Disusun Oleh
PT. SASAGEYO GEOSOLUTION
Jalan Harapan Raya No. 10B, Sukarame, Bandar Lampung
Konsorsium C, Blok 4
Anggota Kelompok:
1. Aulia QY (118230018)
2. Iskandar Zulqarnain (118230024)
3. Rafi (118230040)
4. Yogi Kurniawan (118230044)
5. Jacinda Destiana Sihombing (118230086)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
Project Based Learning (PjBL) yang berjudul “PENYEDIAAN DATA SPASIAL
DASAR DESA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PEMETAAN FOTO
UDARA” ini dengan tepat waktu. Laporan akhir Project Based Learning (PjBL)
ini dibuat sebagai bukti dan pertanggungjawaban dalam pengerjaan Pemetaan
Desa Korpri Raya, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung serta memenuhi
persyaratan kelulusan mata kuliah GT-3223 Fotogrametri Lanjut, Program Studi
Teknik Geomatika, Jurusan Teknologi dan Kewilayahan, Institut Teknologi
Sumatera, Lampung Selatan.
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan tugas akhir ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua, saudara-saudara kami, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang
yang selalu tercurah selama ini.
2. Bapak Ofyar Z Tamin selaku Rektor Institut Teknologi Sumatera.
3. Ibu Rahayu Sulistyorini selaku Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan
kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera.
4. Bapak Irdam Adil selaku Ketua Prodi Teknik Geomatika, Institut
Teknologi Sumatera.
5. Dosen Mata Kuliah GT 3223-Fotogrametri Lanjut, yaitu: Bapak Dr.Deni
Suwardhi,M.T,. Bapak Muhammad Ulin Nuha,S.T.,M.Eng. Bapak Adam
Irwansyah Fauzi, S.T.,M.T. dan Bapak Theo Prastomo Soedarmodjo,
S.T.,M.S. yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Asisten Praktikum GT-3221 Fotogrametri Lanjut tahun 2021.
7. Teman-teman seperjuangan kami di Prodi Geomatika angkatan 2018 atas
semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.
8. Semua pihak yang telah memberi bantuan secara langsung maupun tidak
langsung.
Kelompok 1 - RB
Saat ini kebutuhan akan penyediaan data spasial sangat diperlukan guna
pengambilan keputusan dan kebijakan yang akan digunakan dalam proses
perencanaan, perancangan dan pengembangan suatu wilayah. Proses pemetaan
spasial berbasis foto udara kali ini dilaksanakan di Desa Korpri Raya, Kecamatan
Sukarame, Bandar Lampung. Pemetaan foto udara dengan memanfaatkan pesawat
tanpa awak telah banyak digunakan dalam pemetaan dengan metode fotogrametri
dan dianggap sangat efektif. Proses pemetaan ini menjadi solusi yang tepat
mengingat besarnya akan perencanaan dan pengembangan daerah sehingga akan
meningkatkan eksistensi wilayah. Saat ini Desa Korpri Jaya dikembangkan
menjadi 2 Lingkungan yaitu Lingkungan I dengan 8 Rukun Tetangga (RT) dan
Lingkungan II dengan 6 Rukun Tetangga (RT).
Anggaran biaya yang dikeluarkan untuk proses pemetaan Desa Korpri Raya
mencapai total Rp.63.656.318 yang meliputi biaya sewa peralatan penunjang,
biaya survey dan pengambilan data lapangan foto udara dan pengukuran titik
kontrol, biaya produksi pembuatan peta, biaya fasilitas selama proses pengerjaan
serta biaya operasional setiap harinya. Proses pemetaan yang dilakukan
melibatkan ahli bidang Teresteris, ahli bidang Fotogrametri, ahli bidang Sistem
Informasi Geografis, serta Surveyor untuk proses pengambilan data.
Dengan biaya yang telah dikeluarkan maka akan disajikan data yang
meliputi: peta orthopoto lokasi pemetaan Desa Korpri Raya, DSM dan DTM
lokasi, peta kontur skala 1:1000, dan peta planimetris. Dalam proses pengerjaan
Project Based Learning (PjBL), produk yang dihasilkan telah mencapai dan
memenuhi syarat ketelitian 1:1000 dimana semuanya mengacu pada PERKA BIG
No.1 Tahun 2020.
Melalui proses pemetaan yang telah dilakukan maka akan memudahkan
lembaga yang berwenang khususnya daerah Korpri Raya dalam proses
perencanaan dan pengembangan wilayah. Berdasarkan data dan ulasan tersebut,
hasil dari pemetaan akan menjadi prospek yang baik untuk terus dikembangkan
guna ketercapaian perencanaan dan pengembangan wilayah yang terarah dan
merata.
1.3 Sasaran
1.6 Pengertian
Berikut pengertian-pengertian yang perlu dipahami dalam pekerjaan
pemetaan foto udara ini.
Tabel 1. Pengertian - Pengertian
Digital surface model model digital yang merepresentasikan bentuk
(DSM) permukaan bumi beserta penutup lahannya
Manager perusahaan
(Iskandar Zulkarnain)
Ahli Fotogrametri
(Yogi)
Ahli GIS
(Aulia Qy)
Administrasi
(Rafi)
2.1 Fotogrametri
Fotogrametri merupakan ilmu suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk
memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu obyek fisik dan
keadaan di sekitarnya melalui proses perekaman, pengamatan atau pengukuran
dan interpretasi citra fotografis atau rekaman gambar gelombang elektromagnetik
(Ahmad Syauqani, 2017). Akusisi data fotogrametri tidak melakukan kontak fisik
secara langsung itu menjadikan perbedaan yang absolut dengan surveying.
Terdapat informasi penting dari akusisi fotogrametri tersebut, yaitu sebagi berikut:
1. Informasi Geometris, Informasi Geometris meliputi posisi spasial dan bentuk
dari obyek. Hal ini merupakan sumber informasi paling penting yang bisa
diperoleh dari fotogrametri
2. Informasi Temporal, Informasi Temporal berkaitan dengan perubahan obyek
dari waktu ke waktu. Biasanya dilakukan dengan membandingkan beberapa
gambar yang direkam dari waktu yang berbeda.
Jenis-jenis fotogrametri bisa dikategorikan berdasarkan posisi kamera dan
objek dengan beberapa cara yaitu
a. Fotogrametri udara; menghasilkan citra udara dengan ketinggian lebih dari
± 300 meter.
b. Foto terestris; foto yang diambil secara langsung dilokasi yang sudah
ditetapkan.
c. Fotogrametri jarak dekat; pengambilan foto dengan jarak kamera dan
obyek 100 mm sampai 300 m.
3.4 Metodologi
3.4.1 Pengukuran Titik Kontrol Tanah
1. Persiapan dan Distribusi
Desain GCP/ICP sesuai kaidah fotogrametri dan acuan SNI 8202 serta
Perka No. 1 Tahun 2020.
Penempatan titik kontrol (GCP/ICP) direncanakan diatas CSRT atau citra
terbaru untuk memperoleh gambaran kondisi lapangan terbaru.
Penempatan titik kontrol tanah (GCP/ICP) harus bebas dari ruang pandang
langit dari segala arah dengan elevasi 5 derajat dan tidak boleh di area
selain ground.
Penempatan titik kontrol harus jauh dari obyek-obyek yang mudah
memantulkan sinyal GPS untuk mencegah terjadinya multipath.
GCP diwajibakan untuk dipasang patok dengan ketentuan yang tertulis
pada persiapan administrasi dan alat sebagai titik pengukuran.
3.4.2 Pengukuran Foto Udara
Perencanaan Jalur Terbang Beberapa hal yang harus diperhatikan pada
perencanaan jalur terbang foto udara:
Tinggi terbang kurang lebih 100 m.
Kamera dibuat off-nadir view dengan Front overlap 80% Side overlap
60% .
Hasil yang didapat dari perataan parameter yaitu hasil koordinat X dan Y
dari koordinat tanah yang telah diukur.
Align
Marker
Gradual
Selection
Gradual
Selection
Optimize
Build
Mosaik
Titik GCP X Y
Titik ICP X Y
ICP 1 -5.371642° 105.291371°
ICP 2 -5.371378° 105.295054°
ICP 3 -5.371421° 105.299855°
ICP 4 -5.371184° 105.303249°
ICP 5 -5.367508° 105.291414°
ICP 6 -5.367551° 105.295566°
ICP 7 -5.367540° 105.299357°
ICP 8 -5.367539° 105.303139°
ICP 9 -5.363483° 105.291205°
ICP 10 -5.363526° 105.295311°
ICP 11 -5.363162° 105.299905°
ICP 12 -5.363052° 105.303146°
4.6. KARTOGRAFI
Setelah melalui proses pengolahan foto udara dengan menggunakan
aplikasi Agisoft Profesional dengan keluaran hasil peta DSM dan DTM serta peta
ortofoto dengan mendapatkan nilai uji akurasi dengan skala 1:1000 maka dibuat
penyajian data berupa:
a. Peta Orthophoto dengan skala 1:1000
b. DSM dan DTM dengan skala 1:1000
b. Peta DSM
d. Peta Kontur