Oleh:
Kelompok 1B
Adrian Dwi Atmanto (21/482218/SV/19912)
Aulia Sugesti Putri (21/481907/SV/19871)
Fizqiyyah Nur Fatihah (21/483150/SV/20099)
Leonard Eka Satya Nugraha (21/481383/SV/19769)
Tri Ghoni Rorosuli (21/482520/SV/19955)
Yuli Tri Setiyorini (21/480287/SV/19604)
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
I.2. Manfaat....................................................................................................................4
BAB II PELAKSANAAN.................................................................................................9
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................24
IV.1. Kesimpulan..........................................................................................................24
IV.2. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari kegiatan praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat memahami teknis pengoperasian GPS Geodetik beserta
ketelitian akurasi yang didapat dari hasil praktikum dengan meode Statik
diferensial mode Radial.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pengolahan serta menganalisa hasil
pengolahan data GNSS dengan TEQC.
I.3. Landasan Teori
Global Navigation Satellite System (GNSS) adalah sistem navigasi satelit dengan
cakupan global. GNSS tersebut merupakan teknologi yang digunakan untuk menentukan
posisi atau lokasi (lintang, bujur, dan ketinggian) serta waktu dalam satuan ilmiah di
bumi. Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara
umum dapat didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik
terhadap beberapa buah titik yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan
metode penentuan posisi diferensial (differential positioning) serta data pengamatan fase
(carrier phase) dari sinyal GPS. Dengan GPS, titik yang akan ditentukan posisinya
dapat diam (static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik
dapat ditentukan dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan
menggunakan metode absolute (point) positioning, ataupun terhadap titik lainnya yang
telah diketahui koordinatnya (monitor station) dengan menggunakan metode differential
4
(relative) positioning yang menggunakan minimal dua receiver GPS, yang menghasilkan
ketelitian posisi yang relatif lebih tinggi.
1. Metode Statik
Metode pengukuran ini melibatkan penentuan posisi titik tetap tanpa ada
pergerakan, dilakukan dengan pengamatan absolut atau diferensial. Pengamatan
dapat menggunakan metode pseudorange atau fase dan diproses setelah
pengamatan berlangsung untuk memperoleh akurasi yang tinggi dalam rentang
milimeter hingga centimeter. Metode ini biasanya digunakan untuk menentukan
titik kontrol dalam survei pemetaan dan geodetic yang ditunjukkan pada Gambar
I.3.1 Pengukuran metode Statik.
5
Metode ini berbasis pada pengamatan diferensial dengan menggunakan data
fase, dan persyaratan utama adalah penentuan ambiguitas fase yang cepat dengan
menggunakan perangkat lunak pemrosesan data GNSS. Pengukuran ini
membutuhkan kondisi satelit geometri yang baik, tingkat bias dan kesalahan data
yang relatif rendah, serta lingkungan yang relatif tidak menimbulkan multipath.
Alat GNSS yang digunakan diharapkan memiliki data dual frekuensi. Metode ini
memiliki ketelitian relatif posisi titik dalam orde centimeter dan umumnya
digunakan untuk survei pemetaan dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan titik,
dan survei rekayasa.
Dalam pengukuran GNSS menggunakan metode diferensial statik dapat
dilakukan dengan dua mode, yaitu mode jaring dan moda radial yang ditunjukkan
pada gambar I.3.3.
6
Gambar I.3.4 Mode Jaring
Baseline trival tidak boleh disertakan dalam proses pengolahan data, untuk itu pada
saat melakukan pengukuran terdapat baseline trivial maka harus diulang pengukuran
terhadap baseline. Berikut ini peneybab baseline trivial tidak boleh digunakan dalam
pengolahan data :
10 baseline bebas.
Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih kuat.
Ketelitian posisi yang diperoleh relatif akan lebih tinggi.
Waktu pengumpulan dan pengolahan data relatif akan lebih lambat.
7
Jumlah receiver dan/atau sesi pengamatan yang diperlukan relatif lebih
banyak.
3. Radial
Metode radial adalah metode yang digunakan pada saat pengambilan data
GPS menggunakan metode diferensial statik. Pengukuran ini dilakukan secara
diferensial pada setiap titik dengan referensinya menggunakan satu titik yang telah
diketahui koordinatnya, sehingga semua titik ditentukan koordinat dengan
menggunakan tiitk referensi tersebut. Pengukuran dilakukan secara simultan,
sehingga dalam membentuk sebuah baseline diperlukan minimal 2 stasiun
penerima sinyal, sebagai base dan sebagai referensi (base station). Baseline
merupakan jarak antara dua buah stasiun, jarak tersebut akan mempengaruhi
ketelitian posisi yang dihasilkan.
Mode radial merupakan pengamatan yang hanya diukur satu kali untuk
setiap titik. Ketelitian yang didapatkan dengan metode radial menghasilkan tingkat
ketelitian yang rendah. Pengukuran GNSS metode statik mode radial memiliki
waktu pengukuran yang lebih cepat atau efisien sekitar 30% sampai 40%, sehingga
biaya operasional lebih sedikit yang dikeluarkan. Dalam pengamatan jumlah
receiver yang diperlukan relatif sedikit. Contoh pengukuran metode Radial
ditunjukkan pada Gambar I.3.5.
8
apabila kesalahan yang didapatkan besar maka akan mempengaruhi baseline
lainnya yang memiliki kesalahan kecil. Pada setiap pengolahan data baseline
bertujuan untuk menentukan nilai estimasi vektor baseline atau koordinat realitf.
Selain itu, kontrol kualitas dalam pengamatan menggunakan metode radial ini
relatif lemah. Proses pengolahan data hanya satu tahapan pengolahan baseline.
Hasil keluaran pengolahan data berupa data koordinat 3-dimensi titik-titik yang
telah ditentukan koordinatnya.
Karakterisitik mode Radial sebagai berikut:
4 baseline bebas.
Geometri untuk penentuan posisi relatif lebih lemah.
Ketelitian posisi yang diperoleh relatif akan lebih rendah.
Waktu pengumpulan dan pengolahan data relatif lebih cepat.
Jumlah receiver dan sesi pengamatan yang diperlukan relatif lebih sedikit.
Kontrol kualitas data relatif lemah.
9
BAB II
PELAKSANAAN
11
II.2. Langkah Kerja
12
Gambar II.2.2 Melakukan Setting Alat
d. Mengisi RTK Timeout, point name dan antenna height. Ditunjukkan pada
Gambar II.2.3.
13
Gambar II.2.4 Pengisian Setting Interval
f. Setelah semua berhasil dilakukan, save dan pengukuran statik siap untuk
dimulai.
3. Melakukan start recording. Seperti pada gambar II.2.5. berikut.
14
B. Proses Download Data
1. Menghubungkan Wi-Fi handphone dengan hotspot dari device.
2. Masuk pada web browser dan memasukkan IP address 168.192.10.1
Username : admin
Password : s231
3. Masuk pada menu download lalu memilih file yang akan di-download.
4. Klik download pada file yang dipilih.
15
Gambar II.2.8 Memilih File
3. Pada jendela Configuration yang ditunjukkan pada gambar II.2.9. kemudian
pilih opsi RINEX2 – lalu klik Process Rinex.
16
Gambar II.2.10 File Rinex Tersimpan
Hasil file Rinex yang berhasil diunduh yang ditunjukkan pada gambar II.2.11.
17
Gambar II.2.12 Membuka Command Prompt
b. Masuk pada folder data rinex ditunjukkan pada gambar II.2.13.
Menuliskan pada command seperti berikut C:\Users\DELL>cd Data RINEX.
18
Gambar II.2.14 Melakukan Pengecekan Data
d. Melakukan QC data pada gambar II.2.15.
C:\Users\DELL\Data RINEX> teqc +qc -nav Base1b.23n Base1b.23o.
19
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
• start date & time (11-5-2023 pukul 01:51:32) = waktu dan hari mulai perekaman
• final date & time (11-5-2023 pukul 02:47:19)= waktu dan hari selesai perekaman
• Antenna lat, long, elev = koordinat dan tinggi permukaan tempat berdiri alat
• trans date & time (2023 – 05 – 11 11:20:00) = jam dan tanggal pengamatan
21
III.2. Hasil QC Data
22
Gambar III.2. 3 Hasil Sumarry Report
Dalam proses pengolahan software TEQC, terdapat informasi mengenai
moving average MP12 dan MP21 yang digunakan untuk menunjukkan efek
multipath yang terjadi selama proses pengukuran dan juga sebagai acuan untuk
menilai kualitas data. Dari Gambar III.2.3 menunjukkan hasil MP12 sebesar
0.570633 m dan MP21 0.968309. Kriteria yang digunakan untuk mengecek data
dengan TEQC adalah nilai moving average MP12 dan MP21 harus kurang dari
0.5 m. Semakin kecil nilai moving average MP12 dan MP21, semakin baik
kualitas data pengukuran tersebut. Dari hasil tersebut terlihat hasil masih lebih
dari 0.5 m maka hasil tersebut masih kurang baik yaitu disebabkan bisa jadi
23
karena kondisi lapangan yang berada di dekat gedung-gedung yang mempunyai
tinggi lebih dari 10 derajat karena setting-an mask angle yang digunakan adalah
10 derajat. Hasil yang kami peroleh dari diagram obstruksi yaitu sebesar 40
derajat maka dari itu efek multipath sangat banyak terjadi pada data ini.
24
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum “Pengamatan GNSS Metode Radial” yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Global Positioning System (GPS) bekerja dengan cara menerima sinyal dari
satelit kemudian dilakukan penghitungan yang dapat berupa posisi, waktu, dan
kecepatan. Occupation time adalah lama total waktu yang digunakan untuk
melakukan pengamatan. Epoch adalah segala sesuati yang terekam dalam
interval waktu pengukuran. Dalam satu epoch terdapat hasil rekaman semua tipe
frekuensi gelombang dari seluruh satelit yang terekam sinyalnya pada saat
pengukuran dengan lama waktu pengukuran sesuai sampling rate/interval waktu
yang ditetapkan. Mask elevation adalah besarnya elevasi sebagai batas untuk
melakukan pengamatan.
2. Pengukuran dengan metode radial dilakukan secara diferensial pada setiap titik
dengan referensinya menggunakan satu titik yang telah diketahui koordinatnya,
sehingga semua titik ditentukan koordinat dengan menggunakan tiitk referensi
tersebut.
IV.2. Saran
Berdasarkan praktikum “Pengamatan GNSS Metode Radial” adapun kritik dan
saran yang diberikan oleh penulis antara lain sebagai berikut:
25
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhon, S., Miko, W. W., & Nugraha, G. (2020). Perbandingan Ketelitian Posisi Tiga
Dimensi dari Perangkat Lunak Pengolahan Data GNSS Komersial. JGISE: Journal of
Geospatial Information Science and Engineering, 3(2), 106.
Badan Standardisasi Nasional. (2002). Tata Cara Pengukuran Geodetik dengan GPS (SNI 19-
6724-2002). Jakarta.
Wahyono, E. B., & Suhattanto, M. A. (2019). Modul "Survey Satelit Pertanahan". Program
Studi Diploma IV Pertanahan, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
Ikbal, M.C., Yuwono, B.D., & Amarrohman, F.J. (2017). Analisis Strategi Pengolahan
Baseline GPS Berdasarkan Jumlah Titik Ikat dan Variasi Waktu Pengamatan. Jurnal
Geodesi UNDIP, 6(1), 228-237.