PRAKTIKUM PEMETAAN
Disusun Oleh:
Muhamad Rizky Afriza
NIM. 2111072
Kelas : Teknik Sipil B
Dosen Pengampu : Kukun Rusyandi, ST.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karunia dan izin-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan dari praktikum Pemetaan ini. Laporan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dari praktikum.
Penyusunan laporan ini semaksimal mungkin saya upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami kami dalam
merampungkan laporan ini dan kepada Bapak Kukun Rusyandi, ST. selaku dosen praktikum
Pemetaan.
Laporan yang telah saya buat membahas mengenai Pemetaan ini meliputi tentang
pengukuran polygon tertutup. Saya menyadari bahwa laporan yang saya buat masih terdapat
banyak kesalahan. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan
ini agar saya dapat menyusunnya lebih baik lagi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Mengetahui,
Laboratorium Struktur & Material
Institut Teknologi Garut
(Kepala Lab)
i
KATA PENG`ANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................……… ........i
LEMBAR ASISTENSI............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Keselamatan Kerja....................................................................................4
C. Langkah Kerja...........................................................................................7
IV. PENUTUP.......................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
iii
BAB I
PEDAHULUAN
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke
titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan membentuk segi banyak.
Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada
tiap segi banyak tersebut.
Pada gambar di atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan
semua sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. Prinsipnya yang perlu diingat adalah
penentuan jumlah titik poligon disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur
lahan yang sangat luas maka membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan
sedikit titik poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat
kesalahan sudut semakin besar.
. Berdasarkan fungsinya, poligon dibedakan menjadi ;
1. Poligon untuk keperluan kerangka peta, syaratnya harus memiliki titik–titik yang
cukup baik, dalam arti menjangkau semua wilayah.
2. Poligon yang berfungsi sebagai titik-titik pertolongan untuk mengambil detail
lapangan.
Untuk memudahkan dalam memahami sudut-sudut yang ada dalam pengukuran poligon,
maka perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
1
1. Sudut dalam adalah selisih antara dua arah (jurusan) yang berlainan.
2. Azimuth (sudut arah) adalah sudut yang dihitung terhadap arah utara magnetis, dan
arah ini berhimpit dengan sumbu Y pada peta.
b. Koordinat akhir
Koordinat titik ini dibutuhkan untuk memenuhi syarat geometri hitungan koordinat dan
tentunya harus dipilih titik yang mempunyai sistem koordinat yang sama dengan koordinat
awal.
c. Azimut awal
Azimut awal ini mutlak harus diketahui sehubungan dengan arah orientasi dari sistem
koordinat yang dihasilkan dan pengadaan datanya dapat di tempuh dengan dua cara yaitu
sebagai berikut:
1. Hasil hitungan dari koordinat titik-titik yang telah diketahui dan akan dipakai sebagai
tititk acuan sistem koordinatnya.
2. Hasil pengamatan astronomis (matahari). Pada salah satu titik poligon sehingga
didapatkan azimut ke matahari dari titik yang bersangkutan. Dan selanjutnya dihasilkan
azimut kesalah satu poligon tersebut dengan ditambahkan ukuran sudut mendatar
(azimut matahari).
d. Data ukuran sudut dan jarak
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak antara dua titik kontrol perlu diukur di
lapangan. Data ukuran tersebut, harus bebas dari sistematis yang terdapat pada alat ukur
sedangkan salah sistematis dari orang atau pengamat dan alam diusahakan sekecil mungkin
bahkan kalau bisa ditiadakan.
2
Sudut Horizontal
Bacaan lingkaran horizontal pada theodolite merupakan arah horizontal teropong ketitik
bidik tertentu. Sudut horizontal adalah selisih antara dua arah horizontal. Sudut horizontal
digunakan untuk menghitung sudut azimut sisi poligon (Kusumawati, 2014).
a. Sudut dalam, adalah sudut yang terletak di bagian dalam poligon tertutup.
b. Sudut luar, adalah pelingkar sudut dalam pada poligon tertutup.
c. Sudut belokan, terbagi menjadi sudut ke kanan (putarannya searah dengan jarum jam) dan
sudut ke kiri (putarannya berlawanan dengan jarum jam).
d. Sudut defleksi adalah sudut miring antara sebuah garis dan perpanjangan garis
sebelumnya yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sudut defleksi kiri (sudut menuju ke
kiri) dan sudut defleksi kanan (sudut menuju ke kanan).
Sudut dalam terdapat di sebelah dalam poligon tertutup dan sudut luar terletak di luar
poligon tertutup. Sudut luar merupakan axplement (pelingkar) dari sudut dalam. Keuntungan
mengukur sudut luar adalah penggunaannya sebagai pengecekan, karena jumlah sudut dalam
dan sudut luar pada satu stasiun (titik) harus sama dengan 360°. Sudut dalam dapat diputar
searah jarum jam (ke kanan) atau berlawanan jarum jam (ke kiri). Menurut definisi, sudut ke
kanan diukur searah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan (Kusumawati, 2014).
Sudut Azimut
Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.
Azimut ialah sudut yang dimulai dari utara yang besaran azimut antara 0°-360°. Dalam
pengukuran tanah datar, azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer
dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai arah acuan (Walidjatun, 2010).
Menurut Kusumawati (2014), macam-macam sudut azimut yaitu:
a. Azimut sebenarnya, yaitu sudut yang dibentuk antara utara geografis dengan titik yang
dituju.
b. Azimut magnetis, yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik yang dituju.
c. Azimut peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik yang dituju.
3
BAB II
PELAKSANAAN PENGUKURAN
2.
2.1. Keselamatan Kerja
1. Memakai pakaian praktek.
2. Mengikuti arahan dan petunjuk dari dosen pembimbing.
3. Gunakan alat sesuai kegunaannya.
4. Fokuskan perhatian pada pengukuran.
5. Jangan bergurau saat melakukan pengukuran.
2.2. Peralatan Yang Digunkan
1. Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya
memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa
sampai pada satuan sekon (detik).
2. Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat berbentuk mistar ukur yang besar terbuat dari
aluminimum yang kuat dan ringan dan diberi skala pembacaan. Dari rambu ini
diperoleh data bacaan benang atas (ba), benang tengah (bt) dan benang bawah (bb).
4
3. Statif/Tripod
Kompas merupakan jenis alat navigasi yang memanfaatkan medan magnetis bumi
dalam penentuan sebuah arah. Sebelum pedoman arah ditemukan, dalam menentukan
sebuah arah manusia menggunakan posisi benda-benda langit sebagai patokan,
misalnya matahari dan bintang.
5. GPS
GPS adalah suatu sistem untuk menetapkan lokasi di permukaan bumi dengan
memanfaatkan bantuan sinyal satelit. Ini adalah fungsi awal dari GPS, awalnya hanya
digunakan untuk mengidentifikasi area permukaan planet dan juga semua itu mungkin
dilakukan berkat sinyal satelit.
5
6. Meteran
8. Alat Tulis
6
2.3. Langkah Kerja
1. Survey ke lapangan atau area yang akan diukur dan memberi patok menggunakan
patok ukur, lebih banyak patok (titik ukur) akan lebih akurat. Disini saya
menggunakan tip-ex sebagai penanda patok.
7
4. Mengukur tinggi alat dari dasar pijakan sampai teropong.
8
7. Mencari sudut azimuth (alat diputar berlawanan arah jarum jam).
8. Teropong diarahkan ke titik P2, membaca benang atas (BA) dan benang bawah (BB)
9
10. Ulangi Kembali Langkah 2 sampai 10 hingga selesai sampai patok akhir.
11. Kemudian mengolah data hasil dari praktikum.
BAB III
10
Kolom Detik Azimut =((desimal-derajat-menit)/60)*3600
8 Kolom D.Sin T =jarak optis*sin(radians(desimal azimut))
Kolom Koreksi Terlebih dahulu dilakukan penjumlahan pada
kolom D.Sin T dibagi jumlah pengukuran
=D.Sin T P1 - kunci ($) penjumlahan kolom
D.Sin T
9 Kolom D.Cos T =jarak optis*cos(radians(desimal azimut))
Kolom Koreksi Terlebih dahulu dilakukan penjumlahan pada
kolom D.Sin T dibagi jumlah pengukuran
=D.Cos T P1 - kunci ($) penjumlahan kolom
D.Cos T
10 Kolom Kordinat Utuk kolom X P1 = Kordinat X awal
dan untuk kolom Y P1 = Kordinat Y awal
Kolom Kordinat X P2 dst ….. = sumbu X awal + koreksi ΔX P2
Kolom Kordinat Y P2 dst ….. = sumbu Y awal + koreksi ΔY P2
11 Kolom Luas Area Pengukuran =(Kor X P1 * Kor Y P2) - (Kor X P2 * Kor Y P1)
Untuk luas pengukuran dengan menjumlah
Kolom Luas Area Pengukuran
12 Perintah AutoCad
Kolom Shorcut Titik Ketik po
Kolom Shorcut Teks Ketik '-text m
Kolom Tinggi Teks Ketik 5
Kolom Rotasi Ketik 0
Kolom Offsite Ketik 6
Kolom Sumbu X dan Y =concatenate(kunci$ shorcut titik;Kor X;",";Kor Y)
Kolom Text Input =concatenate(kunci$ shorcut text;Kor X
+ kunci$ shorcut offsite;",";kor Y+kunci$ offsite;"spasi";
kunci$ tinggi text;"spasi";kunci$ rotasi;"spasi";tinggi
titik)
Kolom PL =Concatenatenate(kor X;",";kor Y)
Close
11
LOKASI PENGUKURAN : LAPANG SMA AL MUSADADIYAH
DESIMA
TINGGI TITIK AWAL GPS : 720 MDPL
L
KORDINAT GPS : 7 12 22 X 7.21
107 53 44 Y 107.90
AZIMUT AWAL : 31 52 15 31.87
TING
JARA BEDA
GI SUDUT DALAM SUDUT AZIMUT
K TING
TITIK
OPTI GI
(MDP DERAJ MENI DETI DESIM DERAJ MENI DETI DESIM
S (m) (m)
L) AT T K AL AT T K AL
720.0
46.10 -0.03 271 37 20 271.62 31.00 52.00 15.00 31.87
0
719.9
20.20 -0.01 192 48 55 192.82 19.00 0 3.33 19.06
9
719.9 312.6
19.30 0.00 325 50 40 325.84 -127.00 -5 -126.79
9 7
719.9 342.6
46.50 -0.08 186 30 0 186.50 -134.00 -5 -133.29
1 7
12
719.8 520.4
20.30 -0.03 276 2 15 276.04 -230.00 -8 -229.33
8 2
152.4
0
PERINTAH AUTOCAD
po -text m 5 0 6 po7.20611111111111,107.895555555556
po14.3954397051474,126.674560268807
po-0.466581871443857,114.802317176836
po-33.7198632621173,82.6042422766211
po-17.7293053952096,69.0596495549376
PERINTAH AUTOCAD
Text Input PL
13
-text m5.53341812855614,120.802317176836 5 0 719.9865 -0.466581871443857,114.802317176836
-text m-27.7198632621173,88.6042422766211 5 0 719.911 -33.7198632621173,82.6042422766211
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam melakukan pengukuran ini mahasiswa bisa terampil dalam menggunakan alat
Theodolite, membaca sudut horizontal dan vertikal, membaca rambu, mengihtung
data, menggambar dan menyusun laporan secara sistematis.
4.2 Saran
1. Sebelum dan sesudah praktikum periksalah peralatan yang dipakai.
2. Mahasiswa diharapkan mengusai materi terlebih dahulu sebelum melakukan
praktikum sehingga dapat melaksanakan praktikum dengan benar.
3. Perhatikan dan pahamilah semua arahan dan petunjuk dari dosen.
14