Anda di halaman 1dari 29

DATA DEBIT SUNGAI

TAHAPAN ANALISIS
HIDROLOGI REKAYASA

1. Menentukan data-data pokok hidrologi...?


2. Mengumpulkan data……?
3. Mengolah / Menganalisis data……?
4. Menyajikan data……?
1. menentukan data-data pokok
hidrologi .....?
Contoh :
- untuk merencanakan saluran drainasi, dibutuhkan
data pokok berupa : Debit ( Q5 )
- untuk merencanakan kebutuhan air Irigasi / sawah
dibutuhakan data pokok berupa antara lain:
perkolasi dan infiltrasi, curah hujan efektif, pola
tanam dll
- untuk merencanakan kebutuhan air baku rumah,
dibutuhkan data pokok berupa : jumlah air (Q)
yang tersedia di sumber air (sungai, danau, mata
air, bendungan)
2. mengumpulan data ……?

DEBIT BANJIR
a. mengumpulkan data :

Banjir / aliran di Banjir / Genangan air,


dalamSungai melebihi kapasitas sungai
Pengukuran Banjir, tergantung pada tujuannya,
sebagai berikut :

1. Untuk keperluan perencanaan bangunan di dalam sungai,


banjir diukur berdasarkan tinggi muka air di dalam sungai,
2. Untuk perencanaan pemanfaatan tanah disekitar sungai,
banjir diukur berdasarkan luas daerah yang tergenang air
3. Untuk perencanaan bangunan peluap, jembatan, gorong-
gorong, saluran dsbnya, banjir diukur berdasarkan aliran
sungai maksimum (m3/dt)
4. Untuk perencanaan bangunan penampungan air untuk
keperluan irigasi, penyediaan air, pengendalian banjir
dsbnya, banjir diukur berdasarkan volume ( hari-m3/dt )
5. …………
SATUAN UKURAN DEBIT BANJIR SUNGAI

❖ Debit banjir sungai biasanya dinyatakan


dengan m3/dt
❖ Debit sebesar rata-rata 1 m3/dt yang
mengalir selama 24 jam → m3/dt-hari
❖ Jika debit sungai dinyatakan dengan km2-cm,
maka menggambarkan volume air yang
diperlukan untuk menggenangi 1 km2, setinggi
1 cm, 1 km2 – 1 cm berarti = 10,000 m3,
→ 1 m3/dt/hari = 86.400 m3
PENGUKURAN DEBIT SUNGAI

dapat diukur secara langsung dan tidak langsung

1. PENGUKURAN SECARA LANGSUNG


2. PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG
1. PENGUKURAN DEBIT
PENGUKURAN SECARA LANGSUNG
Pengukuran debit secara langsung dapat
dilakukan dengan mengukur tampang melintang
sungai dan kecepatan aliran sungai.
Luas tampang melintang sungai (A) diperoleh
dengan mengukur elevasi permukaan air dan
dasar sungai (kedalam sungai)
Kecepatan aliran sungai (V) dapat diukur
dengan alat ukur kecepatan aliran (current
meter), pelampung atau peralatan lain.
Debit aliran sungai didapatkan → Q = A x V
luas tampang sungai ( A = m2 ) dan
kecepatan aliran sungai ( V = m/dt )
LANGKAH – LANGKAH PENGUKURAN DEBIT

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran debit


sungai
2. Pengukuran kedalaman sungai
3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu
atau harian
4. Pengukuran kecepatan aliran
5. penghitungan Debit
6. Membuat rating curve yaitu hubungan antara
elevasi muka air dan debit
7. Presentasi dan puplikasi data terukur dan
terhitung
1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran debit sungai
 Berada tepat atau di sekitar lokasi pos duga air, dimana tidak
ada perubahan bentuk penampang atau debit yang menyolok
 Alur sungai harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar sungai
pada saat banjir/muka air tertinggi
 Distribusi aliran merata dan tidak ada aliran yang memutar
 Aliran tidak terganggu sampah maupun tanaman air dan tidak
terganggu oleh adanya bangunan air lainnya (misalkan pilar
jembatan), tidak terpengaruh peninggian muka air, pasang
surut dan aliran lahar
 Penampang melintang pengukuran diupayakan tegak lurus
terhadap alur sungai
 Berikut adalah gambar ilustrasi penempatan stasiun pengamat
pada berbagai macam aliran sungai
2. Pengukuran penampang melintang sungai

kedalaman sungai dapat diukur


menggunakan :

bak ukur,
tali yang diberi pemberat atau dengan
echosounder
Pelaksanaan pengukuran
penampang melintang sungai di lapangan,

jembatan

AFB
Lokasi pengukuran

C E D

penampang melintang dibagi menjadi beberapa


bagian
Satu luas penampang tidak boleh melebihi 10
persen dari aliran total
Umumnya 10 s/d 30 penampang, hal ini
tergantung dari lebar alur sungainya
3. Pengukuran elevasi muka air
secara kontinyu atau harian

Elevasi muka air diukur terhadap datum (elevasi


referensi) yang bisa berupa alevasi muka air
laut atau datum lokal (bench mark).
Pengamatan muka air dilakukan di lokasi
bangunan air yang akan dibuat atau di
tempat- tempat penting lainnya
Alat pencatat muka air berupa :
papan duga dengan meteran
alat AWLR (Automatic Water Level Recorder)
4. Pengukuran kecepatan aliran
Pengukuran kecapatan air aliran dapat dilakukan
dengan menggunakan :

 Pelampung atau
 Current meter (alat ukur arus)
Dengan Current meter

dilakukan dengan cara :


• merawas, dari
jembatan,
• menggunakan
perahu,
• menggunakan cable
car.
Dengan Pelampung
• Kecepatan aliran bervariasi dari nol di dasar
sungai sampai maksimum pada (atau dekat )
permukaan
0
• Berdasarkan pengujian
k
0.2 lapangan, kecepatan aliran
e
d ternyata ber variasi,
a 0.4 umumnya kecepatan rata-
l rata pada 0,2 dan 0.8
a 0.6 kedalaman dibawah
m permukaan sama dengan
a
n
0.8 kecepatan rata-rata pada
penampang bidang vertikal
0.1
0 0.5 1 1.5 2.0 • Kecepatan pada kedalaman
0.6 dari permukaan juga
Kecepatan dalam meter per detik sangat mendekati kecepatan
rata-rata pada penampang
vertikal
Pengukuran di lapangan dengan alat ukur arus
( curren meter ) :

jembatan

AFB
Lokasi pengukuran

C E D

1. Ukur kedalaman air total dengan alat duga (kabel ukur) → EF


2. Naikkan alat ukur sampai pada kedalaman 0.8 dari permukaan
dan ukur kecepatan dengan curren meter
3. Ulangi pengukuran no.2 pada kedalaman 0.2 dari permukaan
4. Pada air dengan kedalaman yang dangkal, pengukuran kecepatan
dapat dilakukan cukup sekali, yaitu pada kedalaman 0.6 dari
permukaan
5. Penghitungan Debit
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan membagi lebar
sungai menjadi sejumlah pias.

Kecepatan aliran dan kedalaman air diukur secara vertikal


di masing-masing pias

Debit di setiap pias dihitung dengan mengalikan kecepatan


rata-rata dan luas tampang melintang

Debit sungai adalah jumlah debit seluruh pias

Ada beberapa metode untuk menghitung debit :


Metode tampang tengah
Metode tampang rerata
Perhitungan debit total dilakukan sbb:

❖ Hitung kecepatan rata-rata pada masing-masing


penampang vertikal dengan meratakan kecepatan
pada kedalaman 0.2 dan 0.8 dari permukaan
❖ Kalikan kecepatan rata-rata tersebut dengan luas
bagian penampang vertikal yang mewakili titik
kecepatan ( ABCD ).
❖ Luas diambil sama dengan kedalaman terukur pada
vertikal (EF) kali lebar penampang (AB)
❖ Jumlahkan semua debit pada bagian penampang
vertikal,
❖ Debit pada bagian penampang tepi diambil sama
dengan nol
6. Membuat rating curve yaitu
hubungan antara elevasi muka air
dan debit
2. PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG

Data Debit didapatkan dengan pengukuran


secara tidak langsung :

a. Data Debit didapatkan dengan :


- mengukur luas penampang sungai
secara langsung, dan
- kecepatan aliran air dihitung secara
analitis. Yaitu dengan menggunakan
rumus-rumus Hidrolika , antara lain
rumus Bernouilli, rumus Chezy, rumus
Strickler
b. Data Debit sungai didapat dengan cara
menghitung dari bangunan-bangunan air yang
terdapat di sungai,
misalnya :
• Menggunakan Bangunan peluap
Q = C.L.g 0.5 .d 1.5 Q = debit sungai
C = angka pengaliran
L = panjamg peluap
d = tinggi air diatas ambang
• Menggunakan Bangunan bendung
C = angka pengaliran
Q = C.L.(d + v 2 1.5
2g ) L = panjang penampang pengaliran
d = tinggi air diatas bendung
v2/2g = tinggi kecepatan
(velocity head) pada penampang q
c. Data Debit sungai didapat dengan
menggunakan : data curah hujan,
• Jika debit dihitung berdasarkan data curah
hujan, maka harus tersedia data hujan selama
masa lampau yang cukup panjang (min. 10 s/d
20 tahun).
• Data curah hujan tersebut untuk meramalkan
seberapa besar curah hujan yang terjadi dalam
jangka waktu tertentu yang akan datang
• Misalkan dalam 10 tahun akan terjadi hujan-
hujan yang besarnya sama dengan atau
melebihi hujan yang diramalkan atau
direncanakan.
• Pengumpulan DATA CURAH HUJAN
• Data Debit / Curah hujan Hujan diolah dengan
ANALISIS FREKUENSI ATAU PROBABILITAS
untuk mendapatkan Debit rencana maupun curah
hujan rencana
• Debit Banjir didapatkan dengan beberapa
methode antara lain metode :
1. Metode Rasional
2. Metode Melchior
3. Metode Weduwen
4. Metode Haspers
5. Metode Nakayasu
6. Menggunakan rumus-rumus empiris
Data Debit sungai dihitung dengan
menggunakan rumus-rumus empiris
Metode Empiris digunakan jika tidak diperoleh data
hidrologi yang cukup
Beberapa persamaan debit banjir yang dapat digunakan
antara lain :
No Pembuat Rumus Catatan
Rumus
1 Q = CAn Q = Debit banjir ( m3/det ),
A = luas DAS (km2), n = angka
penunjuk ( 0.5 – 1.25), C = koef
2 Dickens Qa= 825 A0.75 Q ( kaki3/det), A (mil2)
3 Qa = 24,12 A0.5 A = 15 – 200.000 km2
4 Whister Qm = {1538/(A+259)+0.054}A A = 1.000 – 12.000 km2

5 Myer Q = 10.000 A0.5


6 Fanning Q = 200 A5/6

Anda mungkin juga menyukai