PRELIMINARY DESIGN
63
64
Untuk perhitungan selanjutnya diasumsikan tebal pelat lantai (t) yaitu 110 mm.
bw = 300 mm
H = 500 mm
t = 110 mm
66
= 1,692
𝑏𝑤 𝐻 3 (300)(5003 )
Ib = 𝑘 = 1,692 = 5,287 × 109 mm4
12 12
9,276×109
=
4,991×108
= 10,592
bw = 300 mm
H = 500 mm
t = 110 mm
67
= 1,420
𝑏𝑤 𝐻 3 (300)(5003 )
Ib = 𝑘 = 1,420 = 4,437 × 109 mm4
12 12
4,437×109
=
2,288×108
= 19,394
bw = 250 mm
H = 500 mm
t = 110 mm
68
= 1,776
𝑏𝑤 𝐻 3 (250)(5003 )
Ib = 𝑘 = 1,776 = 4,625 × 109 mm4
12 12
4,625×109
=
3,328×108
= 13,900
69
= 13,620
Berdasarkan persyaratan diatas maka tebal pelat lantai (t) yang digunakan
sebesar 110 mm.
70
= 47,520 kN
b. Berat penutup lantai berupa adukan semen 3 cm dan keramik 1 cm (lantai
1 sampai lantai 8)
Q2 = (0,03 × 21 × 4,5 × 4) + (0,01 × 0,24 × 4,5 × 4)
= 15,660 kN
c. Berat penutup lantai berupa adukan semen 3 cm (lantai atap)
Q3 = 0,03 × 21 × 4,5 × 4
= 11,340 kN
d. Berat balok B1 300/500
300 (500−110)
Q4 = 1000 × × 24 × (2,25 + 2,25 + 1 + 3)
1000
= 23,868 kN
e. Berat balok B2 250/500
250 1 (500−110)
• Lantai 1 dan atap, Q5 = (100 × 2) × × 24 × (2,25 + 2,25)
1000
= 5,265 kN
250 (500−110) 250 1
• Lantai 2 - 8, Q6 = 100 × 1000
× 24 × (2,25) + (100 × 2) ×
(500−110)
× 24 × (2,25)
1000
= 7,898 kN
g. Berat plafond dan rangka
Q7 = 0,18 × 4,5 × 4
= 3,240 kN
h. Berat mekanikal dan elektrikal
Q8 = 0,25 × 4,5 × 4
= 4,500 kN
72
i. Berat dindin pasangan batako berlubang (HB 10 cm) dan plesteran 2 × 1,5
cm
• Lantai 1, Q9 = (1,2 × 4 × 4,5) + (2 × 0,015 × 21 × 4 × 4,5)
= 32,940 kN
• Lantai 2 - 8, Q10 = (1,2 × 4 × 9,75) + (2 × 0,015 × 21 × 4 ×
9,75)
= 71,370 kN
Untuk menghitung nilai beban ultimit (Pu) setiap lantai digunakan kombinasi
pembebanan Pu = 1,2D + 1,6L yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
= 192,000 kN
Sehingga, total beban ultimit (Pu) yang bekerja pada kolom lantai 1 adalah:
Pu = Pu1 + Pu2 + Pu3 + Pu4 + Pu5 + Pu6 + Pu7 + Pu8 + Pu atap + 1,2 Wk
= 245,920 + 335,605 + 335,605 + 335,605 + 335,605 + 335,605 + 335,605 +
335,605 + 147,640 + (1,2 × 192,000)
= 2973,191 kN
74
Kekuatan desain kolom harus memenuhi salah satu persyaratan yaitu 𝜙Pn ≥
Pu. Kekuatan tekan aksial nominal Pn tidak boleh melebihi Pn maks sesuai Tabel 2.29
dimana untuk komponen nonprategang dengan tulangan tranversal berupa
sengkang persegi, nilai Pn maksnya adalah 0,80Po.
𝜙Pn = Pu
𝜙Pn maks = Pu
𝜙(0,80Po) = Pu
𝜙[0,80 × (0,85fc'(Ag − Ast) + fyAst)] = Pu
0,65[0,80 × (0,85 × 30(Ag − 0,01Ag) + 420 × 0,01Ag)] = Pu
15,311Ag = Pu
𝑃
𝑢
Ag = 15,311
Keterangan:
𝜙 = Faktor reduksi kekuatan (0,65)
fc' = Mutu beton (30 MPa)
fy = Mutu baja (420 MPa)
Ag = Luas penampang kolom (mm2)
Ast = 0,01Ag
Sehingga, luas penampang kolom yang diperlukan adalah:
𝑃
𝑢
Ag = 15,311
2973,191×103
= 15,311
= 194.181,551 mm2
Sperlu = √𝐴𝑔
= √194.181,551
= 440,660 mm
Karena Srencana > Sperlu, maka dimensi kolom 500 mm × 500 mm dapat digunakan.
75
Keterangan:
RTT = Waktu perjalanan bolak-balik lift atau round trip time (detik)
h = Tinggi antar lantai (m)
s = Kecepatan rata-rata lift (m/detik)
n = Jumlah lantai dalam satu zona
m = Kapasitas lift (orang)
78
Keterangan:
WT = Waktu tunggu atau waiting time (detik)
RTT = Waktu perjalanan bolak-balik lift atau round trip time (detik)
N = Jumlah lift
3. Daya angkut (handling capacity)
Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatannya yang
diukur untuk jangka waktu 5 menit pada jam sibuk (rush hour).
5×60×𝑚
HC =
𝑊𝑇
Keterangan:
HC = Daya angkut atau handling capacity (orang/detik)
m = Kapasitas lift (orang)
WT = Waktu tunggu atau waiting time (detik)
Beban puncak lift (L) dihitung berdasarkan persentase pendekatan terhadap
jumlah penghuni gedung yang harus diangkut lift dalam waktu 5 menit pada
jam sibuk yaitu:
a. Perkantoran = 4% × jumlah penghuni gedung (4 m2/orang)
b. Flat = 3% × jumlah penghuni gedung (3 m2/orang)
c. Hotel = 5% × jumlah penghuni gedung (5 m2/orang)
79
= 121 detik
3. Beban puncak lift
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
L = 4% × 4
5328
= 4% × 4
= 53,28 ≈ 54 orang
4. Jumlah lift
5×60×𝑚 𝑅𝑇𝑇
HC = , dengan WT =
𝑊𝑇 𝑁
300×𝑚×𝑁
HC = , dengan Daya angkut (HC) = Beban puncak lift (L)
𝑅𝑇𝑇
300×𝑚×𝑁
L = 𝑅𝑇𝑇
Sehingga, jumlah lift (N) yang diperlukan pada gedung ini yaitu:
𝐿×𝑅𝑇𝑇
N = 300×𝑚
54×121
= 300×11
= 1,98 ≈ 2 buah
Tabel 4.4 Kategori Risiko Bangunan Gedung Kantor Kedinasan Lantamal XII
Mempawah
Sumber : SNI 1726-2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Nongedung
Keterangan:
di = ketebalan total dari lapisan tanah 0 − 30 m;
Ni = tahanan penetrasi standar untuk tanah non kohesif, kohesif atau batuan.
Adapun pada Tabel 4.6 berikut ini merupakan hasil perhitungan nilai
N−SPT tanah berdasarkan data bor log yang telah diberikan.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Nilai N−SPT
Nilai Rasio
Lapisan Tebal Lapisan Kedalaman Nilai
Lapisan
Tanah ke (n) Tanah (di) (m) Tanah (m) N−SPT
N−SPT (di/Ni)
1 9 9 2 4,500
2 6 15 3 2,000
3 3 18 4 0,750
4 3 21 7 0,429
5 3 24 8 0,375
6 3 27 14 0,214
7 3 30 31 0,097
Σ 30 8,365
Adapun kemudian berdasarkan persamaan di atas, didapatkan nilai
̅) sebesar:
tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata (𝑁
𝑛
̅ = ∑𝑖=1 𝑑𝑑𝑖 = 30 = 3,587 < 15
𝑁 𝑛
∑𝑖=1 𝑖 8,365
𝑁𝑖
Sumber : SNI 1726-2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Nongedung
telah ditentukan sebelumnya, maka dalam hal ini adapun nilai koefisien situs
untuk periode pendek dan periode 1,0 detik (Fa dan Fv) adalah sebagai berikut:
a. Koefisien situs untuk periode pendek, Fa = 2,4
b. Koefisien situs untuk periode 1,0 detik, Fv = 4,2
Nilai parameter respons spektral percepatan pada periode pendek (SMS)
dan periode 1,0 detik (SM1) dapat dihitung berdasarkan persamaan (2.1) dan
(2.2) sebagai berikut.
SMS = Fa . Ss SM1 = Fv . S1
= 2,4 × 0,1272 = 4,2 × 0,0475
= 0,305 g = 0,200 g
Nilai parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek (SDS)
dan pada periode 1,0 detik (SD1) dihitung berdasarkan persamaan (2.3) dan
(2.4) sebagai berikut.
2 2
SDS = 3 SMS SD1 = 3 SM1
2 2
= 3 × 0,305 = 3 × 0,200
= 0,204 g = 0,133 g
b. Nilai Ts
𝑆 0,133
Ts = 𝑆𝐷1 = 0,204 = 0,653 detik
𝐷𝑆
d. Untuk periode yang lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil
dari atau sama dengan Ts (T0 ≤ T ≤ Ts)
Sa = SDS
e. Untuk periode lebih besar dari Ts, tetapi lebih kecil atau sama dengan TL (Ts
< T ≤ TL)
𝑆𝐷1
Sa = 𝑇
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Periode, T (detik)