Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH UNTUK HIDROLOGI DAN PENGELOLAAN DAS


ACARA VII :
Pengukuran Debit Puncak dengan Metode Manning

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Faizan B
NIM : 13/348114/GE/07578
Program Studi : Kartografi dan Penginderaan Jauh
Hari, tanggal : Rabu,
Waktu : 07.00 – 09.40
Asisten :

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA VII : Pengukuran Debit Puncak dengan Metode Manning

I. Tujuan
a. Dapat melakukan pengukuran debit aliran maksimum dengan menggunakan metode
Manning

II. Alat dan Bahan


a. Abney Level
b. Yalon
c. Pita Ukur
d. Tali Rafia
e. Double Ring

III. Langkah Kerja


IV. Hasil Praktikum

DATA LAPANGAN

1. Kedalaman Sungai Tiap Interval 50cm


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

8 28 94 97 95 94 96 88 83 84 82 80 82 80 80 83 92 88 96 100 102 107 105 111 117 125 120 120 80 50

2. Luas Penampang (A)


Atotal = ((d1+d2) . b1 + .... + ((dn + dn+1) . bn) = 13,0925

1. 0,305 11. 0,41 21. 0,53


2. 0,477 12. 0,41 22. 0,54
3. 0,48 13. 0,41 23. 0,57
4. 0,47 14. 0,41 24. 0,61
5. 0,47 15. 0,44 25. 0,61
6. 0,45 16. 0,45 26. 0,6
7. 0,43n 17. 0,46 27. 0,5
8. 0,42 18. 0,49 28. 0,3
9. 0,42 19. 0,51
10. 0,41 20. 0,52
3. Perimeter Basah (P)
- B1 + B30 = 14,5 n0 = 0,028
- K1 + K30 = 17,1 n1 = 0,02
- P = 14,5 + 17,1 = 31,6 meter n2 = 0,005
n3 = 0,0125
4. Radius Hidrolik (R) n4 = 0,0075
m5 = 1
R=
n = (0,073) 1
R = 13,0925 / 31,6 n = 0,073
R = 0,414
Qp = 1/n x A x R2/3 x S1/2
5. Gradien hidrolik Qp = 1/0,073 x 13,0925 x (0,414)2/3 x (0,033)1/2
S = H/L Qp = 13,7 x 13,0925 x 0,553847 x 0,18
S = 1/30 Qp = 17,88156
S = 0,0333

6. Kekasaran Saluran
n = (n0 + n1 + n2 + n3 + n4) m5
V. Pembahasan
Debit aliran merupakan besarnya volume cairan yang mengalir dalam suatu
lokasi. Data debit aliran memiliki berbagai fungsi, diantaranya mengetahui
banyaknya air yang mengalir pada suatu sungai tiap satuan waktu. Debit sungai
sendiri memiliki volume yang tidak tetap. Besarnya debit dipengaruhi oleh air yang
masuk ke dalam sungai. Semakin banyak air yang masuk, meningkatkan debit aliran
sungai. Air dapat masuk dari berbagai sumber, mulai dari presipitasi, aliran
permukaan, aliran air tanah, dan aliran intermitten. Debit terbesar dari suatu sungai
disebut dengan debit puncak. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai
metode, seperti metode manning. Metode ini merupakan metode pengukuran
langsung di lapangan. Metode ini menggunakan pendekatan morfometri sungai. Data
yang diukur adalah, kekasaran permukaan, luas penampang sungai bekas banjir,
perimater basah, beda tinggi permukaan sungai, dan panjang pengukuran. Data-data
tersebut akan diolah untuk menjadi informasi debit puncak aliran sungai.
Lokasi kajian merupakan salah satu penggal Sungai Celeng. Penggalan sungai
berada di wilayah adminnistrasi Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten
Bantul. Proses pengukuran lapangan dilakukan pada penggal sungai dengan panjang
30 m den lebar 14,5 m. Batasan area pengukuran lapangan adalah area terdampak
banjir. Diasumsikan bahwa debit puncak sungai menyebabkan air keluar dari area
aliran air hingga menyentuh area di luar batasan sungai. Batasan ini digunakan
sebagai area terluar dari perimeter dan luas penampang. Data beda tinggi dan panjang
pengukuran lapangan cenderung tidak dipengaruhi oleh area terluar sungai karena dua
komponen ini merupakan garis linier dari sungai. Pengukuran luas penampang
dilakukan dengan metode chainsurveying. Dibuat garis lurus diatas sungai untuk
mendapatkan luas penampang dan keliling sungai. Pengukuran kekasaran permukaan
menggunakan interpretasi visual pengamat terhadap kondisi sungai. Hasil pengukuran
menghasilkan beberapa data berikut

No Data Nilai
1 Luas penampang 13,0925 m persegi
2 Perimeter Basah 31,6 m
3 Gradien Hidrolik 0,0333
4 Kekasaran Permukaan 0,073
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sungai memiliki bentuk yang cenderung
membulat disisi kanan dan kiri. Bagian tengah cenderung langsung lebih rendah.

Data hasil pengukuran lapangan diolah menjadi informasi debit puncak. Hasil
perhitungan menunjukkan nilai debit puncak 17.5 m3/ detik. Nilai ini menujukkan
potensi debit yang dapat terjadi saat terjadi banjir berdasarkan area yang ditentukan.
Debit puncak juga dipengaruhi oleh kekasaran permukaan sungai. Hasil menunjukkan
bahwa kekasaran permukaan sungai sebesar 0,073. Semakin besar kekasaran
permukaan, debit aliran cenderung berkurang karena kekasaran permukaan sungai
dapat mengurangi kecepatan air yang mengalir. Koefisen kekasaran ini di dapatkan
dari observasi lapangan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kekasaran
permukaan sungai cenderung berupa berupa matrial dasar gravel kasar, tingkat
ketidak seragaman saluran kasar, variasi penampang melintang kadang-kadang
berubah, pengaruh penyempian agak berpengaruh, keberadaan tanaman rendah dan
tingkat meander rendah.
Debit puncak sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi sungai. Perlu
diperhatikan pula kondisi area di sekitar sungai seperti limpasan air dan aliran air
tanah. Besarnya limpasan permukaan dipengaruhi oleh tutupan vegetasi dan besarnya
infiltrasi. Pengukuran besar infiltrasi dilakukan dengan pendekatan tektur tanah dan
pengukuran langsung menggunakan double ring. Pengukuran dilakukan pada dua
sampel di areal penggal sungai. Kondisi area sekitar sungai menunjukkan infiltrasi
yang cenderung lambat dengan tutupan vegetasi yang cenderung agak rapat atau
sedang. Besarnya infiltrasi dipengaruhi oleh kondisi tekstur tanah yang berupa
lempung. Kondisi tekstur lempung cenderung menghasilkan limpasan cepat. Sifat
tanah bertekstur lempung cenderung memiliki infiltrasi yang lebih rendah dari pasir.
Pengukuran sampel tanah sebenarnya berada di dua lokasi, tetapi lokasi yang lain
masih merupakan area gosong sungai sehingga dirasa kurang relevan apabila masuk
dalam deskripsi area sekitar sungai.
VI. Kesimpulan
Hasil pengukuran debit puncak metode manning menunjukkan bahwa debit puncak
sungai sebesar 17.5 m3/ detik.

Laporan Praktikum 8
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktikum 9

Anda mungkin juga menyukai