Anda di halaman 1dari 10

*Tebal Dinding Desain untuk PSR

Ketebalan dinding desain, t, harus digunakan dalam perhitungan yang melibatkan ketebalan dinding
profil struktur berongga (PSR). Ketebalan dinding desain, t, harus diambil sama dengan ketebalan
nominal untuk profil boks dan PSR yang diproduksi sesuai dengan ASTM A1065/A1065M atau ASTM
A1085/A1085M. Untuk PSR yang diproduksi sesuai dengan standar lain yang disetujui untuk digunakan
dalam Standar ini, ketebalan dinding desain, t, harus diambil sama dengan 0,93 kali ketebalan dinding
nominal.

Catatan Pengguna: Sebuah pipa dapat didesain menggunakan ketentuan pada Standar ini untuk profil
PSR bundar selama pipa tersebut sesuai dengan ASTM A53/A53M Kelas B dan pembatasan yang sesuai
pada Standar ini digunakan.

SNI 1729:2020

PANJANG EFEKTIF

Panjang efektif, Lc , untuk perhitungan kelangsingan komponen struktur, Lc⁄r, harus ditentukan sesuai
dengan Bab C atau Lampiran 7.

dengan

K = faktor panjang efektif

Lc = KL = panjang efektif komponen struktur, in. (mm)


L = panjang tak terbreis lateral pada komponen struktur tersebut, in. (mm)

r = radius girasi, in. (mm)

Catatan Pengguna: Untuk komponen struktur yang didesain berdasarkan tekan, rasio kelangsingan
efektif, Lc⁄r, sebaiknya tidak melebihi 200.

Catatan Pengguna: Panjang efektif, Lc, dapat ditentukan melalui metode-metode selain penggunaan
faktor panjang efektif, K.

E3. TEKUK LENTUR PADA KOMPONEN STRUKTUR TANPA ELEMEN LANGSING

Pasal ini berlaku untuk komponen struktur tekan dengan elemen nonlangsing, seperti dijelaskan dalam
Pasal B4.1, untuk elemen-elemenyang mengalami tekan aksial.

Catatan Pengguna:Apabila panjang efektif puntir lebih besar dari panjang efektif lateral, Pasal E4 dapat
mengontrol desain sayap lebar dan kolom-kolom berbentuk serupa.

Kekuatan tekan nominal, Pn, harus ditentukan berdasarkan keadaan batas berupa tekuk lentur.

Pn= FcrAg (E3-1)

Tegangan kritis, Fcr, ditentukan sebagai berikut:

dengan

Ag = luas penampang melintang bruto komponen struktur, in.2 (mm2 )

E = modulus elastisitas baja = 29.000 ksi (200.000 MPa)

Fe = tegangan tekuk elastis yang ditentukan sesuai dengan Persamaan E3-4, seperti ditetapkan dalam
Lampiran 7, Pasal 7.2.3 (b), atau melalui suatu analisis tekuk elastis, sebagaimana berlaku, ksi (MPa)

Fy = tegangan leleh minimum terspesifikasi untuk tipe baja yang digunakan, ksi (MPa)

r = radius girasi, in. (mm)


Catatan Pengguna: Dua ketidaksamaan untuk perhitungan batas penerapan Pasal E3(a) dan E3(b), satu
berdasarkan pada Lc⁄r dan satu berdasarkan pada Fy⁄Fe , memberi hasil tekuk lentur yang sama.

E4. TEKUK TORSI DAN TEKUK TORSILENTUR SIKU TUNGGAL DAN KOMPONEN STRUKTUR TANPA
ELEMEN LANGSING

Pasal ini berlaku untuk komponen struktursimetris tunggal dan asimetris, komponen struktur simetris
ganda tertentu, seperti komponen struktur silang atau tersusun, dan komponen struktur simetris ganda
apabila panjang tak terbreis torsi melebihi panjang tak terbreislateral, semua tanpa elemen-elemen

langsing. Ketentuan ini juga berlaku untuk siku tunggal dengan , denganb adalah lebar kaki
terpanjang dan t adalah ketebalannya.

Kekuatan tekan nominal, Pn, harus ditentukan berdasarkan pada keadaan batas berupa tekuk torsi dan
tekuk torsi lentur :

Pn= FcrAg (E4-1)

Tegangan kritis, Fcr, harus ditentukan sesuai dengan Persamaan E3-2 atau Persamaan E3-3, dengan
menggunakan tegangan tekuk elastis torsi atau torsi lentur, F e , yang ditentukan sebagai berikut:

(a) Untuk komponen struktur simetris ganda yang mengalami torsi terhadap pusat geser

(b) Untuk komponen struktur simetris tunggal yang mengalami torsi terhadap pusat geser dengan y
adalah sumbu simetri

Catatan Pengguna: Untuk komponen struktur simetris tunggal dengan sumbu x sebagai sumbu simetri,
misalprofil kanal, Persamaan E4-3 berlaku dengan F ey digantikan dengan Fex.

(c) Untuk komponen struktur asimetris yang mengalami torsi terhadap pusat geser, F e adalah akar
terendah dari persamaan pangkat tiga

dengan

Cw = konstanta pilin, in.6 (mm6 )


G = Modulus elastisitas geser baja = 11.200 ksi (77.200 MPa)

H = konstanta lentur

Ix, Iy = momen inersia terhadap sumbu utama x dan y, in.4 (mm4 )

= konstanta torsi, in.4 (mm4 )

Kx = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur terhadap sumbu x

Ky = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur terhadap sumbu y

Kz = faktor panjang efektif untuk tekuk lentur terhadap sumbu longitudinal

Lcx = KxLx = panjang efektif komponen struktur untuk tekuk terhadap sumbu x, in. (mm)

Lcy = KyLy = panjang efektif komponen struktur untuk tekuk terhadap sumbu y, in. (mm)

Lcz = KzLz = panjang efektif komponen struktur untuk tekuk terhadap sumbu longitudinal, in. (mm)

Lx, Ly, Lz = panjang komponen struktur tak terbreis lateral untuk masingmasing sumbu, in. (mm)

ro̅ = radius girasi polar terhadap pusat geser, in. (mm)

ro̅ 2 = xo 2 +y o 2+ Ix+Iy Ag (E4-9)

rx = radius girasi terhadap sumbu x, in. (mm)

ry = radius girasi terhadap sumbu y, in. (mm)

xo,yo = koordinat pusat geser yang dinyatakan dalam sumbu berat, in. (mm)

Catatan Pengguna: Untuk profil I simetris ganda, C w boleh diambil sebagai Iyho2/4, dengan ho adalah jarak
antara titik berat sayap, sebagai pengganti dari analisis yang lebih teliti. Untuk T dan siku ganda, abaikan
suku Cw dalam menghitung Fez dan ambil xo sebesar 0.

(d) Untuk komponen struktur dengan ofset breis lateral dari pusat geser, tegangan tekuk elastis, F e,
harus ditentukan dengan analisis.

Catatan Pengguna: Komponen struktur dengan ofset breis lateral dari pusat geser yang rentan terhadap
tekuk torsi sumbu terkekang, dibahas dalam Penjelasan.
E5. KOMPONEN STRUKTUR TEKAN SIKU TUNGGAL

Kekuatan tekan nominal, Pn, komponen struktur siku tunggal harus merupakan nilai terendah
berdasarkan keadaan batas tekuk lentur sesuai dengan Pasal E3 atau Pasal E7, mana yang sesuai, atau
tekuk torsi-lentur sesuai dengan Pasal E4. Tekuk torsi lentur tidak perlu diperhitungkan bila

Efek eksentrisitas pada komponen struktur siku tunggal diizinkan diabaikan bila dievaluasi sebagai
komponen struktur yang dibebani secara aksial dengan menggunakan salah satu rasio kelangsingan
efektif yang disyaratkan dalam Pasal E5 (a) atau E5 (b), asalkan persyaratan berikut dipenuhi:

(1) Komponen struktur dibebanitekan di ujung-ujung melalui satu kaki yang sama.

(2) Komponen struktur disambung dengan las atau dengan minimum dua baut.

(3) Tidak ada beban transversal di antara kedua ujung batang.

(4) Lc/r sebagaimana ditentukan dalam pasal ini tidak melebihi 200.

(5) Untuk siku tidak sama kaki, rasio lebar kaki panjang terhadap lebar kaki pendek kurang dari 1,7.

Komponen struktur siku tunggal yang tidak memenuhi persyaratan ini atau persyaratan yang diuraikan
dalam Pasal E5 (a) atau (b) harus dievaluasi untuk kombinasi beban aksial dan lentur dengan
menggunakan ketentuan Bab H.

(a) Untuk siku yang merupakan komponen struktur individu atau komponen strukturbadan dari rangka
batang bidang dengan komponen strukturbadan yang berdekatan disambungkan pada sisi yang sama
dari pelat buhul atau kord

(1) Untuk siku sama kaki atau siku tidak sama kaki yang disambungkan melalui kaki yang lebih panjang

(2) Untuk siku tidak sama kaki yang disambungkan melalui kaki terpendek, L c/r dari Persamaan E5-1 dan
Persamaan E5-2 harus ditingkatkan dengan menambahkan 4 [(b f⁄bs )2 -1], tetapi Lc/r komponen struktur
tidak boleh diambil kurang dari 0,95 L/r z .

(b) Untuk siku yang merupakan komponen struktur badan boks atau rangka batang ruang dengan
komponen struktur badan yang berdekatan dipasang pada sisi yang sama pada pelat buhul atau kord.

(1) Untuk siku sama kaki atau siku tidak sama kaki yang disambungkan melalui kaki yang lebih panjang
(2) Untuk siku tidak sama kaki dengan rasio panjang kaki kurang dari 1,7 dan disambungkan pada kaki
terpendek, Lc/r dari Persamaan E5-3 dan Persamaan E5-4 harus ditingkatkan dengan penambahan
sebesar 6 [(b𝑙⁄bs )2 -1], tetapi Lc/rdari komponen struktur tidak boleh diambil kurang dari 0,82 L/r z

dengan

L = panjang komponen struktur antara titik-titik kerja sumbu kord rangka batang, in. (mm)

Lc = panjang efektif komponen struktur untuk tekuk terhadap sumbu minor, in. (mm)

bl = panjang kaki terpanjang profil siku, in. (mm) bs = panjang kaki terpendek profil siku, in. (mm)

ra = radius girasi terhadap sumbu geometris paralel dengan kaki yang disambung, in. (mm)

rz = radius girasi terhadap sumbu utama minor, in. (mm)

E7. KOMPONEN STRUKTUR DENGAN ELEMEN LANGSING

Pasal ini berlaku untuk komponen struktur tekande ngan elemen langsing, seperti dijelaskan dalam Pasal
B4.1 untuk elemen-elemen yang mengalami tekan aksial.

Kekuatan tekan nominal, Pn , harus diambil nilai terendah berdasarkan pada keadaan batas yang berlaku
berupa tekuk lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi-lentur dalam interaksi dengan tekuk lokal.

Pn= FcrAe (E7-1)

dengan

Ae = penjumlahan luas efektif penampang berdasarkan pada lebar efektif tereduksi, be , deatau he ,
atau luas seperti yang diberikan oleh Persamaan E7-6 atau E7-7, in.2 (mm2 ).

Fcr = tegangan kritis ditentukan sesuai dengan Pasal E3 atau Pasal E4, ksi (MPa). Untuk siku tunggal,
tentukan Fcr sesuai dengan Pasal E3 saja.

Catatan Pengguna:Luas efektif, Ae , dapat ditentukan dengan mengurangi luas bruto, Ag , dengan luas
setiap elemen langsingyang ditentukan sebagai (b - be ) t.

1. Komponen Struktur Elemen Langsing Tidak Termasuk PSR Bundar


Lebar efektif, be , (deuntuk T; heuntuk badan) untuk elemen langsing ditentukan sebagai berikut:

dengan

b = lebar elemen (d untuk T; h untuk badan), in. (mm)

c1 = faktor penyesuaian ketidaksempurnaan lebar efektif yang ditentukan dari Tabel E7.1

λ = rasio lebar terhadap tebal untuk elemen yang dijelaskan dalam Pasal B4.1

𝜆r = batas rasio lebar terhadap tebal yang dijelaskan dalam Tabel B4.1a

= tegangan tekuk lokal elastis yang ditentukan sesuai dengan Persamaan E7-5 atau suatu analisis tekuk
lokal elastis, ksi (MPa)

2. PSR Bundar Luas efektif, Ae , ditentukan sebagai berikut:


dengan

D = diameter terluar PSR bundar, in. (mm)

t = tebal dinding, in. (mm)

F7. PSR BUJUR SANGKAR DAN PERSEGI PANJANG DAN PENAMPANGPENAMPANG BERBENTUK BOKS

Pasal ini berlaku untuk PSR bujur sangkar dan persegi panjang, dan penampangpenampang berbentuk
boks yang melentur terhadap salah satu sumbu, yang memiliki badan atau sayap kompak, nonkompak
atau langsing, seperti dijelaskan dalam Pasal B4.1 untuk lentur.

Kekuatan lentur nominal, Mn , harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas leleh
(momen plastis), tekuk lokal sayap, tekuk lokal badan dan tekuk torsi lateral akibat lentur murni.

1. Leleh

dengan

Z = modulus penampang plastis terhadap sumbu lentur, in.3 (mm3 )

2. Tekuk Lokal Sayap

(a) Untuk penampang kompak, keadaan batas tekuk lokal sayap tidak berlaku.

(b) Untuk penampang dengan sayap nonkompak

dengan

S = modulus penampang elastis terhadap sumbu lentur, in.3 (mm3 )

b = lebar sayap tekan seperti dijelaskan dalam Pasal B4.1b, in. (mm)

(c) Untuk penampang dengan sayap langsing Mn =FySe (F7-3)

dengan
Se = modulus penampang efektif yang ditentukan dengan lebar efektif sayap tekan,be , yang diambil
sebesar:

3. Tekuk Lokal Badan

(a) Untuk penampang kompak, keadaan batas tekuk lokal badan tidak berlaku.

(b) Untuk penampang dengan badan nonkompak

dengan

h = tinggi badan, seperti dijelaskan dalam Pasal B4.1b, in. (mm)

(c) Untuk penampang dengan badan langsing

dengan

Rpg didefinisikan dalam Persamaan F5-6 dengan aw=2h tw (btf ⁄ )

kc = 4,0
Catatan Pengguna: Apabila Persamaan F7-9 menghasilkan tegangan,Fcr, yang lebih besar daripada Fy ,
kekuatan komponen struktur harus dibatasi dengan salah satu dari keadaan batas lain di dalam Pasal F7.

Catatan Pengguna: Tidak ada PSRdengan badan langsing.

4. Tekuk Torsi Lateral

(a) Apabila Lb ≤ Lp , keadaan batas tekuk torsi lateral tidak berlaku.

(b) Apabila Lp > Lr

dengan

Ag = luas penampang melintang bruto komponen struktur, in.2 (mm2 )

Lp , batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh, in. (mm), adalah:

Lr , batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas tekuk torsi lateral inelastik, in. (mm),
adalah:

Catatan Pengguna: Tekuk torsi lateral tidak boleh terjadi pada penampang-penampang bujur sangkar
atau penampang-penampang yang melentur terhadap sumbu minornya. Pada ukuran-ukuran PSR,
defleksi biasanya akan menentukan sebelum ada reduksi yang signifikan dalamkekuatan lentur akibat
tekuk torsi lateral. Hal yang sama berlaku untuk penampang-penampang berbentuk boks, dan tekuk
torsi lateral yang biasanya hanya akan diperhitungkan untuk penampang-penampang dengan rasio
tinggi terhadap lebar yang besar.

Anda mungkin juga menyukai