite yang dilengkapi
dengan teleskop yang dapat membuat bidikannya dapat kembali berbalik sehingga
perhitungan dari besaran sudutnya dilakukan dua kali berturut-turut sehingga vermier
transit theosolite dianggap jenis theodolite yang dapat menghasilkan pembacaan
sudut dengan tingkat kesalahan yang minim, akan tetapi alat (theodolite) ini tidak
6

dilengkapi dengan skala pembesaran dan pengukuran di mikrometer. Dikarenakan


bobotnya yang ringan dan penggunaannya yang fleksibel (dapat dipindahkan) vermier
transit theodolite sering diaplikasikan di lokasi proyek pembangunan. Theodolite
vermier transit theodolite ini tersedia dalam dua tipe theodolite yaitu theodolite yang
hanya dapat mengukur atau menghitung sudut horizontal saja dan tersedia juga
theodolite yang dapat mengukur atau menghitung sudut horizontal dan juga sudut
vertikal.

2.3.4. Theodolite Reiterasi


Theodolita reiterasi merupakanmerupakan jenis theodolite yang plat lingkaran
skalanya menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada klep
sehingga bacaan dari skala mendatarnya tidak dapat diatur.

Sumber: Anonim, 2013


Gambar 2.2
Gambaran Theodolit Reiterasi
7

Sumber: Anonim, 2013


Gambar2.3

Sketsa Theodolite Reiterasi


2.3.5. Theodolite Repetisi
Theodolite repetisi merupakan theodolite yang plat lingkaran skala mendatarnya
dibuat sedemikian rupa sehingga plat ini dapat dengan sendirinya berputar dengan
tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis theodolite ini terdapat dua buah
pengunci yaitu pengunci lingkaran mendatar dan penngunci sekrup nonius

2.1.1 Theodolite elektro Optis


Pada theodolite jenis ini, konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya
sama saja antara theodolite Miring dengan theodolite elektro optis.. akan tetapi
mikroskop yang terdapat pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan
system lensa dan risma lagi. Penggunaan dua bagian tersebut digantikan perannya
menggunakan system sensor yang mana sensor ini bekerja sebagai elektro optis
model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Pada dasarnya hasil pertama dari
system analog yang kemudian di konversikan menjadi sistem angka digital dan proses
penghitungannya dilakukan secara otomatis ditampilkan pada display laya dalam
bentuk desimal.

2.4 Syarat-syarat Theodolite


Syarat utama yang perlu dipenuhi oleh theodolite sehingga alat instrument ini
siap digunakan untuk melakukan pengukuran adalah sebagai berikut:
8

1. Sumbu pertama harus berada di posisi setimbang (tegak)

2. Sumbu kedua harus berada dalam posisi yang benar (mendatar

3. Garis bidik harus berada di posisi yang tegak lurus terhadap kedua sumbu

4. Tidak terdapat kesalahan indeks pada lingkaran pertama.

2.5 Peran Theodolite terhadap bidang pertambangan


Penggunaan theodolite dalam perrtambangan sangatlah luas. Penggunaan
paling umum dari pada penggunaan alat ukur theodolite ini adalah sebagai penunjang
kegiatan eksplorasi. Dalam proses ekplorasi penggunaan theodolite ini biasanya
digunakan untuk pembuatan peta lintasan dari daerah yang sedang di survey.

Peta yang dibuat dalam proses eksplorasi ini dapat digunakan untuk
mengetahui cadangan bahan galian, wilayah administratif, perencanaan tambang,
dan untuk mengetahui dimensi dari bahan galian yang tersedia.

Selain untuk pembuatan peta lintasan pengukuran theodolite ini juga dapat
digunakan untuk pengumpulan data ukuran dan ukuran dari dimensi dari site yang
sudah dibangun untuk pengumpulan data yang dimanfaatkan untuk evaluasi dan
laporan.
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. Perhitungan 1. Perhitungan jarak miring, jarak datar, beda tinggi, sudut dalam,
azimuth sebenarnya, koordinat (X, Y, Z), koreksi sudut, luas poligon pengukuran
(A4)

2. Tabel Pengolahan (A4)

3. Peta lintasan theodolite. (Milimeter Block A3)

4. Resume pengaplikasian Theodolite pada bidang Pertambangan (Minimal 1


halaman)

TABEL 3.1
PENGUKURAN WATERPASS

9
10

3.2 Pembahasan
3.2.1 Perhitungan
1. Ubah satuan benang atas, benang bawah, benang tengah dari desimeter ke
meter.

2. Menghitung Sudut koreksi

(8+2) x 180° = 18.000°

3. Menghitung Jarak Miring

Jarak Miring titik 1 (bs) = (1.5-1.4)x100 = 10 meter

Jarak Miring titik 1 (fs) = (1.49-1.41)x100 = 8 meter

Jarak Miring titik 2 (bs) = (1.68-1.52)x100 = 16 meter

Jarak Miring titik 2 (fs) = (1.635 -1.545)x100 = 9 meter

Jarak Miring titik 3 (bs) = (1.588-1.435)x100 = 15.3 meter

Jarak Miring titik 3 (fs) = (1.575-1.45)x100 = 12.5 meter

Jarak Miring titik 4 (bs) = (1.62-1.51)x100 = 11 meter

Jarak Miring titik 4 (fs) = (1.66-1.48)x100 = 18 meter

4. Sudut Dalam

Patok 1 = (27°47’20”-169°54’55”)+360= 217°52’25”

Patok 2 = (250°40’55”-339°59’40”)+360= 270°41’15”

Patok 3 = (99°33’55”-189°9’0”)+360= 270°24’50”

Patok 4 = (348°39’15”-245°38’25”) = 103°0’50”

Patok 5 = (60°16’15”-161°59’40”)+360= 258°16’35”


11

5. Menghitung Jarak Datar

Patok 1 = (8 X sin 87°14’50” )= 7,999265496 m

Patok 2 = (9 X sin 92°28’55’)= 8,991567259 m

Patok 3 = (12.5 X sin 91°27’30”)= 12,49595121 m

Patok 4 = (18 X sin 92°15’45”)= 17,98960591 m

Patok 5 = (16.5 X sin 92°14’45”)= 16,48713738 m

6. Mencari Beda tinggi

Patok 1 = (8 X cos 87°14’50” )=0,384 m

Patok 2 = (9 X cos 92°28’55’)=-0,383 m

Patok 3 = (12.5 X cos 91°27’30”)=-0,318 m

Patok 4 = (18 X cos 92°15’45”)=-0,611 m

Patok 5 = (16.5 X cos 92°14’45”)=-0.615 m

7. Menghitung Koordinat X

Patok 2 = 788215.1+(7,999265496 X Sin 118°28’35”) = 788222,1239 mE

Patok 3 = 788222,1239 +(8,991567259 X Sin 118°28’35”) = 788230,0276 mE

Patok 4 = 788230,0276 +(12,49595121 X Sin 208°53’35”) = 788223,9904 mE

Patok 5 = 788223,9904+(17,98960591 X Sin 131°54’15”) = 788237,3794 mE

Patok 6 = 788237,3794 +(16,48713738 X Sin 210°10’50”) = 788229,0909 mE

8. Menghitung Koordinat Y

Patok 2 = 9236167 +(7,999265496 X Cos 118°28’35”) = 9236163,1900 mE


12

Patok 3 = 9236163,1900 +(8,991567259 XCos 118°28’35”) = 9236158,9028 mE

Patok 4 = 9236158,9028 +(12,49595121 XCos 208°53’35”) = 9236147,9620 mE

Patok 5 = 9236147,9620+(17,98960591 XCos 131°54’15”) = 9236135,9470 mE

Patok 6 = 9236135,9470 +(16,48713738 XCos 210°10’50”) = 9236121,6948 mE

9. Menghitung Koordinat Z

Patok 2 = 737.79 + (-383) = 737.407 Mdpl

Patok 3 = 737.407 +(-318) = 737.089 Mdpl

Patok 4 = 737.089 + (-0.611) = 736.479 Mdpl

Patok 5 = 736.479 + (-0.651) = 735.828 Mdpl

Patok 6 = 735.828 + 3,4903 = 736.653 Mdpl

3.2.2 Tabel Perhitungan hitungan

Tabel 3.1
Tabel Perhitungan
No titik Benang Tin Jarak Azimut
Zenit Azimu
Ba ggi Sudut h
Ber Ditin Ata Ten h Mir th
wa Ala Dalam Datar Seben
diri jau s gah (VA) ing Awal
h t arnya
90°41 9.9992 169°5
8 1.5 1.45 1.4 10
'40" 65496 4'55"
1.4 217°5 27°47'
1 0 0 0 0
5 2'25" 20"
1.4 1.4 87°14 7.9907 27°47'
2 1.45 8
9 1 '50" 68474 20"
1.6 1.5 92°44 15.981 339°5
1 1.6 16
8 2 '35" 66711 9'40"
270°4 118°28
2 0 0 1.6 0 0
1'15" '35"
1.6 1.5 92°28 8.9915 250°4
3 1.6 9
35 45 '55" 57259 0'55"
13

1.5 1.4 87°33 15. 15.286 189°9'


2 1.51
88 35 '25" 3 09353 0"
1.5 270°2 208°53
3 0 0 0 0
1 4'50" '25"
1.5 1.4 91°27 12. 12.495 99°33'
4 1.51
75 5 '30" 5 95121 50"
1.6 1.5 88°26 10.995 245°3
3 1.57 11
2 1 '50" 96067 8'25"
1.5 103°0' 131°54
4 0 0 0 0
7 50" '15"
1.6 1.4 91°56 17.989 348°3
5 1.57 18
6 8 '50" 60591 9'15"
1.6 1.4 88°2' 17.989 161°5
4 1.55 18
45 65 20" 45712 9'40"
1.5 258°1 210°10
5 0 0 0 0
5 6'35" '50"
1.6 1.4 92°15 16. 16.487 60°16'
6 1.55
32 67 '45" 5 13738 15"
1.4 1.39 1.3 88°48 16.963 106°2
5 17
8 5 1 '50" 5742 4'15"
13 267°3 297°49
6 0 0 0 0
95 8'30" '20"
1.4 1.39 1.3 87°2' 15.978 14°2'4
7 16
8 5 2 35" 6973 5"
1.6 1.4 92°53 19.974 30°15'
6 1.51 20
1 1 '25" 55855 30"
0 0 1.5 239°5 0 0 357°45
7
1 6'0" '20"
1.5 1.4 89°8' 15.998 270°1
8 1.51 16
9 3 10" 18134 1'30"
1.5 1.48 1.4 90°7' 9.4999 300°3
7 9.5
35 9 4 5" 79834 3'35"
14 182°5 0°37'4
8 0 0 0 0
89 2'20" 0"
1.5 1.38 1.4 88°43 9.3976 123°2
1 9.4
39 9 45 '5" 47266 5'55"
BAB IV
ANALISA

Berdasarkan praktikum yang telah dipraktekan dapat praktiketahui bahwa ketika


praktikan melakukan pengukuran mengunggunakan theodolite mereka akan
memperoleh data-data yang dapat diolah dan nantinya akan menghasilkan sebuah
peta lintasan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keakuratan dari kondisi


sebenarnya jika dibandingkan dengan kondisi saat objek diproyeksikan kedalam
kertas. yaitu ketika dilakukan pengukuran kondisi alat belum stabil dalam posisi
centring.sehingga data yang dihasilkan kurang akurat dan tidak sesuai.

Hal yang paling penting dari praktikum kali ini adalah, pengukuran yang
dilakukan pada 8 titik dapat menghasilkan titik proyeksi yang jumlahnya dua kali lebih
banyak. Hal ini dapat terjadi karena dari posisi ukur theodolite, theodolite tersebut
menggunakan 2 titik tembak. Dalam hal pemproyeksian ketelitian sangat perlu
diperhatikan apalagi menyangkut derajat menit detik (DMS) dari sudut yang
ditentukan.

14
BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum ini praktikan dapat disimpulkan bahwa,

1. Theodolite merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur beda tinggi
dari permukaan bumi, sudut azimuth, sudut zenith yang dapat digunakan untuk
menunjang pembuatan peta lintasan dan pengolahan output data.

2. Terdapat banyak bagian bagian penting yang terdapat pada Theodolite ini
diantaranya adalah visir, lensa okuler, pemutar fokus, teropong objektif dan
masih banyak lagi.

3. Terdapat tiga jenis theodolite berdasarkan dengan cara kerjanya yaitu,


Repeating Theodolite,Direction Theodolite,Vermier Transit Theodolite.

4. Pengukuran theodolite ini sangatlah berguna dalam bidang pertambangan


terutama untuk pengukuran dimensi bahan galian dan pembuatan peta yang
berperan dalampembuatan desain tambang, perencanaan tambang dan desain
dari fasilitas penunjang kegiatan pertambangan.

5. Dikarenakan bentuk bumi tidak datar sehingga akan ada perbedaan elevasi dari
setiap titik yang diukur ketinggiannya. Dan karena diproyeksikan pada bidang
datar maka perlu dicari jarak datar untuk menggambar peta lintasan Theodolite.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. D, Hidayat, Muchidin. “Teori dan Praktik ukur tanah 2.” Direktorat pendidikan
menengah kejuruan
2. Guntoro. Dono. “Diktat praktikum perpetaan.” Laboratorium eksplorasi.
UNISBA. Bandung
3. Wongsotjiro, soetomo.2000.”ilmu ukur tanah”.Yogyakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai