Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan SNI 03-1729-2002 dan SNI 1729:2015

Egya Rizki Apikia / 07171023


Saat ini, di Indonesia sudah menggunakan SNI 1729:2015 sebagai acuan untuk spesifikasi
bangunan gedung baja structural. SNI 1729:2015 merupakan revisi dari pendahulunya yaitu SNI 03-1729-
2002 Tata cara perencanaan struktur bangunan baja untuk bangunan gedung. Standar ini merupakan adopsi
dari AISC 360-10 speciffication for structural steel building. SNI 1729:2015 merupakan standar acuan
terbaru dalam sector konstruksi dan rekayasa sipil khususnya gedung baja structural. Namun diantara SNI
1729:2015 dengan SNI 03-1729-2002 terdapat perbedaan. Adapun perbedaan terhadap kedua SNI tersebut
adalah sebagai berikut.
NO SNI 03-1729-2002 SNI 1729:2015
1. Pasal 17.3.6 Pasal B4.3b
Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah Dalam penghitungan luas neto untuk tarik dan geser,
jadi, harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal lebar lubang baut harus diambil sebesar 116⁄ in. (2
baut untuk suatu baut yang diameternya tidak mm) lebih besar dari dimensi nominal dari lubang.
melebihi 24 mm, dan maksimum 3 mm lebih besar
untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali
untuk lubang pada pelat landas.
2. Pasal 7.6.2 Pasal E3, E4, dan E7
Untuk penampang yang mempunyai perbandingan Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing
lebar terhadap tebalnya lebih kecil daripada nilai λr  Tekuk Lentur
pada Tabel 7.5-1, maka kekuatan tekan nominal
sebagai berikut : ϕc = 0.90
λc = 1𝜋𝐿𝑘𝑟√𝑓𝑦𝐸 (SNI 03-1729-2002 7.6-2) Tegangan kritis, Fcr, yang ditentukan sebagai berikut :
Fcr = 𝑓𝑦𝜔 (SNI 03-1729-2002 7.6-4) (a) Bila 𝐾𝐿𝑟 ≤ 4.71 √𝐸𝐹𝑦 (atau 𝐹𝑦𝐹𝑒 ≤ 2.25)
ϕc = 0.85
untuk λc < 0.25 maka ω = 1 Fcr = [0.658𝐹𝑦𝐹𝑒]Fy
(SNI 03-1729-2002 7.6-5a) (SNI 1729:2015 E3-2 )
untuk 0.25 < λc < 1.2 maka ω = 1.431.6−0.67𝜆𝑐
(SNI 03-1729-2002 7.6-5b)
(b) Bila 𝐾𝐿𝑟 > 4.71 √𝐸𝐹𝑦 (atau 𝐹𝑦𝐹𝑒 > 2.25)
untuk λc ≥ 1.2 maka ω = 1.25λc2
(SNI 03-1729-2002 7.6-5c)
Fcr = 0.877Fe (SNI 1729:2015 E3-3)
Keterangan : Keterangan :
λc = parameter kelangsingan kolom Fe = tegangan tekuk kritis elastis yang diten-
Lk = kcL tukan sesuai dengan Persamaan E3-4, ksi
kc = faktor panjang tekuk, ditetapkan sesuai (MPa)
dengan Pasal 7.6.3 Fe = 𝜋2𝐸(𝐾𝐿𝑟)2 (SNI 1729:2015 E3-4)
fy = tegangan leleh material, MPa  Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi-Lentur dari
L = panjang teoritis kolom, mm Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing
Untuk penampang yang mempunyai perbandingan
lebar terhadap tebalnya lebih besar daripada nilai Tegangan efektif, Fcr, dijelaskan pada Pasal E7.
λr pada Tabel 7.5-1, maka analisis kekuatan dan Komponen Struktur dengan Elemen Langsing
kekakuannya dilakukan secara tersendiri dengan Tegangan kritis, Fcr, akan ditentukan sebagai berikut :
mengacu pada metode-metode analisis yang (a) Bila 𝐾𝐿𝑟 ≤ 4.71 √𝐸𝑄𝐹𝑦 (atau 𝑄𝐹𝑦𝐹𝑒 ≤ 2.25)
rasional.
Fcr = Q[0.658𝑄𝐹𝑦𝐹𝑒] Fy
(SNI 1729:2015 E7-2)
(b) Bila 𝐾𝐿𝑟 > 4.71 √𝐸𝑄𝐹𝑦(atau 𝑄𝐹𝑦𝐹𝑒 > 2.25)

Fcr = 0.877Fe (SNI 1729:2015 E7-3)


Keterangan :
Fe = tegangan tekuk elastis, dihitung dengan
menggunakan Persamaan E3-4 untuk komponen
struktur simetris ganda , ksi (MPa)
Q = faktor reduksi bersih yang meng-hitung untuk
semua elemen tekan langsing;
= 1.0 untuk komponen struktur tanpa elemen langsing
untuk elemen dalam tekan merata
= QsQa untuk komponen struktur dengan penampang
elemen langsing untuk elemen dalam tekan merata.
Faktor reduksi, Qs, untuk elemen langsing tidak
diperkaku dijelaskan pada Pasal E7.1.
Faktor reduksi, Qa, untuk elemen diperkaku langsing
dijelaskan pada Pasal E7.2.
3. Kekuatan lentur nominal (Mn) dihitung dengan Kekuatan lentur nominal (Mn) sudah dibagi-bagi per
rumus yang selalu sama untuk semua jenis profil pasal tergantung pada jenis profil (profil I, siku, kanal,
berdasarkan tekuk lokal (penampang kompak, tidak HSS) dan kekompakan profil (kompak, tidak kompak,
kompak, dan langsing) dan tekuk lateral (panjang langsing).
bentang).

4. Pada desain sambungan las tumpul, untuk Pada desain sambungan las tumpul, untuk
menghitung kekuatan desain (ϕRn) terbatas pada menghitung kekuatan desain (ϕRn) terbatas pada jenis
jenis gaya yang terjadi yaitu akibat gaya normal dan gaya yang terjadi yaitu akibat gaya normal dan akibat
akibat gaya geser. gaya geser.

5 Pada desain sambungan las sudut, untuk Pada desain sambungan las sudut, untuk menghitung
menghitung kekuatan desain (ϕRn) menurut Pasal kekuatan desain (ϕRn) menurut Pasal J2.4 :
13.5.3.10 : Rn = FnwAwe (SNI 1729:2015 J2-4)
ϕfRnw = 0.75tt(0.6fuw) (las) ϕ = 0.75
(SNI 03-1729-2002 13.5-3a) Keterangan :
ϕfRnw = 0.75tt(0.6fu) (bahan dasar) Fnw = 0.60FEXX(1.0 + 0.50 sin1,5θ)
(SNI 03-1729-2002 13.5-3b) (SNI 1729:2015 J2-5)
Keterangan : FEXX = kekuatan klasifikasi logam pengisi, ksi
ϕf = faktor reduksi kekuatan saat fraktur (MPa)
(0.75) θ = sudut pembebanan yang diukur dari sumbu
fuw = tegangan tarik putus logam las, MPa longitudinal las, derajat
fu = tegangan tarik putus bahan dasar, MPa
tt = tebal rencana las, mm
6 Ukuran minimum las sudut ditentukan dari tebal Ukuran minimum las sudut ditentukan dari tebal
bagian paling tebal yang tersambung. bagian paling tipis yang tersambung.

7. Pada desain sambungan baut, untuk menghitung Pada desain sambungan baut, untuk menghitung
kombinasi gaya tarik dan geser dalam sambungan kombinasi gaya tarik dan geser dalam sambungan tipe
tipe tumpuan menurut Pasal 13.2.2.3 : tumpuan menurut Pasal J3.7 :
fuv = 𝑉𝑢𝑛𝐴𝑏 ≤ r1ϕf 𝑓𝑢𝑏m (SNI 03-1729-2002 Rn = F’ntAb (SNI 1729:2015 J3-2)
13.2-4) ϕ = 0.75
Td = ϕfTn = ϕf ft Ab ≥ 𝑇𝑢𝑛 Keterangan :
(SNI 03-1729-2002 13.2-5) F’nt = tegangan tarik nominal yang dimodifikasi
ft ≤ r2fuv ≤ f2 (SNI 03-1729-2002 13.2-6) mencakup efek tegangan geser, ksi (MPa)
Keterangan : F’nt = 1.3Fnt - 𝐹𝑛𝑡𝜙𝐹𝑛𝑣 frv ≤ Fnt
n = jumlah baut (SNI 1729:2015 J3-3a)
m = jumlah bidang geser Fnt = tegangan tarik nominal dari
untuk baut mutu tinggi : Tabel J3.2, ksi (MPa)
f1 = 807 MPa, f2 = 621 MPa Fnv = tegangan geser dari Tabel J3.2,
r2 = 1.9 untuk baut dengan ulir pada bidang ksi (MPa)
geser frv = tegangan geser yang diperlukan
r2 = 1.5 untuk baut tanpa ulir pada bidang menggunakan kombinasi
geser beban, ksi (MPa)
untuk baut mutu normal :
f1 = 410 MPa, f2 = 310 MPa
r2 = 1.9
8. Pada desain sambungan baut, untuk menghitung Pada desain sambungan baut, untuk menghitung
kekuatan geser dan tarik desain (ϕRn) menggunakan kekuatan geser dan tarik desain menggunakan rumus
rumus yang berbeda. yang sama (ϕRn) menurut Pasal J3.6 :
Baut dalam geser menurut Pasal 13.2.2.1 : Rn = FnAb (SNI 1729:2015 J3-1)
Vd = ϕfVn = ϕf r1 𝑓𝑢𝑏Ab ϕ = 0.75
(SNI 03-1729-2002 13.2-2) Keterangan :
Baut dalam tarik menurut Pasal 13.2.2.2 : Ab = luas tubuh baut tidak berulir nominal
Td = ϕfTn = ϕf 0.75 𝑓𝑢𝑏Ab atau bagian berulir, in.2 (mm2)
(SNI 03-1729-2002 13.2-3) Fn = tegangan tarik nominal, Fnt, atau
Keterangan : tegangan geser, Fnw dari Tabel J3.2,
r1 = 0.5 untuk baut tanpa ulir pada bidang ksi (MPa)
geser
r1 = 0.4 untuk baut dengan ulir pada
bidang geser
ϕf = 0.75 adalah faktor reduksi kekuatan
untuk fraktur
𝑓𝑢𝑏 = tegangan tarik putus baut
Ab = luas bruto penampang baut pada daerah
tak berulir
9. Ukuran jarak tepi minimum baut ditentukan dari Ukuran jarak tepi minimum baut ditentukan diameter
tepi dipotong dengan tangan, mesin, atau bukan baut pada Tabel J3.4M.
hasil potongan

Secara umum, peraturan SNI 03-1729-2002 dan SNI 1729:2015 memiliki banyak perbedaan
terutama pada desain komponen struktur untuk tekan, lentur, dan sambungan. Penggunaan peraturan SNI
1729:2015 secara keseluruhan memiliki hasil yang lebih efisien dibandingkan dengan SNI 03-1729-2002.
Oleh karena itu untuk saat ini acuan dalam bidang konstruksi menggunakan SNI terbaru.

Refrensi:
PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015 Fendy Phiegiarto,
Julio Esra Tjanniadi, Hasan Santoso, Ima Muljati

Anda mungkin juga menyukai