Anda di halaman 1dari 12

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
E.3 Sambungan Tapak
Akan direncanakan sambungan tapak ya dibebani beban – beban sambungan
(Mx, Vx, N, My Vy).Nilai Mx, Vx, N, My dan Vy di atas diambil dari kolom yang
menerima beban paling maksimum.
Mx = 56508047 N.mm (Tabel Rekapitulasi Gaya-Gaya Maksimal)
Vx = 27175,86 N (Tabel Rekapitulasi Gaya-Gaya Maksimal)
H = 832512,8 N (Tabel Rekapitulasi Gaya-Gaya Maksimal)
Sambungan dan beban-bebannya ditunjukkan secara skematis pada Gambar dibawah
ini:

M
H

Gambar 5.3.1 Sambungan dan Beban – Bebannya Pada Sambungan Tapak


(Tanpa Skala)
E.3.1 Menentukan Jenis Sambungan, Jumlah Daerah Sambung dan Konektornya.
a. Jenis sambungan :
Sambungan yang menghubungkan kaki kolom dengan poor beton dari fondasi
tiang pancang menggunakan pelat tapak adalah plat baja dengan tebal = 30 mm,
dari mutu fy = 240 MPa.
Kolom yang digunakan adalah dari profil WF 400 x 400 x 45 x 70 dengan data –
data antara lain :
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG

Tabel data dimensional penampang profil.


WF 400 x 400 x 45 x 70 Momen Inersia Radius Modulus
Girasi Section
H B d T Radius A Ix Iy rx Ry Zx Zy
Sudut
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (cm2) (cm4) (cm4) (cm) (cm) (cm3) (cm3)

496 432 45 70 22 770,1 298000 94400 19,7 11,1 12000 4370

b. Jumlah Daerah Sambungan dan Deskripsi Konektornya


Sambungan memiliki dua daerah sambung:
 Ujung bawah kolom dengan pelat tapak ; konektor : Las dengan mutu logam
las fy = 240 Mpa
 Pelat tapak dengan poor fondasi beton ; konektor : Baut jangkar, Mutu baut, fy
= 240 MPa dan kekuatan karakteristik poor beton = fc = 20 Mpa
Konektan - konektan dan daerah sambung dari sambungan yang hendak
direncanakan di tunjukan dalam gambar di bawah ini:

E.3.2 Mendesain
Daerah Sambung-1 ;Ujung bawah kolom dengan pelat tapak ; konektor : Las
1. Mengusulkan bentuk, posisi dan jumlah badan las.
a. Las sayap bagian luar : 2 badan : las sudut
b. Las sayap bagian dalam: 2 badan, masing-masing badan terdiri dari 2 segmen;
las sudut.
c. Las badan kolom ; 2 badan, las sudut
2. Mengusul tebal las (tt) dan Panjang las (Lt)
a. Las sayap bagian Luar
tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini
telah memenuhi SNI 2002 (13.5.5.5)
Lt = 432 mm, > 4 tt = 4 (10) = 40 mm, memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5)
b. Las sayap bagian Dalam
tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini
telah memenuhi SNI 2002 (13.5.5.5)
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Las terdiri dari dua segmen. Segmen yang satu ditempatkan di bagian dalam
satu pihak sayap dan segmen yang lain di bagian dalam pihak yang lain dari
sayap.
Lt satu segmen = 170 mm, > 4 tt = 4 (10) = 40 mm ,memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5).
Ada dua segmen sehingga Lt= 2 x 170 = 340 mm.
c. Las badan kolom
tt = 10 mm, las dirancang untuk ketebalan tertentu maka usulan tebal las ini
telah memenuhi SNI 2002 (13.5.5.5)
Lt = 312 mm > 4 tt = 4 (10) = 40 mm ,memenuhi SNI 2002 (13.5.3.5 )

3. Menghitung dan menentukan beban badan las (Ru)


Momen yang dipikul oleh las sayap (Mx) = 56508047 Nmm
Gaya yang dipikul oleh las sayap bagian dalam (H) = 27175,86 N
Dalam kasus ini, gaya akibat Vu diabaikan karena bekerja vertikal ke bawah
sehingga tidak ada badan las yang dibebani Vu.
a. Las Sayap
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal 3, maka:
Las sayap bagian dalam dan luar
𝑀𝑥 56508047
𝑅𝑢𝑥 = = = 132648 N
𝑎 426
b. Las badan
Aspek pembebanan adalah aspek tipikal 6, maka:
1 1
𝑅𝑢 =𝑥𝐻 = 𝑥 27175,86 = 13587,93 N
2 2
Untuk gaya geser vertikal tidak dihitug karena gaya geser vertikal tidak
membebani sambungan.

4. Memeriksa Kecukupan Kekuatan Badan Las


a. Las sayap
Badan las adalah las sudut maka formula desain las sudut (dipakai untuk
memeriksa kecukupan kekuatan badan las. Formula desain adalah:
Las sayap bagian dalam
Ru ≤ Øf ttLt ( 0.6 fw)
Ru = 132648 N
Øf = 0.75
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Lt = 432 + 340 = 772 mm
fw = Min (fu ; fuv) = Min (370 ; 370) = 370 MPa
132648 ≤ 0.75 x 10 x 772 x 0,6 x 370
132648 ≤ 1285380
132648
Rasio = × 100% = 10,3 % (𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑚𝑝𝑎𝑢 𝑘𝑢𝑎𝑡, 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠)
1285380
b. Las badan
Ru ≤ Øf tt Lt ( 0.6 fw)
Ru = 13587,93 N
Øf = 0.75
Lt = 312 mm
fw = Min (fu ; fuv) = Min (370 ; 370) = 370 MPa
13587,93 ≤ 0.75 x 10 x 312 x 0.6 x 370
13587,93 ≤ 519480 N
13587,93
Rasio = × 100% = 2,62 % (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑓𝑜𝑟𝑚𝑢𝑙𝑎 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 )
519480

Semua badan las memenuhi formula desain yang disyaratkan maka usulan
rancangan las untuk daerah sambung-1 dapat dipakai.

5. Merekomendasi konstruksi badan las dalam suatu gambar rencana.


Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari
daerah sambung–2 pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.

Daerah Sambung-2: Pelat tapak ke poor fondasi, konektor: baut jangkar


1. Mengusulkan konfigurasi letak baut
Usulan-1: konfigurasi terdiri dari dua lajur baut, masing-masing lajur terdiri dari 4
baut sehingga terdapat 8 baut seperti yang ditunjukkan Gambar 5.14. Semua baut
jangkar berdiameter 22 mm.

a. Jarak minimum antar pusat lubang


Jarak antara pusat lubang yang diusulkan Rb adalah 80 mm
Rb > 3dbaut
80 > 3 (22)
80 > 66 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.2)
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
b. Jarak maksimum antara pusat pengencang
Jarak antara pusat pengencang yang diusulkan Rb adalah 80 mm
Rb < Min (15 tp ; 200)
80 < Min (15 (30) ; 200)
80 < Min (450; 200)
80 < 200 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]
c. Jarak maksimum antara pusat pengencang pada baris luar pengencang
dengan dalam arah gaya yang diusulkan Rb adalah 80 mm
Rb < Min (4tp + 100 ; 300)
80 < Min (4 (20) + 100 ; 300)
80 < Min (180 ; 300)
80 < 180 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]
d. Jarak tepi minimum
Jarak tepi minimum yang diusulkan Rb adalah 150 mm
Rb > 1,5 db
150 > 1,5 (22)
150 > 33 mm [memenuhi SNI 2002 (13.4.3)]
Semua syarat dipenuhi usulan penempatan baut.Usulan konfigurasi dapat dipakai.

2. Menentukan karateristik baut


Analisa atas sambungan mengungkapkan bahwa beban sambungan M
menyebabkan gaya tarik Td pada masing – masing baut, dan beban sambungan V
geser Vd pada setiap baut. Karena beban – beban sambungan yang bekerja
serentak maka baut berkarateristik ‘baut geser – tarik’.
3. Menghitung dan menentukan beban maksimum pada baut
a. Gaya geser baut (Vd) akibat beban vertikal
1 1
Vdx = x Vux = 𝑥 27175,86 = 3396,98 N
𝑛 8

b. Gaya tarik maksimum pada baut (F1) akibat momen


ℎ𝑛 240
𝐹𝑛 = 𝑀𝑢 2 = 56508047 x 2 = 151360,84 N
∑ ℎ𝑖 80 + 1602 + 2402
Terdapat dua baut pada taraf 1, maka gaya tarik untuk salah satu baut
pada taraf ini (misalnya yang disebelah depan atau disebelah belakang )
(F1depan ) adalah :
F1 depan akibat M
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
1
𝐹1 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 =
𝑥(151360,84) = 75680,42 N
2
Gaya tarik total maksimum pada baut (Td) adalah :
𝑇𝑑 = 𝐹1.𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 = 75680,42 N

4. Memeriksa kecukupan kekuatan baut, kekuatan tumpuan baut dan kekuatan


penjangkaran baut.
Baut pada daerah sambung ini, dengan demikian, akan dirancang dengan
menggunakan persamaan perencanaan untuk baut geser. SNI 03 – 1729 – 2002
mensyaratkan bahwa baut geser harus memenuhi persamaan.
a. Persamaan 13.2- 4
𝑉𝑢
𝑓𝑢𝑣 = ≤ 𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑏𝑢 𝑚
𝑛𝐴𝑏
𝑉𝑢 3396,9825
𝑓𝑢𝑣 = = = 1,12 N
𝑛𝐴𝑏 8 (379,94 )
𝑟1 ∅𝑓 𝑓𝑏𝑢 = 0,5 ( 0,75)(370)(1) = 138,75 𝑁
1,12 < 138,75 memenuhi persamaan 13.2-4
b. Persamaan 13.2-5 dan 13.2-6
Dari persamaan 13.2-5
𝑇𝑢
𝑇𝑑 = ∅𝑓 𝑇𝑛 = ∅𝑓 𝑓𝑡 𝐴𝑏 ≥
𝑛
Diperoleh
𝑇𝑢
𝑓𝑢𝑣 =
𝑛∅𝑓 𝐴𝑏
75680,42
𝑓𝑡 = = 266 𝑀𝑃𝑎
0,75 (380)
Persamaan 13.2-6 𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣 ≤ 𝑓2
f1= 410 MPa (baut mutu normal)
f2= 310 MPa (baut mutu normal)
r2= 1,5 (baut tanpa ulir pada bidang geser)
𝑓𝑡 ≤ 𝑓1 − 𝑟2 𝑓𝑢𝑣
266 < 410 – 1,5(1,12)
266 < 408,32 MPa
Dan
𝑓𝑡 ≤ 𝑓2
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
266 < 310 MPa
Karena ft < f2 maka memenuhi persamaan 13.2-5 dan 13.2-6.
265,59
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑎𝑢𝑡 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟 = = 86 %
310

c. Kekuatan Tumpuan Baut


Lebih dari satu baut dalam arah kerja gaya maka kuat rencana tumpu dapat
dihitung sebagai berikut :
Vd ≤ 2.4φ db tp fu SNI 03 – 1729 – 2002, persamaan 13.2-7
3396,98 ≤ 2.4(0,75)22 x 30 x 370
3396,98 ≤ 439560 (memenuhi persamaan 13.2-7)
Karena memenuhi semua persamaan kekuatan yang disyaratkan, maka usulan
sambungan untuk daerah sambung 2 dapat dipakai.
Kekuatan konfigurasi baut pada daerah sambung-2 telah diperiksa pada semua
pokok yang disyaratkan SNI 03 – 1729 - 2002 dan telah terbukti cukup untuk
memikul beban-beban sambungan. Akan tetapi, berbeda dari baut pada
sambungan-sambungan struktur baja yang lain, baut pada sambungan tapak
memikul beban, selain dengan cara mengerahkan kekuatan material
penampangnya, juga dengan cara ‘menjangkar’ pada fondasi beton atau bagian
struktur yang lain (maka dinamai ‘baut jangkar’). Dengan demikian maka
kekuatan penjangkaran juga adalah limit state untuk konfigurasi baut pada
sambungan tapak. Atas pertimbangan ini maka usulan konfigurasi baut
jangkar pada sambungan tapak harus diperiksa terhadap kekuatan
penjangkarannya.
d. Kekuatan penjangkaran baut.
Kekuatan penjangkaran baut jangkar bergantung pada kuat lekat antara
permukaan batang baut dengan permukaan dinding lubang baut pada fondasi
beton.
Limit state ini dapat dinyatakan dalam konteks LRFD sebagai berikut :
Jd ≤ Jn
dengan Jd adalah gaya ‘cabut’ pada baut dan Jn adalah kuat jangkar baut.
Kuat jangkar baut dapat dijabarkan sebagai :
Jn = Awfbond
Aw adalah luas selimut batang baut. Untuk baut berpenampang bundar.
Aw = dbLj
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
dengan db (mm) adalah diameter baut jangkar dan Lj adalah panjang
penjangkaran dari baut jangkar (mm). fbond adalah kuat lekat antara selimut
batang baut jangkar dengan dinding lubang baut pada fondasi beton. Untuk
kepentingan praktis fbond diaproksimasi sebagai sepersepuluh mutu materi
fondasi beton. Untuk sambungan ini, untuk usulan panjang penjangkaran Lj =
800 mm :
Aw = π x (22) x 800
= 55264 mm2
1 1
Sehingga :𝑓𝑏𝑜𝑛𝑑 = 𝑓 ′ 𝑐 = 𝑥 20 = 2 𝑀𝑝𝑎
𝑛 10

Jn = Awfbond
Jn = 55264 x 2
= 110528 N
Gaya cabut pada baut jangkar Jd adalah :
Jd = Td = 75680,42 N
Untuk memastikan kekuatan penjangkaran baut :
Td ≤ Jn
75680,42 N < 110528 N
[memenuhi persamaan (1)]. Baut jangkar cukup kuat terhadap beban cabut.
75680,42
Rasio × 100% = 68 %
110528

Panjang penjangkaran yang diusulkan efisien dan cukup untukpengerahan


kekuatan penjangkaran yang dibutuhkan.
Kekhasan sambungan tapak dari sambungan-sambungan lain pada struktur
baja menuntut dipastikannyakekuatan fondasi beton dalam memikul beban-
beban sambungan dan kekuatan lentur dari pelat tapakdalam memikul beban-
beban yang sama. Perencanaan suatu sambungan tapak, dengan demikian,
harusmemperhatikan hal-hal ini.
5. Memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton terhadap beban-beban
sambungan.
Kecukupan kekuatan poor fondasi beton terpastikan selama tegangan tekan
maksimum pada fondasi f-1f tidak melampaui kuat tekan fondasi f-1c. Jika
dinyatakan dalam formula limit state :
f f1  f c1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Usulan-1 ukuran pelat tapak adalah 600 x 600 x 30 mm
Dengan pelat tapak berukuran seperti yang diusulkan, tegangan tekan pada poor
fondasi (ffond) adalah (Gambar 10-4a):
Vu Mu
ff  
A foot _ plate Z1

27175,86 56508047
f 'f    1,65 N
600 x600 0,20(600)(600) 2
Untuk memastikan kecukupan kekuatan poor fondasi beton:
f f1  f c1
1,65 < 20 Mpa [memenuhi persamaan (2)].
Ukuran pelat tapak cukup untuk memastikan bahwa poor fondasi cukup kuat
memikul beban-beban sambungan.

6. Memastikan kecukupan kekuatan lentur pelat tapak.


Kecukupan kekuatan lentur pelat tapak terpastikan selama beban lentur
(Mu_footplate)1 tidak melampaui kuat lentur nominal pelat (Mn_footplate), yang dapat
dinyatakan dalam konteks limit state sebagai :
Mu_footplate ≤ Mn_footplate
a) Beban Lentur Pelat Tapak (Mu_footplate).
f-1fyangmembebani pelat tapak dari bawah dapat dianggap secara konservatif
sebagai suatu bebanterdistribusi merata qfootplate yang membebani pelat tapak
dari bawah. Untuk pelat tapak selebar 600 mm, seperti yang diusulkan pada
sambungan ini, qfootplate adalah:
qfootplate = 600 (f-1f ) = 600 (1,65) = 987,09 N/mm’
Pelat tapak diidealisasikan sebagai balok yang berperletakan sendi pada
ujung-ujung sayap kolom, maka beban lentur maksimum pada pelat tapak
adalah :
1
M u _ footplate  qu _ footplateL12
12
Untuk sambungan yang sedang direncanakan dengan kolom dari
WF 400 x 400 x 45 x 70
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
Maka :
L1 = H–t
= 496 - 70
= 426 mm
1
Mu_footplate = (987,09)( 426) 2
12
= 14927820,8 Nmm
b) Kuat Lentur Nominal Pelat (Mn_footplate).
Dengan dasar yang sama seperti pada a) di atas, kuat lentur nominal pelat
dapat dinyatakansebagai berikut:
M n _ footplate  Z footplate f y

Untuk usulan pelat tapak dengan tebal 20 mm:


Dengan
1 2
Zfootplate = b footplate t footplate
6
1
= 600 x (30) 2
6
= 90000 mm3
M n _ footplate  Z footplate f y

Mn_footplate = 90000 x 240


= 21600000 Nmm
Untuk memastikan kecukupan kuat lentur pelat tapak:

14927821 ≤ 21600000
[memenuhi persamaan (3)]. Ukuran pelat tapak cukup bagi pelat untuk
mengerahkan kuat lentur yang cukup untuk memikul beban lentur.
7. Merekomendasikan konstruksi baut jangkar dalam suatu gambar rencana.
Langkah ini akan dilakukan secara tergabung bersama langkah yang sama dari
daerah sambung-1, pada tahap ‘mendokumentasikan hasil perencanaan’.
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG
E.4.3 Hasil Desain
Hasil desain dari sambungan tapak ini adalah sebagai berikut
a. Gambar Rencana
Gambar rencana untuk sambungan ini ditampilkan dalam Gambar 5.14.
b. Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis sambungan tapak ini adalah sebagai berikut:
(i) Las Sayap:

Las sudut, tt = 10 mm. Mutu las fy = 240 MPa.


(ii) Las Badan:

Las sudut, tt = 10 mm. Mutu las fy = 240 MPa.


(iii) Baut Jangkar:
Baut hitam, mutu normal, tidak diulir seluruh batang, ujung dibengkokkan,
Hooked on End (HOE).
Diameter baut jangkar Øj = 22 mm.
(iv) Pelat Tapak :
Pelat baja 600 x 600 x 30 mm.
Mutu pelat fy = 240 MPa.
E.4.4 Penggambaran
STRUKTUR UTAMA KOLOM UTAMA
WF 495 x 432 x 45 x 70

A-A
a = Baut Jangkar
e = Pelat tapak

Poor Fondasi Beton


800
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2017-2018 Kelompok : I
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains &Teknik, Universitas Nusa Cendana Halaman : dari halaman
KUPANG

600
496
336
432 808080
600

POT A-A
Gambar 5.3.2 Gambar Rencana Sambungan Tapak (Tanpa Skala)

Anda mungkin juga menyukai