Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH


POLIGON TERBUKA
(Terikat Azimuth)

ANEU NURFADILLAH
7011210051
IIB

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan
rahamat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
"Poligon Terbuka". Tujuan dari penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Ilmu ukur tanah
Laporan ini yang berjudul "Poligon Terbuka". Berisi tentang berbagai macam
materi mengenai ilmu ukur tanah ,dan data hasil praktikum. Penulis berterima kasih
kepada pihak-pihak yang sudah membantu memberikan dukungan dalam mengerjakan
tugas laporan ini, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun pihak-
pihak yang telah membantu yakni:
1. Bapak Taufik Martha, ST.,MT. selaku dosen dari mata kuliah Mekanika tanah,
yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan laporan
praktikum ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungannya baik secara materi maupun
non materi.
3. Teman- teman satu kelompok yang selalu mendukung dan bertukar pikiran
untuk menyelesaikan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh dari
kata sempurna baik materi maupun cara penulisan. Namun penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Penulis berharap penulis
harap pembaca dapat memberikan kritik dan saran nya di kemudian hari.
Akhir kata penulis mengucapkan terimaksih banyak dan penulis harap Laporan
ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

Ciamis, 23 januari 2023

Aneu Nurfadillah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I ......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................1
1.1 Waktu, Lokasi Dan Cuaca Pratikum ....................................................................1
1.2 Tujuan Pratikum ....................................................................................................1
1.3 Dasar Teori .............................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................................5
METODE PRAKTIKUM ......................................................................................................5
2.1 Peralatan dan Bahan ..............................................................................................5
2.1.1 Peralatan Yang Digunakan: ..............................................................................5
2.1.2 Bahan yang digunakan: ....................................................................................5
2.2 Prosedur Pemakaian Alat Pada Pengukuran Poligon. ........................................5
2.3 Prosedur pengukuran poligon ...............................................................................6
2.4 Langkah Kerja .......................................................................................................7
BAB III ...................................................................................................................................9
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA...............................................................9
3.1 Hasil Pengukuran ...................................................................................................9
3.2 Analisis Data ...........................................................................................................9
3.3 Gambar Kerja ......................................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................................16
KESIMPULAN ....................................................................................................................16
LAMPIRAN .........................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Waktu, Lokasi Dan Cuaca Pratikum


 Waktu : Rabu , 18 Januari 2023 08:00 sd 16:00 WIB

 Lokasi : Parkiran belakang Gedung Rektorat UNIGAL

 Cuaca : Cerah

1.2 Tujuan Pratikum


1. Mahasiswa mengetahui cara dasar membuat kerangka peta dan mengenal
penggunaan alat untuk membuat kerangka polygon terbuka.

2. Pengenalan macam macam polygon dan rumus umum perhitungan polygon,


pengenalan sentring theodholite.

3. Mahasiswa mampu mengoperasikan theodholite dan cara pembacaan sudut


horizontal dan vertikal.

4. Mahasiswa mampu mengolah data analisis poligon pengikatan ke muka dan


kebelakang.

5. Mahasiswa mampu menggambarkan hasil pengukuran poligon terbuka.

1.3 Dasar Teori


Peta topografi sangat bermanfaat dalam hal ilmu rekayasa. Peta
tersebut digunakan dalam mengetahui keadaan yang sebenarnya dilapangan
sehingga sangat bermanfaat sekali dalam penentuan perancangan
konstruksi. Pada awal tahap perencanaan untuk setiap proyek baru, terdapat
banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

1
Koordinat sangatlah penting dalam dunia konstruksi, karena
menandakan lokasi pasti dari suatu lokasi, walaupun lokasi tersebut sudah
berubah bentuk, berbeda dengan hanya sekedar patok, yang dapat dipindah-
pindah dengan mudahnya. Pemetaan topografi dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain dengan metode Teristris.

Pada metode ini terdapat dua jenis pengukuran yaitu pengukuran sifat datar
dan pengukuran polygon:

- Pengukuran sifat datar Pengukuran sifat datar yakni pengukuran untuk


menentukan beda tinggi antara dua titik atau lebih secara langsung atau tidak
langsung yang dilaksanakan serentak atau dibagi dalam beberapa seksi.

- Pengukuran polygon yakni pengukuran jumlah sudut yang diukur dilapangan


dimana sudut tersebut dihubungkan menjadi beberapa garis lurus dari suatu
titik ketitik yang lain untuk menentukan titik koordinat.

Poligon terbuka (secara geometris dan matematis), terdiri atas


serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak kembali ke titik awal atau
terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya,
titik pertama tidak sama dengan titik terakhir. Poligon terbuka biasanya
digunakan untuk:

- Jalur lintas / jalan raya.

- Saluran irigasi.

- Kabel listrik tegangan tinggi.

- Kabel TELKOM.

- Jalan kereta api.

Soetomo Wongsotjitro (1985: 99) menyebutkan bahwa Pengukuran polygon


terbagi dua jenis yaitu polygon terbuka dan polygon tertutup.

2
a. Poligon terbuka terikat sempurna yaitu poligon yang titik akhirnya dan titik
awalnya pada titik yang berbeda/ tidak menutup, tetapi kedua ujungnya
terikatpadatitiktertentu.

b. Poligon terbuka azimuth, yaitu salah satu ujungnya terikat pada titik yang
telah diketahui koordinatnya.

c. Poligon terikat koordinat, yaitu pada titik titiknya sama sekali tidak terikat
pada titik yang telah diketahui pada koordinatnya.

Pada gambar di atas, koordinat titik A dan B diketahui, dengan


demikian kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan
koordinat titik 1 diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan

3
jarak A-1, begitu pula titik 2 diperlukan koord titik 1, sudut jurusan dan
jarak 1-2 dan seterusnya.

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa αab= (lihat rumus di bawah)

αa1=αab+sa
α12=αa1+S1−180

α23=αab+S2−180

α(n,n+1) =α(n−1,n)+Sn−180

4
BAB II

METODE PRAKTIKUM
2.1 Peralatan dan Bahan
2.1.1 Peralatan Yang Digunakan:
 Pesawat Theodolit (T. Reiterasi, T. Repetisi + Rambu Ukur).

 Total Station + Prisma.

 Statif.

 Unting-unting.

 Patok.

 Jalon.

 Payung.

 Meter rol.

2.1.2 Bahan yang digunakan:


 Formulir Ukur.
 Peta Wilayah studi.
 Cat, kuas dan benang.
 Alat tulis dll.

2.2 Prosedur Pemakaian Alat Pada Pengukuran Poligon.


Cara mengatur dan sentering alat theodolite, adalah sebagai berikut:

1. Pasang statif alat kira-kira diatas titik poligon keraskan sekrup-sekrup statif
usahakan dasar alat statif sedatar mungkin untuk memudahkan mengatur nivo
mendatar.

2. Pasang alat theodolite di atas statif, keraskan sekrup pengencang alat.

3. Pasang unting-unting pada sekrup pengencang di bawah alat.

5
4. Jika ujung-ujung belum tepat di atas paku aturlah dengan menggeser atau
menaik turunkan kaki alat dengan bantuan sekrup kaki sehingga untingunting
tepat di atas paku kaki alat diinjak kuat-kuat sehingga masuk ke dalam tanah.

5. Ketengahkan gelembung nivo kotak dengan bantuan ketiga sekrup penyetel


sekaligus.

2.3 Prosedur pengukuran poligon


Pengukuran harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan–ketentuan
yang ditetapkan sebelumnya. Ketentuan-ketentuan pengukuran Kerangka
dasar Horizontal adalah sebagai berikut:

1. Jarak antara dua titik, sekurang-kurangnya diukur 2 kali.

2. Sudut mendatar, sekurang-kurangnya diukur 2 seri.

3. Pengukuran astronomi (azimuth), sekurang-kurangnya di ukur 4 seri


masing-masing untuk pengukuran pagi dan sore hari.

Prosedur pengukuran poligon kerangka dasar horizontal adalah sebagai


berikut:

1. Dengan menggunakan patok-patok yang telah ada yang digunakan


pada pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal, dirikan alat
theodolite pada titik (patok) awal pengukuran. Pada pengukuran
poligon, alat didirikan di atas patok, berbeda dengan pengukuran
sipat datar kerangka dasar vertikal dengan alat yang berdiri di antara
2 buah titik (patok).

2. Target diletakkan di atas patok-patok yang mengapit tempat alat


sipat datar berdiri. Gelembung nivo tabung diketengahkan dengan
cara memutar dua buah sekrup kaki tiap ke arah dalam saja atau
keluar saja serta memutar sekrup kaki tiap kearah kanan atau kiri.
Teropong diarahkan ke target belakang dan dibaca sudut

6
horizontalnya pada posisi biasa. Teropong kemudian diputar ke arah
target muka dibaca pula sudut horizontalnya pada posisi biasa.

3. Teropong diubah posisinya menjadi luar biasa dan diarahkan ke


target muka serta dibaca sudut horizontalnya.

4. Alat theodolite dipindahkan ke patok selanjutnya dan dilakukan hal


yang sama seperti pada patok sebelumnya. Pengukuran dilanjutkan
sampai seluruh patok didirikan alat theodolite.

5. Data diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara manual atau


tabelaris dengan menggunakan bantuan teknologi digital komputer.
Pengolahan data poligon dapat diselesaikan dengan metode
Bowditch atau Transit. Pada metode Bowditch, bobot koreksi absis
dan ordinat diperoleh dari perbandingan jarak resultante dengan total
jarak pengukuran poligon, sedangkan pada metode Transit bobot
koreksi absis/ordinat diperoleh jarak pada arah absis dibandingkan
dengan total jarak pada arah absis/ordinat.

6. Pengukuran poligon kerangka dasar horizontal selesai.

2.4 Langkah Kerja


 Tentukan titik-titik yang akan dihitung koordinatnya (1,2,3,4,5,6,7)

 Dirikan alat dititik P1, mulai memasang teodholite ke atas statif/ tripod
dan mengatur posisi alat tepat berada di atas patok dengan melihat dari
lensa di kaki teodholite, atur elevasi teodholite dengan menggunakan 3
buah screw agar gelembung nivo tepat berada di tengah.
 Menentukan azimut di titik P1 dengan cara mengarahkan alat ke posisi
utara dengan bantuan kompas kemudian hidupkan alat dengan menekan
tombol power.

7
 Pasang rambu ukur di titik P2 dan putar thedholite searah jarum jam (dari
diposisi P1), dan membidik rambu ukur dan dibaca benang atas, benang
bawah, tinggi alat, Sudut vertikal dan horizontal.

 Memindahkan pesawat ketitik P2, dan mulai mengarahkan teodholite ke


titik P1 dan mulai membaca BA, BB, TA, lalu alat diputar searah jarum
jam ke P3 lalu di baca BA, BB, VA dan HA.

 Lakukan langkah langkah ini sampai pada titik P7.

8
BAB III

HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Hasil Pengukuran


Tabel Data Pengukura Poligon Terbuka
Titik Titik Bacaan Benang Bacaan Sudut Biasa Jarak Optis
Tinggi
Patok Target BA BB BT Horizontal (HA) Vertikal (VA) Heling Cos h Cos h2 Y D
Alat (TA) Desimal Desimal
(TP) (TT) m m m (◦) (') ('') (◦) (') ('') h BA - BB Miring Datar
Um
P1 1,57 150,1389
P2 2,131 1,988 2,0595 150 8 20 90 0 0 90,00 0,00 1 1 0,143 14,3 14,3
P1 1,047 0,903 0,975 147 33 50 90 26 40 90,44 -0,44444 0,99997 0,99994 0,144 14,4 14,40
P2 1,57 195,86
P3 1,517 1,345 1,431 195 51 40 93 28 40 93,48 -3,47778 0,998158 0,99632 0,172 17,2 17,14
P2 0,285 0,111 0,198 1 43 30 91 35 50 91,60 -1,59722 0,999611 0,999223 0,174 17,4 17,39
P3 1,56 196,57
P4 0,946 0,778 0,862 196 34 20 91 35 50 91,60 -1,59722 0,999611 0,999223 0,168 16,8 16,79
P3 1,589 1,399 1,494 30 40 10 90 45 50 90,76 -0,76389 0,999911 0,999822 0,19 19 19,00
P4 1,59 218,70
P5 0,993 0,739 0,866 218 42 10 86 31 50 86,53 3,469444 0,998167 0,996338 0,254 25,4 25,31
P4 1,95 1,68 1,815 24 46 20 92 36 30 92,61 -2,60833 0,998964 0,997929 0,27 27 26,94
P5 1,435 351,48
P6 2,89 2,178 2,534 351 28 50 92 36 30 92,61 -2,60833 0,998964 0,997929 0,712 71,2 71,05
P5 1,185 1,01 1,0975 0 0 0 84 14 3 84,23 5,765833 0,994941 0,989907 0,175 17,5 17,32
P6 1,48 183,35
P7 1,59 1,389 1,4895 183 21 4 90 45 11 90,75 -0,75306 0,999914 0,999827 0,201 20,1 20,10
P6 1,523 1,32 1,4215 0 0 0 90 0 0 90,00 0 1 1 0,203 20,3 20,30
P7 1,415 0,00

Jarak Rata Beda Absis Ordinat Koordinat


Tinggi Elevasi Keterangan
Rata V Tinggi Azimuth Easting Northing
Titik d.sinα d.cosα
D (∆H) (x) (y) (z)
Utara
150,14 208054,05 9190716,63 195,00
Patok Polygon Belakang
14,3495668 -0,11131209 -0,378
100,378 Patok Polygon Muka
166,00 7,144638 -12,4444 208061,19 9190704,19 194,62
Patok Polygon Belakang
17,2615945 -0,4813 1,076
98,924 Patok Polygon Muka
182,57 4,175958 -16,7489 208065,37 9190687,44 195,70
Patok Polygon Belakang
17,8917854 -0,2386 1,601
98,399 Patok Polygon Muka
221,28 -0,80296 -17,8738 208064,57 9190669,56 197,30
Patok Polygon Belakang
26,1255313 -1,1902 1,286
98,714 Patok Polygon Muka
32,76 -17,2343 -19,6347 208047,33 9190649,93 198,58
Patok Polygon Belakang
44,1879601 4,4618 -4,842
104,842 Patok Polygon Muka
36,11 23,90816 37,16148 208071,24 9190687,09 193,74
Patok Polygon Belakang
20,198264 0,0000 0,383
99,618 Patok Polygon Muka
216,11 11,90264 16,31861 208083,14 9190703,41 194,13

3.2 Analisis Data


1) Kontrol Benang Tengah

𝐵𝑎 +𝐵𝑏
Bt = 2
2131+1988
P1− P2 = =2059,5 mm
2

9
1047+903
P2− P1 = =975 mm
2
1517+1345
P2 − P3 = =1431 mm
2
285+111
P3−P2 = = 1494 mm
2
969+778
P3− P4 = = 873,5 mm
2
285+111
P3−P2 = = 1494 mm
2
993+739
P4− P5 = =866 mm
2
1950+1680
P5− P4 = = 1815 mm
2
2890+2718
P5− P6 = =2534 mm
2
1185+1010
P6− P5 = =1690 mm
2
1590+1389
P6 –P7 = =2979 mm
2

2) Jarak Optis

Jarak Miring = Ba−Bb x 100


2131+1988×100
P1-P2 = = 14,3 m
1000
1047+903×100
P2-P1 = = 14,4 m
1000
1517+1345×100
P2-P3 = 1000
= 17,2 m
285+111×100
P3-P2 = 1000
= 17,4 m
969+778×100
P3-P4 = 1000
= 16,8 m
1589+1399×100
P4-P3 = = 19 m
1000
993+739×100
P4-P5 = = 25,4 m
1000
1950+1680×100
P5-P4 = = 27 m
1000
2890+2718×100
P5-P6 = = 71,2 m
1000
1185+1010×100
P6-P5 = = 17,5 m
1000

10
1590+1389×100
P6-P7 = = 20,1 m
1000
1523+1320×100
P7-P6 = = 20,3 m
1000

3) Jarak Datar

Jarak Datar =Y×Cos ℎ2 × 100

P1-P2 = 0,143×1×100 = 14,30 m


P2-P1 = 0,144×0,9999×100 = 14,40 m
P2-P3 = 0,172×0,9963×100 = 17,14 m
P3-P2 = 0,174×0,9992×100 = 17,39 m
P3-P4 = 0,168×0,9992×100 = 16,79 m
P4-P3 = 0,19×0,9998×100 = 19,00 m
P4-P5 = 0,254×0,9963×100 = 25,31 m
P5-P4 = 0,27×0,9979×100 = 26,94 m
P5-P6 = 0,712×0,9979×100 = 71,05 m
P6-P5 = 0,175×0,9899×100 = 17,32 m
P6-P7 = 0,201×0,9998×100 = 20,10 m
P7-P6 = 0,203×1×100 = 20,30 m
4) Beda Tinggi

Beda tinggi = T Alat - (B tengah + Tinggi Patok)


P1- P2 = 1,57 - ( 2,0595 + (-0,1113)) = -0,3782 m
P2- P1 = 1,57 - (0,975 + (-0,4813)) = 1,076 m
P3- P2 = 1,56 - (0,198 + (-0,2386) = 1,601 m
P4- P3 = 1,59 - (1,494 + (-1,1902)) = 1,286 m
P5- P4 = 1,435 - (1,815 + 4,4618) = -4,842 m
P6- P5 = 1,48 - (1,0975 + 0,00) = 0,383m

5) Tinggi Titik
Tinggi Titik= 100 – Beda tinggi

11
P1- P2 = 100 – (-0, 3782) = 100,378
P2- P3 = 100 – 1,076 = 98, 924
P3- P4 = 100 – 1,601 = 98,399
P4- P5 = 100 – 1,286 = 98,714
P5- P6 = 100 – (-4,842) = 104,842
P6- P7 = 100 – 0,383 = 99,618

6) Sudut Poligon
Sudut HA
P1-P2= 150°8' 20"
P2-P1= 147°33'50"
P2-P3= 195°51'40"
P3-P2= 1°43'50"
P3-P4= 196°34'20"
P4-P3= 30°40'10"
P4-P5= 24°46'20"
P5-P4= 218°42'10"
P5-P6= 351°28'50"24°46'20"
P6-P5= 0°0'0"
P6-P7= 183°21'4"
P7-P6= 0°0'0"

Sudut VA

𝑃1 − 𝑃2 = 90°00′00"

𝑃2 − 𝑃1 = 90°26′40"

𝑃2 − 𝑃3 = 93°28′40"

𝑃3 − 𝑃2 = 91°35′50"

12
𝑃3 − 𝑃4 = 91°35′50"

𝑃4 − 𝑃3 = 90°45′50"

𝑃4 − 𝑃5 = 86°31′50"

𝑃5 − 𝑃4 = 92°36′30"

𝑃5 − 𝑃6 = 92°36′30"

𝑃6 − 𝑃5 = 84°14′3"

𝑃6 − 𝑃7 = 90°45′11"

𝑃7 − 𝑃6 = 90°00′00"

7) Koordinat
 Easting (x) :
Easting (x) + Absis d.sinά
P2- P1 = 208054,05 + 7,144638 = 208061,19
P3- P2 = 208061,19 + 4,175958 = 208065,37
P4- P3 = 208065,37 + (-0,80296) = 208064,57
P5- P4 = 208064,57 + (-17,2343) = 208047,33
P6- P5 = 208047,33 + 23,90816 = 208071,24
P7- P6 = 208071,24 + 1190264 = 208083,14

 Northing (y) :
Northing (y) + Ordinat d.cosά
P2- P1 = 9190716,63 + (-12,4444) = 9190704,19
P3- P2 = 9190704,19 + (-16,7489) = 9190687,44
P4- P3 = 9190687,44+ (-17,8738) = 9190669,56
P5- P4 = 9190669,56+ (-19,6347) = 9190649,93
P6- P5 = 9190649,93+ 37,16148 = 9190687,09

13
P7- P6 = 9190687,09+ 16,31861= 9190703,41
 Elevasi :
Elevasi + Beda Titik
P2- P1 = 195 + (-0,378) = 194,62
P3- P2 = 195 + 1,076 = 195,70
P4- P3 = 195 + 1,601 = 197,30
P5- P4 = 195 + 1,286 = 198,58
P6- P5 = 195 + (-4,842) = 193,74
P7- P6 = 195 + 0,383 = 194,13
Tabel Pengolahan Koordinat Titik Pengukuran
Perintah
No X Y Z Koordinate
Point
1 208054,05 9190716,63 195,00 POINT POINT 208054,05,9190716,63
2 208061,19 9190704,19 194,62 POINT 208061,1947,9190704,1856
3 208065,37 9190687,44 195,70 POINT 208065,3706,9190687,4368
4 208064,57 9190669,56 197,30 POINT 208064,5677,9190669,563
5 208047,33 9190649,93 198,58 POINT 208047,3334,9190649,9283
6 208071,24 9190687,09 193,74 POINT 208071,2415,9190687,0898
7 208083,14 9190703,41 194,13 POINT 208083,1442,9190703,4084

14
3.3 Gambar Kerja

15
BAB IV

KESIMPULAN
Dari praktikum polygon terbuka yang telah dilakukan pengukuran menggunakan
theodolite dengan mengambil tujuh titik atau patok dapat menghasilkan jarak,sudut dan
ketinggian.semua data yang ada di uraikan untuk mendapatkan data data yang lain
diantaranya jarak miring,jarak data,beda tinggi ,tinggi titik dan azmimut. Selain itu dari
praktikum kali ini Melalui pratik pengukuran poligon terbuka mahasiswa dapat
mengetahui membuat koordinat titik pengukuran. Melalui pratik pengukuran poligon
terbuka mahasiswa dapat mengetahui menggambarkan titik pengukuran.

16
LAMPIRAN

Tripod dan theodholite Mistar Meteran

Meteran Payung kompas

Proses mensejajarkan alat Proses Kalibrasi Proses Pengukuran dan


dengan patok Pencatatan Data

17

Anda mungkin juga menyukai