Anda di halaman 1dari 27

PENGENALAN ALAT THEODOLITE UNTUK

PENGUKURAN TACHYMETRI TITIK TITIK DETAIL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Survey dan Pemetaan
yang diampu oleh:
Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.

Oleh:
Bravian Ariq Akbarulah
2009926

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Dengan segala
nikmat,rahmat,dan karunia-Nya saya mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengenalan Alat Theodolite Untuk Pengukuran Tachymetri Titik-Titik Detail” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.Makalah resume ini dibuat dengan maksud
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Survey dan Pemetaan yang diampu oleh
Bapak Iskandar Muda P,M.T. Dalam kesempatan ini saya menyadari bahwa tanpa bantuan
dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak makalah ini tidak akan selesai dengan
baik.Oleh karena itu,pada kesempatan ini Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dosen pengampu Bapak Dr.Ir.H Iskandar Muda P,M.T
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan.
3. Teman-teman Departemen Pendidikan Teknik Sipil Prodi Teknik Sipil.

Saya berharap demi kesempurnaan penulisan makalah ini,kami memohon


sumbangan kritik dan saran untuk memperbaiki penulisan makalah yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi saya dan para
pembaca. Saya meminta maaf apabila ada kata yang kurang berkenan.
Sekian dan terima kasih

Bandung, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.2. Identifikasi Masalah ................................ Error! Bookmark not defined.
1.3. Pembatasan Masalah ............................... Error! Bookmark not defined.
1.4. Rumusan Masalah ................................... Error! Bookmark not defined.
1.5. Tujuan ..................................................... Error! Bookmark not defined.
1.6. Sistematika Penulisan ............................. Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................. Error! Bookmark not defined.
2.1. Pengukuran Tachymetri ......................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Poligon Tachymetri ................................ Error! Bookmark not defined.
2.3. Sipat Datar Tachymetri ........................... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODOLOGI ....................................... Error! Bookmark not defined.
3.1. Lokasi Kegiatan ........................................................................................ 5
3.2. Waktu Kegiatan ........................................................................................ 5
3.3. Metode ..................................................................................................... 5
3.4. Populasi dan Sampling Technique ........................................................... 5
3.5. Data Primer dan Sekunder ....................................................................... 6
3.6. Instrumen .................................................................................................. 6
3.7. Teknik Analisis......................................................................................... 6
3.8. Kerangka Berpikir .................................................................................... 7
3.9. Diagram Alir ............................................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............... Error! Bookmark not defined.
4.1. Pengukuran Tachymetri Titik – Titik DetailError! Bookmark not
defined.
4.1.1 Pengukuran Tachymetri untuk Titik-Titik Horizontal........................9
4.1.2 Pengukuran Tachymetri Untuk Bidang Miring..................................9
4.2. Peralatan Pengukuran Tachymetri ........... Error! Bookmark not defined.
4.3. Bagian-Bagian Alat Theodolite TachymetriError! Bookmark not
defined.
BAB V KESIMPULAN,IMPLIKASI,DAN REKOMENDASIError! Bookmark
not defined.
5.1. Kesimpulan .............................................. Error! Bookmark not defined.
5.2. Implikasi .................................................. Error! Bookmark not defined.
5.3. Rekomendasi ........................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 FPTK UPI............................................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 2 Pengukuran Tachymetri ....................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 3 Pengukuran Jarak dan Beda Tinggi Metode Tachymetri ............. Error!
Bookmark not defined.

Gambar 4 Theodolite Topcon ............................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5 Theodolite Wild ................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 6 Statif ..................................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 7 Unting - Unting .................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 8 Meteran................................................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 9 Rambu Ukur ......................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 10
Payung..................................................................................................Error!
Bookmark not defined.
Gambar 11 Alat Tulis dan Formulir
Pengukuran...................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 12 Bagian Alat
Theodolite........................................................................Error! Bookmark not
defined.
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keterangan ..................................................................................................8

Tabel 2 Bacaan Sudut Mendatar 1 Seri Rangkap.....................................................9


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengolahan Data Hasil Praktikum ........................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran titik-titik detail tachymetri dilakukan setelah pengukuran
kerangka dasar vertikal dan pengukuran dasar horizontal. Pengukuran titik-titik
detail tachymetri pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan peralatan
dengan teknologi lensa optis dan elektronis digital. Pengukuran metode
tachymetri mempunyai keunggulan dalam hal ketepatan dan kecepatan
dibandingkan dengan metode offset. Pengukuran metode tachymetri
menggunakan alat theodolite. Alat theodolite dididrikan di atas patok yang telah
diketahui koordinat dan ketinggiannya berdasarkan hasil pengukuran kerangka
dasar. Patok tersebut mewakili titik-titik ikat pengukuran. Titik-titik detail dapat
berupa unsur alam atau unsur buatan manusia.
Data yang diperoleh di tempat alat berdiri meliputi azimuth magnetis, sudut
vertikal inklinasi (sudut miring) atau zenith dan tinggi alat. Pada alat theodolite
dengan fasilitas total station koordinat dan ketinggian tinggi titik-titik detail
dapat diperoleh langsung. Cara tachymetri adalah cara yang paling banyak
digunakan terutama untuk pemetaan daerah luas yang bentuknya tidak
beraturan.
Dilatar belakangi oleh semua itulah, para mahasiswa teknik sipil diharuskan
mengetahui dan memahami cara pengukuran titik-titik detail tachymetri dan
mempraktekkannya di lapangan. Untuk memetakan dengan cara ini para
surveyor memerlukan alat yang dapat mengukur arah dan sekaligus jarak, yaitu
theodolite kompas atau BTM (Boussole Tranche Montagne).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Kurangnya pemahaman mengenai pengukuran tachymetri titik-titik
detail.
2. Kurangnya pemahaman mengenai peralatan pengukuran tachymetri
titik-titik detail.
3. Kurangnya pemahaman mengenai bagian alat theodolite untuk
pengukuran tachymetri titik-titik detail.

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan suatu masalah dilakukan untuk menghindari adanya pelebaran
atau penyimpangan pokok permasalahan. Pembatasan masalah dalam laporan
ini adalah sebagai berikut
• Luas lingkup meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengenalan
alat theodolite untuk pengukuran tachymeti titik-titik detail.
• Informasi yang dapat disajikan yaitu mengenai pengukuran tachymetri
titik-titik detail, peralatan pengukuran tachymetri, dan bagian alat
theodolite-tachymetri.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang terlah dijelaskan, maka rumusan masalah
dalam laporan ini adalah sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran tachymetri titik-titik detail?
2. Apa saja peralatan yang diperlukan dalam pengukuran tachymetri titik-
titik detail?
3. Apa saja bagian alat theodolite untuk pengukuran tachymetri titik-titik
detail?

1.5 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui mengenai pengukuran tachymetri titik-titik detail.
2. Mengetahui mengenai peralatan pengukuran tachymetri titik-titik detail.
3. Mengetahui mengenai bagian alat theodolite untuk pengukuran tachymetri
titik-titik detail.

1.6 Sitematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisikan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab kajian pustaka berisikan mengenai teori yang berupa pengertian atau
definisi yang sesuai dengan judul laporan atau materi yang dibahas
BAB III METODOLOGI
Bab metodologi berisikan mengenai lokasi, waktu, metode, populasi sample
dan sampling technique, data primer dan data sekunder, instrumen, teknik
analisi, kerangka berpikir, dan diagram alir.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab hasil dan pembahasan berisikan mengenai hasil yang diperoleh dari
suatu penelitian disertai dengan pembahasannya.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab ini berisikan mengenai simpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, implikasi, serta rekomendasi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Tachymetri


“Metode Stadia” yang disebut “Tachymetri” di Eropa adalah cara yang
cepat dan efisien dalam mengukur jarak yang cukup teliti untuk sipat datar
trigonometri, metode ini cukup dibentuk regu 2 atau 3 orang, sedangkan pada
metode transit memerlukan 3 sampai 4 orang.
Metode stadia berasal dari kata Yunani untuk satuan panjang yang asalnya
diterapkan dalam pengukuran jarak-jarak untuk pertandingan atletik, dari sinilah
muncul kata “stadium” atau stadion dalam pengertian modern. Kata ini menyatakan
600 satuan Yunani atau 606 ft 9 in dalam ketentuan Amerika sekarang.

Istilah stadia sekarang dipakai untuk benang silang dan rambu yang dipakai dalam
pengukuran, maupun metodenya sendiri. Pembacaan optis (stadia) dapat dilakukan
dengan transit, theodolit, alidade, dan alat sipat datar.

2.2 Poligon Tachymetri


Dalam poligon transit-optis, jarak, sudut horizontal dan sudut vertikal
diukur pada setiap titik. Reduksi catatan sewaktu pengukuran berjalan
menghasilkan elevasi untuk dibawa dari patok ke patok. Harga jarak optis rata-
rata dan selisih elevasi diperoleh dari bidikan depan dan belakang pada tiap
garis. Pengecekan elevasi harus diadakan dengan jalan kembali ke titik awal
atau tititk tetap duga didekatnya untuk poligon terbuka. Walaupun tidak seteliti
poligon dengan pita, sebuah regu yang terdiri atas tiga anggota seorang
pemegang instrumen, pencatat, dan petugas rambumerupakan kebiasaan.
Seorang petugas rambu dapat mempercepat pekerjaan bila banyak detail
tersebar luas.
Sudut-sudut horizontal juga harus dicek kesalahan penutupnya. Bila ada
kesalahan penutup sudut harus diratakan, 'Y dan 'X dihitung dan keseksamaan
poligon dicek.
2.3 Sipat Datar Tachymetri
Metode tachymetri dapat dipakai untuk sipat datar trigonometris. TI ( tinggi
instrumen di atas datum) ditentukan dengan membidik pada stasiun yang
diketahui elevasinya, atau dengan memasang instrumen pada titik semacam itu
dan mengukur tinggi sumbu II di atasnya dengan rambu tachymetri. Selanjutnya
elevasi titik sembarang dapat dicari dengan hitungan dari perpotongan rambu
dan sudut vertikal. Jika dikehendaki dapat dilakukan untai sipat datar untuk
menetapkan dan mengecek elevasi dua titik atau lebih.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi Kegiatan


Lokasi penulisan laporan ini dilakukan di Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar 1. FPTK UPI

3.2 Waktu Kegiatan


Waktu pelaksanaan pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut.
• November 2020 Pengumpulan data
• November 2020 Pengolahan data dan penulisan laporan
• November 2020 Penyelesaian laporan

3.3 Metode
Pembuatan laporan ini menggunakan metode kualitatif karena
menekankan pada aspek pemahaman suatu permasalahan. Metode kualitatif
bertujuan untuk memberikan pemahaman secara luas dan mendalam
terhadap suatu permasalahan.

3.4 Populasi dan Sampling Technique


Populasi dalam suatu penelitian adalah sekumpulan objek yang dapat
dijadikan sebagai sumber penelitian. Populasi dalam laporan ini adalah buku-
bulu dan situs-situs internet yang memiliki hubungan dengan materi yang
dibahas.
Sampling Technique merupakan teknik pengambilan sampel. Dalam
penyusunan laporan ini menggunakan sampling technique non-probability
dengan teknik purposive yaitu cara pengambilan sampel yang digunakan
dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.

3.5 Data Primer dan Data Sekunder


Data primer adalah dara yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian untuk menyelesaikan masalah yang ditangani. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan sumber data secara tidak
langsung atau melalui media perantara.
Data Primer yang digunakan bersumber dari buku Teknik Survey dan
Pemetaan serta buku Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Sedangkan data
sekunder yang digunakan untuk mendukung data primer bersumber dari Jurnal
dan Artikel di internet.

3.6 Instrumen
Instrumen merupakan alat pengumpulan data. Instrumen yang digunakan
dalam pembuatan laporan ini adalah alat elektronik berupa laptop dan
handphone serta buku Teknik Survey dan Pemetaan, juga buku Petunjuk
Praktikum Ilmu Ukur Tanah sebagai alat pengumpulan data.

3.7 Teknik Analisis


Teknik analisis data yang digunakan dalam laporam ini adalah
menggunakan data yang bermuatan kualitatif yang didapatkan dari berbagai
sumber data.
3.8 Kerangka Berpikir

Para mahasiswa S1 Teknik Sipil FPTK


Pengukuran titik-titik detail tachymetri UPI Bandung belum mempelajari
dilakukan untuk mendapatkan titik-titik tentang pengenalan alat theodolite-
detail dari titik pengukuran tachymetri.

Para mahasiswa S1 Teknik Sipil FPTK UPI


Bandung belum memahami penggunaan alat
theodolite untuk pengukuran tachymetry
titik-titik detail

Pengenalan Alat
Thedolite untuk
e
Pengukuran Tachymetri
Titik Titik Detail
Feedback

Analisi isi (content analysis) mengenai materi


pengenalan alat theodolite untuk pengukuran
tachymetry titik-titik detail

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi


3.9 Diagram Alir

Studi Literatur

Persiapan Saran

Identifikasi Masalah Kesimpulan

Rumusan Masalah Analisis

Metode Penelitian Pengolahan Data

Baik Revisi

Pengolahan Data
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Tacymetri Titik Titik Detail


Untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran kerangka
dasar vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran
kerangka dasar horizontal yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga
perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail untuk menghasilkan titik-titik
detail yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan situasi daerah
pengukuran. Pengukuran titik-titik detail dengan metode tachymetri pada
dasarnya dilakukan dengan menggunakan peralatan dengan teknologi lensa
optis dan elektronis digital.
Pengukuran titik-titik detail dengan metode Tachymetri ini adalah cara yang
paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pemetaan daerah yang
luas dan untuk detail-detail yang bentuknya tidak beraturan. Pengukuran tiitk-
titik detail metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah karena yang diperoleh
dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis),
sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang diperoleh dari
pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y, dan ketinggian Z.
4.1.1 Pengukuran Tachymetri untuk Titik Titik Horizontal
Selain benang silang tengah, diafragma transit atau theodolite untuk
tachymetri mempunyai dua benang horizontal tambahan yang ditempatkan
sama jauh dari tengah. Jarak ke rambu yang dibagi secara desimal dalama
feet, ersepuluahan dan perseratusan dapt langsung dibaca sampat foot
terdekat. Ini sudah cukup seksama untuk menentukan detail-detail fotografi,
seperti sungai, jembatan dan jalan ya ng akan digambar pada peta dengan
skala lebih kecil daripada 1 in =100 ft, dan kadang-kadang untuk skala lebih
besar misalnya 1 in = 50 ft.
Gambar 2 Pengukuran tachymetri
4.1.2 Pengukuran Tachymetri untuk Bidang Miring
Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bdiik miring
karena adanya keragaman topografi. Pembacaan langsung ada garis sumbu
horizontal diekrjakan bila keadaan memungkinkan untuk menyederhanakan
reduksi catatan-catatan. Denagnd emikian teropong boleh miring beberapa
derajat untuk pembacaan jarak optis setelah membuat bidikan depan yang
datar untuk memeproleh sudut vertikal.

Gambar 3 Pengukuran jarak dan beda tinggi metode tachymetry

1. Jarak datar :
dAB : 100 (BA – BB) cos2m;
dimana : m = sudut miring
2. Beda tinggi :
ΔHAB = 50 (BA – BB) sin 2m + i – t;
dimana : t = BT.
4.2 Peralatan Pengukuran Tachymetri
Peralatan yang digunakan dalam pengukuran tachymetri titik-titik detail
adalah sebagai berikut.
1. Pesawat Theodolite

Gambar 4 Theodolite Topcon Gambar 5 Theodolite Wild


Alat theodolite dibedakan menjadi dua, yaitu theodolite repetisi dan
theodolite reiterasi. Dalam theodolit reiterasi (theodolit sumbu tunggal),
lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala
mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit
tipe T0 (Wild) dan tipe DKM-2A (Kem).
Pada theodolite repitisi, konsruksinya kebalikan dari theodolit
reiterasi, yaitu lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi
sumbu tegak. Akibatnya, bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat
ditentukan kearah bidikan/target yang dikehendaki. Theodolit yang
termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP
(Sokkisha), TL 6-DE (Topcon), TH-51 (Zeiss).
2. Statif

Gambar 6 Statif
Statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan alat
seperti Sipat datar. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa
dirubah ukuran ketinggiannya. Statip saat didirikan harus rata karena jika
tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.
3. Unting-unting

Gambar 7 Unting-unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk
kerucut dengan ujung bawah lancip dan di ujung atas digantungkan pada
seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik pada
pita ukur di permukaan tanah atau sebaliknya.
4. Meteran

Gambar 8 Meteran
Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak.
Biasanya satuan yang digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan
metrik (mm, cm, m) dan satuan inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka
0 ada yang dibaca tepat diujung meteran adapula yang dinyatakan pada
jarak tertentu di ujung meteran.
5. Rambu Ukur
Gambar 9 Rambu Ukur
Ukuran lebarnya 4 cm, panjang antara 3m-5m, pembacaan
dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan milimeter.
6. Payung

Gambar 10 Payung
Payung ini berfungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk
alat ukur itu sendiri. Karena bila alat ukur sering kepanasan atau kehujanan,
lambat laun alat tersebut pasti mudah rusak.
7. Alat Tulis dan Formulir Pengukuran

Gambar 11 Alat Tulis dan Formulir Pengukuran


Formulir pengukuran digunakan untuk mencatat kondisi di lapangan
dan hasil perhitungan-perhitungan/ pengukuran di lapangan. Sedangkan
alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengkuran di lapangan.
4.3 Bagian Bagian Alat Theodolite-Tachymetri
Secara umum, bagian-bagian alat theodolite untuk pengukuran tachymetri
titik-titik detail adalah sebagai berikut.

Gambar 12 Bagian Alat Theodolite

Keterangan:
1. Handle, berfungsi sebagai pegangan ketika pesawat diangkat dari kotak
alat.
2. Teropong, berfungsi untuk membidik obyek pengukuran pada
pengukuran poligon maupun situasi (membidik rambu/jalon).
3. Sealed battery compartment, berfungsi sebagai penutup tempat baterai
sebagai daya untuk menyalakan LCD pembacaan.
4. Visir, berfungsi untuk alat bantu bidikan kasar untuk mempercepat
bidikan obyek.
5. Sekrup A,B,C, berfungsi untuk mengatur nivo kotak maupun nivo tabung
agar sumbu I vertikal.
6. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui apakah pesawat sudah benar-
benar datar.
7. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat benar-benar datar
(sumbu I vertikal).
8. LCD pembacaan, berfungsi sebagai monitor untuk pembacaan hasil
pengukuran
9. Tombol pengaturan (operation keys), berfungsi untuk mengatur
pengoperasian pesawat.
10. Lensa okuler, berfungsi untuk mengamati obyek bidik dan mengamati
bacaan benang (pada rambu ukur).
11. Lensa objektif, berfungsi untuk menangkap objek atau benda yang
diamati.
12. Base plate, berfungsi sebagai dudukan pesawat pada statif.
13. Sekrup penggerak halus vertikal (vertical tangent screw), berfungsi
menempatkan bacaan benang pada obyek (rambu) secara halus.
14. Sekrup pengunci vertikal (vertical motion clamp), berfungsi mengunci
perputaran teropong arah vertikal secara halus.
15. Sekrup penggerak halus horizontal (horizontal tangent screw), berfungsi
menempatkan bacaan benang pada obyek (rambu) secara halus.
16. Sekrup pengunci horisontal (horizontal motion clamp), berfungsi
mengunci perputaran teropong arah horizontal secar halus.
17. Centering optic (optical plummet telescope), berfungsi untuk mengecek
kedudukan pesawat agar berada tepat di atas patok.
18. Sekrup centering optic, berfungsi untuk memperjelas tampilan benda
yang ditangkap oleh optical plummet telescope.
19. Sekrup pengatur ketajaman benang, berfungsi untuk memperjelas benang
pada lensa (benang atas, benang tengah, benang bawah).
20. Sekrup pengatur fokus teropong (telescope focusing knob), berfungsi
untuk memperjelas obyek yang dibidik.
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Untuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran kerangka
dasar vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran
kerangka dasar horizontal yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga
perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail untuk menghasilkan titik-titik
detail yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan situasi
daerah pengukuran. Pengukuran titik-titik detail dengan metode Tachymetri
ini adalah cara yang paling banyak digunakan dalam praktek, terutama
untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk detail-detail yang bentuknya
tidak beraturan.
Peralatan yang digunakan dalam pengukuran tachymetri titik-titik detail
yaitu, pesawat Theodolite Topcon atau Theodolite Wild, statif, unting-
unting, meteran, rambu ukur, payung, serta alat tulis dan formulir
pengukuran. Dari setiap peralatan tersebut memiliki fungsinya masing-
masing dalam penggunannya.
Alat theodolite untuk pengukuran tachymetri titik-titik detail terdiri dari
beberapa bagian, yaitu handle, teropong, sealed battery compartment, visir,
sekrup A,B,C, nivo tabung, nivo kotak, LDC pembacaan, tombol
pengaturan, lensa okuler, lensa objektif, base plate, sekrup penggerak halus
vertikal, sekrup pengunci vertikal, sekrup penggerak halus horizontal,
sekrup pengunci horizontal, centering optic, sekrup centering optic, sekruo
pengatur ketajaman benang, dan sekrup pengatur fokus teropong.

5.2 Implikasi
Hasil dari laporan ini dapat memberikan informasi kepada pembaca
mengenai pengukuran tachymetri titik-titik detail yang terbagi menjadi
pengukuran tachymetri untuk titik-titik horizontal dan pengukuran
tachymetri untuk bidang miring.
Hasil dari laporan ini juga dapat memberikan informasi kepada
pembaca mengenai peralatan yang diperlukan dalam melakukan
pengukuran tachymetri titik-titik detail.
Hasil dari laporan ini juga dapat memberikan informasi kepada
pembaca mengenai bagian-bagian alat theodolite untuk pengukuran
tachymetri titik-titik detail.

5.3 Rekomendasi
Penulis merekomendasikan kepada pembaca agar pembaca dapat
mencari referensi-referensi lainnya mengenai pengukuran tachymetri titik-
titik detail. Agar mempermudah dalam memahami materi tersebut.
Penulis juga merekomendasikan kepada pembaca agar pembaca
dapat mencari referensi-referensi lainnya mengenai peralatan yang
diperlukan dalam melakukan pengukuran tachymetri titik-titik detail. Agar
dapat lebih memahami materi tersebut.
Penulis juga merekomendasikan kepada pembaca agar pembaca
dapat mencari referensi-referensi lainnya mengenai bagian-bagian alat
theodolite untuk pengukuran tachymetri titik-titik detail. Agar dapat lebih
memahami materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, Iskandar Muda. (2008). Teknik Survei dan Pemetaan Jilid 3.


Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.

Purwaamijaya, Iskandar Muda. (2020). Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah.


Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai