Anda di halaman 1dari 19

MODUL

STRUKTUR BAJA LANJUT

Disusun Oleh :
Tondi Amirsyah Putera, ST, MT
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik 1

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


7. Pengaruh Beban Terpusat Pada Balok Baja
Adanya beban terpusat atau gaya reaksi pada perletakan balok, menimbulkan
konsentrasi tegangan tekan atau tarik pada pelat sayap dan badan, yang umumnya
relatif tipis. Jika tidak dihitung dapat menimbulkan kerusakan lokal, yang memicu
keruntuhan. Untuk struktur dengan beban relatif besar, misalnya jembatan,
pemasangan pelat pengaku (stiffner) akan sangat membantu.

Gambar 1 Macam-macam pelat pengaku

Gambar 1 menunjukkan berbagai macam pelat pengaku, yaitu:

1) Pelat pengaku tumpu (bearing stiffner)


2) Pelat ujung (end plate)
3) Pelat pengaku tegak ( transverse stiffner)
4) Pelat pengaku tegak dan tumpu
5) Pelat pengaku memanjang (longitudinal stiffner)

Bentuk pelat pengaku tidak terbatas persegi saja, jika perlu kekakuan lebih besar
maka profil siku dapat digunakan.

2
Gambar 2 Puntir pada balok di tumpuan

Keberadaan pelat pengaku tumpu atau pelat ujung tidak ada ketentuan khusus. Jika
tidak ada tambatan khusus di tumpuan, perlu di pasang pelat ujung atau semacamnya
untuk mencegah punter.

Gambar 3 Kondisi tumpuan yang bebas instabilitas lateral dan puntir

Gambar diatas merupakan Sistem tumpuan balok yang dianggap bebas dari kondisi
instabilitas lateral dan puntir.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari pengaruh beban terpusat pada balok baja,
antara lain:

1) Flens Local Buckling (Bengkok Setempat Pada Sayap)

3
Beban terpusat besar (Pu) pada pelat sayap, akan mengakibatkan pelat bengkok
setempat (flange local bending), lihat Gambar 4 dibawah.

Gambar 4 Bengkok pada pelat sayap

Fenomena ini dihindari dengan menambah pelat tumpu atau pelat pengaku tegak,
atau membatasi beban terpusat (Pu) sesuai dengan kuat rencana pelat sayap( )
terhadap bengkok, sebagai berikut.

dimana (B3-1)

Pasal lentur local sayap berlaku untuk gaya-gaya terpusat tunggal tarik dan
komponen tarik gaya-gaya terpusat ganda.

Kekuatan desam, , den kekuatan yang dIizinkan, Rn/𝞨 , untuk keadaan batas
dari lentur lokal sayap harus dltentukan sebagai berlkut:

(J10-1)

Keterangan:

Fyt : tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari sayap, ksi (MPa)

tf : ketebalan dari sayap yang dibebani, in. (mm)

4
Note:

 Jika panjang dari pembebanan melalui sayap komponen struktur kurang dari 0,15bf,
dimana bf, adalah lebar sayap komponen struktur, Persamaan J10-1 tidak perlu
diperiksa.
 Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur kurang dari 10 tf, Rn harus direduksi sebesar 50%.
 Bila diperlukan, sepasang pengaku transversal harus disediakan.

2) Web Local Yielding (Leleh Setempat Pada Badan)


Leleh setempat yang terjadi pada pelat badan bisa diakibatkan oleh gaya tarik atau
tekan terpusat. Untuk gaya tekan dan pelat badan yang langsing, bahkan sebelum leleh
terjadi, bisa mengalami instabilitas setempat (semacam tekuk) yang disebut crippling.
Fenomena leleh dihindari jika beban terpusat (Pu) dibatasi sesuai kuat rencana
pelatm badan ( ) terhadap leleh, sebagai berikut.

dimana (B3-1)

Pasal ini berlaku untuk gaya-gaya terpusat-tunggal dan kedua komponen dari
gayagaya terpusat-ganda.

Kekuatan yang tersedia untuk keadaan betas dari pe/elehan Iokal badan harus
ditentukan sebagai berikut:

Gambar 5 Tegangan akibat reaksi perletakan balok

5
Kekuatan nomina, , harus ditentukan sebagai berikut:

a) Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur lebih besar dari tinggi komponen struktur d,
(J10-2)

b) Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur kurang dari atau sama dengan tinggi komponen stmktur d,
(J10-3)

Dimana:

: 1.00 faktor ketahanan terhadap leleh pelat badan

: kuat nominal terhadap leleh setempat pelat badan (N)

: tegangan Ieleh minimum yang disyaratkan dari material badan, ksi (MPa) k
: jarak dari muka terluar dari sayap ke kaki badan dari sudut, in. (mm)

: panjang tumpuan (tidak kurang dari k untuk reaksi balok ujung), in. (mm)
: ketebalan badan, in. (mm)

Bila dipedukan, sepasang pengaku transversal atau pelat pengganda harus


disediakan.

3) Web Cripling (Pelipatan Pada Badan)


Fenomena crippling terjadi di daerah yang sama dengan terjadinya leleh setempat
akibat gaya tekan terpusat, dan ini hanya terjadi jika pelat badannya langsing. Leleh
adalah non-linier material sedang crippling adalah non-linier geometri (stabilitas).

6
Gambar 6 Fenomena crippling pada pelat badan

Pasal ini digunakan untuk gaya-gaya terpusat-tunggal tekan atau komponen tekan
dan gaya-gaya terpusat-ganda.

Kekuatan yang tersedia untuk keadaan betas dari lipat lokal badan harus ditentukan
sebagai berikut:

Kekuatan nominal, Rn, harus ditentukan sebagai berikut:

a) Bila gaya tekan terpusat yang ditahan diterapkan pada suatu jarak dari ujung
komponen struktur lebih besar dari atau sama dengan d/2:

* ( )( ) +√ (J10-4)

b) Bila gaya tekan terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung
komponen struktur kurang dari d/2:
i) Untuk

* ( )( ) +√ (J10-5a)

ii) Untuk

* ( )( ) +√ (J10-5a)

Keterangan:

7
d : tinngi nominal total dari penampang, in. (mm)

Bila dipedukan, suatu pengaku transversal, atau sepasang dari pengaku


transversal, atau suatu pelat pengganda yang diperpanjang sedikitnya setengah tinggi
dari badan harus disediakan.

4) Web Buckling (Tekuk Pelat Badan)


Pasal ini digunakan untuk sepasang gaya-terpusat-angal tekan atau komponen
tekan dalam sepasang gaya terpusat-ganda, digunakan di kedua sayap komponen
struktur di lokasi yang sama.
Kekuatan yang tersedia untuk keadaan batas dari tekuk Iokal badan harus
ditentukan sebagai berikut:

(J10-8)

Bila pasangan dari gaya-gaya tekan terpusat yang ditahan digunakan pada jarak
dari ujung komponen struktut yang kurang dari d/2, Rn harus direduksi 50 %.

(J10-5)

Bila diperlukan, suatu pengaku transversal, sepasang pengaku transversal, atau


pelat pengganda yang diperpanjang setinggi badan penuh harus disediakan.

Gambar 7 Kerusakan pelat badan terhadap gaya tekan terpusat

5) Web Swing Buckling (Tekuk kesamping Pelat Badan)

8
Ketentuan J10-6 dan J10-7 untuk antisipasi terjadinya tekuk ke samping pelat
badan akibat beban terpusat di sayap. Ketentuan ini berkembang dari hasil observasi
keruntuhan tidak diharapkan pada uji balok (Summers-Yura 1982, Elgaaly 1983).
Konfigurasi uji balok, beban pada pelat sayap atas yang ditahan secara lateral.
Akibatnya pelat badan mengalami tekan, menerus ke pelat sayap di bawahnya. Ketika
gaya tekan kritis terlampaui, terjadilah tekuk pelat sayap ke arah samping (lihat Gambar
8).

Gambar 8 Pelat badan tekuk ke samping


Pasal ini digunakan hanya untuk gaya-gaya terpusat-tunggal tekan yang diterapkan
untuk komponen struktur di mana gerakan lateral relatif antara sayap tekan yang
dibebani dan sayap tarik tidak dikekang pada titik aplikasi gaya terpusat.
Kekuatan tersedia dari badan untuk keadaan batas tekuk pada badan akibat
goyangan harus ditentukan sebagai berikut:

Kekuatan nominal, Rn, harus ditentukan sebagai berikut:

a) Jika sayap tekan yang dikekang melawan rotasi:


i) Bila (h/tw) / (Lb/bf) ≤ 2,3

* ( ) + (J10-6)

ii) Bila ( )/( ) >2,3, keadaan batas dari tekuk sidesway badan tidak boleh
diterapkan.

9
Bila kekuatan yang diperlukan dari badan melebihi kekuatan yang tersedia, breising
lateral lokal harus disediakan di sayap tarik atau sepasang dari pengaku transversal
atau suatu pelat pengganda harus disediakan.

b) Jika sayap tekan tidak ditahan melawan rotasi:


i) Bila (h/tw) / (Lb/bf) ≤ 1,7

* ( ) + (J10-7)

ii) Bila ( )/( ) >1,7, keadaan batas dari tekuk sidesway badan tidak boleh
diterapkan.

Bila kekuatan yang dipenukan dari badan melebihi kekuatan yang tersedia, breising
lateral lokal harus disediakan pada kedua sayap di titik aplikasi gaya terpusat.

Pada Persamaan J10-6 dan J10-7, drgunakan definisi yang benkut:

: 960.000 ksi (6,62 x 106 MPa) bila Mu <My(DFBK) atau 1,5Ma <My(DKI)
pada lokasi dari gaya.

: 480.000 ksi (3,31 x 106 MPa) bila Mu ≥ My (DFBK) atau 1,5Ma ≥ My


(DKI) pada lokasi dari gaya

Lb : Panjang tanpa terbreis secara lateral terbesar sepanjang sayap di titik dari
beban, in. (mm).

Ma : Kekuatan lentur yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DKI,


kip-in. (N-mm).

10
Mu : Kekuatan lentur yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DFBK,
kip-in. (N-mm).

bf : Lebar sayap, in. (mm)

h : Jarak bersih antara sayap dikurangi radius sudut untuk profil; jarak antara
garis yang berdekatan dari pengencang atau jarak bersih antara sayap-
sayap bila las dugunakan untuk profil-profil tersusun, in. (mm).

Gambar 9 panjang pertambatan Lb – untuk perhitungan tekuk pelat ke samping

Jadi yang namanya tertambat secara lateral untuk kasus tekuk pelat badan ke
samping adalah jika pelat sayap keduanya (atas dan bawah) benar-benar tertambat
secara Bersama.

11
1. Evaluasi

Profil baja UB 1016x305x493, berat 492.6 kg/m, adalah profil gilas (hot-rolled) yang
ukurannya mengacu british standard (BS) tetapi buatan Nippon Steel & Sumitomo
Metal, Jepang sehingga mutu baja juga memakai standard JIS : SM400A denga F y 245
Mpa. Profil baja UB dipasang untuk struktur balok sederhana dengan pertambatan
lateral (lateral bracing) dan beban titik sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Berat
sendiri diabaikan.

Pertanyaan :

1.Hitung parameter balok ØMp.Lp,Lf

2. Hitung parameter momen gradien, yaitu Cb

3. Dari konfigurasi di atas hitung beban Pu maksimum

4. Mana yang menentukan, kapasitas momen atau gesr

5. Check profil terhadap beban terpusat maksimum

Jawab :

Profil UB 1016x305x493 mungkin asing bagi sebagian insinyur. Jangan kaget, nama
produk adalah hak produsen atau standar baja yang dirujuk. Bahkan sering, antara
nama dan ukuranya ternyata tidak berkorelasi langsung. Jadi ukuran detailnya, sebagai
berikut.

12
Profil UB 1016x305x493 mutu Fy 245 Mpa

E = 200,000.0 Mpa

G = 80,000.0 Mpa

A = 629.2 cm2

⁄ bf/tf = 2.86

h/tw = 30

Ix = 1,030,000. cm4 Iy = 26,800. cm4

Sx = 19,800. cm3 Sy = 1,740. cm3

Oleh sebab itu penting memastikan apakah profil baja yang dipilih dapat disediakan oleh
kontraktor nantinya. Profil baja khusus juga perlu order khusus, jika jumlahnya sedikit,
menjadi mahal.

13
1. Menghitung parameter profil untuk perencanaan

Tidak semua parameeter prencanaan tersedia pada tabel profil dari pabrik.
Kadangkala dijumpai juga notasinya tidak sama dengan rumusan yang dipakai. Ini
terjadi karena rujukannya berbeda, misalnya, tabel profil dari jepang yang juga
diadopsi PT. Gunung Garuda (Indonesia), mempunyai notasi Z z bebeda arti dari
notasi sama pada AISC (2010). Insinyur harus tahu hal tersebut. Sepele tapi jika
lalai, bisa menimbulkan masalah.

h = d-2tf = 1036-2x54 = 928 mm

IX = (b(d3-h3)+wh3)

Ix = (309(10363-9283)+31x9283) = 1,0118x1010 mm4

Catatan : nilai Ix hasil rumus di atas lebih kecil dari data tabel karena bagian
penebalan antara sayap-badan tidakdihitung.

Zz = bt(d-t)+0.25wh2

Zz = 309*54(1036-54)+0.25*31*9282 = 23,059,828. mm3

2. Kuat lentur penampang pada kondisi plastis (maksimum)

Mp = ZX.FY = 5650 kN.m

3. Check klasifikasi profil UB 1016x305x493.

λpf = 0.38(E/Fy)1/2 = 10.86 λrf = 1.0 (E/Fy)1/2 = 28.6

1/2bf/tf = 2.86 << λpf → profil sayap kompak

λpw = 3.76(E/Fy)1/2 = 107.4 λrw = 5.70(E/Fy)1/2 = 162.9

h/tw = 30 << λpw → profil badan kompak

14
∴ profil UB termasuk klasifikasi “Kompak” →F2 (AISC 2010)

4. Parameter LTB berdasarkan ketentuan F2 (AISC 2010)

Ry = √ = 65.3 mm

Lp = 1.76ry√ = 3282 mm = 3.3 m……………………………………(AISC


F2-5)

c = 1 dan h0 = 1036-54 = 982 mm……………………………………………(AISC


F2-8a)

Cw = = = 6.45 x mm6

Cw = = = 6.4 x mm6

√ √
= = → rts = 81.3 mm

= = → rts = 81.5 mm

Atau yang lebih konservatif menurut AISC, sebagai berikut

h = d - 2tf = 928 mm

rts = = = 78.6
√ ( )
√ ( )

J = (2*523*309+313*981) = 42,179,241 mm4

Lr = √ √( ) ( )

A = 1.95* 78.6* = 178,740.5

15

B = = √⏟ √( ) ( )

Lf = 178,740.5 x 0.0727 = 12,994.4 mm ≈ 13 m

5. Hitung faktor Cb untuk memasukkan pengaruh bentuk momen antara dua


pertambatan lateral (tinjau segmen b-c-d)

MA = Mc = 2.5P

Dan

Mmaks = MB = 3P

| |
Cb = | | | | | | | |

Cb = = = 1,09

7. Momen nominal terhadap kondisi teknik torsi lateral. Untuk Lp(3.3 m)<Lb(4 m)

Lr(13 m) dan 0.7 FySx = 3396 kN.m, maka

Mn = Cb [ ( )( )] Mp

Mn = 1.09 (5650-(5650-3396)x(4-3.3)/(13-3.3)) = 5981

16
Karena Mn >> Mp maka Mn = Mp = 5650 Kn.m

…………………………………………………………<< tidak terjadi LTB>>

8. Kuat lentur balok : ditentukan oleh kondisi leleh

MU = ØMn = 0.9x5650 = 5085 kN.m

Jika P = Pu dan Mmaks = 3P maka Mmaks = Mu → P = 1695 kN

9. Kuat geser balok : profil UB 1016x305x493

Pelat badan profil gilas h/tw = 30 << 2.24 (E/Fy)1/2 = 64 maka Ø = 1.0 dan Cv=1.0

Kuat geser nominal pelat badan profil UB gilas

ØVn = ØV 0.6FyAwCz

ØVn = 1.0x0.6x245x1036x31x1/1000 = 4721 kN >>> Vmaks = P/2

Jadi beban titik maksimum, P dan Pn = 1695 kN didasarkan pada kuat lentur
profil UB sampai plastis, pada kondisi yang jauh dibawah kapasitas geser (tidak
menentukan )

10. Check kuat pelat terhadap beban terpusat P = P n = 1695 kN. Tahap ini perlu
jika ingin dihindari pemakaian pelat pengaku di bawah beban terpusat, atau
mengontrol apakah beban tadi dapat berpindah bebas. Kondisi batas berikut
akan ditinjau.

Bengkok setempat pelat sayap (Flange Local Bending)

Rn = 6.25 Fyf

Ø = 0.9

ØRn-1 = 0.9x6.25x245x542/1000 = 4019 kN

Pn (1695 kN )<< ØRn-1 (4019kN)….<< tidak perlu pengaku>>

Leleh tempat pelat badan (web local Yielding) :

17
Ambil lebar tumpuan beban Ib = 1/2bf = 155 mm, dan tersebar lebih dari d (lihat
penjelasan gambar 6.68a), maka

Rn = Fywtw(5k+Ib)………………………………………………………..(J10.2)

Ø =1.0………………………………………………………………..….(J10.2)

ØRn-2 = 1.0x245x54x(5x84+155)/1000 = 7607 kN

Pu (1695kN) << ØRn-2(7607kN)…………………………..<<aman>>

Crippling pelat badan (web crippling) : ditengah bentang.

Rn = 0.8 * ( ) +√

Ø = 0.75

ØRn-3 = 0.75 x [ ( ) ]√ = 6367 kN

Pu (1695 kN) << ØRn-3 (6367 kN)

Tekuk kesamping pada pelat badan (web sidesway buckling) dengan anggapan,
beban titik pada sayap tanpa pertambatan dan pertambatan lateral terpasang
lengkap, atas dan bawah.

Check (h/tw)/(Lb/bf) = 30/(4000/309) = 2.3 > 1.7

Maka ketentuan tekuk ke samping dapat diabaikan.

Tekuk pelat badan (web buckling) :


Rn = dan Ø = 0.9


ØRn-4 = 0.9 x x 4854 kN

Pu (1695 kN) << ØRn-4 (4854 kN)

18
11. Terakhir check kondisi batas layan (limit state of servicebility). Anggap
Pu=1695 kN akibt beban hidup, maka P = Pu/LF, dimana LF adalah faktor kali
beban terhadap beban hidup, yaitu 1.6. jadi beban hidup terpusat P=1060 kN

∆= = = 18.5 mm << = 33.3 MM

Kesimpulan : balok profil UB 1016x305x493 (hot-rolled) memenuhi persyaratan


perencanaan untuk memikul Pu = 1695 kN tanpa perlu pelat pengaku.

19

Anda mungkin juga menyukai