Anda di halaman 1dari 84

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Umum


Dalam analisa perhitungan struktur Hotel Golden Tulip yang
menggunakan aplikasi SAP 2000 V.14 dengan data masukan yang sudah
ditentukan. Dari hasil analisa berupa gaya-gaya dalam struktur, berupa gaya
aksial dan momen maksimum dari analisa tersebut digunakan sebagai acuan
dalam perencanaan Hotel Golden Tulip menggunakan kolom persegi dan
kolom bulat.
4.2.1 Pemodelan Struktur 3D dengan SAP 2000 V.14
a. Struktur kolom persegi b. Struktur kolom bulat

Gambar 4.1 Pemodelan Struktur


4.2 Data Masukan
4.2.2 Data Perencanaan
Adapun data yang digunakan dalam perencanaan sebagai berikut :
a. Data Perimer
Data perimer adalah data yang diberikan oleh dosen teknik sipil
yang berkaitan dengan Hotel Golden Tulip yang bertempet dijalan
Jendral Sudirman No.40, Kecapatan Selaparang , Kota Mataram NTB .

66
1. Gambar bistek
 Denah kolom
 Denah balok
 Denah atap dan denah balok atap.
2. Mutu beton yang digunakan ′ = 30 Mpa

3. Modulus elastisitas Ec = 4700√ ′ = 25742.960 Mpa


4. Modulus elastisitas baja = 200.000 Mpa
5. Mutu baja yang digunakan 𝑓𝑦 = 240 Mpa ( tulangan geser 𝑓𝑦 <
10 mm)
6. Mutu baja yang digunakan 𝑓𝑦 = 400 Mpa ( tulangan geser 𝑓𝑦 Ø >
10 mm)
7. Bangunan terletak diatas tanah sedang.
b. Data skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku atau
referensi yang terkait dan peraturan peraturan serta literatur yang yang
menujang penyelesaian tugas skripsi ini.
4.2.3 Peraturan Perencanaan
Dalam perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-
2847-2012)
b. Standar perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI
03-1726-2012)
c. Peraturan pembebanan indonesia untutuk gedung (PPIUG 1983)
4.2.4 Proses Perencanaan
Pengerjaan tugas skripsi ini menggunakan kajian literatur dan langkah-
langkah perencanaan sebagai berikut :
a. Beban yang diterima struktur, mengacu kepada peraturan pembebanan
indonesia untuk gedung (PPIUG 1983).
b. Analisa beban gempa menggunakan respons spektrum

67
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000 V.14 untuk
mengoperasikan program SAP 2000 V.14 dilakukan pemodelan
struktur sebagai berikut :
1. Struktur menggunakan jenis portal
2. Pembebanan pada plat lantai dan atap meliputi beban hidup dan
beban mati
3. Dinding sebagai beban mati yang menggunakan metode
pembebanan merata
4. Pembebanan tangga dan bordes meliputi beban hidup dan beban
mati yang menggunakan metode pembebanan merata.
5. Kombinasi pembebanan yang digunakan antara lain :
a. 1,4DL
b. 1,2DL+1,6LL
c. 1,2DL+1,6LL+1,0EQx+0,3EQy
d. 1,2DL+1,6LL+1,0EQx-0,3EQy
e. 1,2DL+1,6LL-1,0EQx+0,3EQy
f. 1,2DL+1,6LL-1,0EQx-0,3EQy
g. 1,2DL+1,0LL+0,3EQx+1,0EQy
h. 1,2DL+1,0LL+0,3EQx-1,0EQy
i. 1,2DL+1,0LL-0,3EQx+1,0EQy
j. 1,2DL+1,0LL-0,3EQx-1,0EQy
k. 0,9DL+1,0EQx+0,3EQy
l. 0,9DL+1,0EQx-0,3EQy
m. 0,9DL-1,0EQx+0,3EQy
n. 0,9DL-1,0EQx-0,3EQy
o. 0,9DL+0,3EQx+1,0EQy
p. 0,9DL+0,3EQx-1,0EQy
q. 0,9DL-0,3EQx+1,0EQy
r. 0,9DL-0,3EQx-1,0Eqy
Keterangan
DL = Beban mati

68
LL = Beban hidup
EQx = Beban gempa arah X
Eqy = Beban gempa arah Y
4.3 Perhitungan Beban Gempa Dinamik Respon Spectrum
Adapun analisis respon spectrum wilayah gempa, dapat ditemukan
secara otomatis melalui alamat website, www.puskim.pu.go.id lokasi
bangunan termasuk kelas situs SE (kondisi tanah lunak). Adapun gambar
grafik respon spectrum tanah lunak. Nilai percepatan spektral di permukaan
dari gempa Risk Targeted Maximum Condisider Earthquake dengan
probabilitas keruntuhan bangunan 1% dalam 50 tahun lokasi gedung Hotel
Golden Tulip (Lat : -8.564806742842475, Long : 166.12088561058044).

Gambar. 4.2 Grafik Respons Spektrum Tanah lunak Lokasi Hotel Golden
Tulip Mataram. (Sumber : Website Puskim Pu)
Prameter percepatan respons gempa batuan dasar yang dipetakan hasil
Output Website Puskim PU terhadap kondisi tanah lunak :
- PGA = 0.437
- 𝑠𝑠 (g) = 0.962
-𝑠 (g) = 0.386
- 𝐹𝑎 (g) = 0.946
- 𝐹𝑣 (g) = 2.458

69
- 𝑠𝑀𝑠 (g) = 0.910
- 𝑠𝑀 (g) = 0.948
-𝑠 (g) = 0.607
-𝑠 (g) = 0.632
- (detik) = 0.208
- (detik) = 1.042

4.3.1 Imput Data Respon Spektrum


Adapun langkah yang dilakukan sebelum mengimput data respons
spektrum ke dalam aplikasi SAP 2000 V.14 terlebih dahulu menyiapkan data
yang diperoleh dari website, www.puskim.pu.go.id.
4.4 Perencanaan Struktur
4.4.1. Mendimensi Elmen Struktur
a. Balok
Balok induk
 Balok melintang
h= 𝑚𝑚

b= 𝑚𝑚
jadi dimensi balok melintang 350/650 mm
 Balok memanjang
h= 𝑚𝑚

b= 𝑚𝑚
jadi dimensi balok memanjang 400/800 mm
b. Kolom
Kolom lantai 1-2
 b kolom = b balok melintang + 200
= 350 + 200
= 550 mm
( ) a
 h kolom = x a a
( )

70
= 550 x

= 550 x 1.723
= 947.650 mm 950 mm
jadi dimensi kolom 550/950 mm

Kolom lantai 3-5


 b kolom = b balok melintang + 150
= 350 + 150
= 500 mm
( ) a
 h kolom = x a a
( )

= 500 x

= 500 x 1.723
= 861.50 mm 900 mm
jadi dimensi kolom 500/900 mm
Kolom lantai 6-8
 b kolom = b balok melintang + 100
= 350 + 100
= 450 mm
( ) a
 h kolom = x a a
( )

= 450 x

= 450 x 1.723
= 775.350 mm 800 mm
jadi dimensi kolom 450/800 mm
Kolom lantai 9-11
 b kolom = b balok melintang + 50
= 350 + 50
= 400 mm

71
( ) a
 h kolom = x a a
( )

= 400 x

= 400 x 1.723
= 689.20 mm 700 mm
jadi dimensi kolom 400/700 mm
4.4.2. Perencanaan Pelat

Gambar 4.3 Denah dan type pelat lantai 1-11


a. Perencanaan Tebal Pelat Lantai
Lny = Ly – 2 (1/2 x b balok melintang )
= 9500 – 2 (1/2 x 350)
= 9150 mm

72
Lnx = Lx – 2 (1/2 x b balok memanjang )
= 7300 – 2 (1/2 x 400)
= 6900 mm

β =

= 1.326
( )
hmin =
( )
=

= 153.544 mm
( )
hmax =

( )
=

= 204.444 mm
Nilai tebal pelat yaitu 153.544 < h < 204.444. jadi tebal pelat
lantai yang digunakan 160 mm
b. Pembebanan Pelat Lantai
1. Beban mati
Tebal pelat lantai (t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat keramik t = 10 mm = 0.01 x 24 = 0.240 kN/m2
Berat plafond dan M&E = 18 kg = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5.360 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Fungsi gedung = hotel = 250 kg/m² = 2,50 kN/m²
Total beban hidup = 2,50 kN/m²
3. Beban terfaktor pelat
qU = 1.2 qD + 1.6 qL
= 1.2 x 5.360 + 1.6 x 2.500 = 10.432 kN2

73
c. Menghitung Momen Pelat
1. Pelat type 1 ukuran 9.5 cm x 7.3 cm
Perhitungan momen pelat permeter lebar pada pelat dua arah,
karna pelat lantai dicor samaan dengan balok, maka semua sisi
pelat dianggap terjepit penuh.
β = 1.326 dilihat pada table momen pelat.
( )
Lapangan.X = 31 + x ( 1.326 – 1.3) = 31.78
( )
( )
Lapangan.Y = 19 + x ( 1.326 – 1.3) = 18.74
( )
( )
Tumpuan.X = 69 + x ( 1.326 – 1.3) = 70.04
( )
( )
Tumpuan.Y = 57 + x ( 1.326 – 1.3) = 57.00
( )

Mlx = 0.001 x qU x Lx2 x X


= 0.001 x 10.432 x 7.32 x 31.78
= 17.669 kNm
Mly = 0.001 x qU x Lx2 x X
= 0.001 x 10.432 x 7.32 x 18.74
= 10.417 kNm
Mtx = -0.001 x qU x Lx2 x X
= -0.001 x 10.432 x 7.32 x 70.04
= -20.709 kNm
Mty = -0.001 x qU x Lx2 x X
= -0.001 x 10.432 x 7.32 x 57.00
= -31.688 kNm
d. Perhitungan Penulangan Pelat Lantai
Data-data yang digunakan :
 Kuat tekan beton f´C = 30 MPa
 Tegangan leleh baja fy = 240 MPa
 Momen tumpuan arah x Mtx = 20.709 kNm
 Momen lapangan arah x Mlx = 17.669 kNm

74
 Momen tumpuan arah y Mty = 31.688 kNm
 Momen lapangan arah y Mly = 10.417 kNm
 Tebal pelat lantai h = 160 mm
b = 1000 mm
 Tulangan arah x D = 10 mm
 Tulangan arah y D = 10 mm
Ø = 0,8
β = 0,85
1. Penulangan Lapangan Arah X
 Mlx = 17.669 kNm
 Digunakan tulangan D10
 dsx = P + 1/2 Ø tulangan = 20 + 1/2 (10) = 25 mm
 dx = h – dsx = 160 – 25 = 135 mm

 Mn = = = 22.086 kNm

 ρx = ( √ )

= ( √ )

= 0.1062 x 0.0487
= 0.005
Keterangan = β < 1,5 = ρmin = 1,4/2.fy
= β > 1,5 = ρmin = 1,4/fy
Nilai β = 1.326 < 1,5 maka ρmin = 1.4/2.400
= 0.00175
Syarat ρ > ρmin, jika ρ < ρmin maka digunakan ρ
min
0.005 > 0.00175 …… OK
 menghitung luas tulangan
ASx = ρx . b . dx = 0.005 x 1000 x 135 = 675 mm2
 Menghitung jarak tulangan

75
Smin = 4/3. Ø kerikil = 4/3 x 50 = 66.667 mm
Smax = 2. Tebal pelat = 2 x 160 = 320 mm
( )
S =

( )
=

= 116. 296 mm 100 mm


 Menghitung luas tulangan yang digunakan
( )
Asx =

( )
=

= 785 mm2
Jadi tulangan yang dipakai D10 ~ 100 mm
2. Penulangan Lapangan Arah Y
 Mly = 10.417 kNm
 Digunakan tulangan D10
 dsy = P + 1/2 Ø tulangan = 20 + 1/2 (10) + 10 = 35 mm
 dy = h – dsy = 160 – 35 = 125 mm

 Mn = = = 13.021 kNm

 ρy = ( √ )

= ( √ )

= 0.1062 x 0.0332
= 0.003
Keterangan = β < 1,5 = ρmin = 1,4/2.fy
= β > 1,5 = ρmin = 1,4/fy
Nilai β = 1.326 < 1,5 maka ρmin = 1.4/2.400
= 0.00175

76
Syarat ρ > ρmin, jika ρ < ρmin maka digunakan ρ
min
0.003 > 0.00175 …… OK
 menghitung luas tulangan
ASy = ρy . b . dy = 0.003 x 1000 x 125 = 375 mm2
 Menghitung jarak tulangan
Smin = 4/3. Ø kerikil = 4/3 x 50 = 66.667 mm
Smax = 2. Tebal pelat = 2 x 160 = 320 mm
( )
S =

( )
=

= 209.333 mm 200 mm
 Menghitung luas tulangan yang digunakan
( )
Asy =

( )
=

= 392.50 mm2
Jadi tulangan yang dipakai D10 ~ 200 mm
3. Penulangan Tumpuan Arah X
 Mtx = 20.709 kNm
 Digunakan tulangan D10
 dsx = P + 1/2 Ø tulangan = 20 + 1/2 (10) = 25 mm
 dx = h – dsx = 160 – 25 = 135 mm

 Mn = = = 25.886 kNm

 ρx = ( √ )

= ( √ )

77
= 0.1062 x 0.0573
= 0.006
Keterangan = β < 1,5 = ρmin = 1,4/2.fy
= β > 1,5 = ρmin = 1,4/fy
Nilai β = 1.326 < 1,5 maka ρmin = 1.4/2.400
= 0.00175
Syarat ρ > ρmin, jika ρ < ρmin maka digunakan ρ
min
0.006 > 0.00175 ……OK
 menghitung luas tulangan
ASx = ρy . b . dx = 0.006 x 1000 x 135 = 810 mm2
 Menghitung jarak tulangan
Smin = 4/3. Ø kerikil = 4/3 x 50 = 66.667 mm
Smax = 2. Tebal pelat = 2 x 160 = 320 mm
( )
S =

( )
=

= 96.913 mm 90 mm
 Menghitung luas tulangan yang digunakan
( )
Asx =

( )
=
= 872.222 mm2
Jadi tulangan yang dipakai D10 ~ 90 mm
4. Penulangan Tumpuan Arah Y
 Mty = 31.688 kNm
 Digunakan tulangan D10
 dsy = P + 1/2 Ø tulangan = 20 + 1/2 (10) + 10 = 35 mm
 dy = h – dsy = 160 – 35 = 125 mm

 Mn = = = 39.610 kNm

78
 ρy = ( √ )

= ( √ )

= 0.1062 x 0.1049
= 0.0111
Keterangan = β < 1,5 = ρmin = 1,4/2.fy
= β 0.0111> 1,5 = ρmin = 1,4/fy
Nilai β = 1.326 < 1,5 maka ρmin = 1.4/2.400
= 0.00175
Syarat ρ > ρmin, jika ρ < ρmin maka digunakan ρ
min
0.0111 > 0.00175 ……OK
 menghitung luas tulangan
ASy = ρy . b . dy = 0.0111 x 1000 x 125 = 1387 mm2
 Menghitung jarak tulangan
Smin = 4/3. Ø kerikil = 4/3 x 50 = 66.667 mm
Smax = 2. Tebal pelat = 2 x 160 = 320 mm
( )
S =

( )
=

= 56.596 mm 50 mm
 Menghitung luas tulangan yang digunakan
( )
Asy =

( )
=

= 1570 mm2
Jadi tulangan yang dipakai D10 ~ 50 mm
Perhitungan pelat type lain selanjutnya ditabelkan dengan cara yang sama.

79
Table 4.1 Momen Pelat Lantai
MLx MLy Mtx Mty
No Type pelat
(kNm) (kNm) (kNm) (kNm)

1 Pelat 9.5 x 7.3 17.669 10.417 -20.709 -31.688

2 Pelat 7.3 x 6 10.978 7.357 -20.709 -21.185

3 Pelat 9.5 x 3.65 5.837 1.112 -20.709 -7.922

4 Pelat 6 x 3.65 5.388 1.892 -20.709 -7.922

Table 4.2 Penulangan Pelat Lantai


Bentang X Bentang Y
NO Type pelat Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
(mm) (mm) (mm) (mm)
Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10
1 Pelat 9.5 x 7.3 S = 90 S = 100 S = 50 S = 200
As = 872.222 As = 785 As = 1570 As = 392.50
Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10
2 Pelat 7.3 x 6 S = 90 S = 180 S = 80 S = 250
As = 872.222 As = 431.318 As = 981.250 As = 314
Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10
3 Pelat 9.5 x 3.65 S = 90 S = 400 S = 300 S =300
As = 872.222 As = 258.125 As = 261.667 As = 261.667
Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10 Tul Pokok D 10
4 Pelat 6 x 3.65 S = 90 S = 350 S = 300 S = 600
As = 872.222 As = 224.285 As = 261.667 As = 130.833

80
e. Pembebanan Portal
1. Beban mati
Tebal pelat lantai (t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat keramik t = 10 mm = 0.01 x 24 = 0.240 kN/m2
Berat plafond dan M&E = 18 kg = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5.360 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Fungsi gedung = hotel = 250 kg/m² = 2,50 kN/m²
Total beban hidup = 2,50 kN/m²

Gambar 4.4 Pelat lantai 1


 Perhitungan pelat type 1 ukuran 9.5 m x 7.3 m
Perataan pembebanan pelat 2 arah

81
L = 9.500 m
L/2 = 4.750 m
h = 3.650 m
a = 3.650 m
b = 1.100 m

1. Diagram bidang pembebanan awal


Q1 = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661 m2
Q2 = luas segiempat = 3.650 x 1.100 = 4.015 m2
RA = Q1+Q2 = 6.661 + 4.015 = 10.676 m2
Mc1 = RA (L/2) – Q1 (a/3 + b) – Q2 (b/2)
= 10.676 (9.5/2) – 6.661 (3.650/3 + 1.100) – 4.015
(1.100/2)
= 33.071 m3 ……………………….persamaan 1
2. Diagram bidang setelah merata
Mc = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 90.25
= 11.281 heq………………………persamaan 2
Persamaan 1 = Persamaan 2
33.071 = 11.281 heq
heq = 33.071/11.281
= 2.931 m

82
 Perataan pembebanan pelat type 1

L = 7.300 m
L/2 = 3.650 m
a = 3.650 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661m2
RA = Q = 6.661 m2
Mc1 = RA . (L/2) –Q (a/3)
= 6.661(7.300/2) – 6.661 (3.650/3)
= 16.208 m3 …………………………..persamaan 1
2. Diagram bidang pembebanan setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 53.29
= 6.661 heq …………………………… persamaan 2
Persamaan1 = Persamaan 2
16.661 = 6.661 heq
heq = 16.208/6.661
= 2.443 m
Perhitungan selanjutnya perataan beban pelat ekuivalent di tabelkan dengan cara
yang sama

83
Tabel 4.3 Perataan Beban Ekuivalen Pelat Lantai 1
L L/2 A b Q1 Q2 Mc1 Mc2 heq
Dimensi
Bentuk m m M M m² m² m³ m³ M
pelat

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
1
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
2
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
3
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
4
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
5
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
6
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
7
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
8
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
9
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
10
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

9.5 Travesium 9.5 4.75 1.825 2.925 1.665 5.338 19.575 11.281 1.735
11
3.65 Segitiga 3.65 1.825 1.825 0 1.665 0 2.026 1.665 1.217

6 Travesium 6 3 1.825 1.175 1.665 2.144 7.199 4.5 1.6


12
3.65 Segitiga 3.65 1.825 1.825 0 1.665 0 2.026 1.665 1.217

 Pembebanan Portal
Portal Pinggir memanjang (Portal 1X)
Balok L = 7.3 m
Dimensi balok yang digunakan 400 x 800

84
a. Beban pelat = 5.360 x 2.324 = 12.456 kN/m
= 5.360 x 0.000 = 0.000 kN/m
b. Beban dinding = 0.15 x 3.800 x 17 = 9.690 kN/m
Beban mati qD1 = 22.146 kN/m
c. Beban hidup lanti = 2.50 x 2.324 = 5.810 kN/m
= 2.50 x 0.000 = 0.000 kN/m
Beban hidup qL1 = 5.810 kN/m
Perhitungan selanjutnya di tabelkan dengan cara yang sama.
Tabel 4.4 Pembebanan Portal Lantai 1
Beban Mati
Beban Beban Beban Hidup
L (BP + BD)
Dimensi Letak Pelat Dinding Lantai
Balok Portal
M kN/m kN/m kN/m kN/m

400 PPMA
1 7.3 12.457 9.69 5.81 22.147
800 (1X)

400 PPMA
2 7.3 13.041 9.69 6.083 22.731
800 (2X)

400 PPMA
3 3.65 6.523 9.69 3.043 16.213
800 (3X)

400 PPMA
4 3.65 6.523 9.69 3.043 16.213
800 (4X)

400 PDMA
5 7.3 25.498 9.69 11.892 35.188
800 (5X)

400 PDMA
6 3.65 13.046 9.69 6.084 22.736
800 (6X)

350 PDMT
7 6 10.72 9.69 5 20.41
650 (1Y)

350 PPMT
8 6 8.576 9.69 4 18.266
650 (2Y)

9 350 9.5 PPMT 9.3 9.69 4.338 18.99

85
650 (3Y)

350 PDMT
10 6 21.44 9.69 10 31.13
650 (4Y)

350 PDMT
11 6 19.296 9.69 9 28.986
650 (5Y)

350 PDMT
12 9.5 25.015 9.69 11.667 34.705
650 (6Y)

350 PDMT
13 9.5 31.431 9.69 14.66 41.121
650 (7Y)

350 PDMT
14 9.5 15.715 9.69 7.33 25.405
650 (8Y)

 Perhitungan Beban Balok Lantai 2


1. Beban mati
Tebal pelat lantai (t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat keramik t = 10 mm = 0.01 x 24 = 0.240 kN/m2
Berat plafond dan M&E = 18 kg = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5.360 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Fungsi gedung = hotel = 250 kg/m² = 2,50 kN/m²
Total beban hidup = 2,50 kN/m²

86
Gambar 4.5 Pelat Lantai 2
 Perhitungan pelat type 1 ukuran 9.5 m x 7.3 m
Perataan pembebanan pelat 2 arah

L = 9.500 m
L/2 = 4.750 m
h = 3.650 m
a = 3.650 m
b = 1.100 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q1 = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661 m2
Q2 = luas segiempat = 3.650 x 1.100 = 4.015 m2
RA = Q1+Q2 = 6.661 + 4.015 = 10.676 m2
Mc1 = RA (L/2) – Q1 (a/3 + b) – Q2 (b/2)

87
= 10.676 (9.5/2) – 6.661 (3.650/3 + 1.100) – 4.015
(1.100/2)
= 33.071 m3 …………………….persamaan 1
2. Diagram bidang setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 90.25
= 11.281 heq…………………...persamaan 2
Persamaan 1 = Persamaan 2
33.071 = 11.281 heq
heq = 33.071/11.281
= 2.931 m
 Perataan pembebanan pelat type 1

L = 7.300 m
L/2 = 3.650 m
a = 3.650 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661m2
RA = Q = 6.661 m2
Mc1 = RA . (L/2) –Q (a/3)
= 6.661(7.300/2) – 6.661 (3.650/3)
= 16.208 m3 …………………… persamaan 1
2. Diagram bidang pembebanan setelah merata

88
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 53.29
= 6.661 heq ……………….…… persamaan 2
Persamaan1 = Persamaan 2
16.661 = 6.661 heq
heq = 16.208/6.661
= 2.443 m
Perhitungan selanjutnya perataan beban pelat ekuivalent di tabelkan dengan cara
yang sama
Tabel 4.5 Perataan Beban Ekuivalen Lantai 2
L L/2 A b Q1 Q2 Mc1 Mc2 heq
Dimensi
Bentuk m m M M m² m² m³ m³ M
pelat

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
1
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
2
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
3
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
4
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

9.5 Travesium 9.5 4.75 3.65 1.1 6.661 4.015 33.072 11.281 2.932
5
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 6.661 0 16.209 6.661 2.433

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
6
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
7
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
8
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324
9
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

10 7.3 Travesium 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.484 6.661 2.324

89
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

9.5 Travesium 9.5 4.75 1.825 2.925 1.665 5.338 19.575 11.281 1.735
11
3.65 Segitiga 3.65 1.825 1.825 0 1.665 0 2.026 1.665 1.217

6 Travesium 6 3 1.825 1.175 1.665 2.144 7.199 4.5 1.6


12
3.65 Segitiga 3.65 1.825 1.825 0 1.665 0 2.026 1.665 1.217

 Pembebanan Portal
Portal Pinggir memanjang (Portal 1X)
Balok L = 7.3 m
Dimensi balok yang digunakan 400 x 800
a. Beban pelat = 5.360 x 2.324 = 12.456 kN/m
= 5.360 x 0.000 = 0.000 kN/m
b. Beban dinding = 0.15 x 6.400 x 17 = 16.320 kN/m
Beban mati qD1 = 28.776 kN/m
c. Beban hidup lanti = 2.50 x 2.324 = 5.810 kN/m
= 2.50 x 0.000 = 0.000 kN/m
Beban hidup qL1 = 5.810 kN/m
Perhitungan selanjutnya di tabelkan dengan cara yang sama.
Tabel 4.6 Pembebanan Portal Lantai 2
Beban Mati
Beban Beban Beban Hidup
L (BP + BD)
Dimensi Letak Pelat Dinding Lantai
Balok Portal
m kN/m kN/m kN/m kN/m

400 PPMA
1 7.3 12.457 16.32 5.81 28.777
800 (1X)

400 PPMA
2 7.3 13.041 16.32 6.083 29.361
800 (2X)

400 PPMA
3 3.65 6.523 16.32 3.043 22.843
800 (3X)

400 PPMA
4 3.65 6.523 16.32 3.043 22.843
800 (4X)

9 400 7.3 PDMA 25.498 16.32 11.892 41.818

90
800 (5X)

400 PDMA
11 3.65 13.046 16.32 6.084 29.366
800 (6X)

350 PDMT
12 6 10.72 16.32 5 27.04
650 (1Y)

350 PPMT
13 6 8.576 16.32 4 24.896
650 (2Y)

350 PPMT
14 9.5 9.3 16.32 4.338 25.62
650 (3Y)

350 PDMT
17 6 21.44 16.32 10 37.76
650 (4Y)

350 PDMT
20 6 19.296 16.32 9 35.616
650 (5Y)

350 PDMT
21 9.5 25.015 16.32 11.667 41.335
650 (6Y)

350 PDMT
22 9.5 31.431 16.32 14.66 47.751
650 (7Y)

350 PDMT
23 9.5 15.715 16.32 7.33 32.035
650 (8Y)

 Perhitungan Beban Balok Lantai 3


1. Beban mati
Tebal pelat lantai (t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat keramik t = 10 mm = 0.01 x 24 = 0.240 kN/m2
Berat plafond dan M&E = 18 kg = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5.360 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Fungsi gedung = hotel = 250 kg/m² = 2,50 kN/m²

91
Total beban hidup = 2,50 kN/m²

Gambar 4.6 Pelat Lantai 3


 Perhitungan pelat type 1 ukuran 9.5 m x 7.3 m
Perataan pembebanan pelat 2 arah

L = 9.500 m
L/2 = 4.750 m
h = 3.650 m
a = 3.650 m
b = 1.100 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q1 = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661 m2
Q2 = luas segiempat = 3.650 x 1.100 = 4.015 m2
RA = Q1+Q2 = 6.661 + 4.015 = 10.676 m2

92
Mc1 = RA (L/2) – Q1 (a/3 + b) – Q2 (b/2)
= 10.676 (9.5/2) – 6.661 (3.650/3 + 1.100) – 4.015
(1.100/2)
= 33.071 m3 …………………….persamaan 1
2. Diagram bidang setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 90.25
= 11.281 heq…………………...persamaan 2
Persamaan 1 = Persamaan 2
33.071 = 11.281 heq
heq = 33.071/11.281
= 2.931 m
 Perataan pembebanan pelat type 1

L = 7.300 m
L/2 = 3.650 m
a = 3.650 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661m2
RA = Q = 6.661 m2
Mc1 = RA . (L/2) –Q (a/3)
= 6.661(7.300/2) – 6.661 (3.650/3)
= 16.208 m3 …………………… persamaan 1

93
2. Diagram bidang pembebanan setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 53.29
= 6.661 heq ……………….…… persamaan 2
Persamaan1 = Persamaan 2
16.661 = 6.661 heq
heq = 16.208/6.661
= 2.443 m
Perhitungan selanjutnya perataan beban pelat ekuivalent di tabelkan dengan cara
yang sama.
Tabel 4.7 Perataan Beban Ekuivalen Lantai 3
L L/2 A b Q1 Q2 Mc1 Mc2 heq
Dimensi
Bentuk m m M M m² m² m³ m³ M
pelat
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
1
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
2
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
3
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
4
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
5
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 15.48 2.32


6 7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4

94
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
7
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
8
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
9
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
10
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 1.82 2.92 1.66 5.33 19.57 11.28 1.73


9.5 9.5 4.75
m 5 5 5 8 5 1 5
11
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7

Travesiu 1.82 1.17 1.66 2.14


6 6 3 7.199 4.5 1.6
m 5 5 5 4
12
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7

 Pembebanan Portal
Portal Pinggir memanjang (Portal 1X)
Balok L = 7.3 m
Dimensi balok yang digunakan 400 x 800
1. Beban pelat = 5.360 x 2.324 = 12.456 kN/m
= 5.360 x 0.000 = 0.000 kN/m
2. Beban dinding = 0.15 x 4.500 x 17 = 11.475 kN/m
Beban mati qD1 = 23.931 kN/m
3. Beban hidup lanti = 2.50 x 2.324 = 5.810 kN/m
= 2.50 x 0.000 = 0.000 kN/m
Beban hidup qL1 = 5.810 kN
Perhitungan selanjutnya di tabelkan dengan cara yang sama.

95
Tabel 4.8 Pembebanan portal lantai 3
Beban Mati
Beban Beban Beban Hidup
L (BP + BD)
Dimensi Letak Pelat Dinding Lantai
Balok Portal
m kN/m kN/m kN/m kN/m

400 PPMA
1 7.3 12.457 11.475 5.81 23.932
800 (1X)

400 PPMA
2 7.3 13.041 11.475 6.083 24.516
800 (2X)

400 PPMA
3 3.65 6.523 11.475 3.043 17.998
800 (3X)

400 PPMA
4 3.65 6.523 11.475 3.043 17.998
800 (4X)

400 PDMA
9 7.3 25.498 11.475 11.892 36.973
800 (5X)

400 PDMA
11 3.65 13.046 11.475 6.084 24.521
800 (6X)

350 PDMT
12 6 10.72 11.475 5 22.195
650 (1Y)

350 PPMT
13 6 8.576 11.475 4 20.051
650 (2Y)

350 PPMT
14 9.5 9.3 11.475 4.338 20.775
650 (3Y)

350 PDMT
17 6 21.44 11.475 10 32.915
650 (4Y)

350 PDMT
20 6 19.296 11.475 9 30.771
650 (5Y)

350 PDMT
21 9.5 25.015 11.475 11.667 36.49
650 (6Y)

22 350 9.5 PDMT 31.431 11.475 14.66 42.906

96
650 (7Y)

350 PDMT
23 9.5 15.715 11.475 7.33 27.19
650 (8Y)

 Perhitungan Beban Balok Lantai 4 - 10


1. Beban mati
Tebal pelat lantai (t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat keramik t = 10 mm = 0.01 x 24 = 0.240 kN/m2
Berat plafond dan M&E = 18 kg = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5.360 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Fungsi gedung = hotel = 250 kg/m² = 2,50 kN/m²
Total beban hidup = 2,50 kN/m²

Gambar 4.7 Pelat Lantai 4-10


 Perhitungan pelat type 1 ukuran 9.5 m x 7.3 m
Perataan pembebanan pelat 2 arah

97
L = 9.500 m
L/2 = 4.750 m
h = 3.650 m
a = 3.650 m
b = 1.100 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q1 = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661 m2
Q2 = luas segiempat = 3.650 x 1.100 = 4.015 m2
RA = Q1+Q2 = 6.661 + 4.015 = 10.676 m2
Mc1 = RA (L/2) – Q1 (a/3 + b) – Q2 (b/2)
= 10.676 (9.5/2) – 6.661 (3.650/3 + 1.100) – 4.015
(1.100/2)
= 33.071 m3 …………………….persamaan 1
2. Diagram bidang setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 90.25
= 11.281 heq…………………...persamaan 2
Persamaan 1 = Persamaan 2
33.071 = 11.281 heq
heq = 33.071/11.281
= 2.931 m

98
 Perataan pembebanan pelat type 1

L = 7.300 m
L/2 = 3.650 m
a = 3.650 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661m2
RA = Q = 6.661 m2
Mc1 = RA . (L/2) –Q (a/3)
= 6.661(7.300/2) – 6.661 (3.650/3)
= 16.208 m3 …………………… persamaan 1
3. Diagram bidang pembebanan setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 53.29
= 6.661 heq ……………….…… persamaan 2
Persamaan1 = Persamaan 2
16.661 = 6.661 heq
heq = 16.208/6.661
= 2.443 m
Perhitungan selanjutnya perataan beban pelat ekuivalent di tabelkan dengan cara
yang sama

99
Tabel 4.9 Perataan Beban Ekuivalen Lantai 4-10
Dimensi L L/2 a b Q1 Q2 Mc1 Mc2 heq
Bentuk
pelat M m m M m² m² m³ m³ M
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
1
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
2
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
3
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
4
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
5
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3
Travesiu 15.48 2.32
7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
6 m 4 4
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2
Travesiu 15.48 2.32
7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
7 m 4 4
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2
Travesiu 15.48 2.32
7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
8 m 4 4
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2
Travesiu 15.48 2.32
7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
9 m 4 4
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2
Travesiu 15.48 2.32
7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
10 m 4 4
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2
Travesiu 1.82 2.92 1.66 5.33 19.57 11.28 1.73
9.5 9.5 4.75
m 5 5 5 8 5 1 5
11
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7
Travesiu 1.82 1.17 1.66 2.14
6 6 3 7.199 4.5 1.6
m 5 5 5 4
12
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7

100
 Pembebanan Portal
Portal Pinggir memanjang (Portal 1X)
Balok L = 7.3 m
Dimensi balok yang digunakan 400 x 800
1. Beban pelat = 5.360 x 2.324 = 12.456 kN/m
= 5.360 x 0.000 = 0.000 kN/m
2. Beban dinding = 0.15 x 3.600 x 17 = 9.180 kN/m
Beban mati qD1 = 21.636 kN/m
2. Beban hidup lanti = 2.50 x 2.324 = 5.810 kN/m
= 2.50 x 0.000 = 0.000 kN/m
Beban hidup qL1 = 5.810 kN/m
Perhitungan selanjutnya di tabelkan dengan cara yang sama.
Tabel 4.10 Pembebanan Portal Lantai 4-10
Beban Beban Beban Hidup Beban Mati
Dimensi L Letak Pelat Dinding Lantai (BP + BD)
Balok Portal
m kN/m kN/m kN/m kN/m
400 PPMA
1 7.3 12.457 9.18 5.81 21.637
800 (1X)
400 PPMA
2 7.3 13.041 9.18 6.083 22.221
800 (2X)
400 PPMA
3 3.65 6.523 9.18 3.043 15.703
800 (3X)
400 PPMA
4 3.65 6.523 9.18 3.043 15.703
800 (4X)
400 PDMA
9 7.3 25.498 9.18 11.892 34.678
800 (5X)
400 PDMA
11 3.65 13.046 9.18 6.084 22.226
800 (6X)
350 PDMT
12 6 10.72 9.18 5 19.9
650 (1Y)
350 PPMT
13 6 8.576 9.18 4 17.756
650 (2Y)
350 PPMT
14 9.5 9.3 9.18 4.338 18.48
650 (3Y)
17 350 6 PDMT 21.44 9.18 10 30.62

101
650 (4Y)
350 PDMT
20 6 19.296 9.18 9 28.476
650 (5Y)
350 PDMT
21 9.5 25.015 9.18 11.667 34.195
650 (6Y)
350 PDMT
22 9.5 31.431 9.18 14.66 40.611
650 (7Y)
350 PDMT
23 9.5 15.715 9.18 7.33 24.895
650 (8Y)

 Perhitungan Beban Balok Lantai Atap


1. Beban Mati
Tebal pelat lantai ( t) = 160 mm
Berat sendiri pelat = 0,16 x 24 = 3,840 kN/m²
Berat spasi = 0,05 x 22 = 1,100 kN/m²
Berat plafond dan M&E = 0,18 = 0,180 kN/m²
Total beban mati = 5,080 kN/m²
2. Beban hidup lantai
Beban hidup atap = 100 kg/m² = 1,00 kN/m²
Total beban hidup = 1.00 kN/m²

Gambar 4.8 Pelat Lantai Atap

102
 Perhitungan pelat type 1 ukuran 9.5 m x 7.3 m
Perataan pembebanan pelat 2 arah

L = 9.500 m
L/2 = 4.750 m
h = 3.650 m
a = 3.650 m
b = 1.100 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q1 = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661 m2
Q2 = luas segiempat = 3.650 x 1.100 = 4.015 m2
RA = Q1+Q2 = 6.661 + 4.015 = 10.676 m2
Mc1 = RA (L/2) – Q1 (a/3 + b) – Q2 (b/2)
= 10.676 (9.5/2) – 6.661 (3.650/3 + 1.100) – 4.015
(1.100/2)
= 33.071 m3 …………………….persamaan 1
2. Diagram bidang setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 90.25
= 11.281 heq…………………...persamaan 2
Persamaan 1 = Persamaan 2
33.071 = 11.281 heq
heq = 33.071/11.281
= 2.931 m

103
 Perataan pembebanan pelat type 1

L = 7.300 m
L/2 = 3.650 m
a = 3.650 m
1. Diagram bidang pembebanan awal
Q = luas segitiga = 0.500 x 3.650 x 3.650 = 6.661m2
RA = Q = 6.661 m2
Mc1 = RA . (L/2) –Q (a/3)
= 6.661(7.300/2) – 6.661 (3.650/3)
= 16.208 m3 …………………… persamaan 1
2. Diagram bidang pembebanan setelah merata
Mc2 = 1/8 x heq x L2
= 1/8 x heq x 53.29
= 6.661 heq ……………….…… persamaan 2
Persamaan1 = Persamaan 2
16.661 = 6.661 heq
heq = 16.208/6.661
= 2.443 m
Perhitungan selanjutnya perataan beban pelat ekuivalent di tabelkan dengan cara
yang sama.

104
Tabel 4.11 Perataan Beban Ekuivalen Lantai Atap
L L/2 a b Q1 Q2 Mc1 Mc2 heq
Dimensi
Bentuk M m m M m² m² m³ m³ M
pelat
Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93
9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
1
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
2
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
3
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
4
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 6.66 4.01 33.07 11.28 2.93


9.5 9.5 4.75 3.65 1.1
m 1 5 2 1 2
5
6.66 16.20 2.43
7.3 Segitiga 7.3 3.65 3.65 0 0 6.661
1 9 3

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
6
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
7
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
8
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 15.48 2.32


7.3 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 6.661
m 4 4
9
6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

10 7.3 Travesiu 7.3 3.65 3 0.65 4.5 1.95 15.48 6.661 2.32

105
m 4 4

6 Segitiga 6 3 3 0 4.5 0 9 4.5 2

Travesiu 1.82 2.92 1.66 5.33 19.57 11.28 1.73


9.5 9.5 4.75
m 5 5 5 8 5 1 5
11
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7

Travesiu 1.82 1.17 1.66 2.14


6 6 3 7.199 4.5 1.6
m 5 5 5 4
12
1.82 1.82 1.66 1.21
3.65 Segitiga 3.65 0 0 2.026 1.665
5 5 5 7

 Pembebanan Portal
Portal Pinggir memanjang (Portal 1X)
Balok L = 7.3 m
Dimensi balok yang digunakan 400 x 800
1. Beban pelat = 5.080 x 2.324 = 11.806 kN/m
= 5.080 x 0.000 = 0.000 kN/m
2. Beban dinding = 0.13 x 3.600 x 17 = 9.180 kN/m
Beban mati qD1 = 20.985 kN/m
3. Beban hidup lanti = 1.00 x 2.324 = 2.324 kN/m
= 1.00 x 0.000 = 0.000 kN/m
Beban hidup qL1 = 2.324 kN/m
Perhitungan selanjutnya di tabelkan dengan cara yang sama.
Tabel 4.12 Pembebanan Portal Lantai Atap
Beban Mati
Beban Beban Beban Hidup
L (BP + BD)
Dimensi Letak Pelat Dinding Lantai
Balok Portal
m kN/m kN/m kN/m kN/m

400 PPMA
1 7.3 11.806 9.18 2.324 20.986
800 (1X)

400 PPMA
2 7.3 12.36 9.18 2.433 21.54
800 (2X)

106
400 PPMA
3 3.65 6.182 9.18 1.217 15.362
800 (3X)

400 PPMA
4 3.65 6.182 9.18 1.217 15.362
800 (4X)

400 PDMA
9 7.3 24.166 9.18 4.757 33.346
800 (5X)

400 PDMA
11 3.65 12.365 9.18 6.084 21.545
800 (6X)

350 PDMT
12 6 10.16 9.18 5 19.34
650 (1Y)

350 PPMT
13 6 8.128 9.18 4 17.308
650 (2Y)

350 PPMT
14 9.5 8.814 9.18 4.338 17.994
650 (3Y)

350 PDMT
17 6 20.32 9.18 10 29.5
650 (4Y)

350 PDMT
20 6 18.288 9.18 9 27.468
650 (5Y)

350 PDMT
21 9.5 23.708 9.18 11.667 32.888
650 (6Y)

350 PDMT
22 9.5 29.789 9.18 14.66 38.969
650 (7Y)

350 PDMT
23 9.5 14.894 9.18 2.932 24.074
650 (8Y)

Keterangan :
PPMA = Portal pinggir memanjang
PDMA = Portal dalam memanjang
PPMT = Portal pinggir melintang
PDMT = Portal dalam melintang

107
4.4.3. Analisa berat sendiri struktur
Berat per level bangunan dianggap 1 masa bandul

a. Berat level 1 lantai 2


Dinding melintang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah

= 3.8 x 0.15 x 17 x 19.20 x 7


= 1302.336 kN
Dinding memanjang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 3.8 x 0.15 x 17 x 42.55 x 7
= 2886.167 kN
Balok memanjang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.4 x 0.8 x 24 x 42.55 x 7
= 2287.488 kN
Balok melintang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.35 x 0.65 x 24 x 19.20 x 7
= 733.824 kN
Plat lantai = tebal x luas total pelat x γbeton
= 0.16 x (42.55 x 19.20) x 24
= 3137.126 kN

108
Kolom = h x b x h x γbeton x jumlah
= 3.8 x 0.55 x 0.95 x 24 x 30
= 1429.560 kN
Spesi = tebal x luas total x γspesi
= 0.05 x (42.55 x 19.20) x 21
= 857.808 kN
Keramik = tebal x luas total x γkeramik
= 0.01 x (42.55 x 19.20) x 24
= 196.070 kN
Plafond = luas total x γplafond
= (42.55 x 19.20) x 0.18
= 147.053 kN
Total berat level 1 lantai 2 = 12977.650 kN

b. Berat level 2 lantai 3


Dinding melintang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 6.4 x 0.15 x 17 x 19.20 x 7
= 2193.408 kN
Dinding memanjang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 6.4 x 0.15 x 17 x 42.55 x 7
= 4860.912 kN
Balok memanjang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.4 x 0.8 x 24 x 42.55 x 7
= 2287.488 kN
Balok melintang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.35 x 0.65 x 24 x 19.20 x 7
= 733.824 kN
Plat lantai = tebal x luas total pelat x γbeton
= 0.16 x (42.55 x 19.20) x 24
= 3137.126 kN
Kolom = h x b x h x γbeton x jumlah

109
= 6.4 x 0.55 x 0.95 x 24 x 30
= 2407.680 kN
Spesi = tebal x luas total x γspesi
= 0.05 x (42.55 x 19.20) x 21
= 857.808 kN
Keramik = tebal x luas total x γkeramik
= 0.01 x (42.55 x 19.20) x 24
= 196.070 kN
Plafond = luas total x γplafond
= (42.55 x 19.20) x 0.18
= 147.053 kN

Total berat level 2 lantai 3 = 16821.100 kN


c. Berat level 3 lantai 4
Dinding melintang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 4.5 x 0.15 x 17 x 19.20 x 7
= 1542.240kN
Dinding memanjang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 4.5 x 0.15 x 17 x 42.55 x 7
= 3417.829 kN
Balok memanjang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.4 x 0.8 x 24 x 42.55 x 7
= 2287.488 kN
Balok melintang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.35 x 0.65 x 24 x 19.20 x 7
= 733.824 kN
Plat lantai = tebal x luas total pelat x γbeton
= 0.16 x (42.55 x 19.20) x 24
= 3137.126 kN
Kolom = h x b x h x γbeton x jumlah
= 4.5 x 0.5 x 0.9 x 24 x 30

110
= 1458 kN
Spesi = tebal x luas total x γspesi
= 0.05 x (42.55 x 19.20) x 21
= 857.808 kN
Keramik = tebal x luas total x γkeramik
= 0.01 x (42.55 x 19.20) x 24
= 196.070 kN
Plafond = luas total x γplafond
= (42.55 x 19.20) x 0.18
= 147.053 kN

Total berat level 2 lantai 3 = 13777.108 kN


d. Berat level 4 - lantai 10
Dinding melintang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 3.6 x 0.15 x 17 x 19.20 x 7
= 1233.792 kN
Dinding memanjang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 3.6 x 0.15 x 17 x 42.55 x 7
= 2734.263 kN
Balok memanjang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.4 x 0.8 x 24 x 42.55 x 7
= 2287.488 kN
Balok melintang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.35 x 0.65 x 24 x 19.20 x 7
= 733.824 kN
Plat lantai = tebal x luas total pelat x γbeton
= 0.16 x (42.55 x 19.20) x 24
= 3137.126 kN
Kolom = h x b x h x γbeton x jumlah
= 3.6 x 0.45 x 0.8 x 24 x 30
= 933.120 kN

111
Spesi = tebal x luas total x γspesi
= 0.05 x (42.55 x 19.20) x 21
= 857.808 kN
Keramik = tebal x luas total x γkeramik
= 0.01 x (42.55 x 19.20) x 24
= 196.070 kN
Plafond = luas total x γplafond
= (42.55 x 19.20) x 0.18
= 147.053 kN
Total berat level 4 lantai 10 = 12260.289 kN
e. Berat level 10 lantai atap
Dinding melintang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 3.6 x 0.15 x 17 x 19.20 x 7
= 1233.792 kN
Dinding memanjang = tinggi x tebal x γdinding x panjang x jumlah
= 3.6 x 0.15 x 17 x 42.55 x 7
= 2734.263 kN
Balok memanjang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.4 x 0.8 x 24 x 42.55 x 7
= 2287.488 kN
Balok melintang = b x h x γbalok x panjang x jumlah
= 0.35 x 0.65 x 24 x 19.20 x 7
= 733.824 kN
Plat lantai = tebal x luas total pelat x γbeton
= 0.16 x (42.55 x 19.20) x 24
= 3137.126 kN
Kolom = h x b x h x γbeton x jumlah
= 3.6 x 0.4 x 0.7 x 24 x 30
= 725.760 kN
Plafond = luas total x γplafond
= (42.55 x 19.20) x 0.18

112
= 147.053 kN
Total berat level 10 lantai atap = 10998.9 kN
Total berat gedung = lev1+ lev2 + lev3 + lev4 + lev5 + lev6 + lev7 + lev8
+
lev9 + lev10 + lev11 atap
= 12977.650 + 16821.100 + 13777.108 + 12260.289 +
12260.289 + 12260.289 + 12260.289 + 12260.289 +
= 12260.289 + 12260.289 + 10998.9
= 140396.700 Kn
4.4.4. Penulangan Balok
Balok 51 (Balok 400/800)
Data-data yang digunakan
Mu (+) lapangan = 1074.111 kNm
Mu (-) tumpuan = 1300.940 kNm
Gaya geser maksimum Vu = 732.766 kNm
Mutu beton f´c = 30 kNm
Mutu baja tulangan fy = 400 kNm
Mutu baja tulangan sengkang fys = 240 kNm
Diameter tulangan lentur D = 25 mm
Diameter tulangan geser Ø = 10 mm
Dimensi balok bw = 400 mm
h = 800 mm
Lebar balok = 9500 mm
Tebal selimut beton ds = 40
Ø = 0,8 tulangan lentur
= 0,75 tulangan geser
d´ = ds + Ø + 0,5 D
= 40 + 10 + 0,5 x 25
= 62,5 mm
d = h - d´
= 800 – 62.5

113
= 737.5 mm
a. Bagian tumpuan
Perhitungan tulangan dengan menanggap menggunakan tulangan tarik
Mu (-) tumpuan = 1300.940 kNm

Mn (-) = 1626.175 kNm

 Perhitungan Tulangan Tarik

ρ = ( √ )

= ( √ )

= 0.1062 x 0.3568
= 0.0379
AS =ρxbxd
= 0.0379 x 400 x 737.5
= 11180.50 mm2

n =

= 22.788 24 buah tulangan

AS perlu = n x x π x D2

= 24 x x x 252

= 11775

ρ perlu =

= 0.0399

114
 Perhitungan Tulangan Tekan
Untuk mengantisifasi dimana momon untuk tumpuan positif,
diberikan tulangan sengkang, tulangan sengkang umumnya diambil 1/3
tulangan tarik dan minimal 2 buah, sehingga dicoba menggunakan 8
buah tulangan tekan dengan D25.

A´s =nx x π x D2

=8x x x 252

= 3925

ρ´ =

= 0.0133
Cek dektalitas
Untuk f´c = 30 MPa, maka ρmin dihitung dengan :

ρmin =

=
= 0.0010
𝑥𝑓
ρmax = 0.75x 𝑓𝑦
𝑥 ⌈β ( )⌉ + ρ´

= 0.75x ⌈ ( )⌉ + 0.0133

= 0.0797 x 0.6204
= 0.0494
Control dimana :
ρmin ≤ ρ perlu ≤ ρmax
0.0010 ≤ 0.0399 ≤ 0.0494…………..OK
cek tulangan tekan sudah lelah atau belum

ρ- ≥ 𝑥 ( )

115
≥ 𝑥 ( )

0.0399 - 0.0133 ≥ 0.00546


0.0266 ≥ 0.00546 ………………..OK
Karna tulangan tekan sudah leleh maka dapat disimpulkan f´s = fy
Menghitung nilai Mn

a =

= 184.705
𝑎
Mn = 0,85 x f´c x b x a ( )+ x f´s ( )

= 0,85 x 30 x 400 x 184.705 ( ) + 3925 x 240

( )
= 1851302084 Nmm 1851.302 kNm
Sarat Mn ≥ Mn(-)
1851.302 ≥ 1626.175………………OK
b. Bagian lapangan ( balok T)
Mu (+) lapangan = 1074.111 kNm

Mn (+) =

= 1342.638 kNm
bc untuk (balok T)
Menentukan lebar efektif bc untuk balok T, yang diambil terkecil antara :

 bc ≤ L = = x 9500 = 2375 mm

 bc ≤ bw + 16.t = 400 + 16 x 160 = 2960 mm


 bc ≤ bw + Ln = 400 + 9150 = 9550 mm
Diambil bc terkecil = 2375 mm
Dicoba a = t

Mn = 0.85 x f´c x bc x a ( )

116
= 0.85 x 30 x 2375 x 160 x (737.5 - )

= 6371175000 Nmm
= 6371.18 KNm
Cek Mn ≥ Mn (+)
6371.18 ≥ 1342.638 ( Balok T semu)
Keterangan : Jika Mn ≥ Mn (+) maka balok T semu (a ≤ t)
Jika Mn ≤ Mn (+) maka balok T murni (a ≥ t)

ρ = ( √ )

= ( √ )

= 0.1062 x 0.0416
= 0.0044
AS = ρ x bc x d
= 0.0044 x 2375 x 737.5
= 7706.875 mm2

n =

= 15.708 16 buah tulangan

AS perlu =nx x π x D2

= 16 x x x 252

= 7850 mm2

ρ perlu =

= 0.0266

a =

117
=

= 31.108 mm
Asumsi awal a ≤ t
31.108 ≤ 160
a
Mn = As perlu x fy ( )

= 7850 x 240 ( )

= 1360146264 Nmm
= 1360.146 kNm
Cek Mn ≥ Mn (+)
1360.146 ≥ 1342.638 ………………..OK
 Perhitungan Tulangan Tekan
Untuk mengantisifasi dimana momon untuk tumpuan positif,
diberikan tulangan sengkang, tulangan sengkang umumnya diambil 1/3
tulangan tarik dan minimal 2 buah, sehingga dicoba menggunakan 6
buah tulangan tekan dengan D25.

A´s =6x x π x D2

=6x x x 252

= 2943.750

ρ´ =

= 0.0100
Cek dektalitas
Untuk f´c = 30 MPa, maka ρmin dihitung dengan :

ρmin =

=
= 0.0010

118
𝑥𝑓
ρmax = 0.75x 𝑓𝑦
𝑥 ⌈β ( )⌉ + ρ´

= 0.75x ⌈ ( )⌉ + 0.0100

= 0.0797 x 0.6171
= 0.0492
Control dimana :
ρmin ≤ ρ perlu ≤ ρmax
0.0010 ≤ 0.0266 ≤ 0.0492…………..OK
cek tulangan tekan sudah lelah atau belum

ρ- ≥ ( )

≥ ( )

0.0266 - 0.0100 ≥ 0.00546

0.0166 ≥ 0.00546………………..OK
Karna tulangan tekan sudah leleh maka dapat disimpulkan f´s = fy
Menghitung nilai Mn

a =

= 115.441 mm
𝑎
Mn = 0,85 x f´c x b x a ( )+ x f´s ( )

= 0,85 x 30 x 400 x 115.441( ) + 2943.750 x 240

( )
= 1377326638 Nmm 1377.327 kNm
Sarat Mn ≥ Mn +
1377.327 ≥1342.638 ………………..OK
 Perhitungan Tulangan Geser
1. Bagian Tumpuan
Vu = 732.776 kNm

119
Vn = = = 977.021 kNm

Vc = √ x bw x d

= √ x 400 x 737.5

= 269.296 kN
Vs = Vn – Vc
= 977.021 – 269.296
= 707.725
Kontrol
Vs < 4 x Vc
707.725 < 4 x 269.296
707.725 < 1077.184……….OK

Av = n x x π x Tul.sengkang2

=2x x 3.14 x 102

= 157 mm2
Jarak sengkang S

S =

= 39.265 35 mm
Batas S
 Batas S maksimum, jarak sengkang yang dipilih yang terkecil :
S < 16 x x tul. Pokok = 16 x 25 = 400 mm
< 48 x x tul. Sengkang = 48 x 10 = 480 mm
< Smax = bw = 400 mm
Sehingga dari 3 kriteria tersebut dipilih nilai terkecil yaitu = 400 mm
 Batas S minimum, jarak sengkang yang dipilih yang terbesar :
S > x kerikil = x 40 = 53.33 mm

120
> Smin = 25 mm
> Smin = tul. Pokok = 25 mm
Sehingga dari 3 kriteria tersebut dipilih nilai terbesar yaitu = 53.33
mm
2. Bagian Lapangan
Vu = 650.699 kN

Vn = = = 867.558 kN

Vc = √ x bw x d

= √ x 400 x 737.5

=269.296 kN
Vs = Vn – Vc
= 867.558 – 269.296
= 598.262 kN
Kontrol
Vs < 4 x Vc
598.262 < 4 x 269.296
598.262 < 1077.184……….OK

Av = 2 x x π x Tul.sengkang2

=2x x 3.14 x 102

= 157 mm2
Jarak sengkang S

S =

= 46.449 45 mm
Karna jarak sengkang tidak boleh melebihi dari 400 mm.
Sehingga digunakan S sebagai jarak sengkang untuk tumpuan yaitu :
35 mm ( Ø10 – 35).

121
Sehingga digunakan S sebagai jarak sengkang untuk lapangan yaitu :
45 mm ( Ø10 – 45).
Cek bentang tulangan geser :

Av = 2 x x π x Tul.sengkang2

=2x x 3.14 x 102

= 157 mm2

Vs yang digunakan =

= 793.971 > Vs = 707.725….OK

Vs yang digunakan =

= 617.533 > Vs = 598.262 ….OK

4.5 Analisa Kolom Persegi dan Kolom Bulat


4.5.1 Analisa kolom persegi
a. Kolom 34. 550 x 950 Kolom Pinggir Lantai 2
Pada perencanaan gedung kali ini dengan menggunakan kolom
persegi menggunakan bantuan aplikasi SAP 2000 V.14. hasil data
yang diperoleh berupa gaya-gaya dalam kolom yang meliputi momen,
geser, aksial dan sebagainya sesuai dengan kombinasi pembebanan
yang sudah ditentukan.
Data–data yang digunakan :
 Kuat tekan beton f´c = 30 MPa
 Tegangan lelah baja fy = 240 MPa
 Tebal selimut beton ds = 40 mm
 Diameter tulangan utama D = 25 mm
 Diameter sengkang Ø = 10 mm
 Faktor distribusi tegangan β = 0.85

122
 Dimensi kolom b = 550 mm
h = 950 mm
 Dimensi balok. Memanjang b = 400 mm
h = 800 mm
Melintang b = 350 mm
h = 650 mm
 Tinggi bersih kolom Lu = 6400 mm
 Panjang balok sumbu X Lnx = 7300 - 400
= 6900 mm
 Panjang balok sumbu Y Lny = 9500 – 400
= 9100 mm
 Pu max = 6798400 N
 Mux max = 1348274400 Nmm
 Muy max = 352370200 Nmm
 Gaya geser Vu = 443998 N
 Gaya axial Memanjang Pu1 = 9015199 N
Pu2 = 9269196 N
Pu3 = 9265875 N
Pu4 = 8898670 N
 Gaya axial Melintang Pu1 = 5633679 N
Pu2 = 4775489 N
Pu3 = 4170600 N
Pu4 = 3634485 N
Pu5 = 3086000 N
 Momen lentur X M1cob = 119.330 kNm
M2cob = 150.886 kNm
 Momen lentur Y M1cob = 155.422 kNm
M2cob = 194.628 kNm
 d´ = ds + Ø + 0,5 D
= 40 + 10 + 0,5 x 25
= 62,5 mm

123
 d = h - d´
= 950 – 62.5
= 887.50 mm

 menghitung nilai βdx =

= = 0.6778 < 1

 menghitung nilai βdy =

= = 0.6844 < 1
1. Penulangan kolom persegi
a. Portal arah melintang
 Cek apakah e > e min

e= = = 198.322 mm

e min = 15 + 0.03 x (h) = 15 + 0.03 x (950) = 43 mm


198.322 > 43 ……..OK
 Menghitung kekakuan kolom
Ec = 4700 √ = 4700 √ = 25742. 960 MPa

Iyx = x b x h3 = x 550 x 9503

= 3929635417 mm4

EIx = =
( ) ( )

= 2.411740311x1013 Nmm4
 Menghitung angka kelansingan kolom
- Momen inersia balok dikanan kiri ujung atas kolom

IcrA = ( ) = ( )

= 4004947917 mm4
- Momen inersia balok dikanan kiri ujung bawah kolom

IcrB = ( ) = ( )

= 4004947917 mm4

124
- Menghitung factor – factor kekangan ujung yang terjadi pada
kolom tengah :
Kekangan ujung atas kolom

ΨA =

= 0.2522
Kekakuan ujung bawah kolom ( B)


ΨB =

= 0.2522
Berdasarkan monogram unbraccad frame, untuk nilai ΨA= 0.2522
ΨB = 0.2522 maka diperoleh nilai kx = 1.12
Angka kelansingan kolom

= = = 25.150
Penentuan jenis kolom
Jika < 22 kolom pendek

22 < < 100 kolom panjang

> Ln analisis orde kedua


Karna 22 < 25.150 < 100 (termasuk kolom panjang)
Catatan : kolom pendek tidak perlu pembesaran momen
 Menghitung beban tekuk Euler yang terjadi :

PcL =
( )

=
( )

= 4627927.920 N

125
Karna 22 < 25.150 < 100 maka harus menggunakan
pembesaran momen. Untuk menghitung terjadinya tekuk maka
factor kekangan ujung pada kolom diperhitungkan untuk
mendapatkan factor pembesaran momen s karna dimensi kolom
luar dan kolom dalam maka perhitungannya sama termasuk beban
tekuk Eulernya sama PcL = PcD

 Menghitung total beban tekuk Euler yang terjadi pada kolom arah
melintang
∑Pc = 2 PcL + 4PcD
= 2 x 4627927.920 + 4 x 4627927.920
= 277675670.52 N
 Menghitung total beban axial kolom melintang
∑Pu = 2 x (5633679 + 4775489 + 6798400 + 4170600 +
3634485 + 3086000)
= 56197306.00 N
 Menghitung pembesaran momen, apabila digunakan factor reduksi
0.75 maka pembesaran momen yang terjadi adalah

= ∑ = >1

= 1.3696 > 1 OK
- Hasil pembesaran momen
Mux = x Mux
= 1.3696 x 1348274400
= 1846596618 Nmm
b. Portal arah memanjang
 Cek apakah e > e min

e= = = 51.831 mm

e min = 15 + 0.03 x (b) = 15 + 0.03 x (550) = 16.50 mm


51.831 > 16.50 ……..OK
 Menghitung kekakuan kolom

126
Ec = 4700 √ = 4700 √ = 25742. 960 MPa

Iyy = x b3 x h = x 5503 x 950

= 1317135417 mm4

EIy = =
( ) ( )

= 8.052 x 10 12 Nmm4
 Menghitung angka kelansingan kolom
- Momen inersia balok dikanan kiri ujung atas kolom

IcrA = ( ) = ( )

= 853333333 mm4
- Momen inersia balok dikanan kiri ujung bawah kolom

IcrB = ( ) = ( )

= 8533333333 mm4
- Menghitung factor – factor kekangan ujung yang terjadi pada
kolom tengah :
Kekangan ujung atas kolom

ΨA =

= 0.0395
Kekakuan ujung bawah kolom ( B)


ΨB =

= 0.0395
Berdasarkan monogram unbraccad frame, untuk nilai ΨA= 0.0395
ΨB = 0.0395 maka diperoleh nilai kx = 1.01
Angka kelansingan kolom

127
= = = 22.6807

Penentuan jenis kolom


Jika < 22 kolom pendek

22 < < 100 kolom panjang

> Ln analisis orde kedua

= 22.6807 > 22 (termasuk kolom panjang)


 Menghitung beban tekuk Euler yang terjadi :

PcL = 8.052 x 10 12
( )

=
( )

= 1900029.600 N
Karna 22 > 22.6807 < 100 maka harus menggunakan
pembesaran momen. Untuk menghitung terjadinya tekuk maka
factor kekangan ujung pada kolom diperhitungkan untuk
mendapatkan factor pembesaran momen s karna dimensi kolom
luar dan kolom dalam maka perhitungannya sama termasuk beban
tekuk Eulernya sama PcL = PcD
 Menghitung total beban tekuk Euler yang terjadi pada kolom arah
memanjang.
∑Pc = 2 PcL + 4PcD
= 2 x 1900029.600 + 4 x 1900029.600
= 11400177.60 N
 Menghitung total beban axial kolom memanjang
∑Pu = 2 x (9015199+9269196+6798400+9265875+8898670)
= 86494680 N
 Menghitung pembesaran momen, apabila digunakan factor reduksi
0.75 maka pembesaran momen yang terjadi adalah

128
= ∑ =

= 1.785 > 1 OK
- Hasil pembesaran momen
Muy = x Muy
= 1.785 x
= 628980807 Nmm
a. Perhitungan gaya – gaya nominal yang diperlukan

1. Pn = = = 9712000 N

2. Mnx = = = 1685343000 Nmm

3. Mny = = = 440462750 Nmm

b. Penulangan terhadap sumbu X


1. Menghitung momen uniaksial ekivalen yang diperoleh yang terbesar
terhadap sumbu X.

Mδx perlu = Mnx + Mny x ( ) x

= 1685343000 + 440462750 x ( )x

= Nmm
2. Menghitung rasio tulangan (β)

ρ=( )x( √ )

=( )x( √ )

= 0.0408
Karna ρ = ρ´ maka ρ terpasang
= 2 x 0.0408 = 0.0816
Sarat 1% < ρ terpasang < 6%
= 0.01 < 0.0816 < 0.06
Karna 2ρ > dari 0.06 maka dipakai

129
2ρ = 0.06 ρ = 0.03
3. Menghitung As dan A`s
As = A`s = ρ .b.d
= 0.03 x 550 x 887.5
= 14643.75 mm2
4. Menghitung jumlah tulangan

n= =

= 29.847 30 buah
5. Menghitung As perlu dan A`s perlu
As perlu = A`s perlu
= n x x π x 252

= 30 x x 3.14 x 252
= 14718 mm2
6. Menentukan jenis keruntuhan yang terjadi, untuk mengetahui jenis
keruntuhan yang terjadi dianalisa kondisi balanced :

- Cb = ( )xd=( ) x 737.5 = 526.785 mm

- ab = β x cb = 0.85 x 526.785 = 447.767

- f`s = 600 x ( ) = 600 x ( ) = 528.813


(f`s = 528.813 MPa) > ( fy = 240 MPa), maka digunakan (f`s = fy)
7. menghitung nilai Pnb
Pnb = 0.85 x f`c x b x ab + A`s x f`s – As x fy
= 0.85 x 30 x 550 x 447.767 + 14718 x 528.813 – 14643.75
x 240
= 10548501.91 N
Pnb > Pn perlu
10548501.91 > 9712000….. OK
Maka keruntuhan yang menentukan adalah lelahnya tulangan tarik.
8. Menentukan nilai Pn keruntuhan tarik

130
Pn = 0.85 x f`c x b x d ( √( ) ( ))

Dimana :

- ρ = = = 0.0300

- M = = = 9.4118

- e = = = 215.712
( )
- ( ) =( ) = 0.2922

- 1- =1- = 0.9296

Sehingga :

Pn = 0.85 x f`c x b x d ( √( ) ( ))

= 0.85 x 30 x 550 x 887.5


( √( ) 𝑥 𝑥 𝑥 )

= 13361288.71 N
9. Menghitung nilai Pr
Pr = Ø Pn = 0.7 x 13361288.71 = 9352902.097 N
Cek apakah Pr > 0.1 Ay x f`c
9352902.097 > 0.1 (550 x 950) x 30
9352902.097 > 1567500…….OK
10. Cek apakah benar tegangan pada tulangan f`c > fy

- a = = = 666.873 mm

- c = = = 784.556 mm

- f`s = 600 x ( )= ( ) = 552.202 MPa

cek f`c > fy


552.202 > 240 …..OK

131
11. Menentukan Mδxn untuk lentur uniaksial ekivalen terhadap sumbu
X dimana (Mry = 0). Menganggap bahwa pada keadaan beban Pn
yang diperlukan tulangan tekuk sudah lelah.

- a = = = 692.477 mm

- c = = = 814.678 mm

- f`s = 600 x ( )= ( ) = 553.969 MPa

Cek f`s > fy


553.969 > 240 …..OK
Sehingga Mδxn = Pn x C

= 0.85 x f`c x b x a ( )+ A`s x f`s( )+a x fy 𝑥 (𝑑 )

= 0.85 x 30 x 550 x 692.477 ( )+14718 x 240

( )+ 692.477 x 240 ( )

= 2776113437 Nmm
Mδxn > Mδx
2776113437 > ……..OK
c. Penulangan terhadap sumbu Y
1. Menghitung momen terhadap nominal actual M yn untuk momen
lentur uniaksial ekivalen terhadap sumbu y. dimana Mδy = 0
Catatan :
Karna momen arah X sudah pembesaran momen, maka M y tidak
diperhitungkan.
Keterangan: dimensi kolom terhadap sumbu y sama dengan sumbu x

- a = = = 692.477 mm

- c = = = 814.678 mm

- f`s = 600 x ( )= ( ) = 553.969 MPa

Cek f`s > fy

132
553.969 > 240 …..OK
Sehingga:

Mδyn = 0.85 x f`c x h x a ( )+ A`s x f`s( )+a x fy ( )

= 0.85 x 30 x 950 x 692.477 ( )+14718 x 240

( )+ 692.477 x 240 ( )

= 3685550684 Nmm
Mδyn > Mδx
3685550684 > ……..OK

Mny = ( ) x Mδyn = 0.7 x 3685550684 = 2579885479 Nmm

Keterangan : nilai ( )adalah nilai yang diperoleh dari table,

degan data yang diperlukan yaitu β = 0.65

( )=( ) = 0.457

2. Cek apakah nilai Mny > Mny perlu


2579885479 > 440462750……OK
Sehingga tulangan arah y sama dengan tulangan arah x
d. Perhitungan tulangan geser
Vu = 443.998 KN

Vn = = = 591.997

Vc = 2. ( ) x √ ′ . bw . d

= 2. ( ( 𝑥
)X √
)
x 950 x 887.5

= 1540759.222 N 1540.7592 kN
Vs = Vn – Vc = 591.997 – 1540.7592 = -948.7622 kN
- S max = 16 x tul = 16 x 25 = 400 mm
- S max = 48 x tul sekarang = 48 x 10 = 480 mm
- S max =b = 550 mm

133
Dari 3 kriteria di atas di pilih jarak S max terkecil, sehingga
digunakan jarak 400 mm yang tersebar disepanjang bentang.
4.5.2 Analisa Kolom Bulat
Pada perencanaan gedung kali ini dengan menggunakan kolom bulat
menggunakan bantuan aplikasi SAP 2000 V.14. hasil data yang diperoleh
berupa gaya-gaya dalam kolom yang meliputi momen, geser, aksial dan
sebagainya sesuai dengan kombinasi pembebanan yang sudah ditentukan.
a. Penentuan Dimensi
Perhitungsn dimensi kolom dihitung berdasarkan ketentuan luas
penampang kolom bulat = luas penampang kolom persegi. Adapun
dimensi kolom bulat dengan ketentuan ini perhitungannya sebagai berikut:
1. Kolom KP-1 550 x 950
Luas persegi = 55 cm x 95 cm = 5225 cm2
Luas lingkaran = π r2
Luas lingkaran = Luas persegi
π r2 = 5225
3,14. r2 = 5225

r2 =


r =

r = 23.020
D =rx2
D = 23.020 x 2
= 46.040 ≈ 50
Jadi untuk kolom persegi 550 x 950 dirubah menjadi kolom bulat Ø50.
Penamaan kolom bulat ini adalah KB-1
2. Kolom KP-2 500 x 900
Luas persegi = 50 cm x 90 cm = 4500 cm2
Luas lingkaran = π r2
Luas lingkaran = Luas persegi

134
π r2 = 4500
2
3,14. r = 4500

r2 =


r =

r = 21.363
D =rx2
D = 21.363 x 2
= 42.726 ≈ 45
Jadi untuk kolom persegi 500 x 900 dirubah menjadi kolom bulat Ø45.
Penamaan kolom bulat ini adalah KB-2
3. Kolom KP-3 450 x 800
Luas persegi = 45 cm x 80 cm = 3600 cm2
Luas lingkaran = π r2
Luas lingkaran = Luas persegi

π r2 =3600
3,14. r2 = 3600

r2 =


r =

r = 19.108
D =rx2
D = 19.108 x 2
= 38.216 ≈ 40
Jadi untuk kolom persegi 500 x 900 dirubah menjadi kolom bulat Ø40
Penamaan kolom bulat ini adalah KB-3
4. Kolom KP-4 400x700
Luas persegi = 40 cm x 70 cm = 2800 cm2
Luas lingkaran = π r2
Luas lingkaran = Luas persegi

135
π r2 = 2800
3,14. r2 = 2800

r2 =


r =

r = 16.851
D =rx2
D = 16.851 x 2
= 33.702 ≈ 35
Jadi untuk kolom persegi 400 x 700 dirubah menjadi kolom bulat Ø35
Penamaan kolom bulat ini adalah KB-4

b. Perhitungan analisa statika dengan SAP 2000 V.14


1. Kolom bulat 34. Ø 50 kolom pinggir Lantai 2
Hasil analisa menggunakan SAP 2000 V.14 diperoleh gaya-gaya dalam
kolom berupa momen, geser, aksial. Adapun gaya dalam yang dihasilkan
kolom bulat sebagai berikut.
Data–data yang digunakan :
 Pu max = 6391485 N
 Mux max Positif = 497215800 Nmm
Negatif = 509793300 Nmm
 Muy max Positif = 249677200 Nmm
Negatif = 260741700 Nmm
 Gaya geser Vu = 157345 N
 Defleksi = 0.000571 M
 Kuat tekan beton f´c = 30 MPa
 Tegangan lelah baja fy = 240 MPa
 Tebal selimut beton ds = 40 mm
 Diameter tulangan utama D = 25 mm
 Faktor distribusi tegangan β = 0.85
 Diameter kolom D = 500 mm

136
 Dimensi balok. Memanjang b = 400 mm
h = 800 mm
 Melintang b = 350 mm
 h = 650 mm
 Tinggi bersih kolom Lu = 6400 mm
 Panjang balok sumbu X Lnx = 7300 - 400
= 6900 mm
 Panjang balok sumbu Y Lny = 9500 – 400
= 9100 mm
 d´ = ds + Ø + 0,5 D
= 40 + 10 + 0,5 x 25
= 62,5 mm
 d = h - d´
= 500 – 62.5
= 437.50 mm
c. Perhitungan penulangan kolom bulat
Perhitungan penulangan kolom bulat 1 dengan dimensi KB-I (D50)
sebagai berikut:
a. Perhitungan luas tulangan
1) Perhitungan stabilitas index

Q=

Q= = 0.004

Q = 0.004 < 0.05


Catatan :
Suatu kolom pada struktur dianggap kolom dengan pengaku
apabila nilai stabilitas Indek < 0.05. apabila tidak memenuhi
maka kolom tersebut dianggap sebagai kolom tanpa pengaku.
2) Perhitungan faktor kelangsingan kolom
a) Momen inersia penampang balok dan kolom
 Momen inersia kolom

137
Ig = 0.07 x x π x D4

Ig = 0.07 x x 3.14 x 5004 = 214648437.5 mm


 Momen inersia balok
Ig = 0.35 x x b x h4

Ig = 0.35 x x 400 x 8003 = 5973333333 mm


b)Modulus elastisitas kolom beton berdasarkan SNI2002
Ec = 4700 x √ = 25742.9602 Mpa
c) Perhitungan rasio dari beban berfaktor

ßd = = = 1.40

d)Perhitungan kekakuan lentur komponen struktur tekan


 Kolom

El = =

= 9.2094 x1011 Mpa mm


 Balok

EI= =
= 2.5628 x1013 Mpa mm
e) Perhitungan rasio kekakuan kolom

ΨA =

= 0.179

ΨB =

= 0.179
Nilai k diperoleh dari diagram nomogram SNI-2002 12.11.6,
ΨA = 0.179, ΨB = 0.179 maka diperoleh nilai K =1.05

138
f) Factor kelangsingan kolom

= = = 44.80

Penentuan jenis kolom

Jika < 22 kolom pendek

22 < < 100 kolom panjang

> Ln analisis orde kedua

= 44.80 > 22 (termasuk kolom panjang)


maka pengaruh kelangsingan harus diperhitungkan.
3) Perhitungan pembesaran momen
a) Factor koreksi momen
 Momen 2-2

Cm = 0.6 + 0.4 x ≥ 0.4

Cm = 0.983 ≥ 0.4…..OK
 Momen 3-3

Cm = 0.6 + 0.4 x ≥ 0.4

Cm = 0.990 ≥ 0.4…..OK
b)Perhitungan beban kritis

Pc = =

= 1351146673 mm
 Perhitungan factor pembesaran momen
 Momen 2-2

δns = ∑ =>1

= = 1.0492

Maka dipakai dilai δns = 1.0492


 Momen 3-3

139
δns = ∑ =>1

= = 1.0566

 Maka dipakai dilai δns = 1.0566


c) Pembesaran momen
 Momen 2-2
δns = Muy = 1.0492 x 260741700
= 273570191.6 Nmm
 Momen 3-3
δns = Mux = 1.0566 x 509793300
= 538647600.8 Nmm
Mc = δnsx + δnsy
= 538647600.8 + 273570191.6
= 812217792.4 Nmm
b. Penulangan kolom bulat
Dimensi = Ø50
Ag = ¼ x 3.14 x 5002
= 196250 mm2
1. Batasan tulangan
psmin = 1%
pmax = 8%
β = untuk f’c < 30 Mpa = 0.85
2. Perhitungan kebutuhan tulangan
Pu = 6391485 Nmm
Mu = 509793300 Nmm
 Pada sumbu vertikal

140
= 1.9649
 Pada sumbu horizontal

et = = = 79.761

𝑒𝑡
𝑕
= = 0.1595

= x (0.1595) = 0.3134

= = 0.1250

 Menghitung momen uniaksial yang diperoleh yang terbesar


terhadap sumbu x.

Mδxperlu = Mnx + Mny x ( ) x

= 509793300 + 260741700 x ( )x
= Nmm
 Menghitung rasio tulangan (β)

ρ =( )x( √ )
𝑥𝑓 𝑥 𝑥𝑑

=( )x( √ )
𝑥 𝑥 𝑥

= 0.1063 x 0.2700
= 0.0287
Karna ρ = ρ´ maka ρ terpasang
= 2 x ρ = 2 x 0.0287 = 0.0574
Ast = 0.0287 x = 5632 mm2
Sarat : 1% < ρ terpasang < 6 %
= 0.01 < 0.0574 < 0.06…..OK
 Menghitung As dan A`s
As =A`s = ρ. b. d
= 0.0287 x 500 x 437.50

141
= 6278.1250 mm2
 Menghitung jumlah tulangan

n= = = 12.7962 14 buah

 Menghitung As perlu dan A`s perlu


= n ¼ x π x Øtul
2
Asperlu = A`s perlu

= 14 x x 3.14 x 252
= 6868.750 mm2
Jadi tulangan yang diperlukan 14 D 25 (5632 mm2)
c. Perhitungan tulangan transversal kolom
Dengan diameter 10mm, maka jarak sengkang masimum sebagai
berikut:
1. S ≤ 48 x 10 = 480 mm
2. S ≤ 16 x 25 = 400 mm
3. S ≤ 1/2 x 500 = 250 mm
Jarak sengkang diperoleh dari nilai terkecil antara ketiga
persamaan tersebut yaitu 250 mm. Akan tetapi SNI 2002
menjelaskan bahwa syarat terhadap kolom bulat menggunakan
segkang spiral maksimum menggunakan jarak 75 mm dan
minimum 25 mm, jadi dipakai jarak maksimum yaitu 75cm.
4.6 Perbandingan Kolom Persegi Dan Kolom Bulat
4.6.1. Perbandingan gaya dalam kolom
a. Perbandingan gaya dalam aksial (P)
Perbandingan gaya dalam aksial (P) kolom persegi dan kolom
bulat ditunjukkan pada table dan diagram batang sebagai berikut:
Table 4.13 perbandingan terhadap gaya dalam aksial (P)
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Kolom kN kN %

Kolom Persegi &


6798.400 6391.485 -6%
Kolom Bulat

Sumber : Data hasil penelitian

142
Keterangan:
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.
- Kolom bulat adalah kolom bulat dengan dimensi luas penampang
(Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi

Gambar 4.10 Diagram batang perbandingan gaya dalam Aksal (P)kolom


persegi dan kolom bulat lantai 2

Dari hasil analisa menggunakan program SAP 200 V.14,


perbandingan gaya dalam Aksial (P) antara kolom persegi dan kolom
bulat/lingkaran menunjukan bahwa kolom bulat dengan dimensi luas
penampang (Ag) = luas penampang (Ag) kolom persegi mempunyai gaya
dalam Aksial (P) yang lebih kecil dari pada kolom persegi.
b. Perbandingan gaya dalam geser (V2)
Perbandingan gaya dalam geser (V2) kolom persegi dan kolom
bulat ditunjukan pada table dan diagram batang sebagai berikut.
Tabel 4.14 Perbandingan terhadap gaya dalam geser (V2)
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Kolom
kN kN %
Kolom Persegi
405.167 157.345 -61%
& Kolom Bulat
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:

143
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.
- Kolom bulat adalah kolom bulat dengan dimensi luas penampang
(Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi

PERBANDINGAN GAYA DALAM GESER (V2)


KOLOM PERSEGI DAN KOLOM BULAT (KOLOM 34)
450
400
GAYA GESER (V2) (kN)

350
300
250
K.PERSEGI
200
150 K BULAT
100
50
0
K.PERSEGI(34)/K.BULAT(34)
Gambar 4.11 Diagram batang perbandingan gaya dalam geser (V2) kolom
persegi dan kolom bulat lantai 2

Dari hasil analisa menggunakan program SAP 200 V.14,


perbandingan gaya dalam Geser (V2) antara kolom persegi dan kolom
bulat/lingkaran menunjukan bahwa kolom bulat dengan dimensi luas
penampang (Ag) = luas penampang (Ag) kolom persegi mempunyai gaya
dalam Geser (V2) yang lebih kecil dari pada kolom persegi.
c. Perbandingan gaya dalam geser (V3)
Perbandingan gaya dalam geser (V3) kolom persegi dan kolom
bulat ditunjukan pada table dan diagram batang sebagai berikut.
Tabel 4.15 Perbandingan terhadap gaya dalam geser (V3)
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Kolom
kN kN %
Kolom Persegi &
109.887 79.753 -27%
Kolom Bulat
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:

144
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.
- Kolom bulat adalah kolom bulat dengan dimensi luas penampang
(Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi

PERBANDINGAN GAYA DALAM GESER (V3)


KOLOM PERSEGI DAN KOLOM BULAT (KOLOM 34)
120
GAYA GESER (V3) (kN)

100
80
60 K PERSEGI
40 K BULAT
20
0
K.PERSEGI(34)/K.BULAT(34)
Gambar 4.12 Diagram batang perbandingan gaya dalam geser (V3)
kolompersegi dan kolom bulat lantai 2

Dari hasil analisa menggunakan program SAP 200 V.14,


perbandingan gaya dalam Geser (V3) antara kolom persegi dan kolom
bulat/lingkaran menunjukan bahwa kolom bulat dengan dimensi luas
penampang (Ag) = luas penampang (Ag) kolom persegi mempunyai gaya
dalam Geser (V3) yang lebih kecil dari pada kolom persegi.
d. Perbandingan gaya dalam momen (M2)
Perbandingan gaya dalam momen (M2) kolom persegi dan kolom
bulat ditunjukkan pada table dan diagram batang sebagai berikut:
Table 4.16 perbandingan terhadap gaya dalam momen (M2)
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Kolom
kN kN %
Kolom Persegi &
352.370 260.742 -26%
Kolom Bulat
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.

145
- Kolom bulat adalah kolom bulat dengan dimensi luas penampang
(Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi.

PERBANDINGAN GAYA DALAM MOMEN (2-2)


KOLOM PERSEGI DAN KOLOM BULAT (KOLOM 34)
400
350
MOMEN (2-2) (kN)

300
250
200 K PERSEGI
150 K BULAT
100
50
0
K.PERSEGI(34)/K.BULAT(34)
Gambar 4.13 Diagram batang perbandingan gaya dalam momen (M2)
kolom persegi dan kolom bulat lantai 2

Dari hasil analisa menggunakan program SAP 200 V.14,


perbandingan gaya dalam Momen (M2) antara kolom persegi dan kolom
bulat/lingkaran menunjukan bahwa kolom bulat dengan dimensi luas
penampang (Ag) = luas penampang (Ag) kolom persegi mempunyai gaya
dalam Momen (M2) yang lebih kecil dari pada kolom persegi.
e. Perbandingan gaya dalam momen (M3)
Perbandingan gaya dalam Momen (M3) kolom persegi dan kolom
bulat ditunjukkan pada table dan diagram batang sebagai berikut:
Table 4.17 perbandingan terhadap gaya dalam momen (M3)
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Kolom
kN kN %
Kolom Persegi &
1348.274 509.793 -62%
Kolom Bulat
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.

146
- Kolom bulat adalah kolom dengan dimensi luas penampang (Ag)
kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi.

PERBANDINGAN GAYA DALAM MOMEN (3-3) KOLOM


PERSEGI DAN KOLOM BULAT (KOLOM 34)
1600
1400
MOMEN (3-3) (kN)

1200
1000
800 K PERSEGI
600 K BULAT
400
200
0
K.PERSEGI(34)/K.BULAT(34)

Gambar 4.14 Diagram batang perbandingan gaya dalam momen (M3)


kolom persegi dan kolom bulat lantai 2

Dari hasil analisa menggunakan program SAP 200 V.14,


perbandingan gaya dalam Momen (M3) antara kolom persegi dan kolom
bulat/lingkaran menunjukan bahwa kolom bulat dengan dimensi luas
penampang (Ag) = luas penampang (Ag) kolom persegi mempunyai gaya
dalam Momen (M3) yang lebih kecil dari pada kolom persegi.
Berdasarkan gaya dalam secara keseluruhan, didapat gaya dalam
kolom persegi dan kolom bulat/lingkaran pada table sebagai berikut:
Table 4.18 perbandingan terhadap gaya dalam keseluruhan kolom
persegi dan kolom bulat/lingkaran
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase %
Gaya Dalam
kN kN Kolom Bulat
P 6798.400 6391.485 -6%
V2 405.167 157.345 -61%
V3 109.887 79.753 -27%
M2 352.370 260.742 -26%
M3 1348.274 509.793 -62%
Rata-Rata -37%
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:

147
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa gaya dalam kolom
bulat lebih kecil dari kolom persegi.
- Kolom bulat adalah kolom bulat dengan dimensi luas penampang
(Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi.

GAYA-GAYA DALAM KOLOM PERSEGI & KOLOM


BULAT KOLOM (34)
8000
7000
GAYA DALAM (kN)

6000
AKSIAL
5000
GESER (V2)
4000
3000 GESER (V3)
2000 MOMEN (2-2)
1000 MOMEN (3-3)
0
GAYA-GAYA DALAM GAYA-GAYA DALAM
K.PERSEGI (34) K.BULAT (34)

Gambar 4.15 Diagram batang perbandingan gaya dalam kolom persegi


dan kolom bulat lantai 2.

Berdasarkan dari hasil analisa, perbandingan gaya-gaya dalam


secara keseluruhan dapat dilihat pada table diatas bahwa kolom bulat
dengan dimensi luas penampang (Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag)
kolom persegi menghasilkan gaya dalam yang lebih kecil sebesar 37% dari
kolom persegi.
4.6.2. Perbandingan jumlah tulangan kolom
Perbandingan jumlah tulangan kolom ditampilkan pada table dan
digram batang sebagai berikut :
Table 4.19 Perbandingan jumlah tulangan persegi dan kolom bulat
Kolom Persegi Kolom Bulat Persentase
Jenis Kolom
BUAH BUAH %
K.PERSEGI(34)&K.BULAT(34) 30 14 -53%
Sumber : Data hasil penelitian
Keterangan:

148
- Pada table presentase, nilai (-) menunjukkan bahwa jumlah tulangan
kolom bulat lebih kecil dari kolom persegi.
- Kolom bulat adalah kolom dengan dimensi luas penampang (Ag)
kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom persegi.

PERBANDINGAN JUMLAH TULANGAN KOLOM


PERSEGI(34) & KOLOM BULAT(34)
JUMLAH TULANGAN. (BUAH)

35
30
25
20
K.PERSEGI
15
K.BULAT
10
5
0
K.PERSEGI(34)/K.BULAT(34)

Gambar 4.16 Diagram batang perbandingan jumlah tulangan kolom


persegi dan kolom bulat.
Berdasarkan perbandingan jumlah penulangan kolom bulat dengan
dimensi luas penampang (Ag) kolom bulat = luas penampang (Ag) kolom
persegi, bahwa kolom bulat memperoleh jumlah tulangan yang lebih kecil
sebesar 53% dari kolom persegi.

149

Anda mungkin juga menyukai