Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PELAKSANAAN PROYEK

2.1 Data Teknis Proyek

Proyek pembangunan gedung perkantoran sewa SS Tower milik BPJS yang berlokasi di
Jl. HR Rasuna Said, Kavling 112 B, Setia Budi, Jakarta Selatan terdiri dari 28 lantai dan 3
basement dengan menggunakan konstruksi beton bertulang. Untuk mempermudah pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, oleh karena itu akan diuraikan secara singkat mengenai data teknis
proyek. Data teknis berikut, yaitu :

2.1.1 Struktur Atap

Atap merupakan bagian dari kontruksi bangunan yang letaknya paling atas dari suatu
bangunan, yang berfungsi melindungi bangunan dari sinar matahari dan air hujan serta
menambah nilai keindahan dari bangunan itu sendiri. Atap yang di gunakan dalam proyek Social
Security Tower dengan menggunakan dak beton dengan tebal 13 cm dan dengan menggunakan
Waterproofing. Dan dibagian atap ini mempunyai bagian estetika yaitu Crown

2.1.2 Strukrur Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).  

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang


tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Tipe UKURAN (mm)


K1 1500 x 600
K2 700 x 300
K3 800 x 800
K4 900 x 900
K5 2150 x 900
K6 800 x 800
K7 1450 x 1450
K8 1300 x 1300
K9 550 x 1200
K10 1700 x 750
K11 650 x 1500
K12 900 x 500
K13 1000 x 750
K14 1200 x 550
K15 300 x 300
K16 700 x 300
K17 1200 x 550
K18 300 x 300
K19 1500 x 600
K20 750 x 300
K21 550 x 1200
K22 1300 x 1300
K23 1300 x 1300
K24 800 x 800
K25 2150 x 900

 
2.1.3 Struktur Balok

Balok adalah elemen struktural yang tugas utamanya memikul beban horizontal dan
menyalurkannya beban plat dan berat balok itu sendiri ke kolom . Balok juga berfungsi juga
untuk mengikat kolom-kolom aga tetap kaku jika terjadi gempa.

Proyek Mall Pesona Square Depok menggunakan balok beton bertulang dengan mutu
beton fc’ 40MPa dengan berbagai macam dimensi. Tipe-tipe balok yang digunakan sebagai
berikut:

Jenis Ukuran Jenis Ukuran


B 21 300 x 700 G1 400 x 700
B 22 300 x 800 G2 400 x 800
B 23 300 x 700 G3 700 x 800
B 24 300 x 800 G4 400 x 800
B 25 300 x 500 G5 400 x 900
B 26 300 x 700 G6 650 x 800
B1 250 x 700 G7 850 x 800
B2 250 x 700 G8 500 x 700
B3 250 x 700 G9 500 x 700
B4 250 x 700 G 10 500 x 900
B5 300 x 800 G 11 800 x 800
B6 300 x 800 G 12 800 x 800
B7 300 x 900 G 13 700 x 900
B8 300 x 900 G 14 800 x 800
B9 200 x 300 G 15 800 x 800
B 10 200 x 400 G 16 300 x 900
B 11 300 x 500 G 17 750 x 800
B 12 300 x 500 G 18 800 x 800
B 13 300 x 500 G 19 400 x 800
B 14 300 x 500
B 15 250 x 400
B 16 300 x 400
B 17 200 x 400
B 18 200 x 400
B 19 250 x 700
B 20 250 x 700

2.1.4 Struktur Pelat Lantai

Pelat lantai (slab), merupakan elemen utama yang horizontal yang berfungsi

untuk mentransmisikan beban hidup maupun beban mati yang bekerja pada struktur

kepada balok, baik balok induk maupun balok anak, lalu dari balok beban tersebut

ditransfer lagi menuju kolom. Pada proyek Social Security Tower ini pekerjaan

balok dan pelat dilakukan dengan sistem monolit, yaitu kedua elemen struktur dicor

secara bersamaan. Adapun tebal plat dan mutu beton yang dipakai pada masing-

masing lantai yaitu:

Jenis Ukuran
2.1.5 Struktur Tangga

Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain. Pada bangunan bertingkat tinggi, konstruksi tangga biasanya
diperuntukkan sebagai tangga darurat. Ukuran tangga perlu disesuaikan dengan ketinggian
bangunan sehingga tidak membuat lelah penggunanya saat naik atau turun. Struktur tangga yang
digunakan pada proyek Social Security Tower merupakan tangga beton bertulang dengan mutu
beton fc’ 30 MPa. Detail tangga pada proyek ini sebagai berikut:

2.1.6 Basement

Basement adalah lantai bangunan sebagian atau seluruhnya yang terletak di bawah permukaan
tanah. Basement biasanya digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dan meletakkan peralatan
mekanikal/elektrikal seperti: Water Threatment Plan, Sewage Threatment Plan.. Pada proyek Social
Security Tower memiliki 3 lapisan basement yang digunakan sebagai lahan parkir. Basement ini
menggunakan ground anchor sebanyak 252 buah untuk menahan dinding agar terbentuknya
konstruksi basement.
Pada basement ini harus memiliki sifat waterproof karena basement ini terletak di
elevasi - 12.200 m dibawah permukaan tanah, maka perlu perkerasan pada betonnya untuk
mencegah terjadinya pengikisan pada permukaan tanah akibat adanya gesekan. Dalam
pembangunan basement yang terletak dibawah permukaan tanah tentunya dipersiapkan
dewatering untuk pengendalian air tanah agar air tanah tidak mengganggu dalam proses
pekerjaan konstruksi.

2.1.7 Struktur Fondasi Bore Pile (Bore Pile Fondation)

Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi dalam yang mempunyai bentuk seperti tabung
memanjang yang terdiri dari campuran beton dengan besi bertulang dengan dimensi diameter
tertentu yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran dengan instalasi
pemasangan besi setempat serta pengecoran beton setempat.Panjang tiang pondasi bored pile
harus sampai pada kedalaman dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang disyaratkan
untuk pondasi dasar konstruksi bangunan.Di proyek Social Security Tower ini menggunakan
fondasi Bore Pile dengan mutu beton fc’ 35 dengan kedalaman 25 m dr galian basement.

2.1.8 Ground Water Tank (GWT)

Ground Water Tank (GWT) adalah sebuah kontruksi bawah tanah yang berfungsi untuk
menampung dan mengolah air bersih yang bersumber dari sumur dalam. Pengolahan air
tersebut akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau siap konsumsi seperti
toilet,minum,mandi dan sebagainya. Sistem kerja GWT di proyek Social Secuity Tower adalah
PDAM yang dipompa dengan mesin pemompa ke bak penampung.

GWT ini terletak di


basement 1 proyek
pembangunan Social Security
Tower dengan mutu beton kolom
K-450 dan pelat K-350. Gambar
denah GWT proyek ini sebagai
berikut :
2.1.9 Sewage Treatment Plant (STP)

Sewage Treatment Plant (STP) adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air
bersih yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali seperti untuk menyiram tanaman dan untuk
mencuci mobil. Semakin banyaknya limbah yang dihasilkan, maka perlu adanya pengolahan
limbah untuk selanjutnya dibuang ke saluran air sekitar. Limbah yang telah diolah menjadi lebih
ramah sehingga tidak merusak lingkungan. STP ini menggunakan mutu beton K-400 fc’ 33,20
MPa. Gambar rencana STP proyek ini sebagai berikut:

2.1.10 Struktur Shear Wall

Shear wall adalah elemen struktur inti bangunan yang terdiri dari dinding pemikul dari
dasar bangunan sampai puncak bangunan. Shear wall dirancang untuk menahan geser, gaya
lateral akibat gempa bumi. Struktur jenis ini digunakan pada dinding-dinding yang memerlukan
kekakuan dan ketahanan khusus. Struktur shear wall yang digunakan pada proyek Mall Pesona
Square Depok direncanakan dengan mutu beton K-400 fc’ 33,20 MPa. Tipe-tipe shear wall yang
digunakan adalah sebagai berikut:

2.2 Administras Proyek


Administrasi proyek merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan proyek. Salah
satunya pembuatan laporan berkala dan memfasilitasi antara pihak-pihak yang terkait dalam
suatu pembangunan atau proyek. Administrasi proyek berupa pelelangan, struktur organisasi
proyek, struktur organisasi kontraktor, time schedule, dan laporan pekerjaan.

2.2.1 Pelalangan

Pelalangan adalan adalah suatu kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara
terbuka(untuk umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengumuman resmi. Pelalangan dapat dilakukan beberapa cara yaitu, pelalangan umum,
pelelangan terbuka, pelelangan terbatas, dan penunjukkan langsung.

Pada proyek Social Security Tower di JL. HR. Rasuna Said ini PT. Sinergi Investasi
Properti selaku owner melakukan pelelangan terbuka. Pelelangan terbuka ini melibatkan
beberapa kontraktor seperti PT.PP(persero) Tbk, PT. Wika Gedung, dan PT. Jaya Konstruksi

PT. Sinergi Investasi Propersti selaku owner membentuk panitia lelang dari tim konsultan
untuk menyusun dokumen lelang. Isi dokumen tersebut berisi Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), gambar-gambar perencanaan, menyusun dan menetapkan sistem penilaian dengan bobot
teknis 30 % dan bobot harga 70 %

Pelalangan ini diikuti dengan jaminan uang muka 1 milyar dan jaminan pelaksanaan 5%
dari nilai kontrak. Peserta lelang harus memiliki Daftar Rekanan Mampu (DRM) yaitu pernah
memiliki pengalaman gedung bersertifikat Green Building dan masih aktif membangun dalam 3
tahun terakhir.

Pelelangan ini dilakukan dengan sistem 2 amplop. Amplop pertama berisi administrasi
dan teknis, amplop keda berisi harga penawaran setelah dilakukan penyerahan amplop. Setelah
dilakukan evaluasi dan penilain oleh panitia lelang terhadap dokumen yang diajukan, maka
ditetapkan PT. PP (persero)Tbk sebagai pemenang dengan penawaran harga sebesar
Rp.480.680.000,00,- (PPN 10%) dan dipercayai sebagai kontraktor utama untuk membangun
proyek Social Security Tower
2.2.1.1 Bentuk Kontrak

Pada proyek pembangunan Social Secuity Tower , bentuk kontrak yang digunakan
adalah Lumpsump Fixed Price yang menyatakan bahwa dalam kontrak bentuk ini,
volume pekerjaan asli dalam kontrak boleh diukur kembali dan nilai kontrak tidak boleh
berubah selama tidak ada perubahan pekerjaan yang mengakibatkan pekerjaan bertambah
atau berkurang, nilai kontrak tetap tidak bisa diubah.

2.2.2 Struktur Organisasi Proyek

Keterangan :

Hubungan Kontraktual

Hubungan Fungsional

Adapun penjelasan hubungan dari unsur utama pengelola pelaksanaan proyek tersebut
adalah antara lain sebagai berikut :

1) Hubungan Kontrak

Hubungan Kontraktual adalah hubungan kerjasama yang dilakukan dengan kontrak


antara pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan suatu proyek konstruksi.
Hubungan kontraktual ini bersifat mengikat dengan perjanjian tertulis, berupa
dokumen kontrak dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) yang di tanda-tangan bersama.

a. Hubungan antar pemilik (owner) dengan kontraktor

Hubungan kerja antara pemilik proyek Social Security Tower PT. Sinergi
Investasi Properti dengan kontraktor pelaksana PT. PP (Persero) Tbk adalah
hubungan kerja yang bersifat kontraktual. Kedua belah pihak diikat dengan kontrak,
dimana kontraktor harus memberikan realisasi atau produksi sesuai rencana konsultan
perencana. Pemilik juga harus melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai biaya
pelaksanaan yang tercantum pada dokumen kontrak.

b. Hubungan antara pemilik dengan Konsultan Perencana dan Konsultan


Manajemen Konstruksi

Konsultan yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan suatu ikatan kerja
(kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban dari konsultan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan pemilik dengan baik dan penuh tanggung jawab. Pemilik
berkewajiban untuk memberikan imbalan jasa kepada konsultan berupa pembayaran
yang diatur dalam perjanjian kontrak kerja.

2) Hubungan Fungsional

Hubungan Fungsional adalah hubungan ini dilaksanakan sehubungan dari fungsi


setiap pihak yang terlibat dalam proyek tersebut.

a. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan Kontraktor

Hubungan Konsultan MK dengan Kontraktor adalah hanya sebatas hubungan


fungsional dalam pelaksanaan pekerjaan dimana Konsultan MK menyetujui atau
menolak suatu bahan/material atapun berupa usulan dan Kontraktor wajib
mematuhinya asalkan tidak menyimpang dari kontrak yang telah disepakati.

Adapun antara Konsultan MK dengan Kontraktor melakukan hubungan


fungsional dimana Konsultan MK melakukan pengawasan, pengendalian, dan
koordinator sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang mengikat kepada kontrak
masing-masing, sedangkan Kontraktor menjalankan tugasnya sesuai dengan kontrak
dan bestek yang ada.

Struktur organisasi proyek Social Security Tower terdiri dari beberapa bagian. Bagian-
bagian tersebut memiliki tugas dan wewenangnya sendiri dalam proyek. Berikut tugas dan
wewenang masing-masing :

1) Pemilik Proyek (PT. Sinergi Investasi Properti) memiliki tugas yaitu :


a. Memberikan tugas kepada Kontraktor yang terpilih untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
b. Mengesahkan dan menolak perubahan rencana kerja.
c. Membuat Surat Perintah Kerja.
d. Meminta pertanggungjawaban Pengawas mengenai pelaksanaan berjalannya
dilapangan.
e. Menyediakan dana perencanaan proyek yang akan dibutuhkan pada saat pelaksanaan
proyek.
f. Memilih konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor untuk
melangsungkan pekerjaan proyek.
g. Mengurus dan menyelesaikan masalah ijin-ijin pembangunan proyek.
2) Konsultan Perencana (PT. Patroon Arsindo) memiliki tugas yaitu :
a. Membuat gambar kerja pelaksanaan.
b. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai
pedoman pelaksanaan.
c. Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
d. Memproyeksikan keinginan atau ide pemilik dalam desain bangunan.
e. Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan
dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud diwujudkan.
f. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan
konstruksi.
3) Konsultan Manajemen Konstruksi (PT. Bina Karya & PT. Garis Rancang Bangun)
memiliki tugas yaitu :
a. Melakukan pengawasan secara rutin dalam pelaksanaan pekerjaan proyek.
b. Memberikan persetujuan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c. Dapat memberikan teguran kepada pihak kontraktor apabila terjadi ketidaksesuaian
gambar dengan pelaksanaan dilapangan.
d. Mengoreksi dan menyetujui shop drawing yang akan dikerjakan oleh kontraktor.
e. Mengajukan dan mengusulkan perubahan pekerjaan kepada owner atau menampung
aspirasi owner jika ada keinginan perubahan yang kemudian akan disampaikan
kepada pihak kontraktor.
4) Kontraktor (PT. PP (Persero) Tbk memiliki tugas yaitu :
a. Melakukan semua kegiatan pelaksanaan kosntrusi dengan mengacu pada gambar
rencana kerja dan metode pekerjaan yang telah disepakati.
b. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, alat pendukung lainnya untuk keperluan
selama pembangunan.
c. Dapat bertanggung jawab atas semua pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
d. Menaati rencana kerja dan syarat-syarat yang sudah ditetapkan pada dokumen kerja.
e. Mengajukan permintaan pembayaran sesuai progress kerja.
f. Melaksanakan pekerjaan lapangan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

2.2.3 Struktur Organisasi Kontraktor

Kontraktor utama pada proyek Social Security Tower adalah PT. PP (Persero) Tbk.
Struktur organisasi kontraktor sebagai berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor

Uraian tugas tiap bagian yang dilakukan sebagai berikut :

1) Project Manager (PM)


Project Manager adalah penanggung jawab pada organisasi kontraktor pelaksana yang
bertugas untuk :
a. Memantau proses kegiatan proyek dilapangan dan segera mengambil langkah koreksi
bila terjadi penyimpangan.
b. Mengendalikan dan memastikan pelaksanaan kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
target biaya, mutu, waktu, dan safety.
c. Melaksanakan pengembangan bawahan dan peningkatan disiplin kerja.
d. Menentukan metode kerja sesuai kondisi proyek dan menentukan alternatif metode
kerja untuk efisiensi penggunaan RAP.
e. Mengusulkan supplier/subkontraktor untuk mendukung pelaksanaan proyek.
f. Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan, dan mengendalikan penerapan
peraturan tata tertib, sistem, dan prosedur proyek.
g. Mengevaluasi data teknis dan metode pelaksanaan supplier/subkontraktor dalam
rangka proses persetujuan Tim Proyek/Manajemen Konstruksi.
h. Menyusun pembuatan rencana mutu & K3 termasuk jadwal serta metode kerja,
bersama-sama dengan QC dan Site Engineer Manager pada awal proyek.
i. Mengusulkan perubahan status bawahan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi, dan demosi)
sejauh wewenang yang dimiliki.
2) Quality Control (QC)

Quality Control adalah staff ahli bagian pengendalian dan penjagaan mutu bangunan
yang bertugas untuk :

a. Mempersiapkan dan menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta
rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan dilapangan.
b. Memastikan kegiatan audit dibidang QC.
c. Memastikan kontrol tindak lanjut hasil uji/tes terkait dengan Quality Control.
d. Memastikan kontrol kualitas material dan ketersediaan perlatan kerja.
e. Memastikan dilakukan pemeriksaan kualitas setiap item pekerjaan dilapangan.
f. Memastikan dilakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap
pekerjaan apakah sudah sesuai spek.
g. Memastikan laporan pengecoran dilakukan.
h. Memastikan monitoring hasil pekerjaan dilapangan dilakukan sesuai format
dokumen sistem kualitas atau format dari pemberi tugas.
i. Memastikan kontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
standart kualitas yang telah ditentukan.
3) SHEO (Safety Health and Environment Officer)

SHEO adalah staff ahli bagian kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan yang
bertugas untuk :

a. Bersama dengan Safety Team merencanakan sasaran dan program kerja urusan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b. Merencanakan kebutuhan peralatan K3.
c. Menyusun jadwal inspeksi audit K3 diproyek.
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (RS, Jamsostek, pihak kepolisian dan
aparat setempat).
e. Memberikan penyuluhan program kerja K3 proyek melalui program : Safety
Induction, Safety Morning, dan Tool Box Meeting.
f. Menindaklanjuti kejadian kecelakaan kerja, membuat laporan kecelakaan, investigasi,
dan penyelesaian.
g. Memantau kelayakan alat berat dalam kaitannya dengan keselamatan kerja.
4) Site Engineer Manager (SEM)

Site Engineer Manager adalah kepala bagian teknik yang bertugas untuk :

a. Melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya dan waktu.


b. Melakukan persiapan pekerjaan.
c. Bertanggung jawa terhadap mutu pekerjaan dan hasil akhir.
d. Membuat addendum kontrak (negosiasi, perhitungan, dll).
e. Mewakili Project Manager apabila tidak berada ditempat.
f. Melaksanakan permintaan-permintaan pemilik dalam pelaksanaan proyek dan
membuat laporan yang berkenaan dengan kerugian pekerjaan maupun laporan
keuangan.

5) Site Administration Manager (SAM)


SAM adalah kepala bagian administrasi proyek yang bertugas untuk :
a. Bertanggung jawab dalam masalah keuangan, mengatur/menggerakkan kegiatan
administrasi perusahaan mengenai keuangan, personalia, pemasaran, menetapkan
prosedur administrasi keuangan agar didapat pertanggungjawaban yang sah, serta
pengendalian yang optimal.
b. Mengadakan tugas-tugas peralatan/kendaraan.
c. Melaksanakan pengelolaan, tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh SEM.
d. Memberikan informasi kepada unit-unit lain yang memerlukan.
e. Membuat laporan keuangan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan laporan-
laporan lain yang berhubungan degan tugasnya.
6) Site Operation Manager (SOM)

SOM adalah kepala bagian operasional lapangan yang bertugas untuk :

a. Mengontrol, mengawasi, mengendalikan, dan mengatur semua pekerjaan dilapangan


yang dikerjakan oleh pekerja.
b. Mempersiapkan keperluan dan data-data yang berguna untuk memperlancar
pelaksanaan pekerjaan.
c. Membuat rencana (time schedule) pelaksanaan pekerjaan proyek secara urut, mulai
dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur, sampai pada
pekerjaan atap.
d. Mengatur pemakaian alat, bahan, dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
kelancaran pelaksanaan proyek.
7) Metode

Metode adalah staff ahli bagian perencanaan pelaksanaan yang bertugas untuk :

a. Melakukan pengawasan harian terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor


agar pekerjaan tersebut sesuai dengan perencanaan.
b. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang sedang dikerjakan.
c. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan.
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan mingguan, laporan
bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan, dan lain-lain.
e. Membantu dalam menyiapkan data untuk Final Payment.
8) Quantity Surveyor (QS)

QS adalah staff ahli bagian perhitungan volume, penilaian pekerjaan, dan administrasi
kontrak yang bertugas untuk :

a. Memonitor pelaksaan pekerjaan dilapangan.


b. Membuat laporan kemajuan fisik proyek.
c. Membuat sertifikat bulanan dan data pendukungnya.
d. Menyimpan arsip.
9) Drafter

Drafter adalah staff ahli bagian pembuatan gambar kerja yang bertugas untuk :

a. Menggambar dan mengajukan shop drawing kepada owner/konsultan/main


kontraktor.
b. Membuat as built drawing.
10) Logistik

Logistik adalah staff ahli untuk pengadaan dan penerimaan barang yang bertugas untuk :

a. Mengelola tugas-tugas pengadaan barang.


b. Menandatangani semua dokumen yang berhubungan dengan unitnya dengan paraf
sub urusan masing-masing.
c. Mengajukan approval material.
d. Mencari supplier pengadaan barang.
11) General Superintendent (G.S.P)

GSP adalah kepala bagian pelaksana yang bertugas untuk :

a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan.


b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh staffnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan
tugasnya masing- masing.
12) Structure Superintendent (Structure S.P)

SP adalah staff ahli bagian pelaksanaan struktur yang bertugas untuk :

a. Mempersiapkan gambar-gambar struktur (shop drawing) untuk pelaksanaan


pekerjaan.
b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan di lapangan apabila sewaktu-waktu
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Menentukan bahan bangunan yang akan di gunakan sesuai dengan spesifikasi yang
telah di tentukan.
d. Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan.
13) Surveyor
Surveyor adalah staff ahli bagian pengukuran yang memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
a. Melihat dan mensurvei langsung dilapangan.
b. Mengukur dan mengelola data-data ukur tanah dilapangan.
c. Bertanggung jawab kepada Engineering Manager tentang data dilapangan.
14) Security
a. Menjaga keamanan/keselamatan karyawan dan lokasi kerja.
b. Melakukan tugas pengaturan keluar masuk kendaraan.
c. Melakukan pengecekan ID dan memberikan kartu tamu kepada setiap tamu yang
datang.
d. Menerima dan mendistribusikan surat masuk.
15) Driver
a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain, terkait dalam pemenuhan kebutuhan
transportasi.
b. Melakukan pengiriman barang sesuai dengan surat jalan dan daya angkut kendaraan.
c. Melakukan kegiatan pengantaran/penjemputan tamu/karyawan/dokumen tepat waktu
dan sesuai dengan prosedur.
16) Office Boy
a. Melaksanakan kegiatan kebersihan ruang kerja dan lingkungan kantor.
b. Merawat peralatan makan dan minum termasuk kebersihan pantry.
c. Mempersiapkan ruang rapat.
d. Melakukan pekerjaan fotokopi dokumen.
e. Menyiapkan dan menyediakan makan dan minum karyawan.

2.2.4 Time Schedule

Time Schedule atau rencana waktu kerja adalah sususan perencanaan berupa penjadwalan
waktu pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pekerjaan. Rencana waktu kerja akan
berjalan dengan baik jika didukung dengan kerja sama antar pihak yang bekerja dalam suatu
proyek tersebut dan tidak adanya hambatan-hambatan yang tidak diinginkan. Proyek Social
Security Tower memiliki beberapa schedule untuk mendukung kelancaran proyek seperti master
schedule, rencana harian, dan rencana 2 mingguan.

2.2.4.1 Master Schedule

Master Schedule adalah tahapan rencana pekerjaan proyek mulai dari tahap
pembangunan hingga selesainya proyek yang didalamnya berupa Barchart dan kurva S yang
menunjukkan bobot dari setiap pekerjaan yang berguna untuk melihat perkembangan proyek ke
depannya.

Kurva S adalah sebuah kurva melengkung yang menunjukkan perkembangan proyek


berdasarkan progress yang dicapai dalam setiap periode. Dalam kurva S terdapat sumbu X yang
menunjukkan waktu, sedangkan pada sumbu Y menunjukkan bobot pekerjaan.

Barchart biasanya digunakan pada awal perencanaan proyek. Barchart digunakan untuk
membuat penjadwalan atau menginformasikan urutan pekerjaan. Penggunaan barchart lebih
mudah dibandingkan dengan Activity On Arrow ataupun diagram PDM, sehingga lebih banyak
digunakan. Barchart menunjukkan pekerjaan beserta waktu pelaksanaan dan urutan
pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai