Disusun Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Penanggung Jawab
Teknik Geodesi S-1 KerjaPraktek
Teknik Geodesi S-1
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Peraktek (KP).
Laporan ini disusun bukan hanya sebagai syarat kelulusan Kerja Peraktek (KP)
tetapi juga sebagai sarana menambah ilmu bagi pembaca khusunya ilmu mengenai
GPS dan metode metode pengukuranya, yang disajikan berdasarkan praktik dari
tugas dan pengamatan dari berbagai sumber. Laporan ini di susun oleh penulis
dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang
datang dari luar. Namun, dengan penuh ketekunan dan doa akhirnya laporan ini
dapat terselesaikan.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis maupun pembaca,
terimakasih.
Penulis
Siswandi Budiono
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR………………...................................................................iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv
LEMBAR ASISTENSI…………………………………………………....…….vi
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………...…1
2.1 Fotogrametri………………………………………………………….3
2.3 GPS…………………………………………………………..………..4
iv
3.4 Pelaksanaan Pengukuran…………………..……………………….16
BAB IV PENUTUP………………………...……………………………………36
4.1 Kesimpulan………………………….………………………………36
DAFTAR PUSTAKA………………………….………………………………..38
LAMPIRAN LOGBOOK………………………………………………...…….39
v
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN KERJA PERAKTEK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI S-1
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
Program Studi : Teknik Geodesi
Dosen Pembimbing : Silvester Sari Sai, S.T., M.T.
Pembimbing KP : Ali Swastanta Hadijaya S.T.
Tanda
No Tanggal Catatan / Keterangan tangan
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin di capai dalam pelaksanaa KP ( kerja
praktek ) ini adalah sebagai berikut :
Tujuan
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Fotogrametri
3
Gambar 2.1 Unmanned Aerial Vehicle (UAV (Sumber: Esenbei,2009)
Pada dasarnya GPS ( Global Positioning System ) terdiri dari beberapa segmen
yaitu sebagai berikut :
1. Segmen angkasa (space segment), terdiri dari satelit-satelit GPS serta roket-
roket Delta peluncur satelir dari Cape Canaveral di Florida, Amerika
4
Serikat. Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio di angkasa,
yang dilengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima
sinyal-sinyal gelombang. Yang kemudian sinyal-sinyal tersebut diterima
oleh Receiver GPS di/dekat permukaan Bumi, dan digunakan untuk
menentukan informasi posisi, kecepatan, waktu serta parameter-parameter
turunan lainnya. Setiap satelit GPS terdiri mempunyai dua sayap yang
dilengkapi dengan sel-sel pembangkit tenaga matahari (solar panel). Satelit
juga mempunyai komponen internal seperti jam atom dan pembangkit
sinyal. Satelit GPS memiliki komponen eksternal yaitu beberapa antena
yang digunakan untuk menerima dan memancarkan sinyal-sinyal dari satelit
ke GPS.
2. Segmen sistem kontrol, berfungsi mengontrol dan memantau operasional
semua satelit GPS dan memastikan bahwa semua satelit berfungsi
sebagaimana mestinya. Secara spesifik tugas utama dari segmen sistem
kontrol GPS adalah:
Secara kontinyu memantau dan mengontrol sistem satelit
Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS
Memprediksi ephemeris datelit serta karakteristik jam satelit
Secara periodik meremajakan (update) navigation message dari setiap
satelit
Melakukan manuver satelit agar tetp berada dalam orbitnya, atau
melakukan relokasi untuk menggantikan satelit yang tidak sehat,
seandainya diperlukan
Segmen kontrol juga berfungsi menentukan orbit dari seluruh satelit GPS
yang merupakan informasi vital untuk penentuan posisi dengan satelit.
3. Segmen pengguna, yang terdiri dari para pengguna satelit GPS, baik di
darat, laut, udara, maupun di angkasa. Dalam hal ini, alat penerima sinyal
GPS (GPS receiver) diperlukan untuk menerima dan memroses sinyal dari
satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan, waktu
maupun parameter turunan lainnya. Komponen utama dari suatu receiver
GPS secara umum adalah: antena dengan pre-amplifier, pemroses sinyal,
pemroses data (solusi navigasi), osilator presisi, unit pengontrolan receiver
5
dan pemrosesan (user and external communication), satu daya, memori
serta perekam data.
6
ditentukan posisinya bergerak, maka metodenya disebut kinematic, Selanjutnya,
ada beberapa metode metode yang lebih detail antara lain seperti RTK, Survei GPS,
Rapid Statik, Pseudo Kinematik, stop and go serta beberapa metode lainnya.
7
Problem utamanya adalah penentuan ambiguitas fase secara on-the-fly,
yaitu penentuan ambiguitas fase pada saat receiver sedang bergerak
dalam waktu sesingkat mungkin.
Penentuan ambiguitas secara on-the-flyakan meningkatkan ketelitian,
keandalan, fleksibilitas dari penentuan posisi kinematik.
3. Metode Penentuan Posisi Rapid Statik
Metode penentuan posisi dengan survei static singkat (rapid static) pada
dasarnya adalah survei statik dengan waktu pengamatan yang lebih
singkat, yaitu 5-20 menit. Prosedur operasional lapangan pada survei statik
singkat adalah sama seperti pada survei statik, hanya selang waktu
pengamatannya yang lebih singkat. Oleh sebab itu disamping memerlukan
perangkat lunak yang handal dan canggih, metode statik singkat juga
memerlukan geometri pengamatan yang baik, tingkat residu kesalahan dan
bias yang relatif rendah, serta lingkungan pengamatan yang relatif tidak
menimbulkan multipath.
4. Metode RTK ( Real Time Kinematic )
Metode RTK adalah suatu penentuan posisi real time secara differensial
menggunakan data fase, hubungannya untuk memberikan data real time,
stasiun referensi wajib mengirimkan data fase dan pseudorange kepada
user secara realtime dengan sistem komunikasi data. Survei metode RTK
terdiri atas base dan rover station, dengan receiver yang ada base station
tidak berubah posisi antenanya selama melakukan pengukuran sedang
receiver yang berfungsi sebagai rover dipindah-pindahkan sesuai untuk
positioning yang direncanakan. Receiver yang ada di base dan rover
station harus selalu memperoleh signal GPS selama melakukan
pengukuran, korekasi diferensial dipancarkan dari base station ke rover
station menggunakan fasilitas RTCM. Survei GPS untuk pengamatan RTK
sangat sering digunakan untuk pekerjaan mapping hingga saat ini
Sistem RTK (Real-Time Kinematic) adalah sistem penentuan posisi real-
time secara diferensial menggunakan data fase. Dapat digunakan untuk
penentuan posisi obyek obyek yang diam maupun bergerak. Untuk
merealisasikan tuntutan real-time nya, monitor station harus mengirimkan
8
data fase dan pseudorange ke pengguna secara real-time menggunakan
sistem komunikasi data tertentu. Ketelitian tipikal posisi : 1 - 5 cm.
Aplikasi utama : staking out, survai kadaster, survai pertambangan,
navigasi berketelitian tinggi. Untuk Komunikasi data : Base Station
(stasiun Referensi) dilengkapi perangkat pemancar, sedangkan Rover
(Stasiun pengguna) dilengkapi perangkat penerima data. Komunikasi data
menggunakan pita frequensi VHF/UHF, untuk itu dituntut adanya
visibilitas langsung (line of sight) antara base dan rover
2.6 Kesalahan dan bias
Kesalahan dan bias pada umumnya dapat terjadi akibat beberapa faktor yaitu :
9
4. Multipath, yaitu fenomena dimana sinyal dari satelit tiba di antena GPS
melalui dua atau lebih lintasan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena
sinyal dipantulkan oleh benda benda disekitar antena sebelum tiba di antena.
Benda-benda tersebut dapat berupa jalan raya, gedung, danau, dan
kendaraan. Perbedaan panjang lintasan menyebabkan sinyal sinyal tersebut
berinteferensi ketika tiba di antena yang pada akhirnya menyebabkan
kesalahan pada hasil pengamatan. Dan mempengaruhi hasil ukuran
pseudorange maupun carrier phase.
GPS Geodetic (Reciver) Merupakan jenis GPS yang saat ini banyak digunakan
dalam beberapa survey pengukuan, GPS jenis ini mampu menangkap sinya L1, L2
atau GNSS dan juga mampu merekam RAW data secara umum dan memiliki
format Rinex selain itu jika dibandingkan dengan GPS navigasi GPS jenis ini dapat
memberikan ketelitian yang lebih tinggi, alat ini juga dapat digunakan untuk
pengukuran bidang perkebunan, pertanian dan lainya
Ground control point (GCP) atau titik kontrol tanah adalah titik yang
terdapat di lapangan dan dapat diidentifikasi pada foto serta mempunyai
koordinat di kedua sistem, yaitu sistem koordinat tanah dan sistem koordinat
foto. GCP diperlukan untuk kegiatan transformasi koordinat dari sistem
koordinat tertentu ke sistem koordinat tanah. Titik kontrol ini terdapat pada
10
kedua sistem koordinat yang mempunyai posisi relatif pada objek yang sama.
Pada pengkoreksian suatu citra diperlukan GCP, sehingga ada keterkaitan
antara sistem citra foto dengan sistem tanah (Subakti, 2002).
11
Gambar 2.4 Independent Check Point ( Sumber : Dokumentasi KP )
Pemilihan tempat titik Ground Control Point (GCP) dan Independent Check
Point (ICP) harus berada di area yang terbuka dan tidak terhalang oleh bangunan,
pohon, dan benda benda disekitar area titik GCP dan ICP ketika peroses
pengambilan foto udara dilakukan. Ketentuan penyebaran titik GCP harus
memperhatikan kebutuhan aplikasi penginderaan jauh. Titik GCP harus tersebar
merata di seluruh wilayah yang akan diambil citra atau gambarnya. Jumlah titik
GCP yang diperlukan tergantung pada luas wilayah yang akan dipetakan dan
tingkat akurasi yang diinginkan. Umumnya, semakin banyak titik GCP yang
digunakan, semakin akurat citra atau gambar yang dihasilkan.
12
Adapun syarat ketentuan persebaran titik ICP adalah objek yang digunakan
sebagai titik uji harus memiliki sebaran yang merata di seluruh area yang akan di
uji. Dalam memilih titik GCP dan ICP, perlu diperhatikan juga jenis citra atau
gambar yang akan dihasilkan. Misalnya, citra multispektral memerlukan titik GCP
dan ICP yang berbeda dengan citra panchromatic. Ketentuan penyebaran titik GCP
dan ICP yang tepat sangat penting dalam memastikan akurasi citra atau gambar
yang dihasilkan.
13
BAB III
PELAKSANAAN
1. Alat Penelitian
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua komponen
yaitu :
a. Perangkat Keras
b. Perangkat Lunak
14
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan
Mulai
Pengenalan Instansi
Orientasi Lapangan
Pengecekan Data
Pengolahan data
Pembuatan LogBook
Pembuatan Laporan
Selesai
15
3.4 Pelaksanaan Pengukuran
Tahap selanjutnya adalah pemasangan patok pada titik titik yang sudah
ditentukan dimana pada gambar 3.2 dapat dilihat jumlah pesebaran titik GCP
berjumlah 13 titik dan titik ICP berjumlah 11 titik, total pemasangan patok
adalah 24 titik
16
Gambar 3.3 Pemasangan Patok titik GCP & ICP
( Sumber Dokumentasi KP )
17
3.4.2 Tahap Pengambilan data
Sebelum dilakukan pengukuran pada titik GCP dan ICP terlebih dahulu
dilakukan pengukuran titik ikat base, dalam penelitian ini pengukuran titik ikat
dilakukan pengamatan stasiun cors N1 jaring kerangka milik BIG yang ada di
Singosari ke desa Pandanrejo. Pengamatan dilakukan -+ 5 Jam
( Sumber : Dokumentasi KP )
( Sumber : Dokumentasi KP )
18
Gambar 3.7 GPS Geodetic
( Sumber : Dokumentasi KP )
Dalam pengukuran pada titik titik GCP dan ICP dimulai dengan
mendirikan alat diatas titik station atau Base yang sudah diketahui
koordinatnya, jika alat pada titik base sudah didatarkan dan dihidupkan
maka pengukuran pada titik titik GCP ICP siap dilakukan
19
Gambar 3.8 Peroses mendatarkan alat
( Sumber : Dokumentasi KP )
( Sumber : Dokumentasi KP )
20
Gambar 3.10 Peroses menghidupkan & memulai
Berikut data hasil pengukuran titik GCP dan ICP yang sudah
dipindahkan dari reciver ke computer atau laptop
21
Data hasil pengukuran tanggal 17 Maret 2023
Sesi 1
Sesi 2
22
3.5 Pengolahan Data GCP & ICP
Data pengamatan menggunakan GPS Geodetic yang telah didownload
selanjutnya akan diolah menggunakan Compass Solution versi 1.7.6, berikut
tahapan pengolahan data GCP dan ICP menggunakan Compass Solution versi
1.7.6
1. Pertama tama membuka aplikasi Compass solution
2. Selanjutnya untuk membuka folder data klik “create” lalu pilih “coordinate
detail” maka akan muncul datum manager seperti pada gambar dibawah ini
23
3. Klik add pada datum manager lalu klik “select projection model” pilih UTM
pada kolom projection model kemudian pilih “south” pada kolom
Hemishere dan pada kolom Zone pilih 49 lalu tekan “OK”
4. Selanjutnya untuk memulai RAW data pilih menu observation lalu klik
“inport” lalu Ctrl A dan klik “Open”
5. Setelah data Raw data berhasil dimasukan maka akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini dimana pada tampilan observation menampilkan
raw data dan pada tampilan Map menampilkan titik titik pengukuran
24
6. Untuk memasukan data Baseline langkahnya sama yakni dengan klik
“import files” lalu pilih data base nya kemudia klik “open” maka akan
muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini dimana masing masing
titik terikat ke base
25
7. Selanjutnya untuk menentukan baseline dan titik-titik GCP, ICP pada tabel
data pengamatan klik kanan lalu klik “Properties”
8. Maka selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar dibawah ini
dimana pada kolom station masukan nama titik lalu untuk memasukan
tinggi alat dan jenis antenna klik “change” lalu masukan tinngi alat pada
kolom “Value (m) dan jenis antenna pada kolom “Type” lalu tekan OK,
pada tahap ini kita juga dapat mengganti nama titik sesuai dengan yang ada
dilapangan dengan cara memasukan nama titik pada kolom menu station
26
9. Jika semua data sudah dimasukan tinggi alat dan jenis antenanya maka
langkah selanjutnya masuk ke menu Static Baseline pada tahap ini untuk
menentukan parameter pengolahan klik “Param” pada tahap ini diharapkan
untuk mengatur parameter sesuai dengan keburtuhan
27
10. Setelah mengatur parameter sesuai dengan yang dibutuhkan selanjutnya
kilk “Process” maka software akan secara otomatis mengolah semua data
tersebut
11. Setelah smua data selesai diproses maka akan muncul nilai kualitas data
pada tabel Solution Type, Radio dan RMS, pada tahap ini juga kita dapat
melihat kualitas data beserta informasi mengenai satelitnya, dapat dilihat
pada gambar dibawah ini
28
12. Tahap selanjutnya adalah memasukan Koordinat dari data titik acuan atau
Baseline dengan cara klik “Station Constraint” masukan koordinat X,Y,Z
dengan klik “Known Point” lalu masukan Koordinatnya lalu ceklis
“Constraint” dan klik “OK”
29
13. Setelah nilai Koordinat X,Y,Z dimasukan selanjutnya pilih menu
“Adjustment Parameter” dalam tahap ini kita bisa melihat dan memilih
interval kepercayaan yang ingin digunakan, selanjutnya klik “Free
Adjustment” kemudian pilih data acuan atau data dari baseline lalu klik
“OK” dan Klik dua kali menu “Run Adjustment”
30
31
14. Maka akan muncul detail informasi mengenai hasil Report data, berikut
adalah informasi detail mengenai hasil Report Data dari semua titik
pengukuran yang dilakukan
32
33
34
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran yang kemudian diolah menggunakan
Compass Solution didapati hasil koordinat dan Elevasi GCP dan ICP
sebagai berikut
KOORDINAT
No Titik GCP ELEVASI
x y
1 GCP 01 9128350.2762 668426.3706 919.0260
2 GCP 02 9133424.0075 671961.0495 1050.7771
3 GCP 03 9127804.1256 669325.2706 867.9016
4 GCP 04 9128266.6734 669621.0919 830.2727
5 GCP 05 9127933.8250 670365.0280 775.8296
36
TABEL KOORDINAT ICP
KOORDINAT
No Titik ICP ELEVASI
x y
1 ICP 01 9128594.5309 668583.6199 902.0822
2 ICP 02 9127544.4950 668748.8210 915.5314
3 ICP 03 9128787.6650 670773.9519 834.8919
4 ICP 04 9128887.1996 669229.5999 857.8344
5 ICP 05 9129026.1820 669931.3871 819.0633
37
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN LOGBOOK
Nim : 1725033
39
Pengenalan dan pengarahan Pengukuran bidang di
9. 8 April 2023 Desa
13 18 April 2023 Cuti Bersama, Hari Raya idul Fitri 1444 Hijriah
15. 04 Mei 2023 Mulai Pengukuran GCP & ICP di Desa Bulukerto
40
Dokumentasi Kegiatan
Tanggal
Jenis Kegiatan Dokumentasi
Pelaksanaan
Pengarahan dan
13 Maret 2023
Pengukuran titik ikat Base
41
Pemasangan Premak Pada
19 Maret 2023
Titik-titik GCP & ICP
Pengambilan dan
29 Maret 2023 Penyerahan Surat Pengantar
KP dari Kampus ke Instansi
42
Pengenalan dan pengarahan
08 April 2023 Pengukuran bidang di Desa
Kamulyan Cilacap
43
Pengarahan dan pengecekan
patok pada titik titik GCP &
03 Mei 2023
ICP yang berada di wilayah
Desa Bulukerto
44
Penyusunan Laporan dan
12 Mei 2023
LOGBOOK
Pelaksanaan pengukuran
Pengukuran ini terletak pada kawasan Batu yang berlokasi di Desa Pandanrejo
Kelurahan Temas Jawa Timur dengan koordinat geografis 7°52’01.21”S
112°32’42.38”E Kecamatan Bumiaji Kelurahan Temas Desa Pandanrejo
45
Hasil Pengukuran
Pada pengukuran GCP dan ICP yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2023
didapatkan hasil pengukuran sejumlah 6 titik
Penguukuran ini dilakukan dua sesi dimana pada sesi pertama didapatkan 4 titik
dan di sesi kedua didapatkan 6 titik pengukuran
46
Sesi 1
Sesi 2
Pada pengukuran ini dilakukan pengukuran ulang terhadap satu titik saja karna
perpindahan titik
47
Pengolahan Data
Pengolahan data hasil pengukuran pertama, pada tahap ini kita dapat melihat titik
titik yang telah diukur dan kualitas data pengamatan,
48
Berikut adalah hasil dari report data pengukuran GCP dan ICP pada hari pertama
tanggal 16 Maret 2023 setelah di olah menggunakan Compass Solution
1. Properti
2. COORDINATE SYSTEM
49
3. BASELINE
50
5. 2D ADJUSTMENT PARAMETER
Ajustment Parameter
2D adjustment distance
2D Coordinate
51
6. Height fitting
Adjustment parameter
Pengukuran yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2023 dibagi menjadi dua sesi
Sesi 1
1. Property
52
2. Coor. system
Datum Parameter
Projection Parameter
3. Baseline
Baseline
4. 3D non-constraint adjustment
Adjustment parameter
53
Free adjustment coordinate
5 2D constraint adjustment
Adjustment parameter
2D adjustment distance
2D coordinate
54
6 Height fitting
Adjustment parameter
Sesi 2
1. Property
Property
2. Coordinate system
Datum Parameter
55
Projection Parameter
3. Baseline
Baseline
4 3D non-constraint adjustment
Adjustment Parameter
56
5 2D constraint adjustment
Adjustment Parameter
2D adjustment distance
2D coordinate
57
6 Height fitting
Adjustment Parameter
2 Coordinate system
Datum Parameter
58
Projection Parameter
3 Baseline
Baseline
4 3D non-constraint adjustment
Adjustment Parameter
59
5 2D constraint adjustment
2D adjustment distance
2D coordinate
60
6 Height fitting
Adjustment parameter
61
62