Anda di halaman 1dari 14

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
E.2 Sambungan Balok – Kolom Balok Portal c
E.2.1 Menentukan Jenis Sambungan, Jumlah Daerah Sambung dan Konektornya.
Jenis sambungan:
Sambungan yang menghubungkan ujung balok ke kolom, menggunakan pelat ujung
(end plate).
Balok dan kolom masing - masing adalah dari profil WF antara lain:
a. Profil Balok
Tabel Data Dimensional Penampang Profil

Radius Modulus
WF 350 x 350 x 14 x 22 Momen Inersia Girasi Section
Tebal Tebal radius
H B Badan sayap sudut A Ix Iy ix Iy Sx Sy
mm mm mm mm mm cm² cm4 cm4 cm cm cm3 cm3
356 352 14 22 20 202 47600 16000 15,30 8,90 2670 909

b. Profil Kolom
Tabel Data Dimensional Penampang Profil

Radius Modulus
WF 800 x 300 x 14 x 26 Momen Inersia Girasi Section
Tebal Tebal radius
H B Badan sayap sudut A Ix Iy Ix Iy Sx Sy
mm Mm Mm mm Mm cm² cm4 cm4 cm cm cm3 cm3
800 300 14 26 28 267,4 292000 11700 33 6,62 7290 782

Jumlah Daerah Sambungan dan Deskripsi Konektornya:


I. Ujung balok ke pelat ujung ; konektor : Las dengan mutu logam las fy = 240 Mpa
II. Pelat Ujung ke sayap kolom ; konektor : Baut mutu normal, Mutu baut, fy = 240
Mpa

Menentukan jenis sambungan, jumlah daerah sambungan dan konektornya


 Jenis sambungan
Sambungan pada struktur utama portal ini adalah sambungan balok – kolom
dengan dimensi masing –masing komponen.
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Untuk balok = WF 350 x 350 x 14 x 22 mm
Untuk kolom = WF 800 x 300 x 14 x 26 mm
Sambungan, yaitu sambungan pelat pada ujung balok dan sambungan pelat
pada balok ke sayap kolom. Dapat dilihat pada gambar.

 Konektan - konektan dan daerah sambung dari sambungan yang hendak


direncanakan di tunjukan dalam gambarF.8.

Balok Utama
Balok Utama

WF 350 x 175 x 7 x 11
WF 350 x 175 x 7 x 11
Kolom Utama

Kolom Utama
WF 800 x 300 x14 x 26

WF 800 x 300 x14 x 26

A.Daerah sambung 1
A.Daerah sambung 2

Gambar F.13 Tampak depan usulan sambungan balok-kolom


(tanpa skala)

E.2.2Sambungan balok - kolom pada balok atap portal Representatif.


Gaya-gaya yang bekerja pada sambungan [Tabel Rekapitulasi Gaya-Gaya Maksimal]
Mux = 157546499 N.mm (Portal C)
Vux = 212997 N (Portal C)
Nu = 28969,14 N (Portal C)
Gaya bekerja membebani sambunan seperti gambar dibawah ini :
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG

Mx
Balok Utama
H

WF 350 x 350 x 14 x 22 T
My Vy

Vx

Kolom Utama
WF 800 x 300 x14 x 26

Gambar F.13 Skematik Sambungan Menunjukan Beban-beban Sambungan


(Tanpa Skala)

E.2.3 Desain Sambungan


I. Daerah Sambung-1 ;Ujung balok ke pelat ujung, konektor , Las.

1. Mengusulkan bentuk, posisi dan jumlah badan las.

a. Las sayap bagian luar : 2 badan, las sudut


b. Las Sayap bagian dalam : 2 badan,masing-masing 2 segmen, las sudut
c. Las badan kolom ; 2 badan, las sudut

2. Mengusul tebal las (tt) dan Panjang las (Lt)

a). Las sayap bagian Luar

tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI 2002 (13.5.3.3)

Lt = 352 mm> 4 tt = 4 (10) = 40 mm, memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5)

b). Las sayap bagian Dalam

tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI 2002 (13.5.5.5)
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Lt = 149 mm, > 4 tt = 4 (10) = 40 mm, memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5). Ada dua
segmen sehingga Lt= 2 x 149 = 298 mm.

c). Las badan profil

tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini telah
memenuhi SNI 2002 (13.5.3.3)

Lt = 272 mm > 4 tt = 4(10) = 40 mm, memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5 ). Ada dua
segmen sehingga Lt= 2 x 272 = 544 mm.

Usulan tebal dan panjang las, serta posisi las pada daerah sambung-1 ditunjukkan
dalam Gambar F.5.

Pelat Ujung
Pelat Rusuk a = Las sayap luar, t = 10 mm,
L = 352 mm
Balok Utama

b = Las sayap dalam,


WF 350 x 175 x 7 x 11 t = 10 mm, L = 149 mm

Hounch

A
Pelat Rusuk

c = Las badan, t = 10 mm, c


L = 272 mm
b
Kolom Utama
WF 800 x 300 x14 x 26

c c

b b

A.Pot A-A
A.Tampak Depan

Gambar F.10Usulan dimensi dan letak badan las pada daerah sambung 1
(Tanpa Skala)

3. Menghitung dan menentukan beban badan las (Ru)


 Momen yang dipikul oleh las badan (Mx) = 157546499 Nmm
 Gaya yang dipikul oleh las sayap bagian luar (Vx) = 212997,66 N
 Gaya yang dipikul oleh las sayap bagian dalam (Nu) = 28969,14 N

a. Las sayap bagian luar
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
1. Memikul Gaya geser akibat Vux
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal 2. dengan demikian maka:
1 1
𝑅𝑢𝑥 = 𝑥 𝑉𝑥 = 𝑥 212997,66 = 106498,83 N
2 2
b. Las sayap bagian dalam
1. Memikul Gaya aksial akibat Nu
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal 1. dengan demikian maka:

1 1
𝑅𝑢 = 𝑥 𝐻𝑥 = 𝑥 28969,14 = 14484,57 N
2 2

c. Las badan balok (memikul momen).


1. Memikul Momen akibat Mux
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal 7.dengan demikian maka :
3 𝑀𝑢 3 157546499
𝑅𝑢 = 𝑥 = 𝑥 = 434411,30 N
4 𝐿𝑡 4 272

4. Memeriksa Kecukupan Kekuatan Badan Las


 Las sayap bagian luar

Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (pers. (3) pada hand-out
43) dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain
adalah:

Ru ≤ Øf tt Lt ( 0.6 fw)

Ru = 106498,83 N

Øf = 0,75

Lt = 352 mm

fu = Min (fu ; fuv) = Min (370 ; 370) = 370 Mpa

106498,83 ≤ 0.75 (10)(352) (0,6 x 370)

106498,83 ≤ 586,080.00 N [memenuhi formula desain]


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
 Las sayap bagian dalam

Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (pers. (3) pada hand-out
43) dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain
adalah:

Ru ≤ Øf tt Lt ( 0.6 fw)

Ru = 14484,57 N

Øf = 0,75

Lt = 298 mm

fu = Min (fu ; fuv) = Min (370; 370) = 370 Mpa

14484,57 ≤ 0.75 (10)(298) (0,6 x 370)

14484,57 ≤ 496,170.00 N [memenuhi formula desain]

 Las badan balok

Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (pers. (3) pada hand-out
43) dipakai untuk memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain
adalah:

Ru ≤ Øf tt Lt ( 0.6 fw)

Ru = 434411,30 N

Øf = 0,75

Lt = 272 mm

fu = Min (fu ; fuv) = Min (370 ; 370) =370 Mpa

434411,30 ≤ 0.75 (10)(272 )(0,6 x 370)

434411,30 ≤ 452,880.00N [memenuhi formula desain]


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Semua badan las memenuhi formula desain yang disyaratkan, maka
usulan rancangan las untuk daerah sambung-1 dapat dipakai.

5. Merekomendasi konstruksi badan las dalam suatu gambar rencana.


Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari daerah
sambung–2 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

II. Daerah Sambung-2: Pelat ujung ke sayap kolom, konektor: baut

1. Mengusulkan konfigurasi letak baut


Usulan-1: konfigruasi terdiri dari dua lajur baut, masing-masing lajur terdiri dari 5 baut
(n = 10 baut), seperti yang ditunjukkan Gambar 1-4. Semua baut berdiameter 16 mm.

Pelat Ujung
Pelat Rusuk Pelat Rusuk

WF 350 x 350 x 14 x 22

Hounch

A
Pelat Rusuk
Kolom Utama
WF 800 x 300 x14 x 26

A.Pot A-A

A.Tampak Depan

Gambar F.11Usulan dimensi dan konfigurasi baut pada daerah sambungan 2


(Tanpa Skala)
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
 Letak baut pada balok
a) Jarak minimum antar pusat lubang
Jarak antara pusat lubang yang diusulkan (Rb) adalah 58 mm
Rb >3dbaut
58 > 3 (16)
58 > 48 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.2)]

b) Jarak maksimum antara pusat pengencang

Jarak antara pusat pengencang yang diusulkan (Rb) adalah 58 mm


Rb < Min (15 tp ;200)
58< Min (15(14);200)
58< Min (210;200)
58 < 200 mm[memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]

c) Jarak maksimum antara pusat pengencang pada baris luar pengencang dengan dalam
arah gaya yang diusulkan (Rb) adalah 58 mm

Rb < Min (4tp+100 ;300)


58 < Min (4(14)+100 ; 300)
58 < Min (156 ; 300)
58 < 156 mm[memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]

d) Jarak tepi minimum

Jarak tepi minimum yang diusulkan (Rb) adalah 40 mm


Rb > 1,5 db
40> 1,5(16)
40>24 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]

e) Jarak baut dengan Las Badan

Jarak tepi minimum yang diusulkan (Rb) adalah 129 − 7.071067812 = 121,93 mm
Rb > 1,5 db
121,93 > 1,5(16)
121,93 > 24 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]

f) Jarak baut dengan Las sayap bagian dalam


TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Rb > 3 db
58 > 3(16)
58 > 48 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]

Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut. Usulan konfigurasi dapat dipakai.

2. Mengusulkan konfigurasi letak baut pada hounch


Usulan-1 : konfigurasi terdiri dari dua lajur baut, masing – masing
berdiameter 16 mm.
a. Jarak minum antar pusat lubang (Rb)
Rb> 3d [SNI 2002 butir 13.4.1]
Diusulkan jarak antar pusat lubang = 63 mm
58 > 3 x 16
58 > 48 memenuhi syarat

b. Jarak maksimum antar pusat pengencang (Rb)


Rb< min(15tp ; 200) mm [SNI 2002 butir 13.4.3]
Dengan tp = 14 mm
Diusulkan jarak antar pusat pengencang = 84 mm
58 < (15 x 14) ; 200
58 < 200 mm memenuhi syarat

c. Jarak maksimum antar pusat pengencang pada baris luar pengencang


dalam arah gaya
Rb < min(4tp + 100 ; 300) mm [SNI 2002 butir 13.4.3]
Dengan tp = 14 mm
Diusulkan jarakmaksimum antarpusat pengencang pada baris luar
pengencang dalam arah gaya = 84 mm
58 < (4 x 14 + 100 ; 300)
58 < 156 mm memenuhi syarat

d. Jarak tepi minimum


Rb > 1,5db ; tepi dipotong dengan mesin
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
[SNI 2002 butir 13.4.2]
db= 16 mm
Diusulkan jarak tepi minimum = 50 mm
50 > 1,5 x 16
50 > 24 mm memenuhi syarat
Semua syarat dipenuhi maka usulan hounch dapat dipakai.

1. Menentukan karakteristik baut


Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan M
dan H menyebabkan gaya tarik Td pada masing -masing baut,dan beban
sambungan V menyebabkan gaya geser Vd pada setiap baut. Karena beban-
beban sambungan bekerja serentak maka bautberkarakteristik 'baut kombinasi
geser tarik'
2. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut
a. Gaya geser baut (V𝑑 ) akibat beban vertikal
V𝑑 = 1/20 V
= 1/20 212997,66
= 10649,88 N

b. Gaya tarik baut maksimum (F1) akibat momen (Mux)


Gaya tarik baut maksimum akibat (Mux)
M. H1
F1 = ; h1F1
∑ hi2
157546499x 566
=
772 + 1542 + 2312 + 3082 + 3852 + 4622 + +5392
F1 = 41475,21 N
Fk1 = 0,5 x 41475,21 = 20737,61 N

c. Gaya tarik baut maksimum (F1) akibat momen (Muy)


Gaya tarik baut maksimum akibat (Muy)
M. H1 0 x 220
F2 = ; h1F1 =
∑ hi2 02 + 02 + 02 + 2202 + 02 + 02 + 02
F2 = 0 N
1
Fk2 = x 0 = 0,00 N
8
d. Gaya tarik akibat gaya aksial
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Td = 1/16 V
= 1/16 x 5596,75
= 349,80 N
Karena Td dan V serentak maka baut adalah baut kombinasi geser-
tarik.
3. Memeriksa kecukupan kekuatan baut dan kekuatan tumpuan baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan
menggunakan persamaanperencanaan untuk baut geser. SNI 03 – 1729 –
2002 mensyaratkan bahwa baut geser harus memenuhi persamaan.
a. Persamaan 13.2- 4
𝑉𝑢
𝑓𝑢𝑣 = ≤ 𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑏𝑢 𝑚
𝑛𝐴𝑏

Øf= 0,75

n =16 baut

r1=0,5 (baut tanpa ulir pada bidang geser, sesuai SNI 2002 (13.2.2.1)

m= 1 ( jumlah bidang geser)

1
Ab = Luas 1 penampang baut = 4 𝑥 𝜋 𝑥12 2 = 113,1 mm2

𝑉 5133,21
𝑓𝑢𝑣 = 𝑛𝐴𝑢 = (113,1)
= 45,39 𝑀𝑝𝑎
𝑏

𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑏𝑢 = 0,5 ( 0,75)(240)(1) = 90 𝑀𝑝𝑎


45,39 < 90 memenuhi persamaan 13.2-4
b. Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6
Dari persamaan 13.2-5
𝑇𝑢
𝑇𝑑 = ∅𝑓 𝑇𝑛 = ∅𝑓 𝑓𝑡 𝐴𝑏 ≥
𝑛
diperoleh
𝑇𝑢
𝑓𝑢𝑣 =
𝑛∅𝑓 𝐴𝑏
Dengan
1
𝐴𝑏 = (4 𝑥𝜋𝑥122 ) = 113,1 mm2
21087,40
𝑚𝑎𝑘𝑎, 𝑓𝑡 = = 248,60 𝑀𝑝𝑎
0,75 (113,1)
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG

Persamaan 13.2-6 𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣 ≤ 𝑓2


f1= 410 Mpa (baut mutu normal)
f2= 310 Mpa (baut mutu normal)
r2= 1,5 (baut tanpa ulir pada bidang geser)
𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣

248,60 ≤410 – 1,5(45,39) = 341,9 ≤ 310 MPa

dan

𝑓𝑡 ≤ 𝑓2

248,60 < 310 MPa

Karena ft < f2 maka persamaan 13.2-6 memenuhi persamaan.

c. Kekuatan Tumpuan Baut


Kuat tumpu rencana bergantng pada yang terlemah dari baut atau
komponen pelat yang disambung. Apabila jarak lubang tepi terdekat
dengan sisi pelat dalam arah kerja gaya lebih besar daripada 1,5 kali
diameter lubang, jarak antar lubang lebih besar dari pada 3 kali
diameter lubang, dan ada lebih dari satu baut dalam arah kerja gaya,
maka kuat rencana tumpu dapat dihitung sebagai berikut (pers. 13.2-7):
Kekuatan syarat batas untuk kuat tumpu adalah :

Vd≤ 2.4φ db tp fu SNI 03 – 1729 – 2002, persamaan 13.2-7


5133,21 ≤ (2,4 x 0,75 x 12 x 14 x 240 )
5133,21 > 111,89 mm memenuhi syarat pers. 13.2 -7
Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan, maka usulan
sambungan untuk daerah sambung-2 dapat dipakai.

E.2.4 Hasi Desain


Hasil desain dari sambungan balok – kolom ini adalah sebagai berikut

a. Spesifikasi Teknis

Spesifik asi teknis sambungan balok – kolom ini adalah sebagai berikut:
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
(i) Las Sayap Luar:

Las sudut, tt = 10 mm. Mutu las fy = 240 MPa.

(ii) Las Sayap Dalam:

Las sudut, tt = 10 mm. Mutu las fy = 240 MPa.

(iii) Las Badan:

Las sudut, tt = 10mm. Mutu las fy = 240 MPa.

Semua baut adalah baut hitam ∅12 mm, fy = 240 Mpa.

(iv) Pelat penyambung pada ujung balok:

Pelat ujung : 770 x 7 (mm), fy = 240 Mpa

Pelat rusuk balok : 312 x 11 (mm), fy = 240 Mpa

Pelat rusuk kolom : 748x 11 (mm), fy = 240 Mpa

Pelat rusuk kolom : 748 x 11(mm), fy = 240 Mpa

Semua ukuran yang tertera adalah dalam millimeter.

E.2.5 .Penggambaran
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : IV
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG

Pelat Ujung
Pelat Rusuk Pelat Rusuk

WF 350 x 350 x 14 x 22

Hounch

A
Pelat Rusuk

Kolom Utama
WF 800 x 300 x14 x 26

A.Pot A-A

A.Tampak Depan

Gambar F.12Gambar rencana Sambungan Balok –Kolom portal c

Anda mungkin juga menyukai