Anda di halaman 1dari 39

HIDROLOGI TEKNIK

TERAPAN

Pembahasan soal soal Ujian Akhir Semester Tahun


2016
DOSEN : Yuni Damayanti ST.,MT
SOAL HIDROLOGI
1 . Jelaskan teori pengukuran debit !
2 . Jelaskan cara pengukuran debit !
3 . Jelaskan cara pemilihan lokasi stasiun pengukuran !
4 . Jelaskan cara pengukuran kedalaman sungai !
5 . Jelaskan cara pengukuran elevasi muka air !
6 . Jelaskan cara pengukuran kecepatan !
7 . Ada 3 metode hitungan debit, jelaskan ketiga metode tersebut !
8 . Jelaskan proses limpasan !
9 . Jelaskan komponen komponen limpasan dan hubungan hujan limpasan !
10 . Jelaskan bagaimanakah cara memperkirakan debit puncak metode rasional !
11 . Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrograf ! Jelaskan 3 komponen pembentuk hidrograf !
12 . Jelaskan tentang hidrograf satuan sintesis Nakayasu yang dikembangkan berdasarkan
beberapa sungai di jepang !
13 . Distribusi normal, log normal, gumbel, pearson, dan log pearson adalah analisis frekuensi
untuk hidrologi, jelaskan kelima distribusi tersebut !
PEMBAHASAN
1 . Jelaskan teori pengukuran debit !
Jawaban :
Debit aliran (Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dan
kecepatan aliran (V), Q = AV . Kedua parameter tersebut dapat diukur
pada suatu tampang lintang (stasiun) di sungai. Luas tampang aliran
diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai.
Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan seperti
current meter, pelampung, atau peralatan lain. Apabila dasar dan tebing
sungai tidak berubah (tidak mengalami erosi atau sedimentasi)
pengkukuran elevasi dasar sungai hanya dilakukan satu kali. Kemudian
dengan mengukur elevasi muka air untuk berbagai kondisi, mulai dari debit
kecil sampai debit besar (banjir), dapat dihitung luas tampang untuk
berbagai elevasi muka air. Dengan demikian dapat dihitung debit untuk
berbagai aliran. Selanjutnya dibuat kurva debit (rating curve), yaitu
hubungan antara elevasi muka air dan debit. Dengan telah dibuatnya kurva
debit, selanjutnya debit sungai dapat dihitung hanya dengan menggunakan
elevasi muka air. Penggunaan kurva debit hanya dilakukan apabila sungai
tiak terpengaruh pasang surut.
PEMBAHASAN
2 . Jelaskan cara pengukuran debit !
Jawaban :
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan pemasangan alat di suatu lokasi
sungai yang ditetapkan, yang memungkinkan pengamatan secara kontinyu dan
teratur elevasi muka air dan debit serta data lainnya, seperti angkutan sedimen
dan salinitas. Pengukuran debit dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut.
1 . Pemilihan lokasi stasiun pengukuran.
2 . Pengukuran kedalaman sungai.
3 . Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian.
4 . Pengukuran kecepatan aliran.
5 . Hitungan debit.
6 . Membuat rating curve yaitu hubungan antara elevasi muka air dan debit.
7 . Dari rating curve yang telah dibuat pada langkah ke 6, dicari debit aliran
berdasarkan pencatatan elevasi muka air.
8 . Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung
PEMBAHASAN
3 . Jelaskan cara pemilihan lokasi stasiun pengukuran !
Jawaban :
Langkah pertama dari kegiatan pengukuran debit sungai adalah
memilih lokasi stasiun pengukuran. Pemilihan lokasi tersebut dengan
memperhatikan beberapa persyaratan berikut ini.
1 . Mudah dicapai oleh pengamat, misalnya di jembatan.
2 . Dibagian sungai yang lurus dengan penampang sungai yang teratur dan
stabil (tidak terjadi erosi dan sedimentasi).
3 . Disebelah hilir pertemuan dengan anak sungai.
4 . Dimulut sungai menuju ke laut atau danau.
5 . Dilokasi bangunan air seperti bendungan, bendung, dan sebagainya.
6 . Tidak dipengaruhi oleh garis pembendungan (back water).
7 . Aliran berada dalam alur utama (tidak ada aliran di bantaran).
Gambar Stasiun Pengukuran Debit
PEMBAHASAN
4 . Jelaskan cara pengukuran kedalaman sungai !
Jawaban :
Pengukuran kedalaman sungai dapat dilakukan dengan menggunakan
bak ukur, tali yang diberi pemberat atau dengan echosounder. Pengukuran
dilakukan di beberapa titik dalam arah melintang sungai untuk
mendapatakan bentuk tampang lintang sungai.
A . Bak Ukur
Untuk sungai yang dangkal, bak ukur yang telah diberi skala dan plat di
bagian bawahnya dimasukkan ke dalam sungai sampai plat dasar
mencapai dasar sungai. Papan tersebut dapat ditegakkan dengan bantuan
perahu atau oleh orang jika sungai dangkan. Kedalaman air dibaca pada
skala di bak ukur tersebut. Biasanya hasil pengukuran diberikan dalam
bentuk elevasi, olh karena itu pembacaan harus diikatkan dengan elevasi
tebing / tanggulsungai atau lahan dengan menggunakan theodolit.
Gambar Pengukuran Kedalaman Sungai
dengan Menggunakan Bak Ukur
PEMBAHASAN
B . Tali dengan Pemberat
Apabila sungai dalam dan kecepatan arus besar, kedalaman air diukur
dengan menggunakan tali yang diberi pemberat. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan perahu, pada jembatan, atau kabel yang
digantungkan melintas sungai. Pengukuran ini biasanya dilakukan secara
bersamaan dengan pengukuran kecepatan dengan menggunakan current
meter. Diatas pemberat dipasangi current meter, sehingga sambil
mengukur kedalaman, dapat diketahui kecepatan aliran di beberapa titik
yang ditentukan.
Gambar Pengukuran Kedalaman Sungai
dengan Menggunakan Tali Pemberat
PEMBAHASAN
C . Echosounder
Pada sungai yang lebar dan dalam, pengukuran tampang lintang dapat
dilakukan dengan menggukanakan echosounder, Selain itu alat ini juga
dapat digunakan untuk mengukur bathimetri (kedalaman laut). Cara kerja
alat ini didasarkan pada prinsip bahwa : 1) Air merupakan media yang baik
untuk perambatan gelombang suara dengan kecepatan kurang lebih 1435
m/d . 2) gelombang suara dapat dipantulkan dengan baik oleh dasar
sungai.
Gambar Pengukuran Kedalaman Sungai
dengan Menggunakan Echosounder
PEMBAHASAN
5 . Jelaskan cara pengukuran elevasi muka air !
Jawaban :
Elevasi muka air di stasiun pengukuran merupakan parameter penting dalam
hidrometri. Elevasi tersebut diukur terhadap datum (elevasi referensi) yang bisa
merupakan elevasi air laut rerata atau datum lokal (bench mark). Alat pencatatn
elevasi muka air dapat berua papan duga dengan meteran (staff gauge) atau
alat pengukur elevasi muka air secara otomatis (AWLR, Automatic Water Level
Recorder). Pengamatan muka air dilokasi dimana akan dibuat bangunan air
seperti bendungan, bangunan pengambilan air, atau di tempat penting lainnya.
A. Papan duga
Papan duga merupakan alat paling sederhan untuk mengukur elevasi muka
air. Alat ini dibuat dari kayu atau plat naja yang diberi ukuran skala dalam
sentimeter, yang dapat dipasang pada tepi sungai atau suatu bangunan
seperti jembatan, bendung, dan sebagainya. Angka nol pada papan duga
ditempatkan pada titik terendah dari skala sehingga semua pembacaan
Gambar Pengukuran Elevasi Muka Air
dengan Menggunakan Papan Duga
PEMBAHASAN
B . Alat pengukur muka air maksimum
Alat pengukur puncak (crest gauge), digunakan untuk mengukur muka
air maksimum yang terjadi pada waktu banjir. Alat sederhana ini terdiri dari
tabung berdiameter 50 mm dengan lubang yang terdapat di dekat dasar
dan tertutup dibagian atasnya, dengan satu atau dua lobang untuk
memugkinkan udara keluar. Didalam tabung tersebut ditempatkan papan
duga dan butir butir gabus. Butir butir gabus tersebut mengapung di air
dan sebagian akan melekat di papan duga bila permukaan air turun.
Setelah terjadi banjir, pengamat melepas papan duga tersebut dari dalam
pipa dan mencatat tanda muka air tertinggi dengan melihat butir butir
gabus yang melekat. Kemudian butir gabus tersebut dibersihkan dari
papan dan memasangnya kembali ke dalam pipa dan memasukkan butir
gabus tambahan untuk mencatat muka air tertinggi berikutnya.
PEMBAHASAN
C . Pencatat muka air otomatis (AWLR)
Dengan alat ini elevasi muka air sungai dapat tercatat secara kontinyu
sepanjang waktu. Alat ukur yang banyak digunakan di indonesia
menggunakan pelampung. Pelampung tersebut mengikuti gerak naik
turunnya muka air, dan gerak tersebut ditransfer ke roda gigi yang
mereduksi fluktuasi muka air (fluktuasi muka air biasanya lebih tinggi dari
tinggi kertas pencatat). Roda gigi tersebut dihubungkan dengan pena
pencatat yang mencatat pada kertas grafik yang digulung pada silinder
yang berputar. Untuk menghindari pengaruh gelombang dan arus sungai,
pelampung ditempatkan pada sumur pengamatan. Sumur pengamatan
dapat ditempatkan di sungai atau tebing sungai. Dalam hal yang kedua,
sumur tersebut dihubungkan ke sungai dengan menggunakan pipa. Hasil
pencatatan berupa grafik muka air sungai sebagai fungsi waktu. Dengan
elevasi muka air tersebut dengan tampang sungai dapat dihitung luas
tampang aliran.
Gambar Pengukuran Elevasi Muka Air
dengan Menggunakan Pencatat Otomatis
PEMBAHASAN
6 . Jelaskan cara pengukuran kecepatan !
Jawaban :
Pengukuran kecepatan air dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan pelampung atau secara tidak langsung dengan menggunakan
current meter.
A . Pelampung
pengukuran kecepatan arus secara langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan pelampung, yaitu engan menggunakan selang waktu yang
diperlukan oleh pelampung untuk menempuh suatu jarak tertentu. Biasanya cara
ini dilakukan pada waktu banjir dimana pemakaian current meter sulit dilakukan,
atau pada survei pendahuluan.
Seperti ditunjukkan dalam gambar, Pengamat berada pada tampang B dan C yang
berjarak L. Panjang L adalah empat sampai lima kali lebar sungai. Beberapa
pelampung disebar secara merata pada lebar sungai, dan posisinya terhadap
tebing sungai dicatat.
PEMBAHASAN
Pelampung pelampung tersebut dimasukkan kedalam sungai pada
tampang A yang berada di sebelah hulu tampang B, sehingga pada saat
pelampung telah sampai di tampang B kecepatannya sudah sesuai dengan
kecepatan arus. Untuk memasukkan pelampung ke sungai pada tampang A
bisa dilakukan dari jembatan, kabel yang melintang sungai, atau perahu
jika sungai besar. Dengan mengetahui panjang L dan waktu yang
diperlukan (t) oleh pelampung untuk melintas dari tampang B sampai C,
dapat dihitung kecepatan aliran dengan persamaan sebagai berikut.
V = L/T
Gambar Pengukuran Kecepatan Aliran
Air dengan Menggunakan Pelampung
PEMBAHASAN
7 . Ada 3 metode hitungan debit, jelaskan ketiga metode
tersebut !
Jawaban :
Pengukuran debit sungai dilakukan dengan membagi leher sungai
menjadi sejumlah pias, dengan lebar dapat dibuat sama atau berbeda.
Kecepatan aliran dan kedalaman air dapat diukur di masing masing pias,
yaitu pada vertikal yang mewakili pias tersebut. Debit di setiap pias
dihitung dengan mengalikan kecepatan rerata dengan luas tampang
alirannya. Debit sungai adalah jumlah di seluruh pias. Ada beberapa
metode untuk menghitung debit diantaranya adalah : metode tampang
tengah, tampang rerata, integrasi kedalaman-kecepatan, dan kontur
kecepatan.
PEMBAHASAN
A . Metode Tampang Tengah.
Dalam metode ini dianggap bahwa kecepatan disetiap vertikal
merupakan kecepatan rerata dari setiap pias selebar setengah jarak
anatara pias disebelah kiri dan kanannya. Debit disuatu pias adalah
perkalian antara kecepatan rerata vertikal dan lebar tersebut. Di kedua
tebing kiri dan kanan sungai, kecepatan dianggap nol.
PEMBAHASAN
B .Metode Tampang Rerata.
Tampang lintang sungai dianggap tersusun dari sejumlah pias yang
masing masing dibatasi oleh dua vertikal yang berdampingan. Dalam
gambar dibawah jika V3 dan V4 adalah kecepatan rerata pada vertikal
ketiga dan keempat, sedangkan d3 dan d4 adalah kedalaman air di kedua
vertikal, serat W3 adalah lebar antara kedua vertikal, maka :
PEMBAHASAN
C . Metode Integrasi Kedalaman-Kecepatan
Dalam metode ini dihitung debit tiap satuan lebar, yaitu perkalian
antara kecepatan rerata dan kedalaman pada vertikal, V.d . Nilai V.d
tersebut digambar pada garis muka air. Selanjutnya dibuat kurva yang
menghubungkan titik titik V.d Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah
ini. Debit sungai diperoleh dengan menghitung luasan yang dibatasi oleh
kurva tersebut dan garis muka air
PEMBAHASAN
8 . Jelaskan proses limpasan !
Jawaban :
Apabila intensitas hujan yang jatuh di suatu DAS melebih kapasitas
infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi, air akang mengisi cekungan
cekungan pada permukaan tanah. Setelah cekungan cekungan tersebut
penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas) diatas permukaan tanah.
Limpasan permukaan (Surface runoff) merupakan air hujan yang mengalir
dalam bentuk lapisan tipis diatas permukaan lahan akan masuk ke parit dan
selokan selokan yang kemudian bergabung menjadi anak sungai dan
akhhirnya menjadi aliran sungai. Di daerah pegunugan (bagian hulu DAS)
limpasan permukaan dapat masuk ke sungai dengan cepat, yang dapat
menyebabkan debit sungai meningkat. Apabila debit sungai lebih besar dari
kapasitas sungai untuk mengalirkan debit maka akan terjadi luapan pada
tebing sungai sehingga terjadi banjir. Di DAS bagiann hulu dimana
kemiringan lahan dan kemiringan sungai besar, atau di suatu DAS kecil
kenaikan debit banjir dapat terjadi dengan cepat, sementara pada sungai
sungai besar kenaikan debit terjadi lebih lambat untuk mencapai debit
puncak.
PEMBAHASAN
9 . Jelaskan komponen komponen limpasan dan hubungan hujan
limpasan !
Jawaban :
Limpasan terdiri dari air yang berasal dari tiga sumber, yaitu :
A . Aliran permukaan (Surface flow)
Adalah bagian air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis diatas
permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran langsung (direct runoff).
Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju sungai dalam waktu sinngkat,
sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir.
B . Aliran antara (Interflow)
Adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi dibawah permukaan tanah. Aliran
antara terdiri dari gerakan air dan lengas secara lateral menuju elevasi yang lebih
rendah, yang akhirnya masuk ke sungai. Proses aliran antara ini lebih lambat dari
aliran permukaan, dengan tingkat kelambatan beberapa jam sampai hari.
C . Aliran air tanah
Adalah aliran yang terjadi dibawah permukaan air tanah ke elevasi yang lebih
rendah yang akhirnya menuju ke sungai atau langsung ke laut.
PEMBAHASAN
Hubungan hujan limpasan
Hujan yang jatuh di suatu DAS akan berubah menjadi aliran sungai.
Dengan demikian terdapat sebuah hubungan antara hujan dan debit aliran,
yang tergantung pada karakteristik DAS.
Semakin besar curah hujan yang turun pada suatu area, maka limpasan
yang terjadi akan semakin besar, begitupun sebaliknya.
PEMBAHASAN
10 . Jelaskan bagaimanakah cara memperkirakan debit puncak metode rasional !
Jawaban :
Metode rasional banyak digunakan untuk memperkirakan debit puncak yang ditimbulkan
oleh hujan deras pada daerah tangkapan (DAS) kecil. Suatu DAS disebut kecil apabila distribusi
hujan dapat dianggap seragam dalam ruang dan waktu, dan biasanya durasi hujan melebihi
waktu konsentrasi. Beberapa ahli memandang bahwa luas DAS kurang dari 2,5 km 2 dapat
dianggap sebagai DAS kecil (Ponce, 1989).
Pemakaian metode rasional sangat sederhana, dan sering digunakan dalam perencanaan
drainase perkotaan. Beberapa parameter hidrologi yang diperhitungkam adalah intensitas hujan,
durasi hujan, frekuensi hujan, luas DAS abstraksi (kehilangan air akibat evaporasi, intersepsi,
infiltrasi, tampungan permukaan) dan konsentrasi aliran. Metode rasional didasarkan pada
persamaan berikut.
Q = 0,278 CIA
dengan :
Q : debit puncak yang ditimbulkan oleh hujan dengan intensitas, durasi dan
frekuensi tertentu (m3/d)
I : intensitas hujan (mm/jam)
A : luas daerah tangkapan (km2)
C : koefisien aliran yang tergantung pada jenis permukaan lahan, yang nilainya diberikan dalam
Tabel 6.2.
PEMBAHASAN
11 . Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrograf ! Jelaskan 3 komponen pembentuk
hidrograf !
Jawaban :
Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran dan waktu. Parameter
tersebut bisa berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran; sehingga terdapat dua macam hidrograf
yaitu hidrograf muka air dan hidrograf debit. Hidrograf muka air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf
debit dengan menggunakan raiting curve. Untuk selanjutnya yang dimaksud dengan hidrograf adalah
hidrograf debit, kecuali apabila dinyatakan lain.
Hidrograf mempunyai tiga komponen pembentuk yaitu 1) aliran permukaan, 2) aliran antara, dan 3) aliran
air tanah.
A . Aliran permukaan (Surface flow)
Adalah bagian air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis diatas permukaan tanah. Aliran
permukaan disebut juga aliran langsung (direct runoff). Aliran permukaan dapat terkonsentrasi menuju
sungai dalam waktu sinngkat, sehingga aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir.
B . Aliran antara (Interflow)
Adalah aliran dalam arah lateral yang terjadi dibawah permukaan tanah. Aliran antara terdiri dari
gerakan air dan lengas secara lateral menuju elevasi yang lebih rendah, yang akhirnya masuk ke sungai.
Proses aliran antara ini lebih lambat dari aliran permukaan, dengan tingkat kelambatan beberapa jam
sampai hari.
C . Aliran air tanah
Adalah aliran yang terjadi dibawah permukaan air tanah ke elevasi yang lebih rendah yang akhirnya
menuju ke sungai atau langsung ke laut.
PEMBAHASAN
12 . Jelaskan tentang hidrograf satuan sintesis Nakayasu yang
dikembangkan berdasarkan beberapa sungai di jepang !
Jawaban :
Hidrograf satuan sintetis Nakayasu dikembangkan berdasar beberapa
sungai di Jepang (Soemarto,1987). Bentuk HSS Nakayasu diberikan oleh
Gambar 6.22 dan persamaan berikut ini :
= (6.29)
= + 0,8 (6.30)
= 0,4 + 0,058 L untuk L > 15 km (6.31)
= 0,21 untuk L < 15 km (6.32)
= (6.33)
= 0,5 sampai (6.34)
PEMBAHASAN

Dengan :
: debit puncak banjir
A : luas DAS (km)
: curah hujan efektif (1mm)
: waktu dari permulaan banjir sampai puncak hidrograf banjir (jam)
: waktu dari puncak banjir sampai 0,3 kali debit puncak banjir (jam)
: waktu konsentrasi
: satuan waktu dari curah hujan (jam)
: koefisien karakteristik DAS biasanya diambil 2
L : panjang sungai utama (km)
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

Bentuk hidrograf satuan diberikan oleh persamaan berikut :
a . Pada kurva naik (0 < t < )
= (6.35)
b . Pada kurva turun ( t + )
= x (6.36)
c. Pada kurva turun +< t<++1,5)
= x (6.37)
d . Pada kurva turun (t > +
= x (6.38)
PEMBAHASAN
13 . Distribusi normal, log normal, gumbel, pearson, dan log pearson adalah analisis
frekuensi untuk hidrologi, jelaskan kelima distribusi tersebut !
Jawaban :
A . Distribusi normal
Distribusi normal adalah simetris terhadap sumbu vertikal dan berbentuk lonceng yang juga
disebut distribus Gauss. Distribus normal mempunyai dua parameter yaitu rerata dan deviasi
standar dari populasi. Dalam praktek, nilai rerata x dan deviasi standar s diturunkan

keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata hitung variat
Sx = standard deviasi
k = faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)
PEMBAHASAN
B . Distribusi lognormal
Distribusi lognormal digunakan apabila nilai nilai dari variabel random tidak mengikuti distribusi
normal, tetapi nilai logaritmanya memenuhi distribusi normal. Dalam hal ini, fungsi densitas
probabilitas (PDF) diperoleh dengan melakukan transformasi, yang dalam hal ini digunakan
transformasi berikut.
y = log x

keterangan:
X = nilai variat pengamatan
Slog X = standart deviasi dari logaritma
n = jumlah data
log X = logaritma rata-rata
k = faktor frekuensi
PEMBAHASAN
C . Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk analisis data maksimum, seperti
untuk analisis data frekuensi banjir.

keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata x maksimum dari seri data Xi
k = faktor frekuensi
PEMBAHASAN
C . Distribusi log pearson III
Pearson telah mengembangkan banyak model matematik fungsi
distribusi untuk membuat persamaan empiris dari suatu distribusi. Ada 12
tipe distribusi Pearson, namun hanya distribus Perason tipe III yang banyak
digunakan dalam hidrologi.
Metode yang dianjurkan dalam pemakaian distribusi Log Pearson Type III
adalah dengan mengkorvesikan rangkaian datanya menjadi bentuk
logaritmis.
PEMBAHASAN
Nilai X bagi setiap probabilitas dihitung dari persamaan:

keterangan:
log X = logaritma rata-rata
Slog X = standart deviasi dari logaritma
Cs = koefisien kemencengan
k = faktor frekuensi
n = jumlah dataketerangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata hitung variat
Sx = standard deviasi
k = faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)
B. Metode Distribusi Log Normal
TERIMA KASIH

M . VITRIZKY AL AMIN
07231511094

Anda mungkin juga menyukai