Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR BAJA

KULIAH KE-10
(2 NOVEMBER 2023)
DOSEN: FRANSISCO HRHB, ST, M.Si

SNI 03 – 1729 – 2002


PASAL 8
KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
Perencanaan untuk lentur
Lentur terhadap sumbu utama kuat
Suatu komponen struktur yang memikul lentur terhadap sumbu kuat (sumbu-x), dan dianalisis dengan metode elastis sesuai
harus memenuhi :

- Mux adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu-x


- φ adalah faktor reduksi = 0,9
- Mn adalah kuat nominal dari momen lentur penampang Mn diambil nilai yang lebih kecil dari kuat nominal penampang
untuk momen lentur terhadap sumbu-x, atau kuat nominal komponen struktur untuk momen lentur terhadap sumbu-x

Momen lentur terhadap sumbu lemah


Suatu komponen struktur yang memikul momen lentur pada sumbu lemahnya (sumbu-y), dan dianalisis dengan metode
elastis harus memenuhi,

- Muy adalah momen lentur perlu terhadap sumbu-y


- Mn adalah kuat lentur nominal penampang terhadap sumbu-y

01
Kuat nominal lentur penampang dengan pengaruh
tekuk lokal
Batasan momen
1. Momen leleh M y adalah momen lentur yang menyebabkan penampang mulai mengalami tegangan leleh yaitu diambil
sama dengan f yS dan S adalah modulus penampang elastis.
2. Kuat lentur plastis M p momen lentur yang menyebabkan seluruh penampang mengalami tegangan leleh harus diambil
yang lebih kecil dari fyZ atau 1,5 My, dan Z adalah modulus penampang plastis.
3. Momen batas tekuk Mr diambil sama dengan S(fy – fr) dan fr adalah tegangan sisa.
4. Perhitungan modulus penampang elastis dan plastis harus dilakukan secermat mungkin dengan memperhitungkan
adanya lubang-lubang, perbedaan tegangan leleh pada penampang hibrida, letak pelat tarik dan tekan, dan arah/sumbu
lentur yang ditinjau sedemikian sehingga kuat momen yang dihasilkan berada dalam batas-batas ketelitian yang dapat
diterima.
Kelangsingan penampang
Penampang kompak

Penampang tak-kompak

Penampang langsing

02
Kuat lentur nominal penampang dengan pengaruh
tekuk lateral
Batasan Momen kritis untuk tekuk lateral : Bentang untuk pengekangan lateral :

Bentang pendek

Bentang menengah

Bentang panjang

03
Kuat lentur nominal balok pelat berdinding penuh
Batasan momen
• Balok pelat berdinding penuh dalam hal ini adalah balok yang mempunyai ukuran h/tw>λr. Kuat lentur nominal komponen
struktur dinyatakan dengan :

Keterangan:
- fcr adalah tegangan kritis
- S adalah modulus penampang
- Kg adalah koefisien balok pelat berdinding penuh
Koefisien balok pelat berdinding penuh, Kg ditentukan sebagai berikut:

Dimana :
✓ ar adalah perbandingan luas pelat badan terhadap pelat sayap tekan
✓ h adalah tinggi bersih balok pelat berdinding penuh (dua kali jarak dari garis netral ke tempat mulai adanya alat
penyambung di sisi tekan), mm

• Faktor pengali momen Cb ditentukan

04
Kuat lentur berdasarkan faktor kelangsingan

Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang


Faktor kelangsingan berdasarkan panjang bentang dinyatakan dengan
persamaan,

Batas-batas kelangsingannya adalah :

05
Faktor kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap Perencanaan pelat badan yang tidak diperkaku :
Faktor kelangsingan berdasarkan tebal pelat sayap Ketebalan pelat badan yang tidak diperkaku dan dibatasi
dinyatakan dengan persamaan, di kedua sisi memanjangnya oleh pelat sayap harus
memenuhi :

dengan h adalah tinggi bersih pelat badan di antara


kedua pelat sayap; sedangkan jika pada salah satu sisi
memanjang dibatasi oleh tepi bebas maka harus
memenuhi :

06
Perencanaan pelat badan dengan pengaku vertical : Perencanaan pelat badan dengan pengaku memanjang dan vertical :
Ketebalan pelat badan dengan pengaku vertikal tetapi Ketebalan pelat badan yang diberi pengaku-pengaku memanjang yang
tanpa pengaku memanjang harus memenuhi : ditempatkan di salah satu sisi atau di kedua sisi pada jarak 0,2h dari
pelat sayap tekan harus memenuhi:

Ketebalan pelat badan dengan pengaku-pengaku memanjang


Semua pelat badan yang mempunyai a/h>3,0 harus tambahan yang ditempatkan pada salah satu sisi atau di kedua sisi
dianggap tidak diperkaku, dengan h adalah tinggi pelat badan pada sumbu netral harus memenuhi
panel yang terbesar di bentang tersebut.

07
Kuat geser pelat badan Kuat geser
• Kuat geser nominal pelat badan harus dihitung sebagai berikut:
Keterangan:
- φ adalah faktor reduksi
dengan Aw adalah luas kotor pelat badan.
- Vn adalah kuat geser nominal pelat badan
• Kuat geser nominal (Vn) penampang pipa harus dihitung sebagai
Kuat geser nominal berikut:
❑ Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal
panel h/tw memenuhi;

dengan luas efektif penampang (Ae) harus diambil sebagai luas


Dengan, kotor penampang bulat berongga jika tidak ada lubang yang
besarnya lebih dari yang dibutuhkan untuk alat sambung atau
❑ Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal luas bersih lebih besar dari 0,9 luas kotor. Jika tidak, luas efektif
panel h/tw memenuhi; diambil sama dengan luas bersih.

Dan,

08
Kuat tekuk geser elasto-plastis Kuat tekuk geser elastis
Kuat tekuk geser elasto-plastis pelat badan adalah sebagai Kuat tekuk geser elastis adalah sebagai berikut:
berikut:

Atau,

Dengan,

09
SNI 1729:2020
SPESIFIKASI UNTUK BANGUNAN
GEDUNG BAJA STRUKTURAL
PERSYARATAN DESAIN
PERSYARATAN DESAIN
Desain komponen struktur dan sambungan harus konsisten dengan perilaku yang dikehendaki pada sistem rangka dan asumsi
yang digunakan dalam analisis struktur. Desain harus sedemikian rupa sehingga tidak ada kekuatan atau keadaan batas layan
yang berlaku yang terlampaui apabila struktur mengalami semua kombinasi beban yang berlaku.
Desain Kekuatan Berdasarkan Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBT)
Desain yang sesuai dengan ketentuan untuk Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBT) memenuhi persyaratan Standar ini
bila kekuatan desain pada setiap komponen struktur sama atau melebihi kekuatan perlu yang ditentukan berdasarkan
kombinasi beban DFBT.

Desain Kekuatan Berdasarkan Desain Kekuatan Izin (DKI)


Desain yang sesuai dengan ketentuan Desain Kekuatan Izin (DKI) memenuhi persyaratan Standar ini bila kekuatan izin setiap
komponen struktur sama atau melebihi kekuatan perlu yang ditentukan berdasarkan kombinasi beban DKI.

01
Desain Sambungan dan Tumpuan
Gaya dan deformasi yang digunakan dalam desain sambungan harus konsisten dengan kinerja yang dikehendaki pada
sambungan tersebut dan asumsi yang digunakan dalam desain struktur. Deformasi inelastis terbatas pada sambungan
diizinkan. Pada titik-titik tumpuan, balok, girder, dan rangka batang harus dikekang rotasinya terhadap sumbu longitudinal
kecuali jika dapat ditunjukkan dengan analisis bahwa pengekang tidak diperlukan.

Sambungan Momen
Dua tipe sambungan momen, Terkekang Penuh (KP) dan Terkekang Sebagian (KS), boleh digunakan, seperti disyaratkan di
bawah ini.
✓ Sambungan Momen Terkekang Penuh (KP) Sambungan momen terkekang penuh (KP) menyalurkan momen dengan rotasi
yang boleh diabaikan antara komponen-komponen struktur yang tersambung. Pada analisis struktur, sambungan ini
diasumsikan tidak memungkinkan terjadinya rotasi relatif. Suatu sambungan KP harus memiliki kekuatan dan kekakuan
yang cukup untuk mempertahankan sudut antara komponen struktur yang tersambung pada kondisi batas kekuatan.

✓ Sambungan Momen Terkekang Sebagian (KB) Sambungan momen terkekang sebagian (KB) mampu menyalurkan
momen, tetapi rotasi antara komponen-komponen struktur yang tersambung tidak boleh diabaikan. Pada analisis
struktur,karakteristik respons gaya-deformasi harus diperhitungkan. Karakteristik respons sambungan KB harus
terdokumentasi dalam literatur teknis, atau ditetapkan dengan analisis, atau merupakan hasil rata-rata eksperimental.
Elemen komponen sambungan KB harus memiliki kekuatan, kekakuan dan kapasitas deformasi yang cukup pada kondisi
batas kekuatan.

02
PROPERTI KOMPONEN STRUKTUR
Berikut Tabel Rasio Lebar terhadap Tebal: Elemen Tekan Komponen Struktur yang Mengalami Aksial
Tekan.

03
04
05
06
07

Anda mungkin juga menyukai