Anda di halaman 1dari 43

TUGAS 9

HIDROMETRI

Abdurrahman Shiddiq 1209025041


Angga Apriawarman 1209025044
Reni Yoheser 1209025016
Rima Yustina Ansor 1209025037
Siti Rahma Inda Sari 1209025052
Syarifah D. F. Assagaf 1209025022
Verayanti Arruan 1209025013
Yasmine Riandini Pangesti 1209025047
PENDAHULUAN

Debit aliran sungai (Q) adalah jumlah air yang mengalir melalui
tampang lintang sungai tiap satu-satuan waktu (m 3/detik).

Cara memperkirakan debit suatu lokasi di sungai:


• Pengukuran di lapangan (di lokasi yang di tetapkan)
•Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya
•Berdasarkan data hujan
•Berdasarkan pembangkitan data debit
PENDAHULUAN
Debit di lokasi yang ditinjau dihitung berdasar
perbandingan luas DAS yang ditinjau dan DAS stasiun
referensi.

𝑨𝑨 𝑨𝑪
𝑸 𝑨= 𝑸 𝑩 𝑸𝑪= 𝑸𝑩
𝑨𝑩 𝑨𝑩
Dengan :
= debit di stasiun A yang dicari (pada DAS yang sama dengan stasiun B)
= data debit di stasiun B yang sudah di ketahui
= debit di stasiun C yang dicari (pada DAS yang berbeda dengan stasiun B, tetapi mempunyai
karakteristik DAS yang serupa)
= luas DAS di stasiun A
= luas DAS di stasiun B
= luas DAS di stasiun C
5.2 Teori Pengukuran Debit

Debit aliran (Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A)
Q = A.V
dan kecepatan aliran (V)

Luas tampang aliran (A)


Diperoleh dengan mengukur elevasi
permukaan dan dasar sungai.

Kecepatan aliran (V) Diperoleh dengan menggunakan alat


ukur kecepatan.
Bentuk tampang memanjang dan
melintang pada sungai tidak lah teratur.

Distribusi kecepatan pada vertikal dan


lebar sungai adalah tidak seragam.

Pengukuran debit sungai dilakukan dengan


membagi tampang sungai menjadi
sejumlah pias.
TEORI PENGUKURAN DEBIT
PENGUKURAN DEBIT
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan
pemasangan alat di suatu lokasi di sungai
yang ditetapkan
Langkah-langkah Pengukuran Debit:
Pemilihan lokasi stasiun pengukuran

Pengukuran kedalaman sungai

Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian

Pengukuran kecepatan aliran

Hitungan debit

Membuat rating curve

Dicari debit aliran berdasar pencatatan elevasi muka air

Dicari debit aliran berdasar pencatatan elevasi muka air


Pemilihan Lokasi Stasiun Pengukuran

Mudah dicapai oleh pengamat

Dibagian sungai yang lurus

Di sebelah hilir, pertemuan dengan anak sungai

Di mulut sungai menuju ke laut atau danau

Dilokasi bangunan air

Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan

Aliran berada di dalam alur utama


Pengukuran Kedalaman Sungai
Dapat di ukur dengan menggunakan :

Bak ukur

Tali deangan Pemberat

Echosounder
1. Bak Ukur

Gambar 5.2. pengukuran kedalaman sungai


dengan bak ukur
2 Tali dengan Pemberat

Untuk kedalaman sungai yg dalam atau kecepatan arus besar


Bersamaan dengan pengukuran kecepatan current meter

Pemakaian kabel/tali untuk mengukur kedalaman perlu diperhitungkan


koreksi, karena pengaruh arus dapat menyebabkan posisi tali tidak
vertikal.

Koreksi di atas permukaan air :


Koreksi di atas permukaan air (air correction)

Sudut Vertikal
Sudut Vertikal
Koreksi () () Koreksi ()
()

4 0.24 18 5.15
6 0.55 20 6.42
8 0.98 22 7.85
10 1.54 24 9.46
12 2.23 26 11.26
14 3.06 28 13.26
16 4.03 30 15.47
Koreksi di bawah permukaan air (wet-line correction)

Sudut Vertikal
Sudut Vertikal
Koreksi () () Koreksi ()
()

4 0.06 18 1.64
6 0.16 20 2.04
8 0.32 22 2.48
10 0.50 24 2.96
12 0.72 26 3.50
14 0.98 28 4.08
16 1.28 30 4.72
Prosedur untuk menghitung nilai koreksi

1. Kedalaman aef diukur oleh tali


2. Ukur jarak vertikal ab, dengan tali tersebut ketika pemberat berada pada permukaan air
3. Ukur sudut pada tali di udara
4. Kedalaman tali basah,
5. Hitung koreksi tali basah untuk ef=aef-(ab+koreksi
menghitung ef di udara)
6. Hitung koreksi bc,

bc = aef – ab - (koreksi di udara + koreksi tali basah)


3 Echosounder

Pengukuran tampang lintang pada sungai yang lebar dan dalam. Alat ini
juga dapat digunakan untuk mengukur bathimetri (kedalaman) laut.
Prinsip kerja alat ini didasarkan pada :

1. Air merupakan media yang baik untuk perambatan gelombang


suara dengan kecepatan

2. Gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik olehdasar sungai


PENGUKURAN ELEVASI MUKA AIR

Elevasi muka air diukur terhadap datum (elevasi referensi)


yang bisa berupa elevasi muka air laut rerata atau datum
local (bench mark).

Lokasi pengamatan muka air dilakukan pada bangunan


air seperti bendungan, bangunan pengambilan air dan
lain-lain.
Papan Duga

Alat Pengukur Elevasi


ALAT PENCATAT Muka Air Maksimum
MUKA AIR
(Crest Gauge)

Pencatat Muka Air


Otomatis (AWLR)
PAPAN DUGA

Merupakan alat paling sederhana untuk mengukur elevasi muka air


yang biasanya terbuat dari kayu atau besi yang diberi ukuran skala
dalam sentimeter yang dipasang ditepi sungai atau pada suatu
bangunan seperti jembatan, bendung dan sebagainya.

Papan Duga Relative murah tetapi kelemahannya yaitu


tidak tercatatnya muka air pada jam-jam lain yang mungkin
mempunyai informasi penting, misal puncak banjir
PAPAN DUGA
ALAT PENGUKUR ELEVASI MUKA
AIR MAKSIMUM (CREST GAUGE)

Merupakan alat untuk mengukur


elevasi muka air maksimum yang
terjadi pada waktu banjir

Cara kerjanya dengan melihat


butiran gabus yang menempel pada
papan duga yang ditaruh di dalam
tabung berukuran 50mm saat
mengukur muka air setelah terjadi
banjir, lalu dicatat tanda muka air
tertinggi dari gabus yang menempel
tersebut.
PENCATAT MUKA AIR
OTOMATIS (AWLR)

Merupakan alat pengukur elevasi muka air secara otomatis


yang dapat tercatat secara kontinyu sepanjang waktu

Alat ukur yang banyak digunakan di Indonesia yaitu


menggunakan pelampung yang mengikuti gerak naik-turunnya
muka air, dimana gerak tersebut ditransfer ke roda gigi yang
dihubungkan dengan pena pencatat yang mencatat pada kertas
grafik. Dan ditempatkan pada sumur pengamatan untuk
menghindari pengaruh gelombang dan arus sungai
PENCATAT MUKA AIR
OTOMATIS (AWLR)
Pengukur Kecepatan

# PELAMPUNG
Pengukuran Kecepatan Metode Pelampung
Tipe Pelampung

Pelampung Batang

Pelampung Permukaan

Pelampung Kaleng
CURRENT METER
ADA 2 TIPE ALAT UKUR YAITU:

• 1. Tipe mangkok (price-cup current meter)


• 2. Baling-baling (propeller current meter)
BERIKUT PERSAMAAN LINIERNYA :

v = a + bn

dengan :
a dan b : konstanta
v : kecepatan arus (m/d)
n : jumlah putaran per detik
KECEPATAN RERATA DAPAT DITENTUKAN DENGAN
SALAH SATU DARI METODE BERIKUT YANG
TERGANTUNG PADA KETERSEDIAAN WAKTU,
KETELITIAN YANG DIHARAPKAN, LEBAR DAN
KEDALAMAN SUNGAI
A. METODE SATU TITIK, HANYA DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK AIR DANGKAL DIMANA
METODE DUA TITIK ATAU LEBIH TIDAK BIAS
DILAKUKAN. KECEPATAN DIUKUR PADA 0,6
KEDALAMAN AIR.

V = v0,6d
B. METODE DUA TITIK, DIMANA KECEPATAN
RERATA MERUPAKAN RERATA DARI KECEPATAN
PADA 0,2 DAN 0,8 KEDALAMAN

𝒗 𝟎 , 𝟐+ 𝒗 𝟎 ,𝟖
𝑽=
𝟐
C. METODE TIGA TITIK, YANG MENGHITUNG KECEPATAN
RERATA BERDASAR KECEPATAN PADA 0,2 ; 0,6 DAN 0,8
KEDALAMAN.

𝒗𝟎,𝟐+𝒗𝟎,𝟔 +𝒗𝟎,𝟖 𝒗 𝟎 ,𝟐 +𝒗 𝟎,𝟖


+𝒗 𝟎 , 𝟔
𝑽= ATAU
𝑽=
𝟐
𝟑 𝟐
D. METODE LIMA TITIK, DIHITUNG DENGAN PERSAMAAN BERIKUT:

𝒗 𝒔 +𝟑𝒗 𝟎 ,𝟐 +𝟐𝒗 𝟎 , 𝟔+𝟑𝒗 𝟎 ,𝟖+𝒗 𝒃


𝑽=
𝟏𝟎

Dengan dan adalah kecepatan aliran di permukaan dan di dasar


5.5 Hitungan Debit

Pengukuran debit sungai dilakukan dengan membagi lebar sungai menjadi sejumlah pias, dengan
lebar dapat dibuat sama atau berbeda. Kecepatan aliran dan kedalaman air diukur di masing-masing
pias, yaitu pada vertical yang mewakili pias tersebut. Debit disetiap pias dihitung dengan mengalikan
kecepatan rerata dan luas tampang alirannya. Debit sungai adalah jumlah debit di seluruh pias

Metode Tampang Tengah

Metode Tampang Rerata

Metode Integrasi Kedalaman-kecepatan

Metode Kontur Kecepatan


5.5 Hitungan Debit
Metode Tampang Tengah

• Luas tampang pias 3

𝑊 2 +𝑊 4
𝐴 3= 𝑑3
2

Debit melalui pias 3

Secara umum :
5.5 Hitungan Debit
Metode Tampang Rerata

• Luas tampang pias 3-4

𝑑 2 +𝑑 4
𝐴 3 −4 = 𝑊3
2

Debit melalui pias 3-4

𝑞3 − 4 =( 𝑉 3 +𝑉 4
2
+)(
𝑑3 + 𝑑 4
2 )
𝑊3

Secara umum :

𝑞 𝑥− 𝑥+1 = ( 2 )(
𝑉 𝑥 + 𝑉 𝑥+1
+
2 )
𝑑 𝑥 + 𝑑 𝑥+1
𝑊𝑥
5.5 Hitungan Debit
Metode Integrasi Kedalaman-kecepatan

Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian Antara
kecepatan rerata dan kedalaman pada vertical. Debit sungai diperoleh dengan
menghitung luasan yang dibatasi oleh kurva tersebut dan garis muka air
5.5 Hitungan Debit
Metode Kontur Kecepatan

Berdasarkan data kecepatan terukur di sejumlah titik di seluruh vertical, dibuat kurva
yang mempunyai kecepatan sama (garis kontur kecepatan). Mulai dari garis kontur
kecepatan maksimum, diukur luasan yang dibatasi oleh garis kontur tersebut dan muka
air dengan planimeter. Selanjutnya dibuat diagram dengan ordinat (sumbu y) adalah
kecepatan dan absis (sumbu x) adalah luasan yang dibatasi oleh kurrva kecepatan dan
permukaan air.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai