PELAKSANAAN PROYEK
Proyek pembangunan gedung perkantoran sewa SS Tower milik BPJS yang berlokasi di
Jl. HR Rasuna Said, Kavling 112 B, Setia Budi, Jakarta Selatan terdiri dari 28 lantai dan 3
basement dengan menggunakan konstruksi beton bertulang. Untuk mempermudah pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, oleh karena itu akan diuraikan secara singkat mengenai data teknis
proyek. Data teknis berikut, yaitu :
Atap merupakan bagian dari kontruksi bangunan yang letaknya paling atas dari suatu
bangunan, yang berfungsi melindungi bangunan dari sinar matahari dan air hujan serta
menambah nilai keindahan dari bangunan itu sendiri. Atap yang di gunakan dalam proyek Social
Security Tower dengan menggunakan dak beton dengan tebal 13 cm dan dengan menggunakan
Waterproofing. Dan dibagian atap ini mempunyai bagian estetika yaitu Crown
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok.
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
2.1.3 Struktur Balok
Balok adalah elemen struktural yang tugas utamanya memikul beban horizontal dan
menyalurkannya beban plat dan berat balok itu sendiri ke kolom . Balok juga berfungsi juga
untuk mengikat kolom-kolom aga tetap kaku jika terjadi gempa.
Proyek Mall Pesona Square Depok menggunakan balok beton bertulang dengan mutu
beton fc’ 40MPa dengan berbagai macam dimensi. Tipe-tipe balok yang digunakan sebagai
berikut:
Pelat lantai (slab), merupakan elemen utama yang horizontal yang berfungsi
untuk mentransmisikan beban hidup maupun beban mati yang bekerja pada struktur
kepada balok, baik balok induk maupun balok anak, lalu dari balok beban tersebut
ditransfer lagi menuju kolom. Pada proyek Social Security Tower ini pekerjaan
balok dan pelat dilakukan dengan sistem monolit, yaitu kedua elemen struktur dicor
secara bersamaan. Adapun tebal plat dan mutu beton yang dipakai pada masing-
Jenis Ukuran
2.1.5 Struktur Tangga
Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkat vertikal
yang memiliki jarak satu sama lain. Pada bangunan bertingkat tinggi, konstruksi tangga biasanya
diperuntukkan sebagai tangga darurat. Ukuran tangga perlu disesuaikan dengan ketinggian
bangunan sehingga tidak membuat lelah penggunanya saat naik atau turun. Struktur tangga yang
digunakan pada proyek Social Security Tower merupakan tangga beton bertulang dengan mutu
beton fc’ 30 MPa. Detail tangga pada proyek ini sebagai berikut:
2.1.6 Basement
Basement adalah lantai bangunan sebagian atau seluruhnya yang terletak di bawah permukaan
tanah. Basement biasanya digunakan sebagai tempat parkir kendaraan dan meletakkan peralatan
mekanikal/elektrikal seperti: Water Threatment Plan, Sewage Threatment Plan.. Pada proyek Social
Security Tower memiliki 3 lapisan basement yang digunakan sebagai lahan parkir. Basement ini
menggunakan ground anchor sebanyak 252 buah untuk menahan dinding agar terbentuknya
konstruksi basement.
Pada basement ini harus memiliki sifat waterproof karena basement ini terletak di
elevasi - 12.200 m dibawah permukaan tanah, maka perlu perkerasan pada betonnya untuk
mencegah terjadinya pengikisan pada permukaan tanah akibat adanya gesekan. Dalam
pembangunan basement yang terletak dibawah permukaan tanah tentunya dipersiapkan
dewatering untuk pengendalian air tanah agar air tanah tidak mengganggu dalam proses
pekerjaan konstruksi.
Pondasi Bore Pile adalah jenis pondasi dalam yang mempunyai bentuk seperti tabung
memanjang yang terdiri dari campuran beton dengan besi bertulang dengan dimensi diameter
tertentu yang dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran dengan instalasi
pemasangan besi setempat serta pengecoran beton setempat.Panjang tiang pondasi bored pile
harus sampai pada kedalaman dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang disyaratkan
untuk pondasi dasar konstruksi bangunan.Di proyek Social Security Tower ini menggunakan
fondasi Bore Pile dengan mutu beton fc’ 35 dengan kedalaman 25 m dr galian basement.
Ground Water Tank (GWT) adalah sebuah kontruksi bawah tanah yang berfungsi untuk
menampung dan mengolah air bersih yang bersumber dari sumur dalam. Pengolahan air
tersebut akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau siap konsumsi seperti
toilet,minum,mandi dan sebagainya. Sistem kerja GWT di proyek Social Secuity Tower adalah
PDAM yang dipompa dengan mesin pemompa ke bak penampung.
Sewage Treatment Plant (STP) adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air
bersih yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali seperti untuk menyiram tanaman dan untuk
mencuci mobil. Semakin banyaknya limbah yang dihasilkan, maka perlu adanya pengolahan
limbah untuk selanjutnya dibuang ke saluran air sekitar. Limbah yang telah diolah menjadi lebih
ramah sehingga tidak merusak lingkungan. STP ini menggunakan mutu beton K-400 fc’ 33,20
MPa. Gambar rencana STP proyek ini sebagai berikut:
Shear wall adalah elemen struktur inti bangunan yang terdiri dari dinding pemikul dari
dasar bangunan sampai puncak bangunan. Shear wall dirancang untuk menahan geser, gaya
lateral akibat gempa bumi. Struktur jenis ini digunakan pada dinding-dinding yang memerlukan
kekakuan dan ketahanan khusus. Struktur shear wall yang digunakan pada proyek Mall Pesona
Square Depok direncanakan dengan mutu beton K-400 fc’ 33,20 MPa. Tipe-tipe shear wall yang
digunakan adalah sebagai berikut:
2.2.1 Pelalangan
Pelalangan adalan adalah suatu kegiatan pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara
terbuka(untuk umum) dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengumuman resmi. Pelalangan dapat dilakukan beberapa cara yaitu, pelalangan umum,
pelelangan terbuka, pelelangan terbatas, dan penunjukkan langsung.
Pada proyek Social Security Tower di JL. HR. Rasuna Said ini PT. Sinergi Investasi
Properti selaku owner melakukan pelelangan terbuka. Pelelangan terbuka ini melibatkan
beberapa kontraktor seperti PT.PP(persero) Tbk, PT. Wika Gedung, dan PT. Jaya Konstruksi
PT. Sinergi Investasi Propersti selaku owner membentuk panitia lelang dari tim konsultan
untuk menyusun dokumen lelang. Isi dokumen tersebut berisi Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), gambar-gambar perencanaan, menyusun dan menetapkan sistem penilaian dengan bobot
teknis 30 % dan bobot harga 70 %
Pelalangan ini diikuti dengan jaminan uang muka 1 milyar dan jaminan pelaksanaan 5%
dari nilai kontrak. Peserta lelang harus memiliki Daftar Rekanan Mampu (DRM) yaitu pernah
memiliki pengalaman gedung bersertifikat Green Building dan masih aktif membangun dalam 3
tahun terakhir.
Pelelangan ini dilakukan dengan sistem 2 amplop. Amplop pertama berisi administrasi
dan teknis, amplop keda berisi harga penawaran setelah dilakukan penyerahan amplop. Setelah
dilakukan evaluasi dan penilain oleh panitia lelang terhadap dokumen yang diajukan, maka
ditetapkan PT. PP (persero)Tbk sebagai pemenang dengan penawaran harga sebesar
Rp.480.680.000,00,- (PPN 10%) dan dipercayai sebagai kontraktor utama untuk membangun
proyek Social Security Tower
2.2.1.1 Bentuk Kontrak
Pada proyek pembangunan Social Secuity Tower , bentuk kontrak yang digunakan
adalah Lumpsump Fixed Price yang menyatakan bahwa dalam kontrak bentuk ini,
volume pekerjaan asli dalam kontrak boleh diukur kembali dan nilai kontrak tidak boleh
berubah selama tidak ada perubahan pekerjaan yang mengakibatkan pekerjaan bertambah
atau berkurang, nilai kontrak tetap tidak bisa diubah.
Keterangan :
Hubungan Kontraktual
Hubungan Fungsional
Adapun penjelasan hubungan dari unsur utama pengelola pelaksanaan proyek tersebut
adalah antara lain sebagai berikut :
1) Hubungan Kontrak
Hubungan kerja antara pemilik proyek Social Security Tower PT. Sinergi
Investasi Properti dengan kontraktor pelaksana PT. PP (Persero) Tbk adalah
hubungan kerja yang bersifat kontraktual. Kedua belah pihak diikat dengan kontrak,
dimana kontraktor harus memberikan realisasi atau produksi sesuai rencana konsultan
perencana. Pemilik juga harus melakukan pembayaran kepada kontraktor sesuai biaya
pelaksanaan yang tercantum pada dokumen kontrak.
Konsultan yang ditunjuk oleh pemilik proyek diikat dengan suatu ikatan kerja
(kontrak kerja), antara lain berisikan kewajiban dari konsultan untuk melaksanakan
tugas yang diberikan pemilik dengan baik dan penuh tanggung jawab. Pemilik
berkewajiban untuk memberikan imbalan jasa kepada konsultan berupa pembayaran
yang diatur dalam perjanjian kontrak kerja.
2) Hubungan Fungsional
Struktur organisasi proyek Social Security Tower terdiri dari beberapa bagian. Bagian-
bagian tersebut memiliki tugas dan wewenangnya sendiri dalam proyek. Berikut tugas dan
wewenang masing-masing :
Kontraktor utama pada proyek Social Security Tower adalah PT. PP (Persero) Tbk.
Struktur organisasi kontraktor sebagai berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor
Quality Control adalah staff ahli bagian pengendalian dan penjagaan mutu bangunan
yang bertugas untuk :
a. Mempersiapkan dan menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta
rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan dilapangan.
b. Memastikan kegiatan audit dibidang QC.
c. Memastikan kontrol tindak lanjut hasil uji/tes terkait dengan Quality Control.
d. Memastikan kontrol kualitas material dan ketersediaan perlatan kerja.
e. Memastikan dilakukan pemeriksaan kualitas setiap item pekerjaan dilapangan.
f. Memastikan dilakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap
pekerjaan apakah sudah sesuai spek.
g. Memastikan laporan pengecoran dilakukan.
h. Memastikan monitoring hasil pekerjaan dilapangan dilakukan sesuai format
dokumen sistem kualitas atau format dari pemberi tugas.
i. Memastikan kontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
standart kualitas yang telah ditentukan.
3) SHEO (Safety Health and Environment Officer)
SHEO adalah staff ahli bagian kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan yang
bertugas untuk :
a. Bersama dengan Safety Team merencanakan sasaran dan program kerja urusan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b. Merencanakan kebutuhan peralatan K3.
c. Menyusun jadwal inspeksi audit K3 diproyek.
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait (RS, Jamsostek, pihak kepolisian dan
aparat setempat).
e. Memberikan penyuluhan program kerja K3 proyek melalui program : Safety
Induction, Safety Morning, dan Tool Box Meeting.
f. Menindaklanjuti kejadian kecelakaan kerja, membuat laporan kecelakaan, investigasi,
dan penyelesaian.
g. Memantau kelayakan alat berat dalam kaitannya dengan keselamatan kerja.
4) Site Engineer Manager (SEM)
Site Engineer Manager adalah kepala bagian teknik yang bertugas untuk :
Metode adalah staff ahli bagian perencanaan pelaksanaan yang bertugas untuk :
QS adalah staff ahli bagian perhitungan volume, penilaian pekerjaan, dan administrasi
kontrak yang bertugas untuk :
Drafter adalah staff ahli bagian pembuatan gambar kerja yang bertugas untuk :
Logistik adalah staff ahli untuk pengadaan dan penerimaan barang yang bertugas untuk :
Time Schedule atau rencana waktu kerja adalah sususan perencanaan berupa penjadwalan
waktu pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir pekerjaan. Rencana waktu kerja akan
berjalan dengan baik jika didukung dengan kerja sama antar pihak yang bekerja dalam suatu
proyek tersebut dan tidak adanya hambatan-hambatan yang tidak diinginkan. Proyek Social
Security Tower memiliki beberapa schedule untuk mendukung kelancaran proyek seperti master
schedule, rencana harian, dan rencana 2 mingguan.
Master Schedule adalah tahapan rencana pekerjaan proyek mulai dari tahap
pembangunan hingga selesainya proyek yang didalamnya berupa Barchart dan kurva S yang
menunjukkan bobot dari setiap pekerjaan yang berguna untuk melihat perkembangan proyek ke
depannya.
Barchart biasanya digunakan pada awal perencanaan proyek. Barchart digunakan untuk
membuat penjadwalan atau menginformasikan urutan pekerjaan. Penggunaan barchart lebih
mudah dibandingkan dengan Activity On Arrow ataupun diagram PDM, sehingga lebih banyak
digunakan. Barchart menunjukkan pekerjaan beserta waktu pelaksanaan dan urutan
pekerjaannya.