Disusun Oleh :
Tondi Amirsyah Putera, ST, MT
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik 1
Bentuk pelat pengaku tidak terbatas persegi saja, jika perlu kekakuan lebih besar
maka profil siku dapat digunakan.
2
Gambar 2 Puntir pada balok di tumpuan
Keberadaan pelat pengaku tumpu atau pelat ujung tidak ada ketentuan khusus. Jika
tidak ada tambatan khusus di tumpuan, perlu di pasang pelat ujung atau semacamnya
untuk mencegah punter.
Gambar diatas merupakan Sistem tumpuan balok yang dianggap bebas dari kondisi
instabilitas lateral dan puntir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari pengaruh beban terpusat pada balok baja,
antara lain:
3
Beban terpusat besar (Pu) pada pelat sayap, akan mengakibatkan pelat bengkok
setempat (flange local bending), lihat Gambar 4 dibawah.
Fenomena ini dihindari dengan menambah pelat tumpu atau pelat pengaku tegak,
atau membatasi beban terpusat (Pu) sesuai dengan kuat rencana pelat sayap( )
terhadap bengkok, sebagai berikut.
dimana (B3-1)
Pasal lentur local sayap berlaku untuk gaya-gaya terpusat tunggal tarik dan
komponen tarik gaya-gaya terpusat ganda.
Kekuatan desam, , den kekuatan yang dIizinkan, Rn/𝞨 , untuk keadaan batas
dari lentur lokal sayap harus dltentukan sebagai berlkut:
(J10-1)
Keterangan:
Fyt : tegangan leleh minimum yang disyaratkan dari sayap, ksi (MPa)
4
Note:
Jika panjang dari pembebanan melalui sayap komponen struktur kurang dari 0,15bf,
dimana bf, adalah lebar sayap komponen struktur, Persamaan J10-1 tidak perlu
diperiksa.
Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur kurang dari 10 tf, Rn harus direduksi sebesar 50%.
Bila diperlukan, sepasang pengaku transversal harus disediakan.
dimana (B3-1)
Pasal ini berlaku untuk gaya-gaya terpusat-tunggal dan kedua komponen dari
gayagaya terpusat-ganda.
Kekuatan yang tersedia untuk keadaan betas dari pe/elehan Iokal badan harus
ditentukan sebagai berikut:
5
Kekuatan nomina, , harus ditentukan sebagai berikut:
a) Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur lebih besar dari tinggi komponen struktur d,
(J10-2)
b) Bila gaya terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung komponen
struktur kurang dari atau sama dengan tinggi komponen stmktur d,
(J10-3)
Dimana:
: tegangan Ieleh minimum yang disyaratkan dari material badan, ksi (MPa) k
: jarak dari muka terluar dari sayap ke kaki badan dari sudut, in. (mm)
: panjang tumpuan (tidak kurang dari k untuk reaksi balok ujung), in. (mm)
: ketebalan badan, in. (mm)
6
Gambar 6 Fenomena crippling pada pelat badan
Pasal ini digunakan untuk gaya-gaya terpusat-tunggal tekan atau komponen tekan
dan gaya-gaya terpusat-ganda.
Kekuatan yang tersedia untuk keadaan betas dari lipat lokal badan harus ditentukan
sebagai berikut:
a) Bila gaya tekan terpusat yang ditahan diterapkan pada suatu jarak dari ujung
komponen struktur lebih besar dari atau sama dengan d/2:
* ( )( ) +√ (J10-4)
b) Bila gaya tekan terpusat yang ditahan digunakan di suatu jarak dari ujung
komponen struktur kurang dari d/2:
i) Untuk
* ( )( ) +√ (J10-5a)
ii) Untuk
* ( )( ) +√ (J10-5a)
Keterangan:
7
d : tinngi nominal total dari penampang, in. (mm)
Bila pasangan dari gaya-gaya tekan terpusat yang ditahan digunakan pada jarak
dari ujung komponen struktut yang kurang dari d/2, Rn harus direduksi 50 %.
√
(J10-5)
8
Ketentuan J10-6 dan J10-7 untuk antisipasi terjadinya tekuk ke samping pelat
badan akibat beban terpusat di sayap. Ketentuan ini berkembang dari hasil observasi
keruntuhan tidak diharapkan pada uji balok (Summers-Yura 1982, Elgaaly 1983).
Konfigurasi uji balok, beban pada pelat sayap atas yang ditahan secara lateral.
Akibatnya pelat badan mengalami tekan, menerus ke pelat sayap di bawahnya. Ketika
gaya tekan kritis terlampaui, terjadilah tekuk pelat sayap ke arah samping (lihat Gambar
8).
* ( ) + (J10-6)
ii) Bila ( )/( ) >2,3, keadaan batas dari tekuk sidesway badan tidak boleh
diterapkan.
9
Bila kekuatan yang diperlukan dari badan melebihi kekuatan yang tersedia, breising
lateral lokal harus disediakan di sayap tarik atau sepasang dari pengaku transversal
atau suatu pelat pengganda harus disediakan.
* ( ) + (J10-7)
ii) Bila ( )/( ) >1,7, keadaan batas dari tekuk sidesway badan tidak boleh
diterapkan.
Bila kekuatan yang dipenukan dari badan melebihi kekuatan yang tersedia, breising
lateral lokal harus disediakan pada kedua sayap di titik aplikasi gaya terpusat.
: 960.000 ksi (6,62 x 106 MPa) bila Mu <My(DFBK) atau 1,5Ma <My(DKI)
pada lokasi dari gaya.
Lb : Panjang tanpa terbreis secara lateral terbesar sepanjang sayap di titik dari
beban, in. (mm).
10
Mu : Kekuatan lentur yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DFBK,
kip-in. (N-mm).
h : Jarak bersih antara sayap dikurangi radius sudut untuk profil; jarak antara
garis yang berdekatan dari pengencang atau jarak bersih antara sayap-
sayap bila las dugunakan untuk profil-profil tersusun, in. (mm).
Jadi yang namanya tertambat secara lateral untuk kasus tekuk pelat badan ke
samping adalah jika pelat sayap keduanya (atas dan bawah) benar-benar tertambat
secara Bersama.
11
1. Evaluasi
Profil baja UB 1016x305x493, berat 492.6 kg/m, adalah profil gilas (hot-rolled) yang
ukurannya mengacu british standard (BS) tetapi buatan Nippon Steel & Sumitomo
Metal, Jepang sehingga mutu baja juga memakai standard JIS : SM400A denga F y 245
Mpa. Profil baja UB dipasang untuk struktur balok sederhana dengan pertambatan
lateral (lateral bracing) dan beban titik sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Berat
sendiri diabaikan.
Pertanyaan :
Jawab :
Profil UB 1016x305x493 mungkin asing bagi sebagian insinyur. Jangan kaget, nama
produk adalah hak produsen atau standar baja yang dirujuk. Bahkan sering, antara
nama dan ukuranya ternyata tidak berkorelasi langsung. Jadi ukuran detailnya, sebagai
berikut.
12
Profil UB 1016x305x493 mutu Fy 245 Mpa
E = 200,000.0 Mpa
G = 80,000.0 Mpa
A = 629.2 cm2
⁄ bf/tf = 2.86
h/tw = 30
Oleh sebab itu penting memastikan apakah profil baja yang dipilih dapat disediakan oleh
kontraktor nantinya. Profil baja khusus juga perlu order khusus, jika jumlahnya sedikit,
menjadi mahal.
13
1. Menghitung parameter profil untuk perencanaan
Tidak semua parameeter prencanaan tersedia pada tabel profil dari pabrik.
Kadangkala dijumpai juga notasinya tidak sama dengan rumusan yang dipakai. Ini
terjadi karena rujukannya berbeda, misalnya, tabel profil dari jepang yang juga
diadopsi PT. Gunung Garuda (Indonesia), mempunyai notasi Z z bebeda arti dari
notasi sama pada AISC (2010). Insinyur harus tahu hal tersebut. Sepele tapi jika
lalai, bisa menimbulkan masalah.
IX = (b(d3-h3)+wh3)
Catatan : nilai Ix hasil rumus di atas lebih kecil dari data tabel karena bagian
penebalan antara sayap-badan tidakdihitung.
Zz = bt(d-t)+0.25wh2
14
∴ profil UB termasuk klasifikasi “Kompak” →F2 (AISC 2010)
Ry = √ = 65.3 mm
Cw = = = 6.45 x mm6
Cw = = = 6.4 x mm6
√ √
= = → rts = 81.3 mm
= = → rts = 81.5 mm
h = d - 2tf = 928 mm
rts = = = 78.6
√ ( )
√ ( )
Lr = √ √( ) ( )
⏟
⏟
15
⏞
B = = √⏟ √( ) ( )
⏟
MA = Mc = 2.5P
Dan
Mmaks = MB = 3P
| |
Cb = | | | | | | | |
Cb = = = 1,09
7. Momen nominal terhadap kondisi teknik torsi lateral. Untuk Lp(3.3 m)<Lb(4 m)
Mn = Cb [ ( )( )] Mp
16
Karena Mn >> Mp maka Mn = Mp = 5650 Kn.m
Pelat badan profil gilas h/tw = 30 << 2.24 (E/Fy)1/2 = 64 maka Ø = 1.0 dan Cv=1.0
ØVn = ØV 0.6FyAwCz
Jadi beban titik maksimum, P dan Pn = 1695 kN didasarkan pada kuat lentur
profil UB sampai plastis, pada kondisi yang jauh dibawah kapasitas geser (tidak
menentukan )
10. Check kuat pelat terhadap beban terpusat P = P n = 1695 kN. Tahap ini perlu
jika ingin dihindari pemakaian pelat pengaku di bawah beban terpusat, atau
mengontrol apakah beban tadi dapat berpindah bebas. Kondisi batas berikut
akan ditinjau.
Rn = 6.25 Fyf
Ø = 0.9
17
Ambil lebar tumpuan beban Ib = 1/2bf = 155 mm, dan tersebar lebih dari d (lihat
penjelasan gambar 6.68a), maka
Rn = Fywtw(5k+Ib)………………………………………………………..(J10.2)
Ø =1.0………………………………………………………………..….(J10.2)
Rn = 0.8 * ( ) +√
Ø = 0.75
Tekuk kesamping pada pelat badan (web sidesway buckling) dengan anggapan,
beban titik pada sayap tanpa pertambatan dan pertambatan lateral terpasang
lengkap, atas dan bawah.
√
Rn = dan Ø = 0.9
√
ØRn-4 = 0.9 x x 4854 kN
18
11. Terakhir check kondisi batas layan (limit state of servicebility). Anggap
Pu=1695 kN akibt beban hidup, maka P = Pu/LF, dimana LF adalah faktor kali
beban terhadap beban hidup, yaitu 1.6. jadi beban hidup terpusat P=1060 kN
19