Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

CURRENT METER

4.1 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui penggunaan alat ukur current meter sebagai alat ukur kecepatan
arus.
2. Menghitung luas penampang basah, keliling basah, dan jari – jari hidrolis.
3. Menghitung debit aliran.

4.2 Alat Yang Digunakan


1. Current meter ( periksa kelengkapannya, seperti kabel, tongkat, propeller dan
sertifikatnya serta seluruh alat dalam keadaan bersih dan diberi minyak )
2. Tongkat besi yang dilengkapi dengan nilai satuan kedalaman ( dalam satuan cm ) atau
kabel baja yang dilengkapi dengan pemberat.
3. Counter ( alat pendukung current meter supaya ditest baterai dan ketepatan hitung per
satuan waktu )
4. Tali atau tag line yang mempunyai indikasi jarak ( misalnya setiap 50 – 100 cm )
5. Kartu ukur, alat tulis dan kalkulator.
6. Tambahan alat seperti :
 Pelampung, stopwatch dan meteran ( minimal 50 cm ) dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pengukuran dengan cara pelampung.
 Peralatan tambahan lainnya yang dibutuhkan bilamana melakukan pengukuran
dari jembatan, perahu dan cable way seperti pemberat, kabel dan lain – lain.

4.3 Penentuan Lokasi Pengukuran


Pada setiap pos duga air perlu ditetapkan lokasi pelaksanaan pekerjaan pengukuran
debit secara rutin.
Gambar 4.1 Penentuan Lokasi Pengukuran

Dasar atau pertimbangan yang perlu diambil pada saat menetapkan lokasi, antara
lain :

1. Pada bagian sungai yang lurus, sepanjang minimum 3 kali lebar sungai.
2. Profil sungai tidak mempunyai indikasi akan berpindah atau berubah.
3. Tidak pada tempat air tergenang.
4. Tidak pada tempat dimana terjadi atau terpengaruh oleh air terjun.
5. Dicari suatu lokasi dimana jenis aliran sungainya laminar.
6. Tidak pada lokasi dimana terlihat aliran sungai terbagi – bagi karena ada
batu – batu besar ( turbulen )
7. Jika memungkinkan cari tempat dimana tidak terjadi luapan pada waktu
banjir.
8. Pasang patok tetap pada lokasi pengukuran tersebut ( terukur beda tinggi
antara patok dengan titik nol SG / AWLR )

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :

1. Tetap dilokasi pos duga air ( AWLR/SG )


2. Bergeser ke arah hilir dari lokasi AWLR/SG, tetapi tidak ada alur lain yang
masuk.
3. Bergeser ke arah hulu dari lokasi AWLR/SG, tetapi tidak ada alur lain yang
masuk ( kurang direkomendasikan )

Gambar 4.2 Pemilihan Lokasi Pengukuran


Pada lokasi oengukuran yang telah ditetapkan, perlu dibuat profil melintang
sunguai dan satu profil melintang sebelah hilir dan hulu pos ( minimum tiga profil
melintang ) serta dilengkapi dengan peta situasi dan profil memanjang sungai.

Hasil pengukuran ini sangat berguna untuk menunjang perhitungan prediksi debit
aliran sungai / saluran pada saat banjir, serta untuk mengetahui perubahan kondisi
morphologi sungai / saluran pada lokasi pengukuran. Pengukuran profil melintang sungai
harus mengikat pada titik tetap ( BM )

4.4 Pengukuran Situasi dan Profil Memanjang Serta Melintang Sungai


Pengukuran ini berkaitan dengan perhitungan luasan penampang basah ( Gambar
4.3 ). Pengukuran mengacu pada BM pos/stasiun hidrometri dan patok titik tetap
pengukuran.

Gambar 4.3
Sketsa

Pengukuran Luas Penampang Basah


4.5 Pelaksanaan Pengukuran
4.5.1 Pembacaan Tinggi Muka Air ( TMA )
Pelaksanaan pengukuran didahului dengan membaca tinggi muka air :

1. Baca TMA pada peilshaal/SG sebelum memulai keiatan pengukuran dan


catat pada kolom yang telah disediakan pada “kartu ukur” termasuk jam saat
dimulainya kegiatan pengukuran.
2. Setelah pengukuran debit selesai, baca kembali TMA pada SG dan
masukkan data tersebut pada kolom TMA akhir pada kartu ukur, termasuk
jam selesainya kegiatan.
3. Bilamana terjadi perbedaan elevasi muka air ( awal dan akhir ) < 10 cm,
maka elevasi TMA adalah rata – rata dari kedua elevasi tersebut. Bilamana
perbedaan elevasi muka air > 10 cm, maka perlu dihitung dengan persamaan
:
q1 H1 +qn Hn + qn+1 Hn+1
EI. M. A = .......................................................(4.1)
Q

Dimana :
H1 = Elevasi muka air pada interval waktu pertama
q1 = Debit air pada interval waktu pertama
Q = Debit total

4.5.2 Pengukuran Kecepatan Dengan Current Meter


1. Rentangkanlah tali ( tag line ) pada lokasi pengukuran, sebagai tanda untuk jalur dari
cross section yang akan dilakukan pengukuran aliran, dan atau dapat juga digunakan
sebagai alat untuk mengukur jarak antar raai.
2. Siapkan dan cek kesiapan alat current meter.
3. Pilih propeller yang sesuai dengan kedalaman sungai yang ada, sehingga dapat
digunakan untuk seluruh raai.
4. Rencanakanlah pengukuran lebar per seksi ( raai ) milai dari titik awal pada lokasi
patok ( BM ) ( Gambar 4.5 )

Gambar 4.5 Lokasi Patok ( BM )


5. Rencanakanlah jarak antar raai
Jarak antar raai ± 1/20 lebar sungai atau dengan asumsi debit pada tiap – tiap bagian
adalah ± 5% dari debit total pada penampang tersebut. Akan tetapi jarak minimum antar
raai adalah 0,50 m.
 Bilamana lebar penampang basah ≥ 20 m, maka jarak minimum antar raai
adalah 1 m ( Gambar 4.6 )
 Kedalaman air pada raai pertama ≥ 0,20 m
Lakukanlah pengukuran kecepatan aliran pada masing – masing raai



Gambar 4.6 Lebar Sungai ≥ 20 m

 Kedalaman air pada raai pertama < 0,20 m


o Bilamana menggunakan alat current meter universal C-31
Ukur dan catat kedalaman air dan amati apakah ada aliran atau air hanya
tergenang pada raai pertama, kemudian amati kedalaman air pada raai
yang berjarak 0,50 m dari raai pertama, ukur dan catat kedalaman raai
hingga tercapai kedalaman air ≥ 0,20 m.
Selain mengukur kedalaman air perlu diteliti apakah pada raai tersebut
masih ada aliran atau hanya sekedar genangan saja.
Hal ini bergunan unutk mengetahui bentuk profil melintang sungai dan
perhitungan luas basah.
Pada kedalaman air ≥ 0,20 m kegiatan pengukuran kecepatan aliran
dapat dilakukan.
o Bilamana menggunakan alat small current meter, kegiatan pengukuran
kecepatan aliran dapat dilakukan pada masing- masing raai.
 Jika lebar penampang basah antara 1 m < 20 m ( Gambar 4.7 )
Tetapkan raai yang pertama berada pada jarak o,50 m dari tepi penampang
basah kemudian dilanjutkan dengan jarak rencana antar raai ( jarak rai
minimum adalah 0,50 m, dan jumlah raai maksimum adalam 20).


Gambar 4.7 Lebar Sungai < 20 m

 Kalau kedalaman raai pertama ≥ 0,20 m


Lakukanlah kegiatan pengukuran kecepatan aliran pada masing – masing
raai.
 Kalau kedalaman raai yang pertama < 0,20 m
o Bilamana menggunakan alat current meter universal
Ukur dan catat kedalaman air dan amati apakah ada aliran atau air hanya
tergenang pada raai pertama kemudian pindah dari raai pertaa sejarak
0,50 m, dan selanjutnya hingga tercapai kedalaman air ≥ 0,20 m.
Selain mengukur kedalaman air perlu diteliti apakah pada raai tersebut
masih ada aliran atau hanya sekedar genangan saja.
Hal ini bergunan unutk mengetahui bentuk profil melintang sungai dan
perhitungan luas basah.
Pada kedalaman air ≥ 0,20 m kegiatan pengukuran kecepatan aliran
dapat dilakukan ( Gambar 4.8 )
o Bilamana menggunakan alat small current meter ( misalnya C-02 )
Kegiatan pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan pada masing –
masing raai.

Gambar 4.8 Kedalaman Air, H ≥ 0,20 m


6. Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan pada beberapa kedalaman yaitu sebagai
berikut :
 Untuk kedalaman sungai < 0,5 m atau Hair 6 x  propeller ( Gambar 4.10.a )
Lakukan pengukuran pada kedalaman satu titik saja yaitu pada kedalaman 0,6H
( dimana H adalah kedalaman air, dan 0,6H diukur dari permukaan air )

V = V0,6 m/dtk.......................................................................................(4.2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran pada kedalaman vertikal
V0,6= Kecepatan aliran pada 0,6 kedalaman ( 0,6H )
 Untuk kedalaman air ≥ 0,50 m ( Gambar 4.10.b )
Pengukuran pada dua titik, yaitu pada kedalaman 0,2H dan 0,8H.

V0,2 + V0,8
V= m/dtk..............................................................................(4.3)
2

Gambar 4.9 Pengukuran Pada Dua Titik Kedalaman


( 0,2H dan 0,8H )

Apabila distribusi kecepatan ke ara vertikal tidak normal, maka kecepatan aliran
ditentukan dengan :
V0,2 +V0,6
V0,6 +
2
V= m/dtk........................................................................(4.4)
2
Gambar 4.10 Posisi Penempatan Propeller

7. Arah propeller harus sesuai dengan arah aliran sungai


a) Pengisian kartu ukur
Seluruh informasi yang dibutuhkan pada kartu ukur harus diisi secera lengkap
dan benar di lapangan. Informasu tersebut diperlukan pada saat pengecekan
akurasi dari data hasil pengukuran debit itu sendiri atau terhadap garis lengkung
aliran.
b) Perhitungan Debit
Perhitungan debit umumnya mengikuti cara/metode “Mid-Area Method” (
Gambar 4.11 ). Perhitungan dilapangan menggunakan kalkulator.
Gambar 4.11 Mid – Area Method

Q =  (A x V )per ruas...................................................................................(4.5)
bn bn+1
A = b x dn : b = + ........................................................................(4.6)
2 2

Setiap hasil perhitungan pengukuran debit sebaiknya langsung dibandingkan


dengan hasil pengukuran debit sebelumnya dan bilamana terjadi penyimpangan
dengan data sebelumnya dan dengan tidak didukung perubahan morphologi
seungai sebaiknya dilakukan pengukuran ulang.

Hasil perhitungan debit dilapangan dengan menggunakan kalkulator, ssegera


dicek ulng dengan menggunakan program komputer, yaitu dengan menggunakan
spread sheet dari excel yaitu “Perhitungan Prak. Lapangan_(#Tim3).xls”.

Hasil perhitungan debit dengan menggunakan spread sheet dari Excel yaitu
“Perhitungan Prak. Lapangan_(#Tim3).xls” dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.5.3 Metode Pengukuran


1. Pengukuran Dengan Cara Merawas
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Gambar 4.12 Pengukuran Dengan Cara Merawas
1) Hanya dapat dilaksanakan pada lokasi dimana pengukur mampu merawas/berdiri
disungai.
2) Posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur kecepatan arus/current meter
dan tidak boleh menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang
diukur.
3) Letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm dihilir kabel
baja yang telah direntangkan.
4) Hindari posisi berdiri didalam air yang menyebabkan terjadi penyempitan
penampang melintang.
5) Apabila arah aliran tidak tegak lurus pada jalur pengukuran/penampang sungai,
maka arah current meter perlu disesuaikan sehingga sejajar arah aliran dan jarak
antar raai perlu dikoreksi dengan memperhitungkan koefisien sudutnya.
2. Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Perahu
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Gambar 4.13 Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Perahu


1) Dilakukan apabila tidak memungkinkan dilalakukan pengukuran secara merawas.
2) Alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel dan pemberat yang
disesuaikan dengan kondisi aliran.
3) Posisi alat ukur kecepatan/current meter harus berada didepan perahu.
4) Apabila posisi kabel penggantung tidak tegak lurus diatas muka air, maka hasil
pembacaan kedalaman air harus dikoeksi dengan memperhitungkan sudut
kemiringannya.
5) Pengukuran lebar sungai menggunakan meteran, maka meteran tersebut tidak boleh
dipergunakan sebagai kabel/tambang yang digunakan untuk pegangan/pelurus
perahu.
3. Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Jembatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Gambar 4.14 Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Jembatan

1) Jembata yang digunakan sebaiknya tidak mempunyai pilar.


2) Posisi alat ukur kecepatan arus/current meter sebaiknya berada dihilir jembatan.
3) Apabila posisi kabel penduga tidak tegak lurus diatas muka air, maka hasil
pengukuran kedalaman air harus dikoreksi dengan memperhitungkan sudut
kemiringannya.
4. Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Kereta Gantung
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

Gambar 4.15 Pengukuran Dengan Cara Menggunakan Kereta Gantung

1) Apabila posisi kabel penduga tidak tegak lurus diatas muka air, maka hasil
pengukuran kedalaman air harus dikoreksi dengan memperhitungkan sudut
kemiringannya.
2) Apabila arah aliran tidak tegak lurus pada penampang maka perlu mengukur
koefisien sudutnya agar dapat mengkoreksi jarak antar raai, sedangkan arah alat
current meter diusahakan agar searah dengan arah aliran.
4.6 Proses Perhitungan
 Contoh perhitungan

n=5

n’ = n/t dimana t= 10 detik

n’ = 5/10

= 0.5

V = n.a + b

= 5. 0,034 + 0,0991

= 0,166 m/dt2

Kecepatan rata-rata ( Vr )

Vr = V

=0,166 m/dt2

Luasan di lapangan ( A )

A = 0,288 m2

Debit ( Q )

Q = A x Vr

= 0,288 m2 x 0,166 m/dt

= 0,033 m3/dt
 Tabel Hasil Perhitungan.

Kesimpulan:1. Kecepatan rata-rata yang didapat dari percobaan current meter adalah jalo1
0.116m/dtk, jalo 2 0.1385m/dtk, jalo 3 0,1756m/dtk, jalo 4 0,1508m/dtk jalo 5 0,1297m/dtk

2. Debit aliran yang dihasilkan dari percobaaan curent meter ialah jalo 1
0,033m3/dtk, jalo 2 0,062m3/dtk jalo 3 0,083m3/dtk, jalo 4 0,66m3/dtk jalo 5 0,050 m3/dtk
BAB V
PENGUKURAN DENGAN PELAMPUNG

5.1 Maksud dan Tujuan


Perhitungan debit dengan pelampun dapat dilakukan jika sudah tidak mungkin lagi
menggunakan current meter.

5.2 Lokasi Pengukuran


Lokasi : Tarus
Sungai : Manikin
Jam : 09:00 – 11:00

5.2 Alat Yang Digunakan


1. Pelampung
2. Stopwatch

5.3 Prosedur Percobaan


1. Siapkan pelampung
2. Tetapkan lokasi untuk pengukuran ( lihat pengukuran dengan current meter )
3. Ukur jarak yang akan ditempuh oleh pelampung
4. Amati, apakah setiap lintasan dari pelampung tersebut sama dengan intasan yang
diukur. Jika tidak maka jarak pelampung perlu dikoreksi dan disesuaikan dengan
lintasan dari pelampung tersebut
5. Setiap lintasan dari pelampung yang diamati harus dapat cukup mewakili kondisi
keseluruhan profil sungai yang diamati.
6. Pelaksanaan pekerjaan :
 Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka pelampung harus dilepaskan 10 m di
hulu penampang awal dan amati waktu, serta lintasan pelampung. Ulangi dan
amati elevasi muka air. Ulangi pekerjaan ini beberapa kali, sampai dapat
mewakili kondisi keseluruhan profil yang diamati.
 Pengukuran dapat mengacu pada Gambar 5.1 dan kartu ukur

Gambar 5.1 Pengukuran Kecepatan Aliran Dengan Menggunakan Pelampung

5.4 Proses Perhitungan

 Contoh perhitungan

Pelampung 1

Jarak 10 (m)

Kesimpulan:berdasarkan hasil praktikum di sungai manikin bahwa kecepatan aliran rata-rata


yang terjadi disungai manikin ialah 0,341m/dtk

Anda mungkin juga menyukai