BAGIAN 1 PENDAHULUAN
BAGIAN 2 PROSEDUR
PERHITUNGAN
BAGIAN 3 CONTOH PENGERJAAN
2
PENDAHULUAN
3
LINGKUP DAN TUJUAN PENDAHULUAN
• Perencanaan
• Untuk mendapatkan denah dan ukuran geometrik yang
memenuhi sasaran
• Masukan data dalam satuan jam puncak
• Perancangan
• Berbeda dengan perencanaan hanya dalam skala waktu.
Pada perancangan, informasi data lalu lintas dalam bentuk
LHRT yang diramalkan, kemudian harus dikonversi ke dalam
jam puncak rencana
• Analisa operasional
• Untuk memperkirakan ukuran kinerja simpang
Kode Keterangan
322 Simpang 3 lengan dengan 2 lajur per pendekat
Segmen simpang tak bersinyal yang dipilih untuk diambil videonya dengan
drone adalah 322 dan 422 yang dinilai merupakan variasi yang paling banyak
ditemui, sedangkan untuk jumlah lajur yang lebih tinggi umumnya
persimpangan sudah dilengkapi oleh sinyal lalu lintas.
Simpang tak bersinyal 422 ini berada di dalam kota, ini merupakan simpang 4 tak bersinyal yang ditemui
dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi. Pada simpang ini tidak ditemui 12 pergerakan, karena
beberapa pendekatnya merupakan jalan satu arah.
Sketsa ringkasan
• Gambarkan sketsa pola geometrik, lihat contoh pada Gambar A- 1:1.(hal
3-24) yang memuat nama jalan minor dan utama dan nama kota
dicatat pada bagian atas sketsa.
• Untuk orientasi sketsa sebaiknya juga memuat panah penunjuk arah.
• Sketsa sebaiknya memberikan gambaran yang baik dari suatu simpang
mengenai informasi tentang: kereb, lebar jalur, bahu dan median.
• Jika median cukup lebar sehingga memungkinkan melintasi simpang
dalam dua tahap dengan berhenti di tengah (biasanya ? 3 m), kotak di
bagian bawah sketsa dicatat sebagai "Lebar", jika tidak dicatat "Sempit"
atau "Tidak ada" (jika tidak ada).
Perhitungan Kapasitas Dan Fasilitas Lain 16
SKETSA KONDISI GEOMETRIK PROSEDUR
PERHITUNGAN
b)Data arus lalu-lintas per jam (bukan klasifikasi) tersedia untuk masing-masing
gerakan, beserta informasi tentang komposisi lalu-lintas keseluruhan dalam %.
• Masukkan arus lalu-lintas untuk masing-masing gerakan dalam kend/jam.
• Hitung faktor smp FSMP dari emp yang diberikan dan data komposisi arus lalu-lintas kendaraan
bermotor
• Fsmp = (empLV x LV% + empHV x HV% + empMc x MC%) / 100
• Hitung arus total dalam smp/jam untuk masing-masing gerakan dengan mengalikan arus dalam
kend/jam dengan Fsmp.
c)Data arus lalu-lintas hanya tersedia dalam LHRT (Lalu-lintas Harian Rata-rata Tahunan)
• Konversikan nilai arus lalu-lintas yang diberikan dalam LHRT melalui perkalian dengan faktor-k
• QDH = k x LHRT
• Konversikan arus lalu-lintas dari kend/jam menjadi smp/jam melalui perkalian dengan faktor-
smp (Fsmp) sebagaimana diuraikan diatas
• Hitung arus jalan minor + utama total untuk masing-masing gerakan (Belok kiri Q LT , Lurus, QST dan
Belok-kanan QRT) demikian juga QTOT secara keseluruhan
• Hitung rasio arus jalan minor PMI yaitu arus jalan minor dibagi dengan arus total, PMI = QMI/ QTOT
• Hitung rasio arus belok-kiri dan kanan total (PLT, ,PRT) PLT = QLT/QTOT dan PRT = QRT / QTOT
• Hitung rasio antara arus kendaraan tak bermotor dengan kendaraan bermotor dinyatakan dalam
kend/jam,
• PUM = QUM / QTOT Perhitungan Kapasitas Dan Fasilitas Lain 23
C. KONDISI LINGKUNGAN PROSEDUR
PERHITUNGAN
a. Lebar rata-rata pendekat minor dan utama WAC dan WBD dan
lebar rata-rata pendekat WI
• Masukkan lebar pendekat untuk semua pendekat yang diukur pada
jarak 10 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi
perkerasan dari jalan berpotongan, yang dianggap mewakili lebar
pendekat efektif
• Untuk pendekat yang sering digunakan parkir pada jarak kurang
dari 20 m dari garis imajiner yang menghubungkan tepi perkerasan
dari jalan berpotongan, lebar pendekat tersebut harus dikurangi 2
m
• Hitung lebar rata-rata pendekat pada jalan minor dan jalan utama
b. Jumlah Lajur
c. Tipe Simpang
Faktor
Uraian Tipe M penyesuaian
media (FM)
Tidak ada median jalan utama Tidak ada 1,00
Ada median jalan utama, lebar < 3m Sempit 1,05
Ada median jalan utama, lebar ≥ 3m Lebar 1,20
Faktor penyesuaian median jalan utama (FM) berdasarkan median jalan utama, hanya digunakan untuk
jalan utama dengan 4 lajur
Faktor
Penduduk
Ukuran kota CS (Juta) penyesuaian
ukuran kota FCS
Sangat kecil < 0,1 0,82
Kecil 0,1 - 0,5 0,88
Sedang 0,5 - 1,0 0,94
Besar 1,0 - 3,0 1,00
Sangat besar > 3,0 1,05
Tundaan lalu lintas jalan utama (DT MA) berdasarkan derajat kejenuhan
Perhitungan Kapasitas Dan Fasilitas Lain 42
C-2: TUNDAAN (3) PROSEDUR
PERHITUNGAN
• Inputan data:
• Denah simpang • Data arus lalu lintas
1. Masukkan informasi
umum tentang formulir
USIG-I
Untuk kondisi data lalu lintas yang berbeda, silakan buka hal 3-26 dan
3-27 untuk petunjuk lengkap
14. Masukkan rasio berbelok pada Kolom (11), lihat rumus pada
halaman 3-28
15. Masukkan rasio UM dengan MV pada Baris (24)-Kolom (12)
dengan cara: pada Baris (23), Kolom (12) dibagi dengan Kolom (9)
24. Masukkan arus lalu lintas total dalam smp/jam pada Kolom
(30), lihat USIG-I Baris (23)-Kolom (10)
25. Masukkan derajat kejenuhan pada Kolom (31) dengan cara:
Kolom (30) / Kolom (28)
26. Masukkan tundaan lalu lintas simpang (DTI) pada Kolom (32),
lihat Gambar C-2:1 di hal 3-40
27. Masukkan tundaan lalu lintas jl utama (DTMA) pada Kolom (33),
lihat Gambar C-2:2 di hal 3-41
28. Masukkan tundaan lalu lintas jl minor (DTMI) pada Kolom (34),
lihat rumus di hal 3-41
29. Masukkan tundaan geometrik simpang (DG) pada Kolom (35),
lihat rumus di hal 3-42
30. Masukkan tundaan simpang (D) pada Kolom (36), lihat rumus
di hal 3-42
31. Masukkan peluang antrian (QP%) pada Kolom (37), lihat
Gambar C:3-1 di hal 3-43
32. Cek sasaran apakah terpenuhi, tuliskan hasilnya pada Kolom
(38)
33. Berikan catatan mengenai perbandingan kondisi perilaku lalu
lintas dengan sasaran pada Kolom (39)